Y = 20359,179 + 1,153 X
1
+ 1,109 X
2
+ 0,652 X
3
Keterangan : Y = Belanja Daerah
X
1
= Dana Alokasi Umum DAU X
2
= Pendapatan Asli Daerah PAD X
3
= Pendapatan lain-lain yang dianggap sah DAU memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,153, artinya
apabila terjadi perubahan variabel DAU sebesar 1 akan menaikkan belanja daerah sebesar 1,153 atau 115,3
PAD memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,109, artinya apabila terjadi perubahan variabel PAD sebesar 1 akan menaikkan belanja
daerah sebesar 1,109 atau 110,9 . Pendapatan lain-lain yang dianggap sah memiliki koefisien regresi
bertanda positif sebesar 0,652, artinya apabila terjadi perubahan variabel pendapatan lain-lain yang dianggap sah sebesar 1 akan menaikkan belanja
daerah sebesar 0,652 atau 65,2 .
C. Pembahasan Hasil Analisis
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa seluruh variabel independen, yaitu Dana Alokasi Umum DAU, Pendapatan
Asli Daerah PAD dan pendapatan lain-lain yang dianggap sah berpengaruh signifikan positif terhadap variabel dependen yaitu belanja daerah. Hal ini
sesuai dengan nilai signifikansi t untuk masing-masing variabel 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Signifikansi t untuk variabel DAU menunjukkan nilai yang terkecil di antara variabel independen lainnya. Selain itu pula, nilai t hitung dan koefisien
regresi DAU juga menunjukkan nilai yang terbesar di antara variabel independen. Ini mengindikasikan bahwa DAU paling berpengaruh terhadap
belanja daerah, menyusul PAD dan kemudian pendapatan lain-lain yang dianggap sah. Hasil penelitian ini bertentangan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Halim dan Nazir 2006 : 43 dimana dinyatakan bahwa dalam otonomi daerah dana perimbangan jangan sampai menjadi sumber
terpenting bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Bila ini terjadi maka keuangan daerah akan tergantung dari keuangan pusat dan ini
tidak sesuai dengan semangat otonomi. Seharusnya, sumber keuangan asli daerah harus menjadi andalan utama bagi pembiayaan APBD. Hal senada juga
dinyatakan dalam pembahasan hasil penelitian Halim dan Nasir 2006 yang menyatakan bahwa penerimaan keuangan daerah kota Malang yang bersumber
dari PAD masih belum mampu menopang pengeluaran kota Malang, sehingga ketergantungan Pemkot Malang terhadap sumber keuangan lain masih tinggi.
Penelitian lain yang sejalan adalah penelitian yang dilakukan oleh Usman 1997 dalam Halim dan Nasir 2006 : 44 yang menyatakan bahwa sumber
PAD belum memberikan kontribusi yang maksimal dalam APBD. Selain peneliti-peneliti di atas, Devas 1999 dalam Halim dan Nasir 2006 : 44 juga
menyatakan bahwa kewenangan daerah tingkat II menunjukkan ketergantungan yang lebih besar pada sumbangan dari atas . Hasil penelitian
ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Saragih 2003 : 106
Universitas Sumatera Utara
yang menyatakan bahwa untuk menutupi kebutuhan pengeluaran expenditure assigment
, dana DAU masih memegang peran utama. Peran PAD dalam APBD masih relatif kecil.
Dari hasil pengujian variabel penelitian secara bersama, DAU, PAD dan pendapatan lain-lain yang dianggap sah berpengaruh signifikan positif
terhadap belanja daerah yang ditunjukkan oleh signifikansi F 0,05. Nilai R square atau koefisien determinasi menunjukkan angka 0,988 yang
mengindikasikan bahwa 98,8 variasi atau perubahan dalam belanja daerah dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel DAU, PAD dan pendapatan
lain-lain yang dianggap sah. Sedangkan sisanya sebesar 1,2 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Abdullan dan Halim 2003 dimana dinyatakan bahwa secara
bersama-sama DAU dan PAD berpengaruh signifikan positif terhadap belanja daerah.
DAU memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,153. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap
tidak berubah maka perubahan variabel DAU sebesar 1 akan menaikkan belanja daerah sebesar 1,153 atau 115,3. Hasil ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Abdullah dan Halim 2003 yang menyatakan bahwa semakin besar DAU maka semakin besar pula belanja daerah. Senada
dengan Abdullah dan Halim 2003, Astuti dan Haryanto 2005 menyatakan bahwa DAU berperan secara signifikan bagi daerah di era otonomi. Ini berarti
Universitas Sumatera Utara
bahwa sebagian besar kabupaten kota menjadikan DAU sebagai tolak ukur dalam menentukan belanja daerah.
PAD memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,109. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap
tidak berubah maka perubahan variabel PAD sebesar 1 akan menaikkan belanja daerah sebesar 1,109 atau 110,9. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Abdullah dan Halim 2003 yang menyatakan bahwa semakin besar perolehan PAD suatu daerah, maka akan semakin besar pula
belanja daerah bersangkutan. Pendapatan lain-lain yang dianggap sah memiliki koefisien regresi
bertanda positif sebesar 0,652. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap tidak berubah maka perubahan
variabel pendapatan lain-lain yang dianggap sah sebesar 1 akan menaikkan belanja daerah sebesar 0,652 atau 65,2.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Setelah dilakukan uji normalitas, maka didapati bahwa seluruh variabel
memiliki data yang normal. 2.
Setelah dilakukan uji multikolinearitas, ketiga variabel independen DAU, PAD dan pendapatan lain-lain yang dianggap sah tidak memiliki korelasi.
3. Setelah dilakukan uji heteroskedastisitas, anatara DAU, PAD dan
pendapatan lain-lain yang dianggap sah tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga ketiga variabel tersebut dapat digunakan dalam pengujian
hipotesis. 4.
Setelah dilakukan uji autokorelasi, tidak terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
sebelumnya sehingga ketiga tahun tersebut dapat digunakan dalam pengujian hipotesis.
5. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dapat diambil kesimpulan bahwa
secara parsial DAU, PAD dan pendapatan lain-lain yang dianggap sah mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap belanja daerah. Namun,
DAU memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap belanja daerah. 6.
DAU, PAD dan pendapatan lain-lain yang dianggap sah secara simultan bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap belanja daerah.
Universitas Sumatera Utara