Perilaku kesehatan TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku kesehatan

Menurut Notoatmodjo 2003, perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respons seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Secara lebih terperinci, perilaku kesehatan mencakup : 1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia berespons, baik secara pasif mengetahui, bersikap dan mempersepsi penyakit dan rasa sakit yang ada pada dirinya dan di luar dirinya maupun secara aktif tindakan yang dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut. 2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan adalah respons seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik modern maupun tradisional. 3. Perilaku terhadap makanan nutrition behavior meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan sehubungan dengan kebutuhan tubuh. 4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan environmental health behavior. Kwick dalam Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia. Universitas Sumatera Utara Menurut Blum dalam Butunuhal 1990, derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu lingkungan fisik,biologis, sosial budaya, perilaku manusia yang menjadi faktor yang paling besar pengaruhnya di samping genetik dan upaya pelayanan kesehatan. Suatu langkah bijaksana apabila di dalam penanggulangan penyakit ini yang secara jelas terbukti bahwa faktor manusia dan lingkungan yang paling besar pengaruhnya, maka mengubah perilaku individu merupakan intervensi yang tepat guna. Menurut Bloom dalam Notoatmodjo 2003, perilaku dibagi ke dalam tiga domain ranah atau kawasan, meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan. Ketiga domain tersebut adalah kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain tersebut diukur dari: a. Pengetahuan knowledge b.