Menurut Halim 2004 : 69, dana perimbangan merupakan “dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah.”
Menurut Saragih 2003 : 84, “komponen dana perimbangan merupakan sumber penerimaan daerah yang sangat penting dalam pelaksanaan
desentralisasi. Dalam kebijakan fiskal, dana perimbangan merupakan inti dari desentralisasi fiskal.”
b. Klasifikasi Dana Perimbangan
“Dana perimbangan terdiri dari dana bagi hasil pajak dan SDA yang disebut dengan Bagian Daerah, Dana Alokasi Umum DAU, dan Dana
Alokasi Khusus DAK.” Kadjatmiko, 2002 : 79. Menurut Undang-undang Nomor 25 1999 dalam Mardiasmo 2004 :
97, dana perimbangan dari Pemerintah Pusat terdiri dari “a bagian daerah dan penerimaan pajak bumi dan bangunan, bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan, dan penerimaan dari sumberdaya alam; b Dana Alokasi Umum DAU; dan c Dana Alokasi Khusus DAK. Dari ketiga alokasi dana
tersebut, DAU merupakan alokasi terbesar.” Dana perimbangan menurut Saragih 2003 : 86 terdiri dari :
1. Dana bagi hasil dari : pajak bumi bangunan PBB, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan BPHTB, PPh perorangan, dan
penerimaan dari sumber daya alam, yakni minyak bumi, gas alam, pertambangan umum, kehutanan dan perikanan. Penetapan besarnya
dana bagi hasil pajak dan nonpajak didasarkan atas persentase dengan tarif dan basis pajaknya.
2. Dana Alokasi Umum DAU atau sering disebut juga dengan block grant
yang besarnya didasarkan atas formula.
Universitas Sumatera Utara
3. Dana Alokasi Khusus DAK. DAK identik dengan special grant yang ditentukan berdasarkan pendekatan kebutuhan yang sifatnya
insidental dan mempunyai fungsi yang sangat khusus, namun
prosesnya tetap dari bawah bottom-up. Klasifikasi dana perimbangan seperti yang disebutkan di atas sesuai
dengan Kepmendagri 29 2002. Adapun klasifikasi dana perimbangan yang terbaru adalah berdasarkan Permendagri 13 2006, dimana dana perimbangan
tersebut terdiri atas : dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. Jenis dana
bagi hasil dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak. Jenis dana alokasi umum hanya terdiri
atas objek pendapatan dana alokasi umum. Jenis dana alokasi khusus dirinci menurut objek pendapatan menurut kegiatan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
c. Pengertian Dana Alokasi Umum DAU
Menurut Halim 2004 : 141, Dana Alokasi Umum adalah “dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.”
Menurut Astuti dan Haryanto 2005 : 41, Dana Alokasi Umum DAU merupakan :
salah satu komponen di dalam dana perimbangan di APBN yang pengalokasiannya didasarkan atas formula dengan konsep kesenjangan
fiskal fiscal gap yang merupakan selisih antara kebutuhan fiskal fiscal need
dengan kapasitas fiskal fiscal capacity. Selain dihitung berdasarkan formula dengan menggunakan fiscal gap, DAU juga
dihitung dengan mempertimbangkan adanya faktor penyeimbang untuk menghindari kemungkinan penurunan kemampuan daerah di dalam
pembiayaan daerah dari hasil perhitungan formula fiscal gap. Menurut Saragih 2003 : 97, “Dana Alokasi Umum DAU merupakan
komponen terbesar dari dana perimbangan dalam APBN.”
Universitas Sumatera Utara
d. Tujuan dan Fungsi Dana Alokasi Umum DAU