Pengaruh Karakteristik Ibu dalam Perilaku Kesehatan

misalnya dari suami atau istri, orangtua atau mertua dan lain-lain Notoatmodjo, 2003. Praktik mempunyai beberapa tingkatan, yakni: 1. Persepsi perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. 2. Respons terpimpin guided respons Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. 3. Mekanisme mechanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga. 4. Adopsi adoption Adopsi adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.1.1. Pengaruh Karakteristik Ibu dalam Perilaku Kesehatan

Manusia adalah individu dengan jati diri yang khas yang memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik adalah sifat individu yang relatif tidak berubah, atau yang dipengaruhi lingkungan seperti umur, jenis kelamin, suku bangsa, kebangsaan, pendidikan dan lain-lain Junadi, 2005. Universitas Sumatera Utara Para ahli telah merumuskan berbagai faktor karakteristik individu yang berpengaruh terhadap perilaku kesehatannya. Menurut Notoatmodjo 2003, beberapa faktor individu person yang terkait kesehatan antara lain: 1. Jenis pekerjaan Pekerjaan adalah suatu kegiatanaktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh imbalan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Anderson menyatakan bahwa struktur sosial yang salah satunya adalah pekerjaan menentukan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan Notoatmodjo, 2003. Berdasarkan hasil penelitian Notosiswoyo dkk 2003, dari 340 responden 255 orang 75 di antaranya adalah ibu rumah tangga yg tidak bekerja lebih dapat memahami keadaan anaknya. 2. Tingkat pendidikan Menurut Feldstein, tingkat pendidikan dipercaya memengaruhi permintaan akan pelayanan kesehatan. Pendidikan yang tinggi akan memungkinkan seseorang untuk mengetahui atau mengenal gejala-gejala awal. Anderson dan Antonovsky, mengatakan bahaw kunjungan dokter yang rendah adalah sebagai akibat rendahnya pendidikan dan sikap masa bodoh terhadap pelayanan kesehatan Nasution, 2001. Menurut Sutrisno dalam Kasnodiharjo 1999, seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah atau bahkan buta huruf, pada umumnya akan mengalami kesulitan untuk menerapkan ide-ide baru dan membuat mereka bersifat konservatif, karena mereka tidak mengenal alternatif yang lebih baik yang tersedia baginya. Sebaliknya menurut Soekanto dalam Kasnodiharjo 1999, Universitas Sumatera Utara orang yang berpendidikan tinggi akan lebih menerima gagasan-gagasan baru, karena orang yang berpendidikan relatif cukup tinggi lebih terbuka jalan pikirannya untuk menerima hal-hal atau ide-ide baru 3. Penghasilan Penghasilan merupakan variabel yang dinilai ada hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan penyakit Notoatmodjo, 2003. Tingkat penghasilan merupakan penghasilan yang diperoleh bapak dan ibu yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari, sehingga semakin besar jumlah pendapatannya, maka taraf kehidupan akan semakin membaik Kartasasmita, 2003. 2.2. Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD 2.2.1. Pengertian DBD