Beta Saham Landasan Teori

Keterangan : P t = Harga saham periode sekarang P t‐1 = Harga saham periode sebelumnya

2.1.4 Beta Saham

Dalam melakukan investasi, ada dua hal yang harus dipertimbangkan oleh investor, yaitu keuntungan return dan risiko risk. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan Tandelilin, 2001. Semakin besar perbedaannya maka semakin tinggi tingkat risikonya. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan. Artinya, dalam berinvestasi, disamping menghitung return yang diharapkan, investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Apabila suatu protofolio dalam pasar memiliki risiko yang tinggi, maka portofolio tersebut juga memiliki return yang tinggi dan sebaliknya. Menurut Widoatmodjo 2009, dalam investasi risiko terbagi dua yaitu risiko domestik domestic risk dan risiko internasional international risk. Risiko domestik merupakan risiko yang ditimbulkan oleh penyebab-penyebab domestik, seperti inflasi, kenaikan suku bunga oleh pemerintah dan lain sebagainya. Risiko internasional merupakan risiko yang penyebabnya datang akibat pergaulan ekonomi nasional dengan ekonomi internasional, seperti peningkatan harga minyak di pasar internasional. Selain dikelompokkan atas dasar batas negara domestik dan internasional, risiko juga dikelompokkan menjadi risiko sistematis systematic risk dan risiko tidak sistematis unsystematic risk. Risiko sistematis, merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan begitu saja dengan diversifikasi investasi Universitas Sumatera Utara pada berbagai jenis saham dan dampaknya dirasakan oleh seluruh instrumen investasi. Risiko ini disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi, kebijakan moneter dan lain sebagainya. Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi dan dampaknya hanya dirasakan oleh perusahaan tertentu yang berhubungan dengan risiko tersebut. Karena risiko ini untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi dalam suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal baik yang terjadi di perusahaan lain, misal pemogokan buruh, tuntutan dari pihak lain, perubahan teknologi bagian produksi dan sebagainya. Penjumlahan dari kedua risiko tersebut disebut risiko total total risk. Tabel 2.1 Matriks Risiko Risiko Domestik Internasional Sistematis Inflasi Nilai tukar mata uang Suku bunga Inflasi Resesi ekonomi Suku bunga Perpajakan Resesi Ekonomi Harga BBM Harga Minyak Tidak Sistematis Gagal bayar Risiko Negara Likuiditas Teknomlogi Pemogokan Sumber bahan baku Pembayaran sebelum jatuh tempo Nilai tukar Teknologi Teknologi Universitas Sumatera Utara Risiko sistematis atau risiko pasar sering dinyatakan dengan beta. Beta merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar Jogiyanto, 2000. Volatilitas dapat didefenisikan sebagai fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Semakin besar fluktuasi return saham terhadap return pasar maka semakin besar pula beta saham tersebut. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil fluktuasi return saham terhadap return pasar, semakin kecil pula beta saham tersebut. Tendelilin 2001 menyatakan bahwa beta menunjukkan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar. Sumber : Tandelilin 2001 Gambar 2.2 Karakteristik Kepekaan Beta Saham Gambar di atas menunjukkan beberapa karakteristik kepekaan beta saham. Dapat dilihat bahwa β = 1 berarti perubahan return saham atau portofolio memiliki tingkat respon pergerakan yang sama dengan pergerakan return pasar. Sedangkan β 1 menunjukkan bahwa kepekaan return saham tersebut lebih besar Universitas Sumatera Utara dari pergerakan return pasar, hal ini sering disebut saham agresif. Sementara saham dengan β 1 dinamakan saham defensif karena pergerakan return saham perusahaan tersebut lebih kecil daripada return pasar. Beta dapat dihitung dengan menggunakan teknik regresi. Teknik regresi untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan return sekuritas sebagai variabel dependen dan return pasar sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang dihasilkan dari data time series ini akan menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama masa periode observasi. Dalam mengestimasi nilai beta suatu saham dapat dilakukan dengan menggunakan Model Indeks Tunggal Single Index Model atau Model CAPM Capital Assets Pricing Model. Jika menggunakan model CAPM, beta dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut : R i = R BR + β i R m – R BR + e i Keterangan : Ri = return sekuritas ke-i R BR = return sekuritas bebas risiko Rm = return portofolio pasar βi = beta sekuritas ke-i Untuk mengaplikasikan model CAPM ini ke dalam persamaan regresi, maka nilai R BR perlu dipindahkan ke sebelah kiri. Sehingga persamaan menjadi : R i - R BR = β i R m – R BR + e i Sedangkan jika menggunakan model Indeks Tunggal, beta dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara R i = α i + β i R m + e i Keterangan: Ri = return sekuritas ke-i α i = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar. βi = beta sekuritas ke-i Rm = return portofolio pasar Untuk menghitung beta, dalam penelitian ini digunakan Model Indeks Tunggal Single Index Model.

2.1.5 Rasio Keuangan