Analisis Pengaruh Beta Dan Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Indeks Kompas 100

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH BETA DAN RASIO

KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM

INDEKS KOMPAS 100

OLEH

LOIS ANJELA SEMBIRING

090501092

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF BETA AND FINANCIAL RATIOS ON THE STOCK RETURN IN KOMPAS 100 INDEX

The object of this study is to analyzethe effect of beta and financial ratios on stock return in Kompas 100 index. Financial ratios used are Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT) and Equity Per Share (EQPS).

The data used were 46 companies selected using purposive sampling technique with the criteria (1) The companies whose shares are included in Kompas 100 index registered in Indonesia Stock Exchange during period 2011. (2) The companies which were consistently active during period 2009-2011 in Kompas 100 index. (3) The companies fulfilling the indicator of dependent and independent variables during period 2009-2011. The data to analyze in this research were panel data using Multiple Linier Regression with Fixed Effect Model (FEM). Data processing was done using Eviews 7 program.

The results of research showed that simultaneously through f-statistic test the variable of beta, current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover and equity per share had significant influence to stock return in Kompas 100 index on significance rate 90%, whereas based on t-statistic test, it can be concluded that the variable of debt to equity ratio, total asset turnover and equity per share had significant influence to stock return in index Kompas 100, and the variable of beta and current ratio had insignificant influence to stock returns in Kompas 100 index during period 2009-2011 on significance rate 95%. In addition, the coefficient of determination showed that the variable of beta, current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover and equity per share are capable only to explain that the variable of stock return in Kompas 100 index for 44.25%.

Key words: Stock Return, Beta, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover and Equity Per Share.


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH BETA DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM INDEKS KOMPAS 100

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beta saham dan rasio keuangan terhadap return saham indeks Kompas 100. Rasio keuangan yang digunakan yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT) dan Equity Per Share (EQPS).

Dalam peneltian ini data yang digunakan adalah 46 perusahaan yang terpilih melalui teknik purposive sampling dengan kriteria (1) Perusahaan yang sahamnya termasuk dalam indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. (2) Perusahaan yang secara konsisten aktif selama periode 2009-2011 dalam indeks Kompas 100 . (3) Perusahaan yang memenuhi indikator variabel dependen dan independen selama periode 2009-2011. Di dalam penelitian ini data yang dianalisis adalah data panel dengan menggunakan model regresi linier berganda model fixed effect (FEM). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Eviews 7.

Penelitian ini menemukan bahwa secara simultan melalui uji f-statistik variabel beta , current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover dan equity per share secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 pada tingkat kepercayaan 90%, sementara berdasarkan uji t-statistik disimpulkan bahwa variabel debt to equity ratio, total asset turnover dan equity per share secara parsial signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100, sedangkan variabel beta dan current ratio secara parsial tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 pada periode 2009-2011 pada tingkat kepercayaan 95%. Selain itu koefisien determinasi menunjukan variabel beta , current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover dan equity per share hanya mampu menjelaskan variabel return saham indeks Kompas 100 sebesar 44.25%. Kata Kunci: Return Saham, Beta, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total

Asset Turnover dan Equity Per Share. .


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai sumber segala hikmat dan berkat yang telah memberkati penulis dari awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan, hingga penyelesaian penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Beta dan Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Indeks Kompas 100” dengan baik. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, memberikan bimbingan, saran dan dorongan moril baik dalam masa perkuliahan maupun pada saat penyusunan skripsi, yaitu kepada :

1. Keluarga terkasih, kepada orangtua Alm. Ir. Neken S Meliala dan Alm. Jujuren br. Surbakti, juga kepada saudara-saudariku Kak Novarah Rilestety Sembiring dan Bang Antony Sinulingga, yang telah memberikan dukungan baik berupa moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Syarif Fauzie, SE, M.Ak, Ak selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan waktu dengan memberikan masukan dan saran dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

6. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai. 7. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si selaku Dosen Penasehat Akademik.


(5)

8. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

9. Seluruh pegawai dan Staff Administrasi Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam penyelesaian kelengkapan administrasi penulis. 10. Teman-teman angkatan 2009 di Ekonomi Pembangunan yang memberikan

dukungan, kerja sama dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, April 2014 Penulis

NIM. 090501092 Lois Anjela Sembiring


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Pasar Modal ... 8

2.1.2 Indeks Kompas 100 ... 11

2.1.3 Return Saham ... 11

2.1.4 Beta Saham ... 14

2.1.5 Rasio Keuangan ... 18

2.1.6 Current Ratio ... 19

2.1.7 Debt to Equity Ratio ... 20

2.1.8 Total Assets Turnover ... 20

2.1.9 Equity Per Share ... 21

2.2 Penelitian Terdahulu ... 21

2.3 Kerangka Konseptual ... 27

2.4 Hipotesis ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.2 Populasi dan Sampel ... 35

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.4 Pengolahan Data ... 37

3.5 Teknik Analisis Data ... 38

3.5.1 Metode dan Model Analisis ... 38

3.5.2 Model Regresi Data Panel ... 38

3.5.3 Uji Hausman ... 40

3.6 Uji Asumsi Klasik ... 41

3.6.1 Multkolinieritas ... 41

3.6.2 Heterokedastisitas ... 42

3.6.3 Autokorelasi ... 43


(7)

3.7.1 Koefisien Determinasi ... 44

3.7.2 Uji F-Statistik ... 45

3.7.3 Uji T-Statistik (Partial Test) ... 46

3.8 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 49

4.2 Analisis Deskriptif ... 49

4.3 Analisis Data ... 54

4.3.1 Hasil Uji Hausman ... 54

4.3.2 Analisis Regresi Data Panel ... 55

4.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 55

4.4.1 Hasil Uji Multikolinearitas ... 55

4.4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 56

4.4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 56

4.5 Hasil Model Estimasi ... 57

4.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 59

4.6.1 Koefisien Determinasi (R-Squared) ... 59

4.6.2 Hasil Uji F-Statistik ... 60

4.6.3 Hasil Uji T-Statistik ... 61

4.7 Analisis Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Matriks Risiko

2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 35

4.1 Analisis Deskriptif ... 50

4.2 Uji Hausman ... 54

4.3 Koefisien Variabel ... 55


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Pasar Modal Sebagai Disintermediasi Keuangan ... 11

2.2 Karakteristik Kepekaan Beta Saham ... 22

2.3 Hubungan Risiko dan Return ... 32

2.4 Kerangka Pemikiran ... 57


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman 1 Data Variabel Skripsi ... 74 2 Hasil Regresi ... 76 3 Analisis Deskriptif ... 77


(11)

ABSTRACT

ANALYSIS THE EFFECT OF BETA AND FINANCIAL RATIOS ON THE STOCK RETURN IN KOMPAS 100 INDEX

The object of this study is to analyzethe effect of beta and financial ratios on stock return in Kompas 100 index. Financial ratios used are Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT) and Equity Per Share (EQPS).

The data used were 46 companies selected using purposive sampling technique with the criteria (1) The companies whose shares are included in Kompas 100 index registered in Indonesia Stock Exchange during period 2011. (2) The companies which were consistently active during period 2009-2011 in Kompas 100 index. (3) The companies fulfilling the indicator of dependent and independent variables during period 2009-2011. The data to analyze in this research were panel data using Multiple Linier Regression with Fixed Effect Model (FEM). Data processing was done using Eviews 7 program.

The results of research showed that simultaneously through f-statistic test the variable of beta, current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover and equity per share had significant influence to stock return in Kompas 100 index on significance rate 90%, whereas based on t-statistic test, it can be concluded that the variable of debt to equity ratio, total asset turnover and equity per share had significant influence to stock return in index Kompas 100, and the variable of beta and current ratio had insignificant influence to stock returns in Kompas 100 index during period 2009-2011 on significance rate 95%. In addition, the coefficient of determination showed that the variable of beta, current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover and equity per share are capable only to explain that the variable of stock return in Kompas 100 index for 44.25%.

Key words: Stock Return, Beta, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover and Equity Per Share.


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH BETA DAN RASIO KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM INDEKS KOMPAS 100

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beta saham dan rasio keuangan terhadap return saham indeks Kompas 100. Rasio keuangan yang digunakan yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT) dan Equity Per Share (EQPS).

Dalam peneltian ini data yang digunakan adalah 46 perusahaan yang terpilih melalui teknik purposive sampling dengan kriteria (1) Perusahaan yang sahamnya termasuk dalam indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. (2) Perusahaan yang secara konsisten aktif selama periode 2009-2011 dalam indeks Kompas 100 . (3) Perusahaan yang memenuhi indikator variabel dependen dan independen selama periode 2009-2011. Di dalam penelitian ini data yang dianalisis adalah data panel dengan menggunakan model regresi linier berganda model fixed effect (FEM). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Eviews 7.

Penelitian ini menemukan bahwa secara simultan melalui uji f-statistik variabel beta , current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover dan equity per share secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 pada tingkat kepercayaan 90%, sementara berdasarkan uji t-statistik disimpulkan bahwa variabel debt to equity ratio, total asset turnover dan equity per share secara parsial signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100, sedangkan variabel beta dan current ratio secara parsial tidak signifikan terhadap return saham indeks Kompas 100 pada periode 2009-2011 pada tingkat kepercayaan 95%. Selain itu koefisien determinasi menunjukan variabel beta , current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover dan equity per share hanya mampu menjelaskan variabel return saham indeks Kompas 100 sebesar 44.25%. Kata Kunci: Return Saham, Beta, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total

Asset Turnover dan Equity Per Share. .


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang, ekuitas (saham), instrumen derivatif maupun instrumen lainnya (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Saat ini, pasar modal yang merupakan salah satu bagian dari pasar keuangan, menjadi pasar atas dana yang penting di era kehidupan modern sebagai lembaga investasi dan penghimpun dana.

Perkembangan pasar modal memiliki peranan yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian karena pasar modal memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 1994). Dalam kaitannya dengan dana, terdapat dua kelompok utama pelaku ekonomi yaitu penyedia dana (suppliers of funds) dan pengguna dana (users of fund). Pelaku ekonomi yang berkedudukan sebagai penyedia dana merupakan pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (investor), sedangkan pengguna dana merupakan pihak-pihak yang membutuhkan dana (emiten). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua pelaku ekonomi tersebut , yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Sementara dalam melaksanakan fungsi keuangan pasar modal menyediakan dana yang dibutuhkan oleh pihak-pihak lainnya tanpa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan operasi perusahaan.


(14)

Dalam aktivitas pasar modal pihak yang memiliki dana (investor) dan yang membutuhkan dana (emiten) akan memiliki kepentingan yang berbeda. Bagi emiten, pasar modal adalah salah satu alternatif untuk mendapatkan tambahan dana tanpa perlu menunggu hasil dari produksi perusahaan. Sedangkan bagi investor pasar modal adalah salah satu alternatif untuk melakukan investasi dan mendapatkan keuntungan yang optimal.Pada umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan (Husnan, 1994). Surat berharga yang bersifat hutang disebut dengan obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan disebut dengan saham.

Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroaan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Setiap investor yang melakukan investasi dalam bentuk penanaman saham selalu berharap memperoleh return saham yang besar. Return saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi saham. Return dapat berupa return realisasi atau return ekspektasi. Return realisasi adalah return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 2000). Pada dasarnya, return yang diperoleh dari pemilikan saham berupa dividen dan capital gain (loss). Dalam berinvestasi, investor tentunya mengharapkan keuntungan yang tinggi atas modal yang ditanamnya. Tetapi dalam melakukan investasi investor juga dihadapkan


(15)

pada ketidakpastian (uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi, semakin besar pula risikonya. Risiko yang lebih tinggi biasanya dikorelasikan dengan peluang untuk mendapatkan return yang lebih tinggi pula (high risk high return, low risk low return). Tetapi return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang tidak rasional. Dalam investasi saham ada dua risiko yang akan dihadapi investor yaitu risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko sistematis, yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan begitu saja dengan diversifikasi, sedangkan risiko tidak sistematis dapat dihilangkan dengan diversifikasi (Jogiyanto, 2000).

Risiko yang relevan untuk dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi adalah risiko sistematis atau risiko pasar (Husnan,1994), sebab investor dapat mengeliminasi risiko tidak sistematis melalui pembentukan portofolio investasi. Dalam literatur keuangan, risiko sistematis atau risiko pasar sering dinayatakan dengan beta. Dengan demikian untuk kepentingan investasi, investor harus menaksir besarnya beta saham sebagai ukuran risiko investasi di pasar modal. Suatu investasi tentunya memiliki risiko tersendiri. Investor tidak dapat secara pasti mengetahui risiko apa yang akan diterimanya dalam melakukan suatu investasi. Oleh karena itu seorang investor memerlukan analisis dalam menginvestasikan dananya dan meminimalkan risiko.

Berbagai penelitian mengenai pengaruh beta terhadap return saham telah banyak dilakukan. Rachmatika (2006) menunjukkan bahwa beta berpengaruh


(16)

secara signifikan terhadap return saham. Sementara Suharli (2005) menunjukkan bahwa beta tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Ang (1997) mengelompokkan rasio keuangan ke dalam lima rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas (leverage), rentabilitas (profitabilitas), aktivitas, dan rasio pasar (market ratios). Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan perusahaan serta untuk memprediksi return saham di pasar modal. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari rasio-rasionya maka semakin tinggi return saham perusahaan.Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TAT) dan Equity Per Share (EqPS).

Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Semakin besar current ratio yang dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga performance kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi harga saham. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham.

Penelitian mengenai current ratio pernah dilakukan oleh Astuti (2006), Ulupui (2006) dan Prihantini (2009) yang menunjukkan hasil yang sama bahwa current ratio berpengaruh terhadap return saham. Sementara penelitian yang


(17)

dilakukan oleh Hernendiastoro (2005) menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap return saham.

Debt to equity ratio merupakan rasio solvabilitas yang mengukur kemampuan kinerja perusahaan dalam mengembalikan hutang jangka panjangnya dengan melihat perbandingan antara total hutang dengan total ekuitasnya (Ang, 1997). Penelitian terdahulu yang menguji pengaruh antara debt to equity ratio terhadap return saham antara lain dilakukan oleh Rachmatika (2006) dan Prihantini (2009) yang menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan Hernendiastoro (2005), Suharli (2005), Astuti (2006) dan Ulupui (2006) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap return saham.

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam mengelola aktivanya. Jika perusahaan memiliki terlalu banyak aktiva maka perusahaan akan membutuhkan biaya modal yang tinggi pula, hingga akhirnya menyebabkan laba menurun (Brigham, 2001). Rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover. Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2006) menunjukkan bahwa total asset turnover berpengaruh terhadap return saham. Sementara Ulupui (2006) menunjukkan bahwa total asset turnover tidak berpengaruh terhadap return saham.

Equity Per Share adalah total ekuitas dibagai dengan jumlah saham yang beredar (Jogiyanto, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Maslutfiyah (2010) menunjukkan bahwa equity per share berpengaruh secara signifikan terhadap


(18)

return saham. Sementara Wijaya (2008) menunjukkan bahwa equity per share tidak berpengaruh terhadap return saham.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Pengaruh Beta dan Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Indeks Kompas 100 ”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas , maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah beta berpengaruh terhadap return saham?

2. Apakah current ratio berpengaruh terhadap return saham? 3. Apakah debt to equity ratio berpengaruh terhadap return saham? 4. Apakah total asset turnover berpengaruh terhadap return saham? 5. Apakah equity per share berpengaruh terhadap return saham? 1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Menganalisis pengaruh beta terhadap return saham.

2. Menganalisis pengaruh current ratio terhadap return saham. 3. Menganalisis pengaruh debt to equity ratio terhadap return saham. 4. Menganalisis pengaruh total asset turnover terhadap return saham. 5. Menganalisis pengaruh equity per share terhadap return saham.


(19)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, sebagai wahana pengaplikasian ilmu yang telah peneliti

peroleh di bangku kuliah dan menambah wawasan dalam bidang pasar

modal khususnya mengenai return saham.

2. Bagi investor, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return saham sehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi dan mencapai return yang optimal.

3. Bagi emiten, diharapkan dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan guna meningkatkan kinerja perusahaan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal

Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 Pasal 1 butir 13 menyebutkan bahwa “Pasar modal yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Sedangkan menurut Darmadji (2006), pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar primer (primary market). Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik (initial public offering atau IPO) atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah going public (sekuritas tambahan ini sering disebut dengan seasones new issues). Selanjutnya surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder (secondary market). Tipe lain dari pasar modal adalah pasar ketiga (third market) dan pasar keempat (fourth market). Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup. Pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup. Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan


(21)

diantara institusi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker. Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar.

Pasar modal banyak dijumpai di banyak negara, karena pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara. Pasar modal dikatakan memiliki dua fungsi sekaligus yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan (Husnan, 1994). Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang kelebihan dana (investor) ke pihak yang membutuhkan dana (emiten). Fungsi ini sebenarnya juga dilakukan oleh lembaga perbankan, namun bedanya di pasar modal yang diperdagangkan adalah dana jangka panjang. Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh emiten dan para investor menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kegiatan operasi perusahaan.

Manfaat melakukan investasi di pasar modal dapat dipandang dari sisi investor dan dari sisi emiten. Dari sisi investor, pasar modal merupakan alternatif investasi selain sektor real astate. Sebagaimana dengan investasi pada umumnya, tujuannya adalah mengembangkan dana yang dimilikinya untuk memperoleh return optimal dimasa yang akan datang dengan risiko yang bersedia ditanggung. Dari sisi emiten, keberadaan pasar modal diperlukan sebagai suatu alternatif untuk menghimpun dana jangka panjang tanpa menggunakan intermediasi keuangan dan memungkinkan perusahaan menghimpun dana dengan biaya modal yang lebih rendah dari sistem perbankan. Sistem perbankan pada umumnya menetapkan spread bunga sebesar (5-7%) antara deposito dengan kredit. Spread


(22)

ini merupakan biaya intermediasi karena bank bertindak sebagai perantara (Gambar 2.1). Penghimpunan dana dari pasar modal memungkinkan emiten mengurangi biaya intermediasi ini karena penyaluran dana dari investor ke pihak emiten dilakukan secara langsung. Walaupun pada kenyataannya pada proses emisi saham dan obligasi memerlukan cost untuk consultant fee, underwriting fee, selling agent fee, dll tetapi biaya ini masih lebih rendah dibandingkan perbankan pada umumnya. Jika jumlah dana yang dihimpun semakin besar, maka presentase biaya ini terhadap total dana terkumpul akan makin kecil (Husnan,1994).

Dengan demikian adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian dapat meningkat karena pasar modal meruapakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas ( Darmadji, 2006).

Sumber : Husnan (1994)

Gambar 2.1

Pasar Modal Sebagai Disintermediasi Keuangan

Fund Lenders / Investor

Comercial Bank

Certificate of deposit=9%

Certificate of credit=15%

Emiten / Corporation

Capital Market

11% 11%


(23)

2.1.2 Indeks Kompas 100

Indeks Kompas 100 merupakan suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Indeks Kompas 100 secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan Koran Kompas pada 10 Agustus 2007. Saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks Kompas 100 didasarkan pada pertimbangan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar. Review dan pergantian saham indeks Kompas 100 dilakukan setiap enam bulan sekali. Berikut adalah kriteria pemilihan saham indeks Kompas 100 :

1. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia minimal 3 bulan.

2. Masuk dalam 150 saham berdasarkan nilai transaksi di pasar regular.

3.

Dari 150 saham yang terpilih tersebut, 60 saham dengan nilai transaksi terbesar secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks Kompas 100.

4. Untuk mendapatkan 100 saham dipilih 40 saham lagi dengan menggunakan kriteria hari transaksi di pasar regular, frekuensi transaksi di pasar regular dan kapitalisasi pasar.

5. Sebagai saringan terakhir, Bursa Efek Indonesia juga mengevaluasi dan mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan pola perdagangan.

2.1.3 Return Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham


(24)

berwujudkan selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas dalam pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji, 2006).

Return saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi saham. Return dapat berupa return realisasi atau return ekspektasi. Return realisasi adalah return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa mendatang (Jogiyanto, 2000).

Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield (Jogiyanto, 2000). Dimana return total ini merupakan keseluruhan return yang diperoleh dari suatu investasi pada periode tertentu. Return total dapat dinyatakan sebagai berikut: Return Total = Capital gain (loss) + yield

Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode lalu (Jogiyanto, 2000):

����������� (����) =Pt−Pt−1

Pt−1

Keterangan

Pt = Harga saham periode sekarang Pt‐1 = Harga saham periode sebelumnya

Yield adalah persentase penerimaan kas periodik dari suatu investasi terhadap harga investasi periode tertentu. Untuk saham biasa yang melakukan pembayaran


(25)

dividen periodik sebesar Dt rupiah per-lembarnya, maka yield dapat dituliskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000):

�����= Dt

Pt−1

Keterangan :

Dt = Dividen kas yang dibayarkan Pt ‐1 = Harga saham periode sebelumnya

Yield disebut juga dengan current income yaitu keuntungan yang diperoleh dari penerimaan kas periodik yang dapat diperoleh dari pembayaran bunga deposito, dividen, bunga obligasi dan sebagainya disebut sebagai pendapatan lancar, maksudnya adalah keuntungan biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat dikonversi dalam bentuk uang kas cepat seperti bunga atau jasa giro dan dividen tunai. Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000):

����������� = Pt− Pt−1 +Dt

Pt1 Keterangan :

Pt = Harga saham sekarang

Pt ‐1 = Harga saham periode sebelumnya

Dt = Dividen kas yang dibayarkan

Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen kas secara periodik kepada pemegang sahamnya, maka dalam penelitian ini return saham dapat dihitung sebagai berikut (Jogiyanto, 2000) :

����������� = Pt−PPt−1


(26)

Keterangan :

Pt = Harga saham periode sekarang Pt‐1 = Harga saham periode sebelumnya

2.1.4 Beta Saham

Dalam melakukan investasi, ada dua hal yang harus dipertimbangkan oleh investor, yaitu keuntungan (return) dan risiko (risk). Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan (Tandelilin, 2001). Semakin besar perbedaannya maka semakin tinggi tingkat risikonya. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan. Artinya, dalam berinvestasi, disamping menghitung return yang diharapkan, investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Apabila suatu protofolio dalam pasar memiliki risiko yang tinggi, maka portofolio tersebut juga memiliki return yang tinggi dan sebaliknya. Menurut Widoatmodjo (2009), dalam investasi risiko terbagi dua yaitu risiko domestik (domestic risk) dan risiko internasional (international risk). Risiko domestik merupakan risiko yang ditimbulkan oleh penyebab-penyebab domestik, seperti inflasi, kenaikan suku bunga oleh pemerintah dan lain sebagainya. Risiko internasional merupakan risiko yang penyebabnya datang akibat pergaulan ekonomi nasional dengan ekonomi internasional, seperti peningkatan harga minyak di pasar internasional.

Selain dikelompokkan atas dasar batas negara (domestik dan internasional), risiko juga dikelompokkan menjadi risiko sistematis (systematic risk) dan risiko tidak sistematis (unsystematic risk). Risiko sistematis, merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan begitu saja dengan diversifikasi (investasi


(27)

pada berbagai jenis saham) dan dampaknya dirasakan oleh seluruh instrumen investasi. Risiko ini disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini terjadi karena kejadian-kejadian di luar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi, kebijakan moneter dan lain sebagainya. Sedangkan risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan diversifikasi dan dampaknya hanya dirasakan oleh perusahaan tertentu yang berhubungan dengan risiko tersebut. Karena risiko ini untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi dalam suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal baik yang terjadi di perusahaan lain, misal pemogokan buruh, tuntutan dari pihak lain, perubahan teknologi bagian produksi dan sebagainya. Penjumlahan dari kedua risiko tersebut disebut risiko total (total risk).

Tabel 2.1 Matriks Risiko

Risiko Domestik Internasional

Sistematis

Inflasi Nilai tukar mata uang

Suku bunga Inflasi

Resesi ekonomi Suku bunga

Perpajakan Resesi Ekonomi

Harga BBM Harga Minyak

Tidak Sistematis

Gagal bayar Risiko Negara

Likuiditas Teknomlogi

Pemogokan Sumber bahan baku

Pembayaran sebelum jatuh tempo Nilai tukar


(28)

Risiko sistematis atau risiko pasar sering dinyatakan dengan beta. Beta merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar (Jogiyanto, 2000). Volatilitas dapat didefenisikan sebagai fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Semakin besar fluktuasi return saham terhadap return pasar maka semakin besar pula beta saham tersebut. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil fluktuasi return saham terhadap return pasar, semakin kecil pula beta saham tersebut. Tendelilin ( 2001) menyatakan bahwa beta menunjukkan sensitivitas return sekuritas terhadap perubahan return pasar.

Sumber : Tandelilin (2001)

Gambar 2.2

Karakteristik Kepekaan Beta Saham

Gambar di atas menunjukkan beberapa karakteristik kepekaan beta saham.

Dapat dilihat bahwa β = 1 berarti perubahan return saham atau portofolio memiliki tingkat respon pergerakan yang sama dengan pergerakan return pasar.


(29)

dari pergerakan return pasar, hal ini sering disebut saham agresif. Sementara

saham dengan β < 1 dinamakan saham defensif karena pergerakan return saham perusahaan tersebut lebih kecil daripada return pasar.

Beta dapat dihitung dengan menggunakan teknik regresi. Teknik regresi untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan return sekuritas sebagai variabel dependen dan return pasar sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang dihasilkan dari data time series ini akan menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama masa periode observasi. Dalam mengestimasi nilai beta suatu saham dapat dilakukan dengan menggunakan Model Indeks Tunggal (Single Index Model) atau Model CAPM (Capital Assets Pricing Model). Jika menggunakan model CAPM, beta dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut :

R

i

= R

BR

+ β

i

(R

m

– R

BR

) + e

i

Keterangan :

Ri = return sekuritas ke-i

RBR = return sekuritas bebas risiko Rm = return portofolio pasar

βi = beta sekuritas ke-i

Untuk mengaplikasikan model CAPM ini ke dalam persamaan regresi, maka nilai RBR perlu dipindahkan ke sebelah kiri. Sehingga persamaan menjadi :

R

i

- R

BR

=

β

i

(R

m

– R

BR

) + e

i

Sedangkan jika menggunakan model Indeks Tunggal, beta dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :


(30)

R

i

=

α

i

+ β

i

R

m

+ e

i

Keterangan:

Ri = return sekuritas ke-i

αi = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar.

βi = beta sekuritas ke-i Rm = return portofolio pasar

Untuk menghitung beta, dalam penelitian ini digunakan Model Indeks Tunggal (Single Index Model).

2.1.5 Rasio Keuangan

Salah satu informasi penting dari laporan keuangan yang sering digunakan investor untuk pengambilan keputusan investasi adalah kinerja perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan ini mencerminkan kekuatan perusahaan yang angka-angkanya diperoleh dari laporan keuangan. Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan penilaian tersebut dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu perusahaan selama satu periode waktu tertentu. Disamping itu penilaian kinerja keuangan juga dapat dijadikan pedoman bagi usaha perbaikan atau peningkatan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dapat diketahui dari laporan keuangan dengan cara melakukan analisis laporan keuangan melalui perhitungan rasio keuangan. Rasio adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang menunjukkan indikator kesehatan keuangan pada periode tertentu (Harianto dan Sudomo, 1998) dalam Hernendiastoro (2005). Menurut


(31)

Ang (1997) rasio keuangan dikelompokkan ke dalam lima rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas (leverage), rentabilitas (profitabilitas), aktivitas, dan rasio pasar (market ratios). Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan kondisi keuangan perusahaan serta untuk memprediksi return saham di pasar modal. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari rasio-rasionya maka semakin tinggi return saham perusahaan.

2.1.6 Current Ratio

Menurut Kasmir (2008), Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Perhitungan current ratio dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Secara matematis, current ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

������������ = �������������

������������������

Aktiva lancar (current asset) meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan dan aktiva lancar lainnya. Hutang lancar (current liabilities) meliputi hutang dagang, hutang bank satu tahun, hutang wesel, hutang gaji, hutang pajak, hutang dividen, biaya diterima dimuka, hutang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo dan hutang jangka pendek lainnya (Kasmir, 2008). Apabila current ratio rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar hutang. Apabila current ratio tinggi, juga tidak


(32)

menentukan bahwa kondisi perusahaan sedang baik. Hal itu dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin.

2.1.7 Debt to Equity Ratio

Menurut Kasmir (2008), Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini diperoleh dengan cara membandingkan antara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas. Secara matematis, debt to equity ratio dapat dirumuskan sebagai berikut :

����������������� = ���������

�����������

Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang); sedangkan total equity merupakan total modal sendiri (total modalsaham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadaptotal modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

2.1.8 Total Asset Turnover

Total Asset Turnover merupakan salah satu rasio aktivitas, yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Total asset turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva (Kasmir, 2008).


(33)

Rasio ini dihitung dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Secara matematis, total asset turnover dapat dirumuskan sebagai berikut :

������������������= �����

�����������

Ketika penjualan pada posisi yang tinggi maka perusahan akan mengharapkan laba yang tinggi pula. Nilai total asset turnover yang semakin besar menunjukkan nilai penjualannya juga semakin besar dan harapan memperoleh laba juga semakin besar.

2.1.9 Equity Per Share

Equity per share menunjukkan aktiva bersih (net assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham. Karena aktiva bersih sama dengan total ekuitas pemegang saham, maka equity per share adalah total ekuitas dibagai dengan jumlah saham yang beredar (Jogiyanto, 2000). Total ekuitas meliputi modal saham yang disetor, cadangan modal, laba ditahan dan aktiva tetap. Secara matematis, equity per share dapat dirumuskan sebagai berikut:

����������ℎ���= ������������

�����ℎ��ℎ�������������

Equity per share merupakan faktor yang dapat digunakan oleh para investor untuk menentukan nilai saham.

2.2. Penelitian Terdahulu

Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut:


(34)

Hemendiastoro (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja perusahaan (current ratio, debt to equity ratio, return on asset dan price earning ratio) dan kondisi ekonomi (inflasi, suku bunga dan kurs) terhadap return saham dengan metode intervalling pada perusahaan yang termasuk dalam LQ-45 periode 2001-2003. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada interval 3 bulanan dan 6 bulanan return on asset dan suku bunga berpengaruh terhadap return saham, tetapi pada interval 12 bulanan hanya suku bunga yang berpengaruh terhadap return saham, sehingga untuk interval 3 bulanan dan 6 bulanan variabel-variabel current ratio, debt to equity ratio, price earning ratio, inflasi dan kurs tidak berpengaruh terhadap return saham; untuk interval 12 bulanan variabel-variabel current ratio, debt to equity, return on asset, price earning ratio, inflasi dan kurs tidak berpengaruh terhadap return saham.

Suherli (2005) melakukan penelitian mengenai pengaruh debt to equity ratio dan tingkat risiko (beta) tehadap return saham pada industri food and baverage di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2004. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel tingkat risiko (beta) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.

Astuti (2006) melakukan penelitian mengenai pengaruh EVA, MVA dan kinerja keuangan (current ratio, return on investment, debt to equity ratio, price to book value dan total asset turnover) terhadap return saham pada perusahaan


(35)

yang listed di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2003. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel current ratio, price to book value dan total asset turnover mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan return on investment dan debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham.

Rachmatika (2006) melakukan penelitian mengenai pengaruh beta saham, growth opportunities, return on asset dan debt to equity ratio terhadap return saham pada perusahaan yang tercatat pada LQ-45 periode 2001-2004. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa debt to equity ratio dan return on asset mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel beta berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham dan variabel growth opportunities tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham

Ulupui (2006) melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan probabilitas terhadap return saham. Obyek penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman dengan kategori industri barang konsumsi di BEJ periode 1999-2005. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel current ratio dan return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel debt to equity ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham dan variabel total asset turnover berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.


(36)

Wijaya (2008) melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio modal saham terhadap return saham pada perusahaan telekomunikasi go public di Indonesia periode 2007.Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel return on equity, price earning ratio dan equity per share berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan price to book value berpengaruh negatif dan signifikan tehadap return saham

Prihantini (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh inflasi, nilai tukar, return on asset, debt to equity ratio dan current ratio terhadap return saham pada industri real estate and property yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2006. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda yang menunjukkan bahwa variabel inflasi, nilai tukar dan debt to equity ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Sedangkan return on asset dan current ratio berpengaruh positif dansignifikan terhadap return saham.

Maslutfiyah (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh rasio modal saham tehadap return saham pada perusahaan rokok yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2008. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial variabel price earning ratio dan price to book value berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel equity per share berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham.


(37)

Tabel 2.2

Ringkasan Penelitian Terdahulu

NO TAHUN PENELITIAN JUDUL HASIL

1 2005 Andre

Hemendiastoro Pengaruh Kinerja Perusahaan dan Kondisi Ekonomi Terhadap Return Saham dengan Metode Intervalling

Variabel current ratio, debt to equity ratio, return on asset, price earning ratio, inflasi dan suku bunga masing-masing tidak berpengaruh terhadap return saham

3 2005 Michell Suherli Studi Empiris

Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food and Baverage di Bursa Efek Jakarta

Variabel debt to

equity ratio

mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

return saham.

Sedangkan beta

mempunyai pengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap

return saham

4 2006 Dian Rachmatika Analisis Pengaruh

Beta Saham,

Growth Opportunities, Return On Asset

dan Debt to

Equity Ratio

terhadap Return

Saham

Variabel beta saham, return on asset dan debt to equity ratio masing-masing

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham

sedangkan growth

opportunities tidak berpengaruh terhadap return saham

2 2006 I.G.K.A Ulupui Analisis Pengaruh

Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Probabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ)

Variabel current ratio dan return on asset masing-masing

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

sedangkan debt to

equity ratio dan total asset turnover tidak berpengaruh

signifikan terhadap return saham.


(38)

5 2006 Subekti Puji Astuti Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental, EVA dan MVA

terhadap Return

Saham

Variabel current ratio, price to book value dan total asset turnover mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham.

Sedangkan return on

investment dan debt to equity ratio tidak mempunyai pengaruh

terhadap return

saham.

6 2008 David Wijaya Pengaruh Rasio

Modal Saham Terhadap Return Saham Perusahaan- Perusahaan Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode 2007

Variabel return on

equity, price earning ratio, equity per share dan price to book value masing-masing berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap return

saham.

7 2009 Ratna Prihantini Analisis Pengaruh

Inflasi, Nilai Tukar, Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan Current Ratio

terhadap Return

Saham

Variabel inflasi, nilai

tukar dan debt to

equity ratio berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap return

saham. Sedangkan

variabel return on

asset dan current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

8 2010 Maslutfiyah Analisis Rasio

Modal Saham Terhadap Return Saham Pada Perusahaan

Rokok yang Go Public di BEI

Variabel price

earning ratio dan price to book value bepengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap return

saham. Sedangkan

variabel equity per

share berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap return


(39)

2.3 Kerangka Konseptual

1. Pengaruh Beta terhadap Return saham

Beta merupakan risiko sistematis yang mengukur volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar (Jogiyanto, 2000). Semakin besar fluktuasi return saham terhadap return pasar maka semakin besar pula beta saham tersebut dan sebaliknya.

Investor dalam melakukan keputusan investasinya selalu mencari portofolio yang memberikan expected return terbesar dengan tingkat risiko tertentu atau expected return tertentu dengan risiko terkecil. Hal ini dikarenakan suatu investasi yang mempunyai risiko menunjukkan bahwa investasi tersebut tidak akan memberikan keuntungan yang pasti. Sehingga dalam pengambilan keputusan investasi, investor memerlukan ukuran risiko sistematis yang akurat sebagai dasar untuk memperkirakan besarnya risiko maupun return investasi. Sehingga dengan melihat perilaku koefisien beta dari waktu ke waktu, investor dapat memperkirakan besarnya risiko sistematis pada masa yang akan datang.

Risiko sistematis tidak dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio dalam suatu investasi. Oleh karena itu, bagi seorang investor risiko tersebut menjadi lebih relevan untuk dipertimbangkan dalam memilih kombinasi saham dalam portofolio yang dibentuknya. Sehingga untuk menentukan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) terhadap suatu saham, maka harus dikaitkan dengan risiko sistematis (yang tidak terhindarkan) dari saham yang bersangkutan. Hubungan antara risiko sistematis dengan tingkat keuntungan dapat dilihat dari gambar sebagai berikut :


(40)

Gambar 2.3

Hubungan Risiko dan Return

Expected Return Saham

Garis pasar modal

Garis risk free

Risiko Sistematis Sumber : Tandelilin (2001)

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa keuntungan yang diharapkan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat keuntungan bebas risiko (risk free rate).Garis pasar modal menunjukkan bahwa semakin besar risiko sistematis, akan semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) oleh investor. Kemiringan garis pasar modal menunjukkan seberapa jauh seorang investor menunjukkan sifat tidak menyukai risiko (risk averse). Semakin curam kemiringan garis pasar modalnya, berarti bahwa seorang investor semakin tidak menyukai risiko. Dari uraian diatas jelas bahwa terdapat hubungan positif antara risiko sistematis (beta) dengan tingat keuntungan yang diharapkan.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Michell Suherli (2005) yang menyimpulkan bahwa variabel beta memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:


(41)

Hipotesis 1: Beta memiliki pengaruh terhadap Return saham indeks Kompas 100

2. Pengaruh Current Ratio terhadap Return saham

Current Ratio menunjukkan seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Current ratio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar hutang yang akan menyebabkan penurunan harga pasar dari harga saham yang bersangkutan. Namun, current ratio yang terlalu tinggi juga belum tentu baik, karena pada kondisi tertentu hal tersebut dapat menunjukkan banyak dana perusahaan yang menganggur sehingga perusahaan tidak sepenuhnya menggunakan kemampuan yang ada untuk menghasilkan laba, tingkat persediaan yang melebihi kebutuhan dan adanya piutang tak tertagih yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar hutang. Disisi lain, aktiva lancar yang tinggi merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam sewaktu-waktu sehingga mengurangi risiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan posisi tersebut seringkali tidak terganggu likuiditasnya, sehingga investor lebih menyukai untuk membeli saham-saham perusahaan dengan nilai aktiva lancar yang tinggi dibandingkan perusahaan yang memiliki nilai aktiva lancar yang rendah (Ang, 1997) yang akan meningkatkan return saham.

Hal didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Subekti Puji Astuti (2006), Ulupui (2006) dan Ratna Prihantini (2009) yang menyimpulkan bahwa variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap


(42)

return saham. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 2: Current Ratio memiliki pengaruh terhadap Return saham indeks Kompas 100

3. Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Return Saham

Debt to Equity Ratio merupakan rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan modal sendiri perusahaan untuk dijadikan jaminan hutang. Rasio ini diukur dengan membandingkan antara seluruh hutang dengan seluruh ekuitas. Jika biaya hutang lebih kecil daripada dana ekuitas dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya, maka secara umum perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas, yang kemudian menaikkan harga sahamnya. Sehingga meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham dan membangun potensi pertumbuhan yang lebih besar. Sebaliknya, biaya hutang lebih besar daripada dana ekuitas dengan menambahkan hutang ke dalam neracanya akan menurunkan profitabilitas perusahaan (Walsh, 2004).

Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Hal ini menunjukkan bahwa sumber permodalan perusahaan sangat bergantung terhadap pihak eksternal yang berdampak pada berkurangnya minat investor untuk menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Penurunan minat investor tersebut mengakibatkan penurunan harga saham perusahaan, sehingga return perusahaan juga menurun (Ang, 1997).


(43)

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ratna Prihantini (2009) bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis 3: Debt to equity ratio memiliki pengaruh terhadap return saham indeks Kompas 100

4. Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return saham

Total asset turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva (Kasmir, 2008). Total asset turnover digunakan untuk mengukur seberapa efisiennya seluruh aktiva perusahaan dimanfaatkan dalam menunjang penjualan (Ang, 1997). Nilai total asset turnover yang tinggi menunjukkan semakin efisien suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dan menunjukkan semakin tingginya penjualan yang dihasilkan. Ketika penjualan pada posisi tinggi maka perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi pula. Sehingga menarik minat investor untuk menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan. Peningkatan minat investor tersebut mengakibatkan peningkatan harga saham perusahaan, sehingga return saham perusahaan juga meningkat.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Subekti Puji Astuti (2006) juga menyimpulkan bahwa total asset turnover memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhdap return saham. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:


(44)

Hipotesis 4: Total Assets Turnover memiliki pengaruh terhadap Return saham indeks Kompas 100

5. Pengaruh Equity Per Share terhadap Return saham

Equity per share merupakan perbandingan antara total ekuitas (modal disetor, cadangan modal, laba ditahan dan aktiva tetap) dengan jumlah saham yang beredar. Equity per share menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham dan menyatakan besarnya nilai riil suatu saham. Nilai equity per share yang tinggi menunjukkan meningkatnya kinerja perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang relatif tinggi. Sehingga meningkatkan minat investor untuk menanamkan dananya ke perusahaan tersebut. Hal ini mengakibatkan meningkatnya harga saham, sehingga return saham perusahaan juga meningkat.

Selain itu, nilai equity per share yang tinggi menunjukkan bahwa investor bersedia membayar harga saham yang lebih tinggi dengan jaminan keamanan atau nilai klaim atas aktiva bersih perusahaannya semakin tinggi. Sedangkan nilai equity per share yang rendah menunjukkan perusahaan memiliki tingkat pengembalian atas ekuitas yang relatif rendah dan juga menunjukkan rendahnya pertumbuhan saham.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2008) menyimpulkan bahwa equity per share memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut:


(45)

Hipotesis 5: Equity per share memiliki pengaruh terhadap return saham indeks Kompas 100

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu maka dapat digambarkan kerangka konseptual dalam bentuk diagram skematis di bawah ini:

Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual maka hipotesis dapat dikembangkan dalam penelitian ini untuk digunakan dalam menguji variabel-variabel independent yang berpengaruh terhadap variabel dependent seperti berikut:

1. H1: Beta memiliki pengaruh terhadap return saham.

2. H2: Curent Ratio memiliki pengaruh terhadap return saham.

Beta

Return

Saham

Current Assets

Debt to Equity Ratio

Total Asset Turnover

Equity Per Share


(46)

3. H3: Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap return saham. 4. H4: Total Assets Turnover memiliki pengaruh terhadap return saham. 5. H5: Equity Per Share memiliki pengaruh terhadap return saham.


(47)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data yang diperoleh merupakan data sekunder dalam bentuk data panel yaitu berupa harga saham harian dan rasio keuangan dari tahun 2009 sampai tahun 2011. Data harga saham

harian diperoleh dari situs

3.2 Populasi dan Sampel

dan data rasio keuangan diperoleh dari Publikasi Laporan Keuangan (ICMD). Data-data tersebut dikelola lebih lanjut untuk mendapatkan indikator-indikator variabel dependen dan independen.

Menurut Kuncoro (2009), populasi adalah kelompok elemen di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham perusahaan yang tercatat di indeks Kompas 100 selama periode 2009 sampai 2011. Pemilihan populasi ini didasarkan pada pertimbangan saham yang likuid yang artinya saham tersebut selalu aktif diperjualbelikan. Tetapi tidak semua anggota populasi menjadi obyek penelitian, sehingga perlu dilakukan pengambilan sampel.

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2009). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria sebagai berikut:


(48)

1. Perusahaan yang sahamnya termasuk dalam indeks Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 sampai 2011. 2. Perusahaan yang secara konsisten aktif selama periode 2009 sampai 2011

dalam indeks Kompas 100 .

3. Perusahaan yang memenuhi indikator variabel dependen dan independen selama periode 2009 sampai 2011.

Dari populasi tersebut terdapat 46 perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Daftar perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria-kriteria-kriteria tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

NO PERUSAHAAN KODE

1 Astra Agro Lestari Tbk. AALI

2 Adhi Karya (Persero) Tbk ADHI

3 Adaro Energy Tbk. ADRO

4 AKR Corporindo Tbk. AKRA

5 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM

6 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI

7 Bhakti Investama Tbk. BHIT

8 BISI International Tbk. BISI

9 Sentul City Tbk. BKSL

10 Berlian Laju Tanker Tbk. BLTA

11 Global Mediacom Tbk. BMTR

12 Barito Pacifik Tbk. BRPT

13 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. CPIN

14 Ciputra Development Tbk. CTRA

15 Ciputra Property Tbk. CTRP

16 Elnusa Tbk. ELSA

17 Gudang Garam Tbk. GGRM

18 Gajah Tunggal Tbk. GJTL

19 Vale Indonesia Tbk. INCO

20 Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF

21 Indika Energy Tbk. INDY

22 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. INKP

23 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. INTP

24 Indosat Tbk. ISAT


(49)

26 JasaMarga Tbk. JSMR

27 Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA

28 Kalbe Farma Tbk. KLBF

29 Lippo Karawaci Tbk. LPKR

30 PP London Sumatra Indonesia Tbk. LSIP

31 Medco Energy Internasional Tbk. MEDC

32 Media Nusantara Citra Tbk. MNCN

33 Matahari Putra Prima Tbk. MPPA

34 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. PGAS

35 Panin Financial Tbk. PNLF

36 Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk. PTBA

37 Sampoerna Agro Tbk. SGRO

38 Holcim Indonesia Tbk. SMCB

39 Semen Indonesia (Persero) Tbk. SMGR

40 Summarecon Agung Tbk. SMRA

41 Timah (Persero) Tbk. TINS

42 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. TLKM

43 Bakrie Sumatera Plantations Tbk. UNSP

44 United Tractors Tbk. UNTR

45 Unilever Indonesia Tbk. UNVR

46 Wijaya Karya Tbk. WIKA

Sumber : BEI setelah diolah

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah mengumpulkan semua data sekunder , dimana data harga saham diperoleh melalui

situ

ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Selain itu data yang diperlukan juga diperoleh melalui buku, artikel, jurnal dan website yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendukung proses penelitian yang dilakukan.

3.4 Pengolahan Data

Dalam mengolah data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program komputer eviews 7 untuk menganalisis data yang


(50)

diperoleh. Namun sebelumnya data-data yang diperoleh diformulasikan terlebih dahulu dengan menggunakan program microsoft office excel 2007 untuk memperoleh data variabel sebelum dianalisis dengan menggunakan program eviews 7.

3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Metode dan Model Analisis

Penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dengan data panel untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen terhadap dependen. Regresi linier berganda adalah regresi antara variabel dimana variabel bebasnya lebih dari satu (Pratomo dan Hidayat, 2007). Sedangkan data panel merupakan data campuran cross section dan time series (Pratomo dan Hidayat, 2007). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi data panel fixed effect.

3.5.2 Model Regresi Data Panel

Menurut Pratomo dan Hidayat (2007), pada umumnya data panel digunakan dalam penelitian karena berbagai alasan, salah satunya adalah karena keterbatasan jumlah tahun pengamatan. Oleh karena itu, dengan menggunakan data panel maka ketersediaan data akan sangat banyak sehingga hasil penelitian akan lebih baik.

Model regresi data panel adalah pengabungan antara model data cross section dengan model data time series. Menurut Pratomo dan Hidayat (2007:167), dalam mengestimasi parameter dari persamaan dengan data panel dapat dibuat tiga model persamaan, yakni :


(51)

1. Ordinay Least Square (OLS)

Metode ini menggabungkan data cross section dan data time series dalam bentuk pool data. Kemudian data tersebut diregresikan dengan metode OLS. Namun penggunaan estimasi dengan metode ini tidak realistis. Misalkan kita ingin menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah daerah terhadap pertumbuhan daerah. Dengan menggunakan OLS maka kita akan memeroleh nilai intercept dan koefisien parameter yang konstan untuk seluruh daerah. Apakah mungkin setiap daerah memiliki intercept yang sama? Oleh karena itu, penggunaan dua metode lainnya yakni Fixed Effect Model dan Random Effect Model lebih baik.

2. Fixed Effect Model (FEM)

Model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu (data cross section). Sementara itu, slope koefisien dari regresi tidak berbeda pada setiap individu dan waktu.

3. Random Effect Model (REM)

Pada model ini, perbedaan antar individu terdapat di error term dari persamaan. Model ini memperhitungkan bahwa error term mungkin berkorelasi sepanjang time series dan cross section.

Dari ketiga model tersebut, hanya ada dua metode yang sesuai untuk data panel karena metode OLS tidak realistis untuk digunakan. Kedua model tersebut mempunyai keunggulannya masing-masing, dengan demikian penelitian ini


(52)

menggunakan metode FEM karena metode ini mempunyai keunggulan dalam membedakan efek individual dan efek waktu, selain itu FEM tidak perlu mengasumsikan bahwa komponen error tidak berkorelasi dengan variabel bebas.

Untuk mengetahui pengaruh beta, current ratio, debt to equity ratio, total asset turnover dan equity per share terhadap return saham indeks Kompas 100, maka digunakan model regresi fixed effect dengan fungsi sebagai berikut:

��

=

1

1��

+

2

2��

+

3

3��

+

4

4��

+

5

5��

+

µ

Di mana:

Yit = Return Saham

0 = Intercept

�1,�2,�3 = Koefisien Regresi

�1 = Beta

�2 = Current Ratio

�3 = Debt to Equity Ratio

�4 = Total Asset Turnover

�5 = Equity per Share

i = Jenis Perusahaan

t = Waktu

= Term of error 3.5.3 Uji Hausman

Uji Hausman merupakan pengujian metode regresi untuk mengetahui metode mana yang baik untuk digunakan dalam penelitian. Menurut Gujarati (2003) dalam buku Pratomo dan Hidayat (2007:179), pemilihan apakah model Fixed Effect atau model Random Effect yang dipilih berdasarkan pada :

- Apabila nilai chi square statistik pada Uji Hausman signifikan, berarti model dapat diestimasi dengan model Fixed Effect.


(53)

- Apabila nilai chi square statistik pada Uji Hausman tidak signifikan, berarti peneliti dapat menggunakan model Random Effect atau model Fixed Effect karena ianya tidak berbeda secara substansi.

3.6 Uji Asumsi Klasik

Gujarati (2003) dalam buku Pratomo dan Hidayat (2007:89) mengemukakan bahwa terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efesien, yaitu:

1. Model regresi adalah linier, yaitu linier di dalam parameter.

2. Residual variabel pengganggu (µ) mempunyai nilai rata—rata nol (zero mean value of disturbanceµ).

3. Homoskedastisitasatau varian dari µ adalah konstan. 4. Tidak ada autokorelasi antara variabel pengganggu (µ). 5. Kovarian antara µ dan variabel independen (Xi) adalah nol.

6. Jumlah data (observasi) harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah parameter yang akan diestimasi.

7. Tidak ada multikolinieritas.

8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau stokastik.

3.6.1 Multikolinieritas

Sebuah model regresi dikatakan terkena multikolinieritas apabila terdapat korelasi atau hubungan linier antar variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya sehingga variabel-variabel bebas tersebut tidak bersifat ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Multikolinieritas dapat mengakibatkan nilai-nilai koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,


(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Variabel Skripsi

NO SAHAM TAHUN RETURN BETA CR DER TAT EqPS

1 AALI 2009 0.98373984 0.968 1.83 0.18 0.98 4081

2010 -0.0963115 1.143 1.93 0.18 1.01 4736

2011 0.01360544 0.976 1.31 0.21 1.06 5351

2 ADHI 2009 0.31818182 0.859 1.13 6.6 1.37 411

2010 0.81609195 1.348 1.19 4.68 1.15 482

2011 -0.0632911 1.15 1.1 5.17 1.1 550

3 ADRO 2009 1.47297297 1.141 1.98 1.42 0.64 547

2010 0.29781421 1.124 1.76 1.18 0.61 582

2011 -0.2042105 1.465 1.67 1.32 0.7 712

4 AKRA 2009 0.76785714 0.785 0.96 1.72 1.48 711

2010 0.52525253 0.891 1.21 1.68 1.35 754

2011 1.59933775 0.961 1.36 1.32 2.26 942

5 ANTM 2009 0.84210526 1.748 7.07 0.21 0.88 860

2010 0.03571429 1.282 3.88 0.27 0.72 1005

2011 -0.154023 1.042 10.64 0.41 0.68 1129

6 ASRI 2009 2.34 0.643 1.69 0.84 0.11 108

2010 0.67664671 1.177 1.44 1.07 0.17 124

2011 1.07142857 1.41 1.22 1.16 0.23 156

7 BHIT 2009 4.43046358 1.198 1.75 0.65 0.32 1434

2010 -0.7853659 1.433 1.48 0.61 0.38 374

2011 1.07386364 1.307 2.24 0.54 0.41 407

8 BISI 2009 -0.1828571 0.814 3.27 0.33 0.55 355

2010 0.20979021 1.087 8.46 0.12 0.66 405

2011 -0.4797688 1.308 6.08 0.19 0.66 426

9 BKSL 2009 -0.019802 1.164 2.73 0.22 0.06 234

2010 0.03030303 1.468 4.23 0.17 0.09 165

2011 1.45098039 1.181 4.53 0.15 0.09 171

10 BLTA 2009 0.2037037 1.323 0.76 3.04 0.25 972

2010 -0.4769231 0.372 1.03 3.14 0.23 1028

2011 -0.4235294 1.156 0.92 2.11 0.16 1449

11 BMTR 2009 1.05729167 1.27 3.03 0.46 0.37 671


(2)

2011 1.10526316 0.692 3.32 0.4 0.47 781

12 BRPT 2009 0 1.566 2.14 0.89 0.87 1259

2010 0.83333333 1.162 1.44 1.04 1.06 1127

2011 -0.3737374 1.027 1.99 0.96 0.5 1379

13 CPIN 2009 3.44444444 1.018 1.91 0.81 2.72 899

2010 2.75 1.273 2.93 0.45 2.31 1367

2011 0.62121212 1.61 3.33 0.43 2.03 1887

14 CTRA 2009 1.32835821 1.258 3.03 0.23 0.16 459

2010 -0.1025641 1.384 2.46 0.29 0.18 478

2011 1 1.131 1.56 0.51 0.19 504

15 CTRP 2009 1.23076923 1.101 11.96 0.06 0.09 559

2010 0.20689655 1.114 7.82 0.07 0.09 579

2011 1 1.019 2.74 0.2 0.1 586

16 ELSA 2009 1.34104046 1.13 1.55 1 0.09 264

2010 -0.2839506 1.091 2.56 0.63 0.08 268

2011 -0.2241379 0.94 1.36 0.62 0.11 261

17 GGRM 2009 3.85454545 0.9 2.46 0.48 1.21 9512

2010 0.55992509 0.784 2.7 0.44 1.23 11017

2011 0.3517407 0.948 2.24 0.59 1.07 12760

18 GJTL 2009 1.81818182 1.022 1.86 2.32 0.89 766

2010 2.46774194 1.58 1.7 1.94 0.95 1012

2011 0.24418605 1.205 1.75 1.61 1.02 1271

19 INCO 2009 0.82352941 1.642 7.24 0.29 0.37 1739

2010 0.32903226 1.383 4.5 0.3 0.58 1847

2011 -0.3446602 1.24 4.36 0.37 0.51 1945

20 INDF 2009 3.51086957 1.384 1.16 1.61 0.93 1765

2010 0.18072289 0.958 2.04 0.9 0.81 2830

2011 0.07142857 1.101 1.91 0.7 0.85 3600

21 INDY 2009 0.52684564 1.249 3.41 1.18 0.21 1029

2010 0.8021978 1.194 3.52 1.1 0.33 1051

2011 -0.3719512 1.274 1.64 1.36 0.29 1484

22 INKP 2009 3.375 1.088 1.01 1.95 0.42 3298

2010 -0.2835165 0.834 1.01 1.95 0.42 3298

2011 1.9601227 0.931 1.06 2.14 0.41 3322

23 INTP 2009 2.2195122 0.982 3 0.24 0.8 2908

2010 0.09848485 1.672 5.55 0.17 0.73 3559

2011 0.24137931 1.508 6.99 0.15 0.77 4274

24 ISAT 2009 -0.1025641 0.732 0.55 2.01 0.34 3366


(3)

2011 0.09 0.736 0.55 1.77 0.39 3463

25 ITMG 2009 2.29166667 1.417 1.98 0.52 1.26 6551

2010 0.45886076 1.06 1.83 0.51 1.53 5737

2011 -0.0585683 1.34 2.37 0.46 1.51 8674

26 JSMR 2009 1.06896552 0.774 1.16 1.09 0.22 1139

2010 0.84722222 0.808 1.65 1.27 0.23 1229

2011 0.46616541 0.848 1.06 1.32 0.23 1359

27 KIJA 2009 0.45070423 1.158 0.4 0.99 0.12 117

2010 0.11650485 1.272 0.41 1 0.18 121

2011 0.86956522 1.443 0.4 0.6 0.21 190

28 KLBF 2009 1.77419355 0.45 2.98 0.35 1.4 472

2010 0.74418605 0.893 4.39 0.22 1.45 568

2011 0.14166667 1.237 3.65 0.27 1.32 642

29 LPKR 2009 -0.3658537 0.347 1.4 1.29 0.21 306

2010 0.11538462 0.509 1.75 0.98 0.19 378

2011 0.20689655 1.193 1.68 0.94 0.23 408

30 LSIP 2009 1.38888889 1.515 1.42 0.27 0.66 2795

2010 0.37209302 0.949 2.39 0.22 0.65 3337

2011 0.11228814 1.168 4.83 0.16 0.69 4279

31 MEDC 2009 -0.2866667 1.239 1.55 1.76 0.33 2460

2010 0.06542056 0.9 2.04 1.73 0.41 2780

2011 -0.254386 1.068 1.61 2.02 0.44 2819

32 MNCN 2009 1.37037037 1.258 3.54 0.56 0.51 355

2010 1.90625 1.402 2 0.51 0.59 395

2011 1.06451613 0.779 4.9 0.29 0.61 494

33 MPPA 2009 1.28571429 0.249 1.61 1.97 0.97 754

2010 0.3828125 0.657 1.76 0.59 0.75 1527

2011 -0.4858757 0.721 1.24 0.81 0.86 1206

34 PGAS 2009 0.81914894 1.081 2.47 1.24 0.63 527

2010 -0.1111111 1.052 3.43 1.12 0.62 623

2011 -0.0197368 1.107 5.5 0.8 0.63 709

35 PNLF 2009 1.734375 1.097 3.47 0.46 0.29 205

2010 -0.0342857 0.899 2.96 0.44 0.2 240

2011 -0.2130178 1.046 2.13 0.46 0.24 257

36 PTBA 2009 1.21985816 1.268 4.91 0.4 1.11 2511

2010 0.28434505 1.08 5.79 0.35 0.91 2796

2011 0.01492537 1.167 4.63 0.41 0.92 3544

37 SGRO 2009 1.25206612 1.068 2.61 0.27 0.8 945


(4)

2011 0.27522936 1.11 1.59 0.36 0.92 1322

38 SMCB 2009 1.98181818 1.345 1.27 1.2 0.82 430

2010 0.20731707 1.106 1.66 0.53 0.57 891

2011 0.17424242 0.878 1.47 0.45 0.69 982

39 SMGR 2009 0.00724638 0.837 3.58 0.25 1.11 1741

2010 1.56115108 1.061 2.92 0.28 0.92 2047

2011 0.41011236 1.01 2.65 0.35 0.83 2464

40 SMRA 2009 3.60227273 1.215 0.65 1.59 0.27 268

2010 0.22222222 1.004 0.86 1.85 0.28 314

2011 -0.3181818 1.084 0.89 2.27 0.29 360

41 TINS 2009 1.19626168 1.594 2.88 0.42 1.59 682

2010 0.12765957 1.364 3.24 0.4 1.42 835

2011 -0.3056604 1.321 3.26 0.43 1.33 914

42 TLKM 2009 0.08 0.845 0.6 0.98 0.69 2455

2010 -0.1111111 0.746 0.91 0.78 0.68 2798

2011 -0.0208333 0.544 0.96 0.69 0.69 3025

43 UNSP 2009 0.59677419 2.128 1.01 0.9 0.46 705

2010 -0.2727273 1.693 0.53 1.17 0.16 630

2011 -0.1666667 1.481 0.4 1.06 0.23 668

44 UNTR 2009 2.05405405 1.348 1.65 0.75 1.2 4193

2010 0.35988201 1.581 1.57 0.84 1.26 4859

2011 0.29934924 1.264 1.78 0.69 1.16 7373

45 UNVR 2009 0.5408805 0.27 1 1.02 2.44 486

2010 0.33061224 1.536 0.85 1.15 2.26 531

2011 0.23619632 0.614 0.69 1.85 2.24 482

46 WIKA 2009 0.69047619 0.927 1.44 2.49 1.16 280

2010 0.74647887 1.25 1.36 2.28 0.96 319


(5)

Lampiran 2. Hasil Regresi

Dependent Variable: RETURN? Method: Pooled Least Squares Date: 02/27/14 Time: 15:24 Sample: 2009 2011

Included observations: 3 Cross-sections included: 46

Total pool (balanced) observations: 138

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) WARNING: estimated coefficient covariance matrix is of reduced rank

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.629996 0.841163 0.748959 0.4559

BETA? 0.168116 0.198499 0.846934 0.3994

CR? -0.005416 0.004511 -1.200780 0.2331

DER? 0.142509 0.059252 2.405129 0.0183

TAT? 1.210991 0.351318 3.446995 0.0009

EQPS? -0.000686 0.000277 -2.477423 0.0152

Fixed Effects (Cross)

_AALI--C 1.487358

_ADHI--C -2.367739

_ADRO--C -0.859527

_AKRA--C -1.535822

_ANTM--C -0.856082

_ASRI--C 0.296546

_BHIT--C 0.705009

_BISI--C -1.442725

_BKSL--C -0.327984

_BLTA--C -0.880752

_BMTR--C 0.085527

_BRPT--C -0.934597

_CPIN--C -0.542652

_CTRA--C -0.020198

_CTRP--C 0.307428

_ELSA--C -0.558220

_GGRM--C 6.946575

_GJTL--C -0.059969

_INCO--C 0.058916

_INDF--C 1.116202

_INDY--C -0.196937

_INKP--C 2.375517

_INTP--C 1.518540

_ISAT--C 0.838689

_ITMG--C 3.050396

_JSMR--C 0.437701

_KIJA--C -0.596977

_KLBF--C -1.206639

_LPKR--C -0.907763

_LSIP--C 1.348460

_MEDC--C 0.145521

_MNCN--C 0.172715

_MPPA--C -0.722969


(6)

_PNLF--C -0.488108

_PTBA--C 0.488728

_SGRO--C -0.579587

_SMCB--C -0.437477

_SMGR--C 0.116122

_SMRA--C -0.036948

_TINS--C -1.768934

_TLKM--C 0.182098

_UNSP--C -0.905022

_UNTR--C 2.234016

_UNVR--C -3.041482

_WIKA--C -1.591416

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.442503 Mean dependent var 0.654334

Adjusted R-squared 0.122103 S.D. dependent var 0.970473

S.E. of regression 0.909296 Akaike info criterion 2.925493

Sum squared resid 71.93332 Schwarz criterion 4.007305

Log likelihood -150.8590 Hannan-Quinn criter. 3.365115

F-statistic 1.381094 Durbin-Watson stat 2.973802