27
b. Bermain dengan benda
Bentuk bermain ini bersifat praktis, sebab semua anak dapat menggunakan alat bermain secara bebas dan memungkinkan untuk mengeksplorasi objek
yang digunakan. Alat bermain yang ada dapat digunakan sendiri atau dengan beberapa anak sekaligus.
c. Bermain sosiodramatik
Bermain sosiodramatik yaitu anak bermain dengan memerankan sebagai guru, bapak, ibu, anak yang manja, dan lain-lain. Bermain sosiodramatik
memiliki beberapa elemen yaitu bermain dengan melakukan imitasi, bermain pura-pura, bermain peran, dan interaksi.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis bermain dilihat dari keterlibatan anak dibedakan menjadi dua kategori yaitu
bermain aktif dan pasif, sedangkan bermain dilihat secara umum dikategorikan menjadi tiga yaitu bermain dengan benda, bermain sosial, dan bermain
sosiodramatik.
6. Ciri-ciri Bermain
Tadkiroatun Musfiroh 2008: 6 mengemukakan bahwa sebuah kegiatan agar bisa disebut permainan atau bermain maka harus mempunyai ciri-ciri
tertentu. Ciri-ciri tersebut meliputi:
a. Anak melakukan secara spontan dan sukarela
b. Dorongan bermain muncul dari anak, bukan perasaan orang lain
c. Menyenangkan dan menggembirakan anak. Anak menikmati kegiatan
bermain tersebut mereka tampak riang dan senang
28
d. Anak berlaku aktif di mana anak tidak sekedar melompat atau menggerakkan
tubuh, namun dapat membentuk, melipat e.
Anak bebas memilih mau bermain apa dan beralih ke kegiatan bermain yang lain bersifat fleksibel.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri bermain anak adalah timbul dari dalam diri anak, menyenangkan, bebas, dan anak dapat
bergerak aktif.
7. Tahap Perkembangan Bermain
Rubin, Fein, Vanderberg dan Smilansky dalam Mayke S. Tedjasaputra 2001: 28 mengemukakan pendapatnya mengenai tahap perkembangan bermain
berdasarkan kognitif anak adalah: a.
Bermain Fungsional Functional Play Bermain fungsional Functional Play biasanya terjadi pada anak usia 1-2
tahun dengan ciri-cirinya beraktivitas sederhana, menyenangkan dan dilakukan berulang-ulang. Aktivitas bermain pada masa ini dapat dilakukan
dengan alat atau tanpa alat permainan. Misalnya: bermain dengan berlari mengelilingi ruang tamu atau dapur, mendorong atau menarik kursi plastic,
berguling-guling di tempat tidur, memukul-mukul bantal atau piring, melompatmeloncat di sofa, mengolah lilin atau bermain pasirtanah tetapi
tidak mermaksud membuat bentuk apapun dalam arti bentuk sembarang. Melalui bermain fungsional anak-anak semakin menyadari akan fungsi tubuh
atau anggota tubuhnya dalam beraktivitas sehari-hari.
29
b. Bermain Bangun-Membangun Constructive Play
Kegiatan bermain bangun membangun terjadi pada anak-anak prasekolah sekitar usia 3-6 tahun, anak-anak sudah mampu menciptakan sesuatu
berdasarkan suatu konsep yang tersusun sebelumnya walaupun masih sangat sederhana. Semula anak-anak dalam bermain ini bersifat reproduktif artinya
dalam aktivitas bermain tersebut anak-anak hanya membentukmembangun berdasarkan sesuatu objek yang mereka kenallihat sehari-sehari kemudian
direproduksi atau dicontoh dalam kegiatan bermain tersebut. Sejalan dengan berkembangnya kemampuan kognitifkecerdasan anak maka
dalam perkembangan bermainnya anak mulai menciptakan bentuk-bentuk sesuai dengan imajinasinya sehingga anak aktif untuk berkreasi dalam
permainan ini sehingga pada masa ini juga sering disebut permainan aktif. Bentuk-bentuk aktivitas bermain ini seperti: bermain dengan balok-balok,
tanah liat, pasir, tanah, plastisin, dan benda lain untuk dibuat berbagai macam bentuk seperti buah, bunga, dan lain sebagainya.
Hurlock dalam Mayke S. Tedjasaputra, 2005: 27 mengemukakan bahwa perkembangan bermain terjadi melalui beberapa tahapan yaitu:
a. Tahap penjelajahan
Ciri khasnya adalah berupa kegiatan mengenai objek atau orang lain, mencoba
menjangkau atau
meraih benda
di sekelilingnya,
lalu mengamatinya.
30
b. Tahap mainan
Tahap ini mencapai puncaknya pada usia 5-6 tahun. Antara usia 2-3 tahun anak biasanya hanya mengamati alat permainannya.
c. Tahap bermain
Biasanya terjadi bersamaan dengan mulai masuknya anak ke sekolah dasar. Pada masa ini jenis permainan anak semakin bertambah banyak, karena itu
tahap ini dinamakan tahap bermain. d.
Tahap melamun Tahap ini diawali saat anak mendekati masa pubertas. Saat ini anak sudah
mulai berkurang minatnya terhadap kegiatan bermain. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak
Kelompok A atau usia 4-5 tahun berada pada tahap mainan dan tahap kegiatan bangun-membangun. Bentuk aktivitasnya seperti bermain dengan balok, tanah
liat, atau pasir yang dibentuk menjadi berbagai macam bentuk sesuai dengan keinginan anak.
8. Permainan pada Anak