25
f. Mencegah dan menyembuhkan tekanan batin
Banyak para ahli yang menggunakan permainan sebagai metode terapipengobatan awal bagi anak yang mengalami tekanan batin. Melalui
bermain, anak mendapat kesempatan untuk melampiaskan kekesalan, melupakan kekecewaan, dan mendapatkan kembali ketenangan dirinya.
Dalam bermain, anak akan melakukan apa saja untuk membuang berat beban yang dirasakannya.
g. Merupakan sumber belajar
Melalui bermain anak bisa melatih keterampilannya, menambah pengetahuan tentang konsep dasar dan hal-hal yang ada di lingkungan anak, serta
mengembangkan daya cipta. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat bermain
untuk anak adalah untuk mencegah dan menyembuhkan tekanan batin, sebagai sumber belajar, serta mengembangkan berbagai macam aspek perkembangan
seperti aspek fisik, kognitif, dan sosial.
5. Jenis Bermain
Tim Kanisius 2003: 50 berbagai macam jenis bermain di TK yang dapat dijumpai adalah bermain aktif, bermain konstruktif, bermain kreatif, dan bermain
imajinatif. Bermain aktif berupa kegiatan berlari-lari, melompat, naik turun tangga, bermain bola, dan sebagainya. Bermain konstruktif dilakukan dengan
teknik membangun antara lain menyusun balok, kayu, bermain lego, dan sebagainya. Bermain kreatif dilakukan untuk mengembangkan daya cipta anak
seperti menggambar dengan pensil warna, mencocok, melipat kertas, dan
26
sebagainya. Bermain imajinatif melatih anak untuk bermain peran tertentu yang dikaguminya, seperti berperan sebagai ayah, dokter, guru, dan sebagainya.
Hurlock 1978: 321 menjelaskan bahwa permainan atau bermain dilakukan anak dengan beberapa macam perilaku. Berdasarkan perilaku
keterlibatan anak, bermain dibedakan menjadi dua kategori yaitu: a.
Bermain aktif Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari keterlibatan dengan apa yang
dilakukan individu, misalnya dalam bentuk kesenangan membuat sesuatu dengan plastisin, cat, atau lilin, berlari, bermain bola, dan lain-lain.
b. Bermain pasif
Dalam bermain pasif, kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Pemain dalam hal ini tidak terlibat sehingga hanya menghabiskan sedikit energi.
Anak hanya menikmati temannya bermain, memandang orang atau hewan di televisi, menonton adegan lucu, dan lain-lain.
Soegeng dalam Kamtini Husni Wardi Tanjung, 2005: 59 menyatakan bahwa pada umumnya bermain anak dapat digolongkan menjadi beberapa bentuk
yaitu: a.
Bermain sosial Bermain sosial dapat dilakukan sendiri atau bersama orang lain dengan
menggunakan alat bermain. Bentuk ini dibedakan menjadi bermain sendiri, bermain sebagai penonton, bermain paralel, bermain asosiatif, dan bermain
kooperatif.
27
b. Bermain dengan benda
Bentuk bermain ini bersifat praktis, sebab semua anak dapat menggunakan alat bermain secara bebas dan memungkinkan untuk mengeksplorasi objek
yang digunakan. Alat bermain yang ada dapat digunakan sendiri atau dengan beberapa anak sekaligus.
c. Bermain sosiodramatik
Bermain sosiodramatik yaitu anak bermain dengan memerankan sebagai guru, bapak, ibu, anak yang manja, dan lain-lain. Bermain sosiodramatik
memiliki beberapa elemen yaitu bermain dengan melakukan imitasi, bermain pura-pura, bermain peran, dan interaksi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis bermain dilihat dari keterlibatan anak dibedakan menjadi dua kategori yaitu
bermain aktif dan pasif, sedangkan bermain dilihat secara umum dikategorikan menjadi tiga yaitu bermain dengan benda, bermain sosial, dan bermain
sosiodramatik.
6. Ciri-ciri Bermain