Konsep Non-Struktural Bangunan Konsep Struktural Bangunan Konsep Utilitas

85

5.4. Konsep Ruang Luar

Dalam perancangan GDO-ECC bukan hanya tentang massa bangunannya saja tetapi juga tentang penataan ruang luar yang baik sehingga dapat mendukung tema bangunan itu sendiri. Salah satu caranya adalah membuat kolam di ruang luar tapak yang difungsikan sebagai rain harvest dan pendingin bangunan dari luar secara alami. Salah satu faktor yang dapat menunjang orang untuk datang adalah aksesibilitas masuk-keluar dari jalan kedalam bangunan yang dapat dengan mudah ditemukan. Gambar 5.11 Groundplan GDO-ECC Sumber : Olah data pribadi

5.5. Konsep Non-Struktural Bangunan

a. Lantai Material lantai penutup terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jenis rungannya. Untuk jalur sirkulasi menggunakan lantai marmer ukuran 80x80, sedangkan didalam ruangan menggunakan karpet sebagai penutup lantainya. Universitas Sumatera Utara 86 b. Dinding Material dinding yang digunakan berupa material bata hebel dan penggunaan operabel wall dapat menjadikan ruangan lebih fungsional. c. Pintu Pintu menggunakan material kayu. Material kayu merupakan material yang banyak terdapat di Indonesia. Ukuran pintu memiliki skala yang besar agar ketika orang masuk ke dalam bangunan merasa diterima dengan baik.

5.6. Konsep Struktural Bangunan

a. Stuktur Pondasi Struktur bawah menggunakan struktur pondasi telapak dan tiang pancangbor pile. b. Stuktur Badan Bangunan Pada bagian badan bangunan dibagi menjadi 3 zona sebagai pembagian struktur utama : • Zona ruang konvensiauditorium, menggunakan struktur bentang lebar sederhana. • Zona entrance dan lobby, menggunakan struktur bangunan tinggi. • Zona ruang expopameran, menggunakan struktur bentang lebar yang lebih kompleks. c. Stuktur Atap Struktur atap menggunakan struktur bentang lebar rangka batang dan penutup kaca. Universitas Sumatera Utara 87 Gambar 5.12 Potongan GDO-ECC Sumber : Olah data pribadi Gambar 5.13 Potongan Struktural Sumber : Olah data pribadi Universitas Sumatera Utara 88

5.7. Konsep Utilitas

a. Sistem Jaringan Listrik Listrik pada bangunan ini dipasok oleh PLN, namun untuk mengurangi penggunaan listrik yang bersumber dari PLN digunakanlah sun solar panel sebagai sumber listrik alternatif. Menzoningkan kebutuhan listrik sesuai dengan fungsi yang digunakkan. Gambar 5.14 Skematik Rencana Elektrikal Sumber : Olah data pribadi Universitas Sumatera Utara 89 b. Sistem Tata Udara Sistem penghawaan pada bangunan ini menggunakan penghawaan alami dan buatan. Penghawaan alami menggunakan bukaaan sebagai alat untuk udara dapat mengalir keluar-masuk pada bangunan. Penghawaan buatan menggunakan FCU dan air conditioner AC split. FCU digunakan pada ruangan yang besar dan di zoning kan lagi berdasarkan waktu dari kegiatan yang ada. AC split digunakan pada ruangan yang lebih kecil dan waktu kegiatannya lebih fleksible. Pada saat ruangan terdapat aktivitas didalamnya sistem tata udara buatan digunakan, sebaliknya jika ruangan tidak terdapat aktivitas sistem udara tidak digunakan. Hal ini agar sistem tata udara dapat digunakan seefisien mungkin dan dapat menjadi cara dalam penerapan tema arsitektur hemat energi. Gambar 5.15 Skematik Rencana Tata Udara Sumber : Olah data pribadi Universitas Sumatera Utara 90 c. Sistem Fire Protection Penanganan kebakaran pada bangunan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan, sebagai bangunan yang dapat dikunjungi banyak orang haruslah memberi rasa nyaman kepada pengguna terutama saat terjadi bencana kebakaran. Dalam mempersiapkan penangan tersebut disediakanlah tangga kebakaran dan lift kebakaran sebagai jalur efakuasi vertikal. Terdapat smoke detector dan head detector yang dapat mendeteksi sumber api, fire alarm sebagai tanda peringatan saat sumber api terdeteksi, Fire hydran sebagai alat pemadam api manual serta automatic sprinkler system merupakan alat pemadam api otomatis saat sumber api terdeteksi. Gambar 5.16 Skematik Rencana Fire Protection Sumber : Olah data pribadi Universitas Sumatera Utara 91 d. Sistem Jaringan Telepon Menggunakan jaringan telepon konvensional dari perusahaan pemerintah yang hubungkan ke semua ruang yang terdapat didalam bangunan dan menyediakan jaringan internet. Jaringan telepon menggunakan nomor telepon induk yang memungkinkan operator akan menjawab semua telepon yang masuk dan akan di ekstansi ke ruang-ruang lainnya. Sedangkan untuk jaringan internet akan menggunakan server sebagai induk utama sumber daya internet tersebut yang nantinya terdapat router atau sinyal wi-fi. Gambar 5.17 Skematik Rencana Telepon Sumber : Olah data pribadi Universitas Sumatera Utara 92 e. Sistem Jaringan Air Bersih Sumber air bersih yang terdapat pada bangunan ini berasal dari PDAM dan alternatif untuk mendapatkan sumber air bersih lainnya, yaitu : • Sumur buatan, cadangan sumber air bersih selain PDAM. • Rain Harvest, menampung dan menyalurkan air hujan yang dapat digunakan kembali sebagai irigasi, penggunaan air pada MCK serta untuk keperluan sistem pendingin ruangan. • Air sisa pakai limbah, sebelumnya sudah di treatment agar layak dipakai. Air-air tersebut tersebut akan dikumpulkan dalam satu wadah untuk di traetment terlebih dahulu sebelum digunakan. Gambar 5.18 Skematik Rencana Air Bersih Sumber : Olah data pribadi Universitas Sumatera Utara 93 f. Sistem Jaringan Air Kotor Air kotor berwujud cair akan langsung dialirkan ke riol kota dan yang padat akan di tampung di septictank. Namun pada bangunan ini diterapkan beberapa sistem pengolahan air kotor seperti pada sistem drainase yang berada di atap disalurkan ke talang yang nantinya akan dikumpulkan di rain harvest. Air kotor cair disalurkan langsung ke riol kota. Sedangkan air kotor padat dan sisa cucian diarahkan ke proses masing-masing yaitu bak kontrol, septictank, dan bak penangkap lemak, yang nantinya akan disalurkan ke sumur resapan. Gambar 5.19 Skematik Rencana Air Kotor Sumber : Olah data pribadi Universitas Sumatera Utara 94

BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR