Penyebab Terjadinya dan Penularan DBD Diagnosis DBD

Kepadatan nyamuk ini akan meningkat pada musim hujan, dimana terdapat banyak genangan air bersih yang dapat menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti,selain nyamuk Aedes aegypti , penyakit demam berdarah juga dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes albopictus, yang kurang berperan dalam menyebarkan penyakit DBD, jika di banding nyamuk Aedes aegypti. Hal ini karena nyamuk Aedes albopictus hidup dan berkembangbiak di kebun atau semak-semak, sehingga lebih jarang kontak dengan manusia dibandingkan dengan nyamuk Aedes aegypti yang berada di dalam dan sekitar rumah Suroso dan Umar, 2004 Menurut Anonim dalam Suroso dan umar 2004, genangan yang disukai sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti berupa genagan air yang tertampung di suatu wadah yang biasa disebut container atau tempat penampungan air TPA, antara lain: 1. TPA yang digunakan sehari-hari seperti drum, tempayan, bak mandi, bak WC, ember dan sejenisnya. 2. Tempat perindukan tambahan atau non-TPA, seperti tempat minum hewan, barang bekas, vas bunga, perangkap semut dan lain-lainnya. 3. TPA alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, kulit kerang, pangkal pohon pisang, potongan bambu dan lain-lainnya.

2.2.3. Penyebab Terjadinya dan Penularan DBD

Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina. Nyamuk ini mendapat virus dengue sewaktu menggigitmenghisap darah orang yang sakit DBD atau tidak sakit DBD tetapi didalam darahnya terdapat virus dengue Universitas Sumatera Utara karena orang ini memiliki kekebalan terhadap virus dengue. Orang yang mengandung virus dengue tetapi tidak sakit, dapat pergi kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada nyamuk Aedes aegypti. Virus dengue yang terhisap akan berkembang biak dan menyebar ke seluruh tubuh nyamuk termasuk kelenjar-kelenjar, bila nyamuk menggigitmenghisap darah orang lain, virus itu akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Bila orang yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan umumnya anak-anak ia akan mengandung virus dengue, seumur hidupnya dapat menularkan kepada orang lain. Dalam darah manusia, virus dengue akan mati dengan sendirinya dalam waktu lebih kurang 1 minggu Depkes RI, 2007.

2.2.4 Diagnosis DBD

Terdapat empat gejala utama DBD, yaitu demam tinggi, fenomena perdarahan, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi Hadinegoro, 2004. Infeksi oleh virus dengue dapat bersifat asimtomatik atau simtomatik. Gejala klinik utama pada DBD adalah demam dan manifestasi perdarahan baik yang timbul secara spontan maupun uji tourniquet Soegianto, 2004. Menurut WHO dalam Tumbelaka 2004, pedoman untuk membantu menegakkan diagnosis DBD secara dini, di samping menentukan derajat beratnya penyakit adalah: a. Secara Klinis, antara lain : 1. Demam mendadak tinggi Universitas Sumatera Utara 2. Perdarahan termasuk uji bendungtourniquet + seperti petekie apistaksis, hematemesis, dan lain-lain 3. Hepatomegali 4. Syok : nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi ≤ 20 mmHg, atau hipotensi disertai gelisah dan menggigil. b. Laboratoris : 1. Trombositopenia 100.000 μl 2. Hemokonsentrasi kadar Ht ≥ 20 dari normal c. Berat penyakit : 1. Derajat I : demam uji bendung + 2. Derajat II : derajat I ditambah perdarahan spontan 3. Derajat III : nadi cepat dan lemah, tekanan nadi ≤ 20 mmHg hipotensi, menggigil 4. Derajat IV : syok berat, nadi tak teraba, tekanan darah tak terukur Dua gejala klinis pertama ditambah dua gejala laboratories dianggap cukup untuk menegakkan diagnosis kerja DBD. Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DBD, gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita adalah: 1. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan. 2. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, tak nafsu makan anoreksia, diare, konstipasi. 3. Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan sendi break bone fever, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada Universitas Sumatera Utara seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahanflushing pada muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan fofobia otot-otot sekitar mata sakit bila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal Effendi, 1995.

2.3. Upaya Pencegahan Penyakit DBD