Winner 090406024 7
BAB II. DESKRIPSI PROYEK
2.1 Terminologi Judul
Judul proyek ini adalah
“ TERMINAL TERPADU AMPLAS “.
Secara terminologi, judul ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Terminal
Pengertian Terminal ialah Perhentian bus, kereta, dsb. ; penghabisan ; stasiun ; titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem ;
merupakan komponen fungsional utama dari sistem, sering juga merupakan prasarana yang perlu biaya besar dan titik dimana kongesti kemacetan mungkin
terjadi.
1
2. Terpadu
Sudah dipadu disatukan, dilebur menjadi satu, dsb.
2
3. Amplas
Kecamatan Medan Amplas adalah salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Amplas berbatasan
dengan Medan Johor di sebelah barat, Kabupaten Deli Serdang di timur, Kabupaten Deli Serdang di selatan, dan Medan Kota dan Medan Denai di utara.
Jadi, berdasarkan beberapa terminologi pengertian di atas, maka “Terminal Terpadu Amplas
“ dapat diartikan sebagai suatu termpat atau bangunan yang berfungsi untuk mewadahi dan melayani kebutuhan transportasi penumpang dan
barang yang sudah dipadukan dengan fungsi lainnya yang terletak di kecamatan medan amplas.
2.2 Tinjauan Umum
Tinjauan umum membahas tentang terminal dan unsur-unsur di dalamnya, termasuk terminal penumpang secar umum.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 8
2.2.1 Terminal
Dalam pencapaian pembangunan nasional peranan transportasi memiliki posisi yang penting dan strategi dalam pembangunan, maka perencanaan dan
pengembangannya perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu. Untuk terlaksananya keterpaduan intra dan antar moda secara lancar dan tertib maka
ditempat-tempat tertentu perlu dibangun dan diselenggarakan terminal. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, terminal merupakan prasarana transportasi jalan untuk barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu
wujud simpul jaringan transportasi. senada dengan UU No 14 Tahun 1992, dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 Tentang angkutan jalan umum, terminal
adalah sarana transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang
merupakan satu simpul jaringan transportasi. Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995, Terminal Transportasi merupakan:
1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagai pelayanan
umum. 2.
Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian lalu lintas. 3.
Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang.
4. Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi kehidupan
kota.
2.2.1.1 Fungsi Terminal
Pengelolaan terminal yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan, terkendali dan terarah coach terminal berkaitan dengan : perencanaan, infrastruktur,
system management dan informasi, lingkungan dan kerjasama serta pengaturan bebagai kepentingan yang aktif dalam kawasan terminal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengelolaan terminal yang terarah dapat dilihat pada gambar 2.1 Berbagai kepentingan yang ada dalam terminal adalah aktivitas transit, kewenangan,
sistem pengendalian serta berbagai kepentingan yang mempengaruhi pengelolaan terminal secara terarah dan terkendali sesuai dengan tuntutan perkembangan di masa
depan. Menurut Budi 2005: 182-183 dalam buku pembangunan kota tinjauan
regional dan lokasi terminal, fungsi terminal adalah sebagai berikut : 1. Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan moda transportasi.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 9
2. Menyediakan sarana untuk simpul lalu lintas. 3. Menyediakan tempat utuk menyiapkan kendaraan.
Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengelolaan Terminal Yang Terarah Coach Terminal
Berdasarkan, Juknis LLAJ, 1995. Fungsi Terminal Angkutan Jalan dapat ditinjau dari 3 unsur:
1. Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu,
kenyamanan perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan
pribadi. 2.
Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan
manajemen lalu lintas untuk menata lalulintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali
kendaraan umum. 3.
Fungsi terminal bagi operatorpengusaha adalah pengaturan operasi bus,
penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus dan sebagai fasilitas pangkalan.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 10
2.2.1.2 Jenis Terminal
Terminal adalah bagian dari infrastruktur transportasi yang merupakan titik lokasi perpindahan penumpang ataupun barang. Pada lokasi itu terjadi konektivitas
antar lokasi tujuan, antar modal, dan antar berbagai kepentingan dalam system transportasi dan infrastruktur. Pengelolaan pada berbagai hal tersebut perlu
diperhatikan dan dikembangkan untuk pengembangan manajemen terminal. Kegiatan pengelolaa, regulasi peraturan dan norma norma yang disepakati akan menentukan
perkembangan terminal secara terarah coach terminal - Gromule, 2007. Terminal dibagi beberapa kategori yang meliputi :
1. Terminal Penumpang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan
menurunkan dan menaikan penumpang, perpindahan intraatau moda transportasi serta mengatur kedatangan pemberangkatan kendaraan angkutan
penumpang umum; Terminal penumpang dapat dikelompokan atas dasar tingkat penggunaan terminal kedalam tiga tipe sebagai berikut :
a. Terminal penumpang tipe A berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan antar kota antar propinsi danatau angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan
pedesaan. b.
Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota danatau angkutan
pedesaan. c.
Terminal penumpang tipe C berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.
Unsur penting bagi eksistensi sebuah terminal penumpang adalah adanya angkutan umum dan penumpang, tanpa keduanya terminal tidak bermakna
apapun hanya sebatas sebuah bangunan. Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang digunakan masyarakat secara bersama-sama
dengan membayar tarif. Angkutan umum yang biasa beroperasi dalam terminal meliputi : angkot, bis, ojek, bajaj, taksi dan metromini. Penumpang adalah
masyarakat yang menaiki atau menggunakan jasa angkutan bus. Jadi ruang transit penumpang adalah bangunan peneduh terbuka besar yang berfungsi
sebagai tempat istirahat sementara atau duduk-duduk, menunggu bus, menunggu teman, membaca koran serta mengobrol santai yang berada dalam
terminal. 2.
Terminal Barang adalah Prasarana Transportasi jalan untuk keperluan
membongkar dan memuat barang serta perpindahan intraatau moda transportasi angkutan barang;
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 11
3. Terminal Peti Kemas adalah terminal dimana dilakukan pengumpulan peti
kemas dari hinterland ataupun pelabuhan lainnya untuk selanjutnya diangkut ke tempat tujuan ataupun terminal peti kemas yang lebih besar lagi. Terminal peti
kemas yang berkembang dengan pesat dalam beberapa tahun belakangan ini adalah Terminal peti kemas JICT, KOJA di Jakarta, TPS di Surabaya, TPK
Semarang, TPK Belawan.
2.2.2 Terminal Penumpang
2.2.2.1 Persyaratan Lokasi Terminal Penumpang
Penentuan lokasi terminal penumpang dilakukan dengan memperhatikan rencana kebutuhan lokasi simpul yang merupakan bagian dari rencana umum jaringan
transportasi jalan. Lokasi terminal penumpang tipe A, tipe B dan tipe C, ditetapkan dengan
memperhatikan: 1.
Rencana umum tata ruang; 2.
Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal; 3.
Keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda; 4.
Kondisi topografi lokasi terminal; 5.
Kelestarian lingkungan. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe A harus memenuhi persyaratan:
1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar propinsi danatau angkutan lalu
lintas batas negara; 2.
Terletak di jalan arteri dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas IIIA; 3.
Jarak antara dua terminal penumpang tipe A, sekurang-kurangnya 20 km di Pulau Jawa, 30 km di Pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya;
4. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 5 ha untuk terminal di Pulau Jawa
dan Sumatera, dan 3 ha di pulau lainnya; 5.
Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan jarak sekurang-kurangnya 100 m di Pulau Jawa dan 50 m di pulau lainnya,
dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal. Penetapan lokasi terminal penumpang tipe B harus memenuhi persyaratan:
1. Terletak dalam jaringan trayek antar kota dalam propinsi;
2. Terletak di jalan arteri atau kolektor dengan kelas jalan sekurang-kurangnya
kelas IIIB;
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 12
3. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B atau dengan terminal penumpang
tipe A, sekurang-kurangnya 15 km di Pulau Jawa dan 30 km di Pulau lainnya; 4.
Tersedia lahan sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di Pulau Jawa dan Sumatera, dan 2 ha untuk terminal di pulau lainnya;
5. Mempunyai akses jalan masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan
jarak sekurang-kurangnya 50 m di Pulau Jawa dan 30 m di pulau lainnya, dihitung dari jalan ke pintu keluar atau masuk terminal.
Penetapan lokasi terminal penumpang tipe C harus memenuhi persyaratan: 1.
Terletak di dalam wilayah Kabupaten daerah Tingkat II dan dalam jaringan trayek pedesaan;
2. Terletak di jalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi kelas IIIA;
3. Tersedia lahan sesuai dengan permintaan angkutan;
4. Mempunyai akses jalan masuk atau keluar ke dan dari terminal, sesuai
kebutuhan untuk kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.
2.2.2.2 Kriteria Pembangunan Terminal Penumpang
Pembangunan terminal penumpang harus dilengkapi dengan: 1.
rancang bangun terminal; 2.
analisis dampak lalu lintas; 3.
analisis mengenai dampak lingkungan. Pembuatan rancang bangun harus memperhatikan:
1. Fasilitas penumpang yang disyaratkan.
2. Pembatasan yang jelas antara lingkungan kerja terminal dengan lokasi
peruntukkan lainnya, misalnya pertokoan, perkantoran, sekolah dan sebagainya. 3.
Pemisahan antara lalu lintas kendaraan dan pergerakan orang di dalam terminal. 4.
Pemisahan yang jelas antara jalur angkutan antar kota antar propinsi, angkutan antar kota dalam propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan. Manajemen
lalu lintas di dalam terminal dan di daerah pengawasan terminal.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 13
2.2.2.3 Kriteria Perencanaan Terminal
Kriteria perencanaa terminal terdiri dari : 1.
Sirkulasi lalu lintas Jalan masuk dan keluar kendaraan harus lancar, dan dapat bergerak
dengan mudah. Jalan masuk dan keluar calon penumpang kendaraan umum harus terpisah dengan keluar masuk kendaraan.
Kendaraan di dalam terminal harus dapat bergerak tanpa halangan yang tidak perlu. Sistem sirkulasi kendaraan di dalam terminal ditentukan berdasarkan:
a. Jumlah arah perjalanan
b. Frekuensi perjalanan
c. Waktu yang diperlukan untuk turunnaik penumpang
Sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur buskendaraan dalam kota dengan jalur bus angkutan antar kota.
2. Fasilitas utama
Fasilitas utama terminal terdiri dari: a.
jalur pemberangkatan kendaraan umum b.
jalur kedatangan kendaraan umum c.
tempat tunggu kendaraan umum d.
tempat istirahat sementara kendaraan umum e.
bangunan kantor terminal f.
tempat tunggu penumpang danatau pengantar, menara pengawas, loket penjualan karcis, rambu-rambu dan papan informasi, yang memuat
petunjuk jurusan, tarif, dan jadwal perjalanan, pelataran parkir kendaraan pengantar dan taksi.
g. kamar keciltoilet
h. musholla
i. kioskantin
j. ruang pengobatan
k. ruang infromasi dan pengaduan telepon umum
l. tempat penitipan barang
m. Taman.
n. Kegiatan sirkulasi penumpang, pengantar, penjemput, sirkulasi barang dan
pengelola terminal. o.
Macam tujuan dan jumlah trayek, motivasi perjalanan, kebiasaan penumpang dan fasilitas penunjang
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 14
3. Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap dalam pengoperasian terminal antara lain:
a. Turun naik penumpang dan parkir bus harus tidak mengganggu kelancaran
sirkulasi bus dan dengan memperhatikan keamanan penumpang. b.
Luas bangunan ditentukan menurut kebutuhan pada jam puncak berdasarkan kegiatan adalah:
c. Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus memberikan kesan
yang nyaman dan akrab. 4.
Luas pelataran parkir Luas pelataran parkir terminal tersebut di atas ditentukan berdasarkan kebutuhan
pada jam puncak berdasarkan: a.
Frekuensi keluar masuk kendaraan b.
Kecepatan waktu naikturun penumpang c.
Kecepatan waktu bongkarmuat barang d.
Banyaknya jurusan yang perlu di tampung dalam sistem jalur Sistem parkir kendaraan di dalam terminal harus ditata sedemikian rupa
sehingga rasa aman, mudah dicapai, lancar dan tertib. Ada beberapa jenis sistem tipe dasar pengaturan platform, teluk dan parkir adalah:
a. Membujur, dengan platform yang membujur bus memasuki teluk pada
ujung yang satu dan berangkat pada ujung yang lain. Ada tiga jenis yang dapat digunakan dalam pengaturan membujur yaitu satu jalur, dua jalur,
dan shallow saw tooth. b.
Tegak lurus, teluk tegak lurus bus-bus diparkir dengan muka menghadap ke platform, maju memasuki teluk dan berbalik keluar. Ada beberapa jenis
teluk tegak lurus ini yaitu tegak lurus terhadap platform dan membentuk sudut dengan platform.
2.2.2.4 Alternatif Standar Terminal
Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyatakan dengan jumlah arus minimum kendaraan per satu satuan waktu mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Terminal tipe A 50 -100 kendaraanjam
2.
Terminal tipe B 25 – 50 kendaraan jam
3.
Terminal tipe C 25 kendaraanjam
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 15
2.2.2.5 Persyaratan Teknis, Luas, Akses Dan Pejabat Penentu Lokasi Pembangunan Terminal
1. Luas Terminal Penumpang
Untuk masing-masing tipe terminal memiliki luas berbeda, tergantung wilayah dan tipenya, dengan ketentuan ukuran minimal:
a.
Untuk terminal tipe A di pulau Jawa dan Sumatra seluas 5 Ha, dan di pulau lainnya seluas 3 Ha.
b.
Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa dan Sumatra seluas 3 Ha, dan dipulau lainnya seluas 2 Ha.
c.
Untuk terminal tipe C tergantung kebutuhan. 2.
Akses Terminal Penumpang Akses jalan masuk dari jalan umum ke terminal, berjarak minimal:
a.
Untuk terminal tipe A di pulau Jawa 100 m dan di pulau lainnya 50 m,
b.
Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa 50 m dan di pulau lainnya 30 m,
c.
Untuk terminal penumpang tipe C sesuai dengan kebutuhan. 3.
Penentuan Lokasi Terminal Penumpang Penentuan lokasi dan letak terminal penumpang dilaksanakan oleh:
a.
Direktur Jenderal setelah mendengar pendapat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, untuk Terminal penumpang Tipe A,
b.
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal, untuk terminal penumpang tipe B,
c.
Bupati Kepala DaerahWalikotamadya daerah Tingkat II setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I terminal
penumpang tipe C.
2.2.2.6 Daerah KewenanganPengelolaan Terminal
Daerah kewenanganpengelolaan terminal terdiri dari:
1.
Daerah lingkungan kerja terminal, merupakan daerah yang diperuntukkan untuk fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal,
2.
Daerah pengawasan terminal, adalah daerah di luar daerah lingkungan kerja terminal yang diawasi oleh petugas terminal untuk menjamin kelancaran arus lalu
lintas di sekitar terminal.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 16
2.2.2.7 Penyelenggaraan Terminal Penumpang
Penyelenggaraan terminal penumpang meliputi kegiatan pengelolaan, pemeliharaan, dan penertiban terminal. Kewenangan pengelolaan terminal berada
pada Pemerintah Daerah Tingkat II dengan Dinas LLAJ sebagai penyelenggaraannya, sedang Direktorat Jenderal Perhubungan Darat sebagai pembinanya.
2.2.2.8 Pengelolaan Terminal
Pengelolaan terminal penumpang yang harus dilakukan adalah meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan pengawasan pengoperasian
terminal. 1.
Perencanaan Kegiatan perencanaan terminal meliputi:
a.
Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan,
b.
Penataan fasilitas penumpang,
c.
Penataan fasilitas penunjang terminal,
d.
Penataan arus lalu lintas di daerah pengawasan terminal,
e.
Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan,
f.
Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkn kartu pengawasan,
g.
Pengaturan jadwal petugas di terminal,
h.
Evaluasi sistem pengoperasian terminal. 2.
Pelaksanaan Pengoperasian Terminal Kegiatan pelaksanaan pengoperasian terminal penumpang meliputi:
a.
pengaturan tempat tunggu dan arus kendaraan umum di dalam terminal,
b.
pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan menurut jadwal yang telah ditetapkan,
c.
pemungutan jasa pelayanan terminal penumpang,
d.
pemberitahuan tentang pemberangkatan dan kedatangan kendaraan umum kepada penumpang,
e.
pengaturan arus lalu lintas did aerah pengawasan terminal.
3.
Pengawasan Pengoperasian Terminal Kegiatan pengawasan pengoperasian, terminal penumpang meliputi:
a.
pemantauan pelaksanaan tarif,
b.
pemeriksaan kartu pengawasan dan jadwal perjalanan,
c.
pemeriksaan kendaraan yang secara jelas tidak memenuhi kelaikan jalan,
d.
pemeriksaan batas kapasitas muatan yang diijinkan,
e.
pemeriksaan pelayanan yang diberikan oleh penyedia jasa angkutan,
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 17
f.
pencatatan dan pelaporan pelanggaran yang terjadi,
g.
pemeriksaan kewajiban pengusaha angkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
h.
pemantauan pemanfaatan terminal serta fasilitas penunjang sesuai dengan peruntukkannya,
i.
pencatatan jumlah kendaraan dan penumpang yang datang dan berangkat. 4.
Pemeliharaan Terminal Terminal penumpang harus senantiasa dipelihara sebaik-baiknya untuk
menjamin agar terminal tetap bersih, teratur, tertib, rapi serta berfungsi sebagaimana mestinya. Pemeliharaan terminal meliputi:
a.
menjaga kebersihan bangunan beserta perbaikannya,
b.
menjaga kebersihan pelataran terminal, perawatan tanda-tanda dan perkerasan pelataran,
c.
merawat saluran-saluran air yang ada,
d.
merawat instalasi listrik dan lampu-lampu penerangan,
e.
menjaga dan merawat alat komunikasi,
f.
menyediakan dan merawat sistem hidrant atau alat pemadam kebakaran lainnya yang siap pakai.
Untuk keperluan pemeliharaan terminal sebagaimana dimaksud diatas, harus dialokasikan anggaran pemeliharaan terminal.
2.2.2.9 Tipologi Terminal
Secara tabelaris tipologi terminal dapat disarikan menjadi Tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tipologi Terminal
Ketentuan TIPE A
TIPE B TIPE C
Fungsi Terminal
KM 31 TH 1995
pasal 2 Melayani
kendaraan umum
untuk angkutan
antar kota antar propinsi dan atau angkutan lintas
batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi,
angkutan kota
dan angkutan pedesaan.
Melayani kendaraan
umum untuk angkutan antar
kota dalam
propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan
Melayani angkutan
pedesaan
Fasilitas -.Jalur
pemberangkatan -.Jalur pemberangkatan -.Jalur
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 18
Ketentuan TIPE A
TIPE B TIPE C
Terminal KM
31 TH 1995 pasal 3
dan kedatangan, -.Tempat parkir,
-.Kantor terminal, -.Tempat tunggu,
-.Menara pengawas, -.Loket penjualan karcis,
-.Rambu-rambu dan
papan informasi, -.Pelataran
parkir pengantar atau taksi.
dan kedatangan -.Tempat parkir
-.Kantor terminal -.Tempat tunggu
-.Menara pengawas -.Loket penjualan karcis
-.Rambu-rambu dan
papan informasi -.Pelataran
parkir pengantar atau taksi
pemberangkatan dan kedatangan
-.Kantor terminal -.Tempat tunggu
-.Rambu-rambu dan papan informasi
Lokasi Terminal
KM 31 TH 1995
pasal 11, 12, dan 13
-.Terletak dalam jaringan trayek antar kota antar
propinsi dan
atau angkutan
lintas batas
negara, -.Terletak di jalan arteri
dengan kelas
jalan sekurang-kurangnya kelas
IIIA, -.Jarak antar dua terminal
penumpang tipe sekurang- kurangnya 20 KM di Pulau
Jawa, -. Luas
lahan yang
tersedia sekurang-
kurangnya 5 ha, -. Mempunyai akses jalan
masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal dengan
jarak sekurang-kurangnya 100 m.
-.Terletak dalam
jaringan trayek antar kota dalam propinsi.
-.Terletak di jalan arteri dengan
kelas jalan
sekurang-kurangnya kelas IIIB.
-.Jarak antar
dua terminal
penumpang tipe A.
-.Luas lahan
yang tersedia
sekurang- kurangnya 3 ha
-.Mempunyai akses
jalan masuk atau jalan keluar
ke dan
dari terminal dengan jarak
sekurang- kurangnya 50 m.
-.Terletak di dalam wilayah
kabupaten Dati II dan dalam
trayek pedesaan. -.Terletak
di jalan
arteri dengan kelas jalan
sekurang- kurangnya kelas III C.
-.Luas lahan yang tersedia
sesuai dengan
permintaan angkutan.
-.Mempunyai akses
jalan masuk
atau jalan keluar ke dan
dari terminal sesuai dengan kebutuhan
Instansi Penetap Lokasi
Terminal KM
31 TH 1995 Dirjend
HubDar mendengar
pendapat Gubernur
dan Kepala
Kanwil DepHub setempat Gubernur
setelah mendengar
pendapat dan
Kepala Kanwil
DepHub dan mendapat Bupati
setelah mendengar pendapat
dan Kepala Kanwil DepHub
dan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 19
Ketentuan TIPE A
TIPE B TIPE C
pasal 14 persetujuan dari Dirjend mendapat
persetujuan dari
Gubernur Penyelenggara
Terminal KM
31 TH 1995 Pasal 17
Direktorat Jenderal Gubernur
Bupati
2.2.3 Klasifikasi Trayek Angkutan
Trayek Angkutan adalah lintasan kendaraan umum atau rute untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan
tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan
jaringan pelayanan angkutan orang baik diperkotaan, antar kota dalam propinsi ataupun antar kota antar propinsi.
2.2.3.1 Jenis Jenis Angkutan Berdasarkan Jenis Trayek
Ijin trayek angkutan umum jalan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dikelompokkan atas Angkutan trayek tetap dan teratur dan angkutan tidak
dalam trayek yang dikenal sebagai izin operasi: 1.
Angkutan Trayek Tetap dan Teratur Angkutan Trayek Tetap dan Teratur melayani lintasanrute yang tetap dari
terminal yang telah ditetapkan ke terminal tujuan yang telah ditetapkan dan dilayani dengan frekuensi tertentudilengkapi dengan jadwal perjalanan.
a. Angkutan Lintas Batas Negara
Angkutan Lintas Batas Negara adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melewati lintas batas negara dengan menggunakan mobil
bus umum yang terikat dalam trayek. b.
Angkutan Antar Kota Antar Propinsi Angkutan Antar Kota Antar Propinsi adalah angkutan dari satu kota
ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten Kota yang melalui lebih dari satu daerah Propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang
terikat dalam trayek. c.
Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 20
Angkutan Antar Kota Dalam Propinsi adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten Kota dalam satu daerah
Propinsi dengan menggunakan mobil bus umum yang terikat dalam trayek. d.
Angkutan Kota Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain
dalam satu daerah Kota atau wilayah ibukota Kabupaten atau dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan menggunakan mobil bus umum
atau mobil penumpang umum yang terikat dalam trayek. e.
Angkutan Perdesaan Angkutan Perdesaan adalah angkutan dari satu tempatdesa ke
tempat lain dalam satu daerah Kabupaten yang tidak termasuk dalam trayek kota yang berada pada wilayah ibukota Kabupaten dengan
mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umumAngkot yang terikat dalam trayek.
2. Angkutan Tidak Dalam Trayek
a. Angkutan Taksi
Angkutan Taksi adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang diberi tanda khusus dan dilengkapi dengan
argometer yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi terbatas.
b. Angkutan Sewa
Angkutan Sewa adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang melayani angkutan dari pintu ke pintu, dengan
atau tanpa pengemudi, dalam wilayah operasi yang tidak terbatas, diluar dikenal sebagai car rentalsrent a car seperti Avis, Budget. Angkutan seperti
ini sering mempunyai perwakilan di Bandara. c.
Angkutan Pariwisata Angkutan Pariwisata adalah angkutan dengan menggunakan mobil
bus umum yang dilengkapi dengan tanda-tanda khusus untuk keperluan pariwisata atau keperluan lain diluar pelayanan angkutan dalam trayek,
seperti untuk keperluan keluarga dan sosial lainnya. d.
Angkutan Lingkungan Angkutan Lingkungan adalah angkutan dengan menggunakan mobil
penumpang umum yang dioperasikan dalam wilayah operasi terbatas pada kawasan tertentu, di berbagai daerah Indonesia dikenal sebagai
AngkotAngkutan Kota, yang biasanya menggunakan mobil penumpang kapasitas penumpang kurang dari 9 orang.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 21
2.2.3.2 Dimensi Angkutan Bus
Berdasarkan PP no. 4 Tahun 1993 Kendaraan angkutan penumpang di bedakan menjadi 2 kriteria utama yaitu:
A. Mobil Penumpang
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tersebut, yang disebut dengan mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-
banyaknya 8 delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
Yang termasuk dalam kriteria kendaraan ini antara lain sebagai berikut : 1.
Mobil Penumpang Mobil penumpang dapat dilihat dari gambar 2.2
Gambar 2.2 Kendaraan Jenis Mobil Penumpang
2. Kendaraan Penumpang Bonet
Mobil penumpang bonet dapat dilihat dari gambar 2.3
Gambar 2.3 Kendaraan Jenis Penumpang Bonet
B. Mobil Bus
Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 delapan tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan
maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. Secara garis besar Jenis Mobil bus terbagi menjadi :
1. Mini Bus
Umumnya populasi kendaraan jenis ini dioperasionalkan oleh pengusaha angkutan Antar Jemput Travel. Sesuai dengan kegunaan dan kebutuhannya,
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 22
kenyamanan penumpang lebih terjamin. Populasi kendaraan ini terbanyak menggunakan kendaraan Mitsubishi L-300, akhir-akhir ini produsen dari Korea
turut meramaikan pasar tipe ini yaitu : KIA dan Hyundai. Kapasitas kendaraan jenis ini adalah 9 sampai dengan 10 tempat duduk
termasuk pengemudi. Contoh kendaraan Mini Bus dapat dilihat pada gambar 2.4.
Gambar 2.4 Kendaraan Jenis Minibus
2. Micro Bus
Jenis kendaraan ini diciptakan untuk memenuhi permintaan pasar yang membutuhkan sebuah angkutan yang dapat diisi lebih banyak penumpang.
Umumnya kendaraan jenis ini berbasis chassis kendaraan Light Truck yang dimodifikasi menjadi kendaraan Microbus. Dalam kategori ini terdapat dua jens
model kendaraan yaitu : Model Microbus dan Bus Kecil. Untuk jenis yang
tersebut terakhir, terbanyak Populasinya adalah di daerah Jawa Tengah. Kapasitas kendaraan jenis ini adalah 10 sampai dengan 17 tempat duduk
termasuk pengemudi. Contoh kendaraan Mini Bus dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Kendaraan Jenis Microbus
Gambar 2.6 Kendaraan Jenis Small Bus
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 23
3. Bus Sedang
Bus sedang merupakan kendaraan angkutan penumpang yang mempunyai kapasitas 15 sampai dengan 30 tampat duduk termasuk
pengemudi. Bus Sedang ini dibangun dari chassis kendaraan Medium Truck atau Chassis Bus. Contoh kendaraan medium bus dapat dilihat pada
gambar 2.7. Kendaraan jenis ini dapat digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut :
1. Bus Kota
2. Bus Karyawan
3. Bus Pariwisata
4. Bus Antar Kota
Gambar 2.7 Kendaraan Jenis Bus Medium
4. Bus Besar
Bus Besar merupakan kendaraan angkutan penumpang yang mempunyai kapasitas 28 sampai dengan 60 tempat duduk termasuk pengemudi. Bus Besar
dibangun dari Chassis Bus yang telah diproduksi oleh ATPM di Indonesia. Contoh kendaraan medium bus dapat dilihat pada gambar 2.7. Kendaraan jenis
digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut : 1.
Bus Kota 2.
Bus Karyawan 3.
Bus Pariwisata 4.
Bus Antar Kota
Gambar 2.8 Kendaraan Jenis Bus Besar
2.2.3.3 Deskripsi Persyaratan Dan Kriteria Ruang
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 24
Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang terminal bus terdiri dari:
1. Pola parkir bus
Dalam rancangan terminal bis di Imbanagara ini menggunakan pola parker tegak lurus dan kemiringan 45° karena disesuaikan dengan kebutuhan parkir.
Pola parkir dengan kemiringan 45° tegak lurus dapat dilihat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Pola parkir bus
2. Pola platforms, area kedatangan keberangkatan bus
Standar pola-pola platform untuk area kedatangan dan keberangkatan bus dapat dilihat pada gambar 2.10 dan 2.11.
Gambar 2.10 Pola platforms tegak lurus dan memanjang
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 25
Gambar 2.11 Pola platforms posisi miring
Contoh pola platform area kedatangan dan area keberangkatan bus dapat dilihat pada gambar 2.12
Gambar 2.12 Area Kedatangan Keberangkatan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 26
3. Standar parkir dan perputaran untuk bus
Standar parkir dan perputaran untuk bus dapat dilihat pada gambar 2.13, 2.14 dan 2.15.
Gambar 2.13 Parkir area kedatangan keberangkatan
Gambar 2.14 Perputaran Bus 180
o
dan 90
o
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 27
Gambar 2.15 Perputaran Bus 180
o
dan 90
o
2.3 Tinjauan Khusus 2.3.1 Deskripsi Proyek
Adapaun deskripsi proyek yang ada yaitu : Judul
: Revitalisasi Terminal Amplas Pemilik Proyek
: Dinas Perhubungan Dishub Sumber Dana
: Departemen Dinas Perhubungan, dan Swasta Sifat Proyek
: Fiktif Lokasi
: Terminal Amplas, Jl. Panglima Denai, Kel. Amplas, Kec. Medan Amplas, Kodya Medan, Sumatera Utara, Indonesia
2.3.2 Sejarah Singkat Terminal Amplas
Terminal amplas diresmikan pada 18 september tahun 1991. Tahun 1991
– 2002 terminal terpadu amplas dikelola oleh : Dinas perhubungan dan Perusahaan Dareah pembangunan PD Pembangunan.
Tahun 2003 - 2009 terminal amplas dikelola oleh : Dinas perhubungan Tahun 2009
– sekarang terminal amplas di kelola oleh : Dinas perhubungan dibantu oleh kepolisian untuk menertibkan keamanan di area dan sekitar termminal.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 28
2.3.3 Kondisi Eksisting Terminal Amplas
Lokasi terminal amplas berada di jalan panglima denai kecamatan medan amplas yang berada di selatan kota medan yang berfungsi sebagai terminal kelas A
yang melayani penumpang MPU, AKDP dan AKAPkhususnya bagian selatan kota medan. Terminal amplas memiliki kapasitas penumpang dan kapasitas bus yang tidak
memadai, dan fasilitas fasilitas publik maupun fasilitas bus sangat minim .Batas-batas terminal amplas dapat dilihat pada gambar 2.16 dan 2.17 berupa:
1. Utara
: Rumah Penduduk, Kantor Dishub 2.
Selatan : Rumah Toko 3.
Timur : Pabrik Roti, Rumah Toko, Rumah Penduduk, Kantor Dishub
4. Barat
: Perkebunan Sawit
Gambar 2.16 Lokasi terminal amplas
4
3 1
2 5
6
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 29
Kantor dinas perhubungan Rumah Toko
Amplas Center Ruko Rumah penduduk
Perkebunan Sawit Rumah Toko
Gambar 2.17 Batas - Batas Site
1 2
3 4
5 6
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 30
Foto- foto eksisting terminal amplas dapat dilihat pada gambar 2.18
Tampak eksisting Terminal Sirkulasi masuk Bus
View Terminal dari tempat parkir bus Tempat Parkir bus
R.Tunggu dan Loket tiket Retail di dalam Terminal
Gambar 2.18 Keadaan Existing Terminal
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 31
2.3.4 Studi Banding Proyek Sejenis 2.3.4.1 South Long Distance Bus Station
– Shanghai
Area : 6.342 km SQ, area metropolitan 2.057 SQ km
Populasi : 22 juta
Jumlah Bus : sekitar 17.000 Metro
: 420 km dengan 269 stasiun Dari penggunaan transportasi umum: 33
Gambar 2.19 South Long Distance Station
South Long distance Bus Stationgambar 2.19 didirikan pada bulan Mei 30 Desember 2003.
5 Stakeholders all state owned companies : 1.
Shanghai J.Y. Group Company 2.
Shanghai South Railway Station Square Investment Co. Ltd. 3.
Dazhong Transportation Group Co. Ltd. 4.
Shanghai Jiaoyun Bus Passenger Group Co. Ltd. 5.
Shanghai Jinjiang Automobile Service Co. Ltd. Perusahaan ini memiliki modal dasar sebesar ¥ 75 juta dan bisnis utama meliputi
manajemen stasiun, antar-provinsi kecepatan tinggi, antar-provinsi, transportasi bus carteran, agen kargo dan manajemen properti dengan total luas bangunan 4.000 m
2
. Perusahaan ini memiliki 6 departemen:
1. General manager assistant office
2. Finance department
3. Marketing department
4. Department of social security
5. Customer service department
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 32
6. Safety Supervision Department
Stasiun ini mulai beroperasi pada tanggal 10 Desember 2005, saat ini meliputi nasional 15 provinsi dan lebih dari 200 daerah. Stasiun bus terintegrasi dengan rel
kereta bawah tanah bus lokal. Stasiun bus didasarkan pada ‘Shanghai Urban Master
Plan’ dan ‘Shanghai Highway Main Hub General Planning’ dan pembangunan nasional
Details Stasiun tiket aula 1000 m
2
, locket ticket 14 tempat, Ruang tunggu sebesar 2000 m
2
, dapat menampung 1600 penumpang sambil menunggu untuk berdiri dilengkapi dengan 100 m
2
dan menawarkan layanan Lounge VIP, Arus puncak penumpang 22 juga dapat membuka pintu kecil, sementara pengiriman tepat waktu dari tiket
penumpang, bisnis stasiun, bank, restoran, toko-toko, dan ruang duduk penumpang sudah tersedia. Ruang pengiriman paket 700 m
2
, 12.000 m
2
parkir di luar, bisa memarkir 80 bus, 24 di grid pada saat yang bersamaan.
Shanghai South Long- distance passenger transport station
adalah berbentuk bulan, dengan Shanghai South Railway Station
dengan gaya arsitektur kubah ke matahari, bulan dan Tong-hui untuk membangun the art of body, mencerminkan masyarakat saling tergantung dengan
solid, saling melengkapi, interoperabilitas, desain yang interkoneksi. Fasilitas
South Long distance Bus Station merupakan stasiun penumpang yang cerdas. Outlet, jaringan logistik, drift mobil, Internet, jaringan OA terkait dengan lima jaringan,
cerdas dan efisien pembentukan sistem manajemen terpadu, yang mencakup sistem Kartun, sistem pengawasan, sistem alarm pencuri, sistem komunikasi kabel, sistem
jaringan komputer, membangun sistem kontrol otomatisasi. Komisi Untuk penyelidikan, tiketing, check-in, keamanan kendaraan, kebersihan,
dan semua menerapkan operasi manajemen yang cerdas dari masuk dan keluar penumpang dengan menggunakan kartu, kondisi, catatan waktu masuk dan keluar
load faktor dll, tempat sistem pemantauan untuk mencapai semua tempat, pusat pengelolaan dan pemantauan. 120 pengunjung hanya dalam hitungan detik melalui
sistem jaringan dan cara lain untuk mendapatkan rel permintaan, kereta api, jalur bus dan real time traffic dan panduan informasi perjalanan, memfasilitasi transfer Shanghai
South Long-distance passenger transport station dengan konsep baru dalam
perangkat tiket otomatis , koleksi tarif otomatis, penghematan yang signifikan dalam tenaga kerja, sangat memudahkan kecepatan penumpang lalu lintas, dan
meningkatkan efisiensi dan mengurangi kesalahan kesalahan, sehingga industri transportasi penumpang jarak jauh jarak jauh memasuki tahap baru.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 33
Capital Investment
Untuk konstruksi, jumlah total ¥ 200.000.000 telah diinvestasikan, ¥ 75.000.000 dibayar oleh dari pemerintah. Dan ¥ 125.000.000 diambil dalam bentuk pinjaman.
Setelah 5 tahun beroperasi, perusahaan telah mendapat kembali modal ¥ 95.000.000
Pendekatan pasar
Stasiun Bus mengikuti sasaran pendekatan pasar seperti melayani penumpang yang tidak dilayani oleh kereta api dan pesawat.
Profil Penumpang
Tempat tunggu penumpang dibuat nyaman dan sangat informatif dengan adanya petunjuk arah setiap 20m gambar 2.20 dan 2.22. Penumpang dapat mencapai 30-
40 kapasitas terminal di waktu normal dan bisa mencapai 60-70 di waktu sibuk. persentase penumpang terbesar adalah untuk bisnis dengan tingkat persentase 50
dan diikuti dengan penumpang yang akan pulang ke rumah dengan tingkat persentase 30 gambar 2.21.
Gambar 2.20 Tempat Tunggu Penumpang
Gambar 2.21 Passengers Profile
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 34
Gambar 2.22 Petunjuk Arah
Stasiun bus menangani 30.000 penumpang dan mengelola 1.200 bus dalam satu hari. Pada tahun 2009, mengirimkan 320.000 bus, penumpang 6,03 juta secara total.
Terminal ini memiliki fasilitas scan bagasi di area antar provinsi dan international gambar 2.23, dan ruang informasi yang sangat mudah di akses oleh pnumpang
gambar 2.24.
Gambar 2.23 Baggage Scanning Area
Gambar 2.24 Ruang Informasi
Operational Bus dan Tenaga Kerja
70 dari perusahaan yang menggunakan jasa stasiun adalah perusahaan publik. Ada beberapa kriteria kualifikasi dan perusahaan bus harus menawarkan
tingkat tertentu dari bisnis. Perusahaan bus harus mengoperasikan bus sesuai spesifikasi teknis dan Tehnology dikeluarkan oleh manajer stasiun.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 35
Number of employees – 360 No.
Perusahaan ini memliki 360 staff. 160 regular staff regular staff, manager dan ticker counters staff dan 200 outsourced Security fan cleaning service yang dapat
dilihat pada gambar 2.25.
Gambar 2.25 Number of employees
Perusahaan ini memiliki loker penyimpanan ditempatkan di stasiun bus. Penumpang dapat menempatkan bagasi mereka di loker dengan membaya biaya.
Semua kabin ini terkunci dengan sandi khusus seperti pada gambar 2.26. Terminal ini juga memiliki atm center, terminal departure information dan loket tiket gambar 2.27,
2.28 dan 2.29
Gambar 2.26 Kabin loker
Gambar 2.27 Mesin ATM Gambar 2.28 Terminal Departure Information
Gambar 2.29 Ticket Counters
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 36
2.3.4.2 ISBT Kashmere Gate
ISBT Kashmere Gate gambar 2.30 di design oleh V.P. Dhamija dan R.A. Jinderkumar dan selesai pada tahun 1973 dengan luas area 11 hektar.
Gambar 2.30 ISBT Kashmere Gate Google Plan view sekitar bangunan
Mode Perhubungan
Dalam blok keberangkatan dua landai dan dua tangga disediakan untuk menghubungkan ruang utama. Sebuah jembatan penyeberangan juga disediakan
untuk menghubungkan bangunan terminal antar negara untuk blok DTC. Sebuah kereta bawah tanah untuk mengakses bus DTC telah disediakan, yang
mensegregasikan gerakan untuk penumpang yang menggunakan bus lokal dan antar negara gambar 2.31.
Gambar 2.31 Ground Plan Kashmere Gate
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 37
Sirkulasi
Sebuah pola sirkulasi yang efisien diterapkan dalam ISBT tersebut. Ada pemisah antar sirkulasi bus dan non - bus kendaraan ringan lainnya karena perbedaan dalam
karakter gerakan. Entri terpisah dan exit point untuk layanan bus antar-kota dan intra- kota. pemisah yang tepat untuk kendaraan dan gerakan pejalan kaki.
Prinsip desain
Prinsip desain terdapat 3 yaitu : 1.
Pemisahan berbagai modus transportasi kegiatan. 2.
Pemisahan dari pencahayaan dan platform asrama. 3.
Pemisahan penumpang masuk dan keluar pada dua tingkat.
Lantai dasar
Lantai dasar adalah area kedatangan memiliki 19 peron untuk menurunkan penumpang gambar 2.32, ceruk sudut di area kedatangan disediakan untuk
menurunkan penumpang yang terlihat pada gambar 2.33, ruang kontrol, ruang penyelidikan dan ruang informasi.
Ruang terasa membosankan dan gelap karena cahaya alami tidak cukup. Ada cukup banyak fasilitas umum yang disediakan di daerah ini. Ada banyak tempat makan
tetapi tidak ada outlet asap yang disediakan.
Lantai pertama
Enterance utama dilantai pertama menghubungkan teras keluar masuk. Lounge dan fasilitas seperti kantor pos, penyelidikan dan bank disediakan pada tingkat ini.
Lantai kedua – keempat
Pemeliharaan dan staf administrasi ditampung di lantai dua dan berbagai kantor perusahaan transportasi dan staf terminal lainnya di lantai ketiga dan keempat.
Pada tingkat keempat, atap koridor telah diturunkan untuk mengakomodasi layanan pipa lantai lima.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 38
Gambar 2.32 View Arrival Area Kashmere Gate
Gambar 2.33 Arrival Area Plan
Lantai kelima ini dirancang untuk mengakomodasi hotel transit bagi penumpang yang
bermalam.
Lantai keenam telah dirancang untuk hunian oleh staf 24 jam dan beberapa staf
administrasi dengan fasilitas kamar tidur ganda dan kamar tidur single. Jalur hiasan pada jendela telah disediakan untuk akomodasi hidup yang lebih baik.
Link blok
Link blok adalah blok yang menghubungkan antara kedatangan dan keberangkatan blok di tingkat lantai pertama. Blok ini dirancang untuk loket penjualan
tiket. Skylight digunakan untuk cahaya alami di daerah link blok. Skylight berbentuk
lingkaran dan kerucut. Kolom berongga yang bertindak sebagai skylight untuk blok kedatangan dibawah. Area skylight dapat dilihat pada gambar 2.34.
Ruang Tunggu di area link blok tidak sering digunakan karena penumpang lebih memilih untuk menunggu di dekat peron keberangkatan bus. Counter di link blok ini
hanya digunakan untuk fasilitas pemesanan tiket.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 39
Gambar 2.34 Section Plan Kasmere Gate
Area keberangkatan
Area keberangkatan terbagi menjadi dua tingkat. Yang lebih rendah untuk
penumpang dan bus keluar, dan tingkat atas untuk kedatangan, mezzanine juga disediakan untuk kantor dan toilet dari kru bus. Kios dan warung terletak antara ceruk
bus dan ruang tunggu, menarik banyak penumpang untuk datang gambar 2.35.
Gambar 2.35 Departure Area Plan
Ceruk sudut disediakan untuk memuat peron yang efisien untuk memuat operasi dan membutuhkan lebih sedikit area.
Ceruk sudut disediakan untuk memuat peron, sehingga: 1.
Penumpang memiliki pendekatan yang jelas untuk pintu masuk, 2.
Area yang dibutuhkan per kendaraan berkurang.
Gambar 2.37 Ramp Connet to Upper Lounge, Natural Light in Departure Block
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 40
Ramp menghubungkan lantai pertama dengan lounge bagian atas untuk memadai oran cacat. Ramp tersebut dapat terlihat paga gambar 2.36.
Seluruh bangunan ini cukup dingin di musim panas karena sangat banyak secondary skin di semua sisi yang mencegah sinar matahari langsung, mencegah
pemanasan langsung dari daerah internal. Atap area keberangkatan terbuka sangat membantu penerangan secara alami. Tetapi bangunan menjadi sangat dingin di musim
dingin, karena terbuka pada semua sisi, dan tidak ada perlindungan dari rancangan dingin gambar 2.36.
Area Analisis
Luas ruang-ruang yang ada di terminal kashmere gate dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Area analisis Total built up floor area
3.36.305 SQFT 7.72 ACRES Area of arrival block
159355 SQFT Area of departure block
103700 SQFT Area of link block
54350 SQFT Area of 1 floor
2.19 ACRES Area of toiletsurinals
0.38 ACRES Ticket counters
5 SQM
Public facilities
Fasilitas-fasilitas publik yang ada di terminal kashmere gate dapat di lihat pada tabel 2.3
Tabel 2.3 Public facilities Toilet
GENTS - 74 NOS. LADIES - 64 NOS.
Water points 75 NOS
Public address system 01 NO.
Police post 01 NO.
Cloak rooms 01 NO.
Enquiry booth 02 NO.
Deluxe toilets GENTS - 03 NOS
LADIES - 02 NOS Water coolers
10 NOS. Diesel generator set
02 NOS.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 41
2.3.4.3 ISBT, Sector 17, Chandigarh
Terminal bus dikembangkan untuk melayani sebagai simpul transportasi utama untuk kota chandigarh. Kedua ISBT sec 43 untuk memenuhi permintaan 1.500 armada
bus yang datang dari luar stasiun.
Gambar 2.37 ISBT, Sector 17, Chandigarh Google Plan view sekitar bangunan
Kota ini terletak 2-3 km dari stasiun kereta api jalan. Terminal chandigarh terdapat di persimpangan jalan v3 gambar 2.37.
Tabel 2.4 : ISBT, Sector 17, Chandigarh
Operator Chandigarh Transport Undertaking
Architect Aditya Prakash
Completed in 1957
Total Arean of The Site 8.5 Acres now increased to 10
acres
Building Structure Max.G+1
Detail Komponen
Struktur utama agak terletak di bangunan utama dengan aula pusat menunggu, semua penumpang dan fasilitas staf berada disekitar aula. kolom dan struktur balok
dengan grid persegi 173 x 173, Facade mengunakan expose bata.
Prinsip Design
Masuk dan keluar dari bus antar negara disediakan secara eksklusif dari jalur bus. Memisahkan tempat parkir untuk bus kota, kendaraan pribadi, taksi, sepeda dan
becak terpisah dengan entri untuk bus antar kota. Prinsip design dapat dilihat pada gambar 2.38
Gambar 2.38 Section Konsep
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 42
Konsep perencanaan koridor
Bermain cahaya dengan menggunakan atap pada tingkat yang berbeda. Halaman terbuka telah disediakan untuk cahaya alami dan ventilasi bangunan.
Restoran di lantai pertama tidak pernah sepenuhnya dimanfaatkan alasannya karena penumpang tidak dapat menemukan dan jika duduk di restoran, tidak bisa
mengawasi bus. Cahaya dan ventilasi cukup baik di bangunan kecuali toilet di mana ventilasi
disediakan tapi sinar matahari langsung tidak masuk.
Gambar 2.39 Floor Plan, Chandigarh terminal
Ground Floor - Waiting hall, kantin, Loading Bays, Counter Tiket, Toilet, Makanan,
dan toko buku, Enquiry Office, Kamar Jubah dll Gambar 2.39
First Floor - Kereta Api pemesanan kantor, kantor pos, pos polisi, Stasiun Room
Supervisor, Tourist Information Office, Restaurant, Tourist Rest Room, Dinas Pariwisata Chandigarh dll Telah disediakan.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 43
2.3.5 Perbandingan Dan Kesimpulan Studi Banding Sejenis
Perbandingan dari studi banding sejenis di buat dalam tabel 2.5.
Tabel 2.5 : Penerapan Studi Banding
No. Nama Bangunan Penerapan
1
South Long
distance Bus
Station 1. Mengaplikasikan smart terminal. pembentukan
sistem manajemen terpadu, yang mencakup sistem Kartun, sistem pengawasan, sistem alarm
pencuri, sistem komunikasi kabel, sistem jaringan komputer, membangun sistem kontrol otomatisasi.
2. 70 dari perusahaan yang menggunakan jasa stasiun adalah perusahaan publik. Ada beberapa
kriteria kualifikasi dan perusahaan bus harus menawarkan tingkat tertentu dari bisnis.
3. Stasiun bus terintegrasi dengan rel kereta bawah tanah bus lokal.
2
ISBT Kashmere
Gate 1. Sebuah pola sirkulasi yang efisien diikuti dalam
ISBT tersebut. Ada pemisah antar sirkulasi bus dan non - bus kendaraan ringan lainnya lalu
lintas karena perbedaan dalam karakter gerakan. 2. Ada entri terpisah dan exit point untuk layanan
bus antar-kota dan intra-kota, 3. Ada pemisah yang tepat untuk kendaraan dan
gerakan pejalan kaki. 4. Pemisahan dari pencahayaan dan platform
asrama. 5. Pemisahan penumpang masuk dan keluar pada
dua tingkat. 6. Konsep adanya hotel transit bagi penumpang
yang bermalam dan asrama untuk staff yang bekerja disana.
3 ISBT, Sector 17,
Chandigarh 1. Masuk dan keluar dari bus antar negara
disediakan secara eksklusif dari jalur bus. Memisahkan tempat parkir untuk bus kota,
kendaraan pribadi, taksi, Sepeda, Becak. Terpisah entri untuk bus antar kota.
2. Bermain cahaya dengan menggunakan atap pada
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 44
tingkat yang berbeda.Halaman terbuka telah disediakan untuk cahaya alami dan ventilasi
bangunan. Dari studi banding yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan beberapa hal,
yaitu : 1.
Proyek terminal bus tidak hanya harus memperhatikan faktor sirkulasi dan ruang di dalamnya, tetapi sirkulasi kendaraan bus dan non bus serta sirkulasi
transportasi dengan pejalan kaki di ruang luar, 2.
Aplikasi ruang di dalam terminal tidak hanya terpusat pada area tunggu, keberangkatan maupun service, tapi juga dapat dijadikan sebagai area
pendukung yang dapat digunakan ataupun disewakan sewaktu-waktu, seperti ruang serba guna, maupun retail komersial yang tidak mengganggu aktivitas
utama keberangkatan dan kedatangan pengunjung, 3.
Stasiun bus dapat diintegrasikan dengan infrastruktur lainnya untuk meningkatkan efisiensi pergerakan manusia didalamnya,
4. Smart terminal bisa membantu pengawasan terminal dan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap penumpang.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 46
BAB III. ELABORASI TEMA
3.1 Pengertian Arsitektur Metafora
Tema arsitektur yang akan digunakan dalam proyek “Terminal Terpadu Amplas ialah
“Arsitektut Metafora “. Arsitektur Metafora berasal dari kata “Arsitektur” , dan “Metafora”, yang memiliki pengertian sebagai berikut :
3.1.1 Arsitektur
Menurut Louis I Khan. Arsitektur ialah pemikiran-pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya
perubahan konsep ruang. “Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni
bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia
beradab. Menurut James C. Snyder, Anthony J. Catanesse, dalam buku Pengantar
Arsitektur, bahwa: Arsitektur : lingkungan buatan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatan-kegiatannya serta hak miliknya dari
elemen, dari musuh, dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan cukup
berbahaya, menekankan sosial dan menonjolkan status.
1
Menurut Le Corbusier, Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan
ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Oleh adanya penyinaran
cahaya, massa tersebut merupakan bentuk yang paling indah.
1
James C. Snyder, Anthony J. Catanese, „Pengantar Arsitektur‟
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 47
3.1.2 Metafora
Metafora berasal dari bahasa Yunani metapherein Latin: metafora, Inggris: metaphor, Perancis: metaphore
. ”Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan atau berhubungan dengan perubahan. ”pherein” berarti mengandung atau memuat. Secara
etimologi metafora menunjukkan pemindahan transfer sesuatu yang dikandungnya makna. Arti leksikal dari Metafora adalah kiasan. Pengertian lain adalah looking at the
abstraction melihat hubungan antar hal secara abstrak. Berikut pengertian metafora dari berbagai sumber :
1. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Metafora memiliki pengertian secara
bahasa kiasan adalah “kiasan, per-umpama-an, suatu bentuk pengandaian atau menyatakan sesuatu dengan nama atau istilah la
in”. 2.
Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”
2
, metafora adalah suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal
yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan
subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain. 3.
Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam “Pengantar Arsitektur”, metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari
hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan
analogi yang melihat secara literal. 4.
Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture”
3
, metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari
suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.
5. Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in Architecture”
4
, transforming : figure of speech in which a name of description term is transferred
to some object different from. Dan juga menurutnya pada metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metod kreatifitas yang ada dalam desain
spektrum perancang.
2
Anthony C. Antoniades 99 , „Poethi of Ar hite ture‟
3
Charles Jenks „ The Language of Post-Modern Architecture, 4
th
ed‟
4
Geoffrey Broad ent 995 , „Design In Ar hite ture‟
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 48
6. Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner‟s Dictionary :
a.
A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea inplace of another to suggest a likeness between them
b.
A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily designates to on object it may designate only by implicit
comparison or analogies
c.
A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it isnot literally applicable
d.
The use of words to indicate something different from the literal meaning
3.1.3 Interpretasi Metafora
Menurut Anthony C. Antoniades dalam bukunya, “Poetic of Architecture : Theory of Design” , mengidentifikasi metafora arsitektur ke dalam 3 kategori,
yakni:
1. Intangible Metaphor Metafora Abstrak
Yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan
budaya. Rancangan arsitektur yang mengacu kepada hal-hal yang bersifat abstrak dan tidak dapat dibendakan, misalnya: sosial, budaya, kondisi manusia. Rancangan
arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah Nagoya City Art Museum karya Kisho Kurokawa yang membawa unsur sejarah dan budaya didalamnya.
2. Tangible Metaphors Metafora Konkrit
Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material. Rancangan arsitektur yang mengacu kepada benda-benda nyata dan dapat dirasakan secara visual.
Rancangan yang menggunakan metafora ini adalah Stasiun TGV karya Calatrava yang menerjemahkan bentuk burung terbang kedalam bangunan.
3.
Combined Metaphors Penggabungan antara keduanya
Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.
Rancangan arsitektur yang memiliki metafora abstrak dan konkrit didalamnya. Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah EX Plaza Indonesia
karya Budiman Hendropurnomo yang menjadikan gaya kinetik pada sebuah mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan menjadi gubahan masa lima kotak yang
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 49
miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil, kolom-kolom penyangganya sebagai ban mobil.
Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai jika:
1. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek
lain. 2.
Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain.
3. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan
lainnya dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru.
Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :
1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang
lain. 2.
Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat. 3.
Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada
pengertiannya. 4.
Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.
3.1.4 Keterkaitan Tema Dengan Judul
Tema arsitektur metafora diterapkan pada perancangan proyek Terminal Terpadu Amplas yang dipilih untuk dapat menggambarkan karakteristik terminal dan
menjadi identitas medan amplas hingga kota medan, yang mengintrepetasikan fungsi dari bangunan yang merupakan terminal bus dan mewakili mobilitas warga Medan dan
sekitarnya. Dari ketiga pengertian metafora intangible metaphor, tangible metaphor, dan
combined methaphor, dipilih Intangible methaphor untuk tema proyek Terminal Terpadu Amplas bangunan arsitektur yang menekankan metafora jenis ini akan dapat
berbeda tafsirannya menurut pengamat yang berbeda. Dengan demikian pengamat akan ingat dan lebih mengenal bangunan ini karena citra yang ditunjukkan oleh
bangunan ini ditafsirkan sendiri olehnya, Berdasarkan uraian diatas, interprestasi tema metafora architecture akan
dijelaskan melalui tahap-tahapan desain dalam proses metafora melalui pemaknaan karakteristik daerah yang diartikan ke dalam suatu bentuk dan fungsi bangunan yang
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 50
dituangkan ke dalam media. Tentunya keterhubungan-keterhubungan antara makna metafora dan bentuk fungsi bangunan dalam media harus dapat menjawab
permasalahan – permasalahan desain terminal yang muncul kemudian.
3.1.5 Studi Banding Tema Sejenis 3.1.5.1 Chapelle Notre Dame Du Haut Ronchamp
– Le Corbusier
Notre Dame du Haut merupakan master piece dari Le Corbusier yang dibangun pada tahun 1955. Bangunan ini berupa kapel yang dibuat tanpa
mementingkan prinsip kebebasan, melainkan mementingkan kemurnian alam. Kapel ini terletak di atas kaki bukit di pegunungan Vosges. Secara keseluruhan, bentuk
bangunan dikatakan sederhana karena bangunan terbentuk dari bidang atap dan dinding masif dari beton kasar sehingga memberikan citra berani tetapi sederhana.
Dikatakan rumit karena bangunan tidak seperti kapel pada umumnya, pertemuan bidang dinding dan atap tersusun secara diagonal membentuk perbedaan yang sangat
kontrasgambar 3.1. Pada bagian depan dinding bagian selatan dan timur yang cekung seakan
tertarik ke suatu titik tertentu di bawah atap yang menggantung over hang yang sangat lebar gambar 3.2. Sedang pada bagian belakang, dinding utara dan barat
berbentuk melengkung hingga ke menara tanpa atap. Antara utara dan barat dipersatukan dengan sebuah pintu di antara dinding yang melengkung gambar 3.3.
Sedangkan pada bagian dalam, ruangan berbentuk segi empat yang tidak teratur memanjang ke tenggara sampai ke altar gambar 3.4. Pada rancangan kapelnya, Le
Corbusier memadukan potensi-potensi alam pada daerah tersebut dengan makna- makna religius Kristiani sehingga bentuknya mengandung banyak arti dan memberi
bermacam-macam simbol.
Gambar 3.1 Perspektif Suasana Notre Dame du Hau
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 51
Gambar 3.2 View Selatan Notre Dame du Haut Gambar 3.3 View Utara Notre Dame du Haut
Sudut dinding yang menjorok ke atas diasumsikan sebagai haluan kapal. Atapnya diibaratkan sebagai perahu Nabi Nuh yang miring pada sisinya yang
menyelamatkan umat manusia dari air bah. Kapel yang merupakan perpaduan gaya purbakal dan gaya Kristian ini menggunakan sistem struktur dinding pemikul dan
atapnya merupakan suatu struktur rongga yang ditopang sebagian kolomnya dan sebagian lagi menopang pada blok di puncak dinding.
Gambar 3.4 Suasana Ruang Umat Gambar 3.5 Interior di Dalam Notre Dome
Pada bagian interior kapel, dinding, atap dan lantainya membentuk kurva menuju altar, mengikuti bentuk alami dari lembah. Bentuk kompleksnya bermula dari
tema parabola yang terdapat pada dinding timur untuk memantulkan suara dari luar altar kembali ke lembah gambar 3.5. Bentuk geometri dari bangunan ini didapat dari
gaya bangunan Le Corbusier terdahulu yaitu fractal dan bentuk-bentuk alami yang membuat Ronchamp menjadi bangunan post-modern pertama.
Ada beberapa interpretasi terhadap bangunan notre dame dapat dilihat pada gambar 3.6 yang berupa tangan, kapal laut, bebek dan model rambut.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 52
Gambar 3.6 Interpretasi Terhadap Notre Dome
3.1.5.2 Sydney Opera House – Jorn Utzon
Sydney Opera House berdiri di atas tanah seluas 2,2 Ha dan luas bangunan 1,8 Ha dengan bentang bangunan 185 m x 120 m dan ketinggian atap mencapai 67
meter di atas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian beton precast yang masing-masing seberat
15,5 ton gambar 3.7. Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya
arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang
oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 53
Gambar 3.7 Detail Atap Beton Precast
Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat
bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang
sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar.
Gambar 3.8 Suasana Sydney Opera House dari laut
Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air, berdampingan dengan pelabuhan di kawasan Benellong Point diatas teluk Sydney
yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jorn Utzon diubah menjadi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa pada
tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat gambar 3.8. Bentuknya yang melengkung berwarna putih menggunakan sistem struktur
cangkang shell system selaras dan seolah – olah seperti echo dari pelengkung
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 54
jembatan Sydney ini merupakan sistem struktur ruang, dimana dalam hal ini dinding tanpa tiang menyatu dengan atap seperti pada rumah siput gambar 3.10. Bentuk dan
warna yang ditampilkan oleh sistem tersebut selain memberikan kesan sesuai dengan lingkungan, yaitu siput binatang laut, didukung oleh lokasinya di tepian air yang
sangat luas terbuka membuat Sydney Opera House terlihat monumental. Sydney Opera
House memiliki lebih dari 1000 ruang yang diantaranya adalah:
1.
Concert Hall, merupakan ruang utama terbesar dengan kapasitas 2679 orang
2.
Opera Theatre, teridir dari 1547 kursi gambar 3.9,
3.
Drama theatre, dengan kapasitas 544 orang
4.
Playhouse, Studio, reception Hall, Foyer, digunakan untuk seminar, kuliah, dengan kapasitas 398 orang
5.
Lima auditorium, lima studio, empat restaurant, enam bar theatre, 60 ruang ganti, perpustakaan, kantor administrasi dan ruang utilitas.
Gambar 3.9 Suasana Interior Theater Gambar 3.10 Akses Menuju Ruang Dalam
Atap pada merupakan bentuk metafora dengan menerapkan system shell free form. Dimana bentuk shell yang ada tidak mengikuti pola geometri tetapi terikat secara
structural yang dalam hal ini bentuk geometri tetap ada tetapi bukan merupakan factor utama.
Dalam konteks Sydney Opera House, terdapat 3 unit terpisah, semua beratap rumah siput unit yang besar bertumpuk dengan arah mencuat berlawanan mengarah
ke air dan lainnya ke darat. Unit opera terbesar disediakan 2700 tempat duduk, unit sedikit lebih kecil berdampingan sejajar 1500 tempat duduk dan yang kecil agak
terpisah didepan digunakan untuk restoran dan fasilitas pendukung lainnya.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 55
3.1.5.3 Museum Of Fruit – Itsuko Hasegawa
Museum of Fruit
yang berlokasi
di Jepang
tepatnya di
Kota Yamanashigambar 3.11. Bangunan ini didirikan pada tahun 1996, berfungsi sebagai
museum dan greenhouse dengan material baja dan kaca. Pusat pengetahuan ini memiliki tiga struktur shell yang terbuat dari baja dengan tinggi sampai 20 meter dan
bentang 50 meter yang dihubungkan oleh bangunan bawah tanah.
Gambar 3.11 Exterior Bangunan -Bangunan Museum of Fruit
Kehadiran metafora terlihat pada bangunan yang menjadi obyek kasus, yaitu Museum of Fruit. Pada bangunan ini, sang perancang menghadirkan sifat-sifat buah
dan bibit dalam bentuk bangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bangunan Museum of Fruit ini merupakan perumpamaan Arsitektur sebagai sebaran bibit dan
buah. Bukan hanya bentuk buah atau bibit yang dimunculkan pada bentuk arsitektural bangunan ini, tapi jug a sifat-sifatnya. Hal inilah yang membuat bangunan ini dikatakan
memiliki tema metafora dan bukannya analogi atau mimesis. Terlebih lagi bentuk dan sifat buah atau bibit yang diambil tersebut sesuai dengan fungsi bangunannya yaitu
sebagai Museum buah-buahan.Jadi dalam pencapaian ide bentuknya, Itsuko Hazegawa mentransfer sifat-sifat buah dan bibit ke dalam bangunan.
Pada Museum of Fruit, perancang mentransfer sifat-sifat dan bentuk dari bibit dan buah-buahan serta tumbuh-tumbuhan yang lain. Itsuko Hasegawa berusaha
menampilkan metafora dari kekuatan serta perbedaan buah-buahan, sebuah landscape purba yangtersembunyi dalam jiwa manusia.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 56
Gambar 3.12 Tampak Tiga Buah Bangunan Sebagai Bibit Buah
Dia menggunakan bentuk bibit-bibit yang berbeda yang disebar ke tanah dalam penampilan keseluruhan kompleks bangunannya, termasuk dalam menemukan
bentuk denah dari tiga massa utama gambar 3.12. Sisi inilah yang merupakan kategori tangible metaphor. Sedangkan kategori intangible metaphor tampak pada
gambaran sebuah bibit yang kemudian tumbuh menjadi pohon yang besar yang ditampilkannya ke dalam salah satu massa yaitu fruit plaza gambar 3.13. Kemudian
dia menampilkan kenangan akan matahari tropis di mana bibit berkecambah pada green house.
Dia juga menggambarkan dunia gen buah-buahan ke dalam rancangan exhibition hall. Kekuatan bibit digambarkan dalam workshop, cerita buah-buahan
tampak pada museum, sementara kekayaan hubungan budaya dan sejarah antara manusia dan buah bisa disimbolkan dengan cara menyebarkan lahan bibit dan menjadi
makmur dalam lingkungan tertentu serta pencampurannya bisa dilihat sebagai metafora hidup berdampingan dengan damai pada daerah yang bermacam-macam di
dunia, simbiosis manusia dan binatang, dan pemeliharaan alam. Tampilan keseluruhan bangunan me
rupakan “new age village”.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 57
Gambar 3.13 Interior Plaza Bangunan
3.1.5.4 Milwaukee Art Museum-Quadracci Pavillion – Santiago Calatrava
Museum Seni Milwaukee di desain oleh Santiago Calatrava pada tahun 2001 gambar 3.14. Bangunan ini merupakan bangunan yang pertama kali didesain
Calatrava di Amerika Serikat. Bangunan yang ini tidak hanya menggambarkan perluasan ruang untuk Museum Seni Milwaukee, tapi juga untuk menampilkan
gambaran baru daru museum ini, dan perluasan untuk Kota Milwaukee.
Gambar 3.14 Exterior Suasana Milwaukee Art Museum
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 58
Quadracci Pavilion secara teknik merupakan sebuah perluasan Gedung Eero Saarinen‟s War Memorial di depan Danau Michigan di Milwaukee. Calatrava
mengajukan desain di depan danau. Hal itu membentuk hubungan antara Kota
Milwaukee dengan Danau Michigan dan perluasan Jalan Wisconsin hampir ke danau. Perluasan bangunan Calatrava dengan memanfaatkan pencahayaan alami dan
terbuka sehingga dapat melihat view danau dari dalam gedung. Selasar penghubung yang rendah dan transparan sehingga terjadi penghubung bangunan yang baru dan
bangunan yang lama secara lamai. Walaupun jembatan gantung yang menghubungkan pavilion ke Kota Milwaukee
sangat spektakuler dalam pandangan kita, selasar pusat dengan sayap brise soleil-nya yang bias terbuka dan terkatup merupakan pusat keindahan bangunan tersebut
gambar 3.15. Pendepat orang tentang hal itu dapat beragam, orang biasa mengatakan itu terinspirasi dari sayap seekor burung atau dari layar perahu. Di dalam
bangunan, pintu masuk hall sangat spektakuler. Permainan cahaya yang melaui panel- panel kaca atapnyagambar 3.16 tidak membuat orang jenuh dan dari dalam ini kita
dapat memulai pandangan kita terhadap karya Calatrava sampai mendetail.
Gambar 3.15 Sayap sebagai shading museum Gambar 3.16 Metafora burung pada suasana malam
Interior bangunan menampilkan bentuk-bentuk yang sederhana, detail dan finishingnya berulang-ulang. Bentuknya organik dan kuat dan terus mengubah
pandangan orang yang berada di dalamnya. Berdiri di akhir pintu masuk, kita hamper merasakan mengambang di atas danau. Display lemari di Museum dan bangku di
auditoriumnya juga dirancang oleh Calatrava dengan menampilkan pengulangan desain gambar 3.17 dan 3.18.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 59
Museum Seni Milwaukee dipercayakan kepada Santiago Calatrava untuk merancang 58.000 kaki persegi perluasan ke museum di tahun 1994. Sejak
ditampilkan model awal desain bangunannya tahun 1995, museum membuat tujuan strategis untuk memperluas lingkup proyek.
Ruang pengunjung utama, seperti teras selatan dan parkir, yang di tambahkan ke
dalam desain. Ruang untuk perluasan mencapai 142.050 kaki persegi untuk
mengakomodasi penambahannya.
Perluasannya mencapai 30 keseluruhan ruang galerinya dari 90.000 sampai
117.000 kaki persegi. Calatrava juga mendesain Jembatan
Reiman sepanjang 250 kaki merupakan jembatan pejalan kaki dengan struktur
gantung yang menghubungkan pusat Kota Milwaukee secara langsung dengan danau
dan museum. Desain jembatannya dengan struktur
kaki yang
mencerminkan pengalaman pada desain jembatan di Eropa.
Pintu masuk utama berbentuk parabolic, kaca yang menutupi aula dengan langit- langit 90 kaki. The Burke Brise Soleil-nya dapat bergerak, sayap seperti sun screen
dengan kisi-kisi 72 baja, yang bertahan di atas kaca pada atap aula penerima dan dapat mengendalikan cahaya pada bangunan. Kisi-kisinya panjangnya dari 26 kaki
sampai 105 kaki, jika sayap brise soleil-nya melebar pada titik terlebar panjangnya mencapai 217 kaki, dan beratnya 90 ton.
Dalam merancang Calatrava sering terinspirasi oleh alam, menggambarkan sebuah kombinasi bentuk-bentuk organic dan inovasi teknologi. Perluasan Museum
Seni Milwaukee dengan penggabungan beberapa elemen terinspirasi lokasinya yang berada di danau. Diantara banyak elemen-elemen maritim pada desain Calatrava
adalah louvers baja yang dapat bergerak terinspirasi oleh sayap burung, kabel pada jembatan penyebrangan terinspirasi oleh bentuk kapal layar.
Gambar 3.17 Interior di dalam museum
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 60
Gambar 3.18 Sisi samping interior museum
3.1.6 Perbandingan Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis
Perbandingan studi banding tema sejenis dirangkum dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Perbandingan studi banding tema sejenis
No. Bangunan Arsitek
Penerapan Jenis
Metafora
1. Chapelle
Notre Dame du Haut
Ronchamp Le
Corbusier 1.Menggunakan konsep kebebasan
yang rumit tapi sederhana dalam bentukan-bentukan kapel yang tidak
umum, sehingga dapat menimbulkan tafsiran yang berbeda Topi, Bebek,
kapal Laut, Tangan yang sedang berdoa
Intangible metaphore
2. Sydney
Opera House Jorn utzon 1.Mengaplikasikan konsep metafora
dalam bentukan yang berfungsi sebagai
opera house,
dengan tafsiran
yang beraneka
ragam meliputi bunga, layar kapal, maupun
Siput Intangible
metaphore
3. Museum Of
Fruit Itsuko
Hasegawa 1.Menggunakan bentuk bibit-bibit
yang berbeda yang disebar ke tanah dalam
penampilan keseluruhan
kompleks bangunan,
termasuk Combined
metaphore
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 61
No. Bangunan Arsitek
Penerapan Jenis
Metafora
dalam menemukan bentuk denah dari tiga massa utama.
2.Gambaran sebuah bibit yang kemudian tumbuh menjadi pohon
yang besar yang ditampilkan ke dalam salah satu massa yaitu fruit
plaza. 4.
Milwaukee Art Museum
Santiago Calatrava
1. Aplikasi sistem mekanis pada model bentukan burung pada fungsi
museum yang fungsional sebagai shading bangunan
Tangible metaphore
Dari studi banding yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Tema metafora dapat diaplikasikan ke dalam bangunan melalui penggunaan
unsur- unsur bangunan, baik struktural maupun arsitektural melalui teknologi bangunan.
2. Mengaplikasikan tema metafora dengan mengadopsi bentukan baik nyata
maupun tidak nyata tersirat sehingga orang dapat memiliki tafsiran yang berbeda-beda.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 62
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
4.1 Pengantar
Analisa Analisa merupakan bagian dari proses desain untuk dapat memperoleh gambaran hal-hal apa yang harus diperhatikan hingga menghasilkan disain yang
sebenarnya. Berikut ini akan dijabarkan tentang analisa-analisa yang berkenaan dengan proyek, baik fisik maupun nono fisik.
4.1.1 Lokasi Site
Lokasi proyek dapat dilihat pada gambar 4.1 dimana kondisi existing tapak sebagai berikut:
Kondisi existing tapak : -
Jalan : Jalan Panglima Denai
- Luas lahan
: 47.600 m
2
- Kontur
: Tidak ada -
Pemilik : Dinas Perhubungan
- Batas Site
: a.
Utara : Rumah Penduduk, Kantor Dishub
b. Selatan
: Rumah Toko c.
Timur : Pabrik roti, Rumah toko, Rumah penduduk, Kantor
Dishub d.
Barat : Perkebunan Sawit
- Koefisien Lantai Dasar Bangunan KDB
: 50 - 75 -
Koefisien Lantai Bangunan KLB : 8 Lantai
- Garis Sempadan Bandunan GSB
-. Garis Sempadan Jalan Panglima Denai
: 15m -.
Garis Sempadan Jalan Pabrik : 12m
-
Peraturan : Peruntukan Lahan : Terminal
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 63
Gambar 4.1 Lokasi Terminal Amplas
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 64
4.2 Analisa Fisik Tapak Dan Lingkungan
4.2.1 Analisa Fisik Lingkungan 4.2.1.1 Analisa Pencapaian
Analisa pencapaian di bagi atas jalan tol, ateri primer, ateri sekunder dan jalan kolektor. Analisa pencapaian dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2 Analisa Pencapaian
Pencapaian ke arah site : 1.
Pencapaian melalui jalan ateri primer : a.
Medon Johor – Site = 20 menit
b. Tanjung Morawa
– Site = 20 menit c.
Medan Selayang – Site = 45 menit
d. Medan Tuntungan
– Site = 45 menit 2.
Pencapaian melalui jalan ateri sekunder : a.
Percut sei tuan – Site = 15 menit
b. Mendan Polonia
– Site = 30 menit c.
Medan Kota – Site = 40 menit
3. Pencapaian melalui Jalan Tol
a. Belawan
– Site = 45 menit b.
Medan deli – Site = 35 menit
c. Medan Timur
–Site 25 menit d.
Medan Perjuangan –Site = 15 menit
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 65
Masalah Analisa Pencapaian terhadap site:
- Site berada di jalan kolektor, sehingga kepadatan lalu lintas menjadi lebih tinggi
Potensi Analisa Pencapaian terhadap Site
- Letak site dekat dengan pintu tol, sehingga mudah di capai dalam waktu kurang
dari 1 jam -
Adanya jalan ateri primer dan sekunder di dekat area site yang dapat memudahkan orang untuk menjangkaunya
Tanggapan terhadap Analisa Pencapaian
- Peletakkan area masuk kendaraan mempertimbangkan jalan ateri primer dan
jalan tol yang akan menjadi jalan utama untuk mencapai lokasi site.
4.2.1.2 Analisa Tata Guna Lahan
Analisa tata guna lahan dengan radius sebesar 3km untuk melihat fasilitas- fasilitas yang dapat mendukung keberadaan terminal. Analisa tata guna lahan dapat
dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Analisa Tata Guna Lahan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 66
Masalah Analisa tata guna lahan terhadap site:
- Fungsi tata guna lahan pada daerah tersebut di dominasi oleh industri dan
perumahan, sehingga fasilitas yang mendukung terminal sendiri seperti komersil dan penginapan masi sangat minim.
Potensi Analisa tata guna lahan terhadapa site
- Di daerah dekat site memiliki beberapa perusahaan perusahaan bus seperti
PT. ALS yang dapat mendukung adanya keberdaan terminal.
Tanggapan terhadap tata guna lahan
- Fasilitas komersil, penginapan dan penunjang dibuat terpadu dengan terminal
amplas yang akan di bangun kemudian.
4.2.2 Analisa Fisik Tapak 4.2.2.1 Analisa Sirkulasi
Analisa sirkulasi terbagi atas beberapa macam yaitu : 1.
Analisa Sirkulasi Berdasarkan Jenis Kendaraan Analisa sirkulasi berdasarkan jenis kendaraan dibagi atas sirkulasi
kendaraan pribadi dan sirkulasi kendaraan angkutan umum yang dapat dilihat pada gambar 4.4.
Legenda : = Sirkulasi Kendaraan Pribadi
= Sirkulasi Kendaraan Angkutan Umum
Gambar 4.4 Analisa Sirkulasi Kendaraan
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 67
2. Analisa Kepadatan Lalu Lintas
Analisa kepadatan lalu lintas dapat dilihat pada gambar 4.5.
Gambar 4.5 Analisa Kepadatan Lalu Lintas
3. Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki
Analisa sirkulasi pejalan kaki dapat dilihat pada gambar 4.6 yang berupa foto existing area pejalan kaki disekitar terminal amplas.
Gambar 4.6 Foto existing area pejalan kaki
Legenda : = Kepadatan Lalu Lintas pada
Jalan Kecil = Kepadatan Lalu Lintas pada
Jalan Besar = Kepadatan Lalu Lintas di
Simpang Empat
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 68
Masalah Analisa Sirkulasi:
a. Sirkulasi Kendaraan di simpang empat di bawah jalan layang sangat ramai,
b. Adanya angkutan umum yang berhenti untuk menaikan dan menurunkan
penumpang yang tidak pada tempatnya, c.
Lebar jalan menuju site sebesar 8 m, menyebabkan kendaraan berdesakan untuk melaluinya,
d. Pedestrian yang tidak teratur, kandang ada dan kadang tidak ada,
e. Perkarangan rumah dan tempat jualan yang dapat digunakan sebagai area
pedestrian justru digunakan sebagai area parkir kendaraan, f.
Banyaknya pkl yang berjualan di area yang bisa di jadikan pedestrian menyebakan pejalan kaki lebih memilik untuk berjalan di jalan raya.
Potensi Sirkulasi Site a.
Site memiliki lebar jalan yang cukup luas dengan lebar jalan 29.2 m
b. Jalan pabrik yang lebar jalannya 9.8 m dapat dimanfaatkan menjadi jalur
servis dan tempat keluarnya angkutan umum
Tanggapan terhadap Analisa Sirkulasi
a. Memanfaatkan rencana pemerintah terhadap pembuatan jalan baru,
perbesaran jalan dan pembuatan pedestrian dr pusat kota hingga ke terminal.
b. Pemanfaatan Jalan Pabrik secara baik dengan memperlebar jalan tersebut
ke arah Site, c.
Pedestrian di sediakan lebih luas dan nyaman dan memperhatikan pejalan kaki berkebutuhan khusus.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 69
4.2.2.2 Analisa Kebisingan
Analisa kebisingan diukur dari tingkat kebisingan dari kendaraan bermotor, kegiatan masyarakat sekitar, perumahan sekitar dan pabrik yang dapat dilihat pada
gambar 4.7.
Gambar 4.7 Analisa Kebisingan
Masalah Analisa Kebisingan:
- Tingkat kebisingan sedang di sekitar area Site yang bersumber dari simpang
jalan pabrik, pabrik roti dan PKL
Potensi Analisa KebisinganSite
- Letak site jauh dari sumber kebisingan tingkat tinggi, sehingga kebisingan tinggi
tidak menganggu.
Tanggapan terhadap Analisa Kebisingan
- Pepohonan yang rindang dapat meredam tingkat kebisingan sedang
- Perletakan bangunan jauh dari sumber kebisingan
Tingkat kebisingan sedang
Sumber Kebisingan : Transportasi
Tingkat kebisingan sedang
Sumber Kebisingan : Pabrik Roti
Tingkat kebisingan sedang
Sumber Kebisingan : Transportasi
Tingkat kebisingan sedang
Sumber Kebisingan : PKL
Tingkat kebisingan Tinggi
Sumber Kebisingan : Transportasi
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 70
4.2.2.3 Analisa Matahari
Analisa matahari dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.8 Analisa Matahari
Masalah :
- Site menghadap ke arah barat, sehingga bagian terpanas dari radiasi matahari
sore ialah fasad bangunan.
Potensi Analisa KebisinganSite
- Pepohonan di sekitar site dan di dalam site dapat dimanfaatkan untuk shading
dan dapat menurunkan suhu lingkungan sekitar.
Tanggapan terhadap Analisa Kebisingan
- Bagian barat site sebagai bagian yang terkena efek langsung matahari dapat
dikurangi dengan pemakaian vegetasi seperti : lidah mertua, beringin, akasia, dll dan double skin building.
- Pemanfaatan daylight secara optimal sangat memungkinkan di bagian timur
dan skylight di bagian utara dan selatan site.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 71
4.2.2.4 Analisa View
Analisa view terbagi atas 2 yaitu: 1.
Analisa View ke arah Tapak View ke arah tapak di pertimbankan dari segala arah yang dapat melihat
langsung ke arah site. Analisa view ke arah tapak dapat dilihat pada gambar 4.9.
Gambar 4.9 Analisa View Kedalam
2. Analisa View dari Tapak
Analisa view dari tapak di ukur dari jarak pandang. Analisa view ini dapat dilihat pada gambar 4.10.
Gambar 4.10 Analisa View Keluar
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 72
Masalah view terhadap tapak :
- View ke arah bangunan dari simpang empat kurang baik karena adanya
perkebunan sawit dan ruko – ruko yang tidak memiliki GSB menghalangi view
ke arah Tapak
Potensi view terhadap tapak:
- Tapak dapat terlihat jelas dari jalan layang jika tapak di bangun bangunan
berlantai 3 – 5 lantai.
- Jalan Tol, Jalan PanglimaDenai, dan Jalan Sisingamaraja dapat melihat ke
arah tapak dengan kondisi tertentu.
Tanggapa Analisa View terhadap tapak :
- Memanfaatkan potensi view dari arah jalan layang, tol, dan jalan sisingamaraja
dengan memberi fasad yang menarik yang dapat dilihat dari arah tersebut dengan harapan akan menjadi icon medan amplas.
4.2.2.5 Analisa Vegetasi
Kepadatan dan keadaan vegetasi disekitar dan didalam site dapat dilihat pada gambar 4.11 dan 4.12.
Gambar 4.11 Analisa Vegetasi
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 73
Gambar 4.12 Foto existing vegetasi sekitar site dan didalam site
Masalah :
- Kurangnya vegetasi di area pedestrian.
- Kurang tertatanya vegetasi di sekitar kawasan
Potensi Analisa Vegetasi
- Adanya vegetasi tua yang rindang di dalam site
- Sekitar site terdapat vegetasi yang cukup banyak dikarenakan adanya
perkebunan sawit.
Tanggapan terhadap Analisa Vegetasi
- Pemanfaatan vegetasi vegetasi di dalam site yang sudah ada.
- Menata vegetasi di sekitar dan di dalam site untuk dapat mengarahkan
pengunjung dengan baik
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 74
4.2.2.6 Analisa Utilitas
Analisa utilitas terbagi atas 3 yaitu :
1. Analisa Jaringan Kabel Listrik
Analisa jaringan kabel listrik dapat dilihat pada gambar 4.13.
Gambar 4.13 Analisa Jaringan Listrik
2. Analisa Drainase
Analisa drainase dapat dilihat pada gambar 4.14.
Gambar 4.14 Analisa Sistem Drainase
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 75
3. Analisa Jaringan Kabel Telepon
Analisa jaringan kabel telepon dapat dilihat pada gambar 4.15.
Keterangan :
Gambar 4.15 Analisa Jaringan Kabel Telepon
Masalah :
- Adanya tiang listrik di dalam site yang dapat mempengaruhi sirkulasi masuk
kendaraan.
Potensi Analisa Vegetasi
- Sistem utilitas di area site sudah cukup baik, sehingga tidak perlu adanya
penambahan sistem utilitas di sekitar site
Tanggapan terhadap Analisa Vegetasi
- Tiang listrik harus di perhatikan sewaktu mendesain.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 76
4.3 Analisa Non Fisik Fungsional