Keterkaitan Tema Dengan Judul Perbandingan Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis

Winner 090406024 49 miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil, kolom-kolom penyangganya sebagai ban mobil. Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip Metafora, pada umumnya dipakai jika: 1. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain. 2. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain. 3. Mengganti fokus penelitian atau penyelidikan area konsentrasi atau penyelidikan lainnya dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat menjelaskan subjek yang sedang dipikirkan dengan cara baru. Kegunaan penerapan Metafora dalam Arsitektur sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut : 1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain. 2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat. 3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya. 4. Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif.

3.1.4 Keterkaitan Tema Dengan Judul

Tema arsitektur metafora diterapkan pada perancangan proyek Terminal Terpadu Amplas yang dipilih untuk dapat menggambarkan karakteristik terminal dan menjadi identitas medan amplas hingga kota medan, yang mengintrepetasikan fungsi dari bangunan yang merupakan terminal bus dan mewakili mobilitas warga Medan dan sekitarnya. Dari ketiga pengertian metafora intangible metaphor, tangible metaphor, dan combined methaphor, dipilih Intangible methaphor untuk tema proyek Terminal Terpadu Amplas bangunan arsitektur yang menekankan metafora jenis ini akan dapat berbeda tafsirannya menurut pengamat yang berbeda. Dengan demikian pengamat akan ingat dan lebih mengenal bangunan ini karena citra yang ditunjukkan oleh bangunan ini ditafsirkan sendiri olehnya, Berdasarkan uraian diatas, interprestasi tema metafora architecture akan dijelaskan melalui tahap-tahapan desain dalam proses metafora melalui pemaknaan karakteristik daerah yang diartikan ke dalam suatu bentuk dan fungsi bangunan yang 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 50 dituangkan ke dalam media. Tentunya keterhubungan-keterhubungan antara makna metafora dan bentuk fungsi bangunan dalam media harus dapat menjawab permasalahan – permasalahan desain terminal yang muncul kemudian. 3.1.5 Studi Banding Tema Sejenis 3.1.5.1 Chapelle Notre Dame Du Haut Ronchamp – Le Corbusier Notre Dame du Haut merupakan master piece dari Le Corbusier yang dibangun pada tahun 1955. Bangunan ini berupa kapel yang dibuat tanpa mementingkan prinsip kebebasan, melainkan mementingkan kemurnian alam. Kapel ini terletak di atas kaki bukit di pegunungan Vosges. Secara keseluruhan, bentuk bangunan dikatakan sederhana karena bangunan terbentuk dari bidang atap dan dinding masif dari beton kasar sehingga memberikan citra berani tetapi sederhana. Dikatakan rumit karena bangunan tidak seperti kapel pada umumnya, pertemuan bidang dinding dan atap tersusun secara diagonal membentuk perbedaan yang sangat kontrasgambar 3.1. Pada bagian depan dinding bagian selatan dan timur yang cekung seakan tertarik ke suatu titik tertentu di bawah atap yang menggantung over hang yang sangat lebar gambar 3.2. Sedang pada bagian belakang, dinding utara dan barat berbentuk melengkung hingga ke menara tanpa atap. Antara utara dan barat dipersatukan dengan sebuah pintu di antara dinding yang melengkung gambar 3.3. Sedangkan pada bagian dalam, ruangan berbentuk segi empat yang tidak teratur memanjang ke tenggara sampai ke altar gambar 3.4. Pada rancangan kapelnya, Le Corbusier memadukan potensi-potensi alam pada daerah tersebut dengan makna- makna religius Kristiani sehingga bentuknya mengandung banyak arti dan memberi bermacam-macam simbol. Gambar 3.1 Perspektif Suasana Notre Dame du Hau 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 51 Gambar 3.2 View Selatan Notre Dame du Haut Gambar 3.3 View Utara Notre Dame du Haut Sudut dinding yang menjorok ke atas diasumsikan sebagai haluan kapal. Atapnya diibaratkan sebagai perahu Nabi Nuh yang miring pada sisinya yang menyelamatkan umat manusia dari air bah. Kapel yang merupakan perpaduan gaya purbakal dan gaya Kristian ini menggunakan sistem struktur dinding pemikul dan atapnya merupakan suatu struktur rongga yang ditopang sebagian kolomnya dan sebagian lagi menopang pada blok di puncak dinding. Gambar 3.4 Suasana Ruang Umat Gambar 3.5 Interior di Dalam Notre Dome Pada bagian interior kapel, dinding, atap dan lantainya membentuk kurva menuju altar, mengikuti bentuk alami dari lembah. Bentuk kompleksnya bermula dari tema parabola yang terdapat pada dinding timur untuk memantulkan suara dari luar altar kembali ke lembah gambar 3.5. Bentuk geometri dari bangunan ini didapat dari gaya bangunan Le Corbusier terdahulu yaitu fractal dan bentuk-bentuk alami yang membuat Ronchamp menjadi bangunan post-modern pertama. Ada beberapa interpretasi terhadap bangunan notre dame dapat dilihat pada gambar 3.6 yang berupa tangan, kapal laut, bebek dan model rambut. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 52 Gambar 3.6 Interpretasi Terhadap Notre Dome

3.1.5.2 Sydney Opera House – Jorn Utzon

Sydney Opera House berdiri di atas tanah seluas 2,2 Ha dan luas bangunan 1,8 Ha dengan bentang bangunan 185 m x 120 m dan ketinggian atap mencapai 67 meter di atas permukaan laut. Atap terbuat dari 2194 bagian beton precast yang masing-masing seberat 15,5 ton gambar 3.7. Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 53 Gambar 3.7 Detail Atap Beton Precast Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar. Gambar 3.8 Suasana Sydney Opera House dari laut Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air, berdampingan dengan pelabuhan di kawasan Benellong Point diatas teluk Sydney yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jorn Utzon diubah menjadi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa pada tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat gambar 3.8. Bentuknya yang melengkung berwarna putih menggunakan sistem struktur cangkang shell system selaras dan seolah – olah seperti echo dari pelengkung 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 54 jembatan Sydney ini merupakan sistem struktur ruang, dimana dalam hal ini dinding tanpa tiang menyatu dengan atap seperti pada rumah siput gambar 3.10. Bentuk dan warna yang ditampilkan oleh sistem tersebut selain memberikan kesan sesuai dengan lingkungan, yaitu siput binatang laut, didukung oleh lokasinya di tepian air yang sangat luas terbuka membuat Sydney Opera House terlihat monumental. Sydney Opera House memiliki lebih dari 1000 ruang yang diantaranya adalah: 1. Concert Hall, merupakan ruang utama terbesar dengan kapasitas 2679 orang 2. Opera Theatre, teridir dari 1547 kursi gambar 3.9, 3. Drama theatre, dengan kapasitas 544 orang 4. Playhouse, Studio, reception Hall, Foyer, digunakan untuk seminar, kuliah, dengan kapasitas 398 orang 5. Lima auditorium, lima studio, empat restaurant, enam bar theatre, 60 ruang ganti, perpustakaan, kantor administrasi dan ruang utilitas. Gambar 3.9 Suasana Interior Theater Gambar 3.10 Akses Menuju Ruang Dalam Atap pada merupakan bentuk metafora dengan menerapkan system shell free form. Dimana bentuk shell yang ada tidak mengikuti pola geometri tetapi terikat secara structural yang dalam hal ini bentuk geometri tetap ada tetapi bukan merupakan factor utama. Dalam konteks Sydney Opera House, terdapat 3 unit terpisah, semua beratap rumah siput unit yang besar bertumpuk dengan arah mencuat berlawanan mengarah ke air dan lainnya ke darat. Unit opera terbesar disediakan 2700 tempat duduk, unit sedikit lebih kecil berdampingan sejajar 1500 tempat duduk dan yang kecil agak terpisah didepan digunakan untuk restoran dan fasilitas pendukung lainnya. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 55

3.1.5.3 Museum Of Fruit – Itsuko Hasegawa

Museum of Fruit yang berlokasi di Jepang tepatnya di Kota Yamanashigambar 3.11. Bangunan ini didirikan pada tahun 1996, berfungsi sebagai museum dan greenhouse dengan material baja dan kaca. Pusat pengetahuan ini memiliki tiga struktur shell yang terbuat dari baja dengan tinggi sampai 20 meter dan bentang 50 meter yang dihubungkan oleh bangunan bawah tanah. Gambar 3.11 Exterior Bangunan -Bangunan Museum of Fruit Kehadiran metafora terlihat pada bangunan yang menjadi obyek kasus, yaitu Museum of Fruit. Pada bangunan ini, sang perancang menghadirkan sifat-sifat buah dan bibit dalam bentuk bangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bangunan Museum of Fruit ini merupakan perumpamaan Arsitektur sebagai sebaran bibit dan buah. Bukan hanya bentuk buah atau bibit yang dimunculkan pada bentuk arsitektural bangunan ini, tapi jug a sifat-sifatnya. Hal inilah yang membuat bangunan ini dikatakan memiliki tema metafora dan bukannya analogi atau mimesis. Terlebih lagi bentuk dan sifat buah atau bibit yang diambil tersebut sesuai dengan fungsi bangunannya yaitu sebagai Museum buah-buahan.Jadi dalam pencapaian ide bentuknya, Itsuko Hazegawa mentransfer sifat-sifat buah dan bibit ke dalam bangunan. Pada Museum of Fruit, perancang mentransfer sifat-sifat dan bentuk dari bibit dan buah-buahan serta tumbuh-tumbuhan yang lain. Itsuko Hasegawa berusaha menampilkan metafora dari kekuatan serta perbedaan buah-buahan, sebuah landscape purba yangtersembunyi dalam jiwa manusia. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 56 Gambar 3.12 Tampak Tiga Buah Bangunan Sebagai Bibit Buah Dia menggunakan bentuk bibit-bibit yang berbeda yang disebar ke tanah dalam penampilan keseluruhan kompleks bangunannya, termasuk dalam menemukan bentuk denah dari tiga massa utama gambar 3.12. Sisi inilah yang merupakan kategori tangible metaphor. Sedangkan kategori intangible metaphor tampak pada gambaran sebuah bibit yang kemudian tumbuh menjadi pohon yang besar yang ditampilkannya ke dalam salah satu massa yaitu fruit plaza gambar 3.13. Kemudian dia menampilkan kenangan akan matahari tropis di mana bibit berkecambah pada green house. Dia juga menggambarkan dunia gen buah-buahan ke dalam rancangan exhibition hall. Kekuatan bibit digambarkan dalam workshop, cerita buah-buahan tampak pada museum, sementara kekayaan hubungan budaya dan sejarah antara manusia dan buah bisa disimbolkan dengan cara menyebarkan lahan bibit dan menjadi makmur dalam lingkungan tertentu serta pencampurannya bisa dilihat sebagai metafora hidup berdampingan dengan damai pada daerah yang bermacam-macam di dunia, simbiosis manusia dan binatang, dan pemeliharaan alam. Tampilan keseluruhan bangunan me rupakan “new age village”. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 57 Gambar 3.13 Interior Plaza Bangunan

3.1.5.4 Milwaukee Art Museum-Quadracci Pavillion – Santiago Calatrava

Museum Seni Milwaukee di desain oleh Santiago Calatrava pada tahun 2001 gambar 3.14. Bangunan ini merupakan bangunan yang pertama kali didesain Calatrava di Amerika Serikat. Bangunan yang ini tidak hanya menggambarkan perluasan ruang untuk Museum Seni Milwaukee, tapi juga untuk menampilkan gambaran baru daru museum ini, dan perluasan untuk Kota Milwaukee. Gambar 3.14 Exterior Suasana Milwaukee Art Museum 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 58 Quadracci Pavilion secara teknik merupakan sebuah perluasan Gedung Eero Saarinen‟s War Memorial di depan Danau Michigan di Milwaukee. Calatrava mengajukan desain di depan danau. Hal itu membentuk hubungan antara Kota Milwaukee dengan Danau Michigan dan perluasan Jalan Wisconsin hampir ke danau. Perluasan bangunan Calatrava dengan memanfaatkan pencahayaan alami dan terbuka sehingga dapat melihat view danau dari dalam gedung. Selasar penghubung yang rendah dan transparan sehingga terjadi penghubung bangunan yang baru dan bangunan yang lama secara lamai. Walaupun jembatan gantung yang menghubungkan pavilion ke Kota Milwaukee sangat spektakuler dalam pandangan kita, selasar pusat dengan sayap brise soleil-nya yang bias terbuka dan terkatup merupakan pusat keindahan bangunan tersebut gambar 3.15. Pendepat orang tentang hal itu dapat beragam, orang biasa mengatakan itu terinspirasi dari sayap seekor burung atau dari layar perahu. Di dalam bangunan, pintu masuk hall sangat spektakuler. Permainan cahaya yang melaui panel- panel kaca atapnyagambar 3.16 tidak membuat orang jenuh dan dari dalam ini kita dapat memulai pandangan kita terhadap karya Calatrava sampai mendetail. Gambar 3.15 Sayap sebagai shading museum Gambar 3.16 Metafora burung pada suasana malam Interior bangunan menampilkan bentuk-bentuk yang sederhana, detail dan finishingnya berulang-ulang. Bentuknya organik dan kuat dan terus mengubah pandangan orang yang berada di dalamnya. Berdiri di akhir pintu masuk, kita hamper merasakan mengambang di atas danau. Display lemari di Museum dan bangku di auditoriumnya juga dirancang oleh Calatrava dengan menampilkan pengulangan desain gambar 3.17 dan 3.18. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 59 Museum Seni Milwaukee dipercayakan kepada Santiago Calatrava untuk merancang 58.000 kaki persegi perluasan ke museum di tahun 1994. Sejak ditampilkan model awal desain bangunannya tahun 1995, museum membuat tujuan strategis untuk memperluas lingkup proyek. Ruang pengunjung utama, seperti teras selatan dan parkir, yang di tambahkan ke dalam desain. Ruang untuk perluasan mencapai 142.050 kaki persegi untuk mengakomodasi penambahannya. Perluasannya mencapai 30 keseluruhan ruang galerinya dari 90.000 sampai 117.000 kaki persegi. Calatrava juga mendesain Jembatan Reiman sepanjang 250 kaki merupakan jembatan pejalan kaki dengan struktur gantung yang menghubungkan pusat Kota Milwaukee secara langsung dengan danau dan museum. Desain jembatannya dengan struktur kaki yang mencerminkan pengalaman pada desain jembatan di Eropa. Pintu masuk utama berbentuk parabolic, kaca yang menutupi aula dengan langit- langit 90 kaki. The Burke Brise Soleil-nya dapat bergerak, sayap seperti sun screen dengan kisi-kisi 72 baja, yang bertahan di atas kaca pada atap aula penerima dan dapat mengendalikan cahaya pada bangunan. Kisi-kisinya panjangnya dari 26 kaki sampai 105 kaki, jika sayap brise soleil-nya melebar pada titik terlebar panjangnya mencapai 217 kaki, dan beratnya 90 ton. Dalam merancang Calatrava sering terinspirasi oleh alam, menggambarkan sebuah kombinasi bentuk-bentuk organic dan inovasi teknologi. Perluasan Museum Seni Milwaukee dengan penggabungan beberapa elemen terinspirasi lokasinya yang berada di danau. Diantara banyak elemen-elemen maritim pada desain Calatrava adalah louvers baja yang dapat bergerak terinspirasi oleh sayap burung, kabel pada jembatan penyebrangan terinspirasi oleh bentuk kapal layar. Gambar 3.17 Interior di dalam museum 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 60 Gambar 3.18 Sisi samping interior museum

3.1.6 Perbandingan Kesimpulan Studi Banding Tema Sejenis

Perbandingan studi banding tema sejenis dirangkum dalam tabel 3.1. Tabel 3.1 Perbandingan studi banding tema sejenis No. Bangunan Arsitek Penerapan Jenis Metafora 1. Chapelle Notre Dame du Haut Ronchamp Le Corbusier 1.Menggunakan konsep kebebasan yang rumit tapi sederhana dalam bentukan-bentukan kapel yang tidak umum, sehingga dapat menimbulkan tafsiran yang berbeda Topi, Bebek, kapal Laut, Tangan yang sedang berdoa Intangible metaphore 2. Sydney Opera House Jorn utzon 1.Mengaplikasikan konsep metafora dalam bentukan yang berfungsi sebagai opera house, dengan tafsiran yang beraneka ragam meliputi bunga, layar kapal, maupun Siput Intangible metaphore 3. Museum Of Fruit Itsuko Hasegawa 1.Menggunakan bentuk bibit-bibit yang berbeda yang disebar ke tanah dalam penampilan keseluruhan kompleks bangunan, termasuk Combined metaphore 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 61 No. Bangunan Arsitek Penerapan Jenis Metafora dalam menemukan bentuk denah dari tiga massa utama. 2.Gambaran sebuah bibit yang kemudian tumbuh menjadi pohon yang besar yang ditampilkan ke dalam salah satu massa yaitu fruit plaza. 4. Milwaukee Art Museum Santiago Calatrava 1. Aplikasi sistem mekanis pada model bentukan burung pada fungsi museum yang fungsional sebagai shading bangunan Tangible metaphore Dari studi banding yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Tema metafora dapat diaplikasikan ke dalam bangunan melalui penggunaan unsur- unsur bangunan, baik struktural maupun arsitektural melalui teknologi bangunan. 2. Mengaplikasikan tema metafora dengan mengadopsi bentukan baik nyata maupun tidak nyata tersirat sehingga orang dapat memiliki tafsiran yang berbeda-beda. 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD Winner 090406024 62 BAB IV ANALISA PERANCANGAN

4.1 Pengantar

Analisa Analisa merupakan bagian dari proses desain untuk dapat memperoleh gambaran hal-hal apa yang harus diperhatikan hingga menghasilkan disain yang sebenarnya. Berikut ini akan dijabarkan tentang analisa-analisa yang berkenaan dengan proyek, baik fisik maupun nono fisik.

4.1.1 Lokasi Site

Lokasi proyek dapat dilihat pada gambar 4.1 dimana kondisi existing tapak sebagai berikut: Kondisi existing tapak : - Jalan : Jalan Panglima Denai - Luas lahan : 47.600 m 2 - Kontur : Tidak ada - Pemilik : Dinas Perhubungan - Batas Site : a. Utara : Rumah Penduduk, Kantor Dishub b. Selatan : Rumah Toko c. Timur : Pabrik roti, Rumah toko, Rumah penduduk, Kantor Dishub d. Barat : Perkebunan Sawit - Koefisien Lantai Dasar Bangunan KDB : 50 - 75 - Koefisien Lantai Bangunan KLB : 8 Lantai - Garis Sempadan Bandunan GSB -. Garis Sempadan Jalan Panglima Denai : 15m -. Garis Sempadan Jalan Pabrik : 12m - Peraturan : Peruntukan Lahan : Terminal 8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD