BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah penelitian analitis dengan pendekatan penelitian cross-sectional. Pada penelitian cross sectional, peneliti melakukan
pengumpulan saliva pada pasien hemodialisis hanya diobservasi satu kali pada satu saat tertentu saja. Jadi peneliti tidak melakukan tindak lanjut terhadap pengumpulan
saliva yang dilakukan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik Spesialisis Ginjal dan Hipertensi Rasyida yang beralamat di Jalan D.I. Panjaitan No. 144 Medan. Pemilihan Klinik Spesialis Ginjal
dan Hipertensi Rasyida sebagai lokasi penelitian dikarenakan klinik ini merupakan pusat hemodialisis di Medan, dimana terdapat banyak pasien yang menjalani terapi
hemodialisis dan klinik ini juga memiliki sarana dan rekam medis yang lengkap sehingga lebih terjangkau bagi peneliti untuk menemukan subjek penelitian. Waktu
penelitian dilakukan pada bulan Maret 2014.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan.
3.3.2 Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Pada consecutive sampling, semua subjek yang datang secara berurutan dan memenuhi
Universitas Sumatera Utara
kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Jumlah sampel dalam penelitian ini diambil dengan rumus penaksiran
proporsi populasi dengan ketentuan absolut simpangan mutlak.
31
Keterangan :
n : ukuran sampel yang diperlukan d : tingkat akurasi 0,1
P: proporsi populasi yang diambil berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Bots et al yaitu 36,2 0,362
: nilai kepercayaan 0,95 =1,96
88,72 89 orang Dari rumus tersebut didapat jumlah sampel minimum adalah 89 orang.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: 1. Pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di Klinik
Spesialisis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan yang berusia ≥ 30 tahun.
Universitas Sumatera Utara
2. Pasien yang sudah menjalani terapi hemodialisis lebih dari 3 bulan.
3.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: Pasien hemodialisis yang tidak bersedia melakukan pengumpulan saliva.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis.
3.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah xerostomia.
3.5.3 Variabel Terkendali
Variabel terkendali dalam penelitian ini adalah usia.
3.5.4 Variabel Tidak Terkendali
Variabel tidak terkendali dalam penelitian ini adalah jenis kelamin.
3.5.5 Definisi Operasional
1. Pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis adalah pasien penyakit ginjal kronis derajat 5 LFG 15 mlmnt1,73m
2
yang sedang menjalani hemodialisis dan dapat dilihat dari rekam medik pasien.
14
2. Xerostomia dapat diketahui dengan melakukan pengumpulan saliva dengan metode spitting. Metode spitting dilakukan dengan cara membiarkan saliva untuk
tergenang di dalam mulut non stimulasi dan diludahkan ke dalam suatu tabung setiap 60 detik selama 5 menit. Xerostomia dapat ditegakkan apabila saliva yang
Universitas Sumatera Utara
dikumpulkan 0,1 mLmenit.
26
3. Lama menjalani hemodialisis adalah lama waktu pasien menjalani hemodialisis yang dihitung mulai dari inisiasi dialisis sampai saat ini dan dapat dilihat
pada rekam medik pasien. Lamanya terapi hemodialisis dibagi menjadi dua, yaitu: a. Hemodialisis jangka pendek: subjek yang telah menjalani terapi
hemodialisis pada rentang 3-60 bulan. b. Hemodialisis jangka panjang: subjek yang telah menjalani terapi
hemodialisis di atas 60 bulan. 4. Usia adalah perhitungan ulang tahun subjek penelitian dihitung sejak tahun
lahir sampai ulang tahun terakhir saat dilakukan penelitian yang dapat dilihat dari rekam medik pasien.
33
5. Jenis kelamin adalah keadaan kodrati responden sesuai anatomis, yaitu laki- laki atau perempuan yang dapat dilihat dari rekam medik pasien.
33
3.6 Alat dan Bahan Penelitian 3.6.1 Alat
1. Gelas ukur
3.6.2 Bahan 1. Sarung tangan dan masker
2. Larutan sterilisasi 3. Rekam medik
3.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data ditujukan kepada pasien yang menjalani terapi hemodialisis yang diperoleh dari rekam medik pasien yang datang ke ruang
hemodialisis Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan yang dilakukan mulai pukul 07.00-15.00. Pasien kemudian diberi informasi tentang tujuan penelitian
ini. Setelah pasien setuju menjadi subjek penelitian, pasien diminta menandatangani informed consent. Kemudian dari rekam medik dicatat data pribadi pasien nama,
Universitas Sumatera Utara
umur, jenis kelamin dan lama menjalani hemodialisis. Kemudian dilakukan pengumpulan saliva dengan metode spitting untuk memastikan ada atau tidaknya
xerostomia. Pengumpulan saliva ini dilakukan dengan cara meminta pasien untuk meludahkan ke dalam kontainer saliva setiap 60 detik selama 5 menit. Dapat
ditegakkan xerostomia apabila saliva yang dikumpulkan 0,1 mLmenit.
3.8 Pengolahan dan Analisis data
3.8.1 Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan dari lembar hasil pemeriksaan pasien kemudian dianalisis sesuai dengan jenisnya. Data yang bersifat univariat dianalisis secara
manual dan data yang bersifat bivariat dianalisis dengan menggunakan sistem komputerisasi.
10
3.8.2 Data Univariat
Analisis univariat analisis deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
10
Data univariat disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi :
1. Distribusi dan frekuensi pasien hemodialisis berdasarkan jenis kelamin. 2. Distribusi dan frekuensi pasien hemodialisis berdasarkan usia.
3. Distribusi dan frekuensi pasien hemodialisis dengan xerostomia.
3.8.3 Data Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.
31
Data bivariat disajikan dalam bentuk tabel yang meliputi :
1. Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan xerostomia pada pasien hemodialisis
2. Tabulasi silang antara usia dengan xerostomia pada pasien hemodialisis.
Universitas Sumatera Utara
3. Tabulasi silang antara lama menjalani hemodialisis dengan xerostomia. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Chi-square X
2
untuk mengetahui hubungan antara hemodialisis dengan xerostomia. Berdasarkan uji statistik tersebut
dapat diputuskan: a. Menerima Ha menolak Ho, jika diperoleh nilai X
2
hitung X
2
tabel atau nilai p
≤ α 0,05. b. Menolak Ha menerima Ho, jika diperoleh nilai X
2
hitung X
2
tabel atau nilai p α 0,05.
3.9 Etika Penelitian
Etika penelitian dalam penelitian ini mencakup hal sebagai berikut: 1. Ethical clearance
Peneliti mengajukan persetujuan pelaksanaan penelitian kepada komisi etik penelitian kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun
nasional. 2. Lembar Persetujuan Informed Consent
Peneliti meminta secara sukarela subjek untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan. Bagi subjek yang setuju, dimohon untuk menandatangani lembar
persetujuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. 3. Kerahasiaan Confidentiality
Data yang terkumpul dalam penelitian ini dijamin kerahasiannya oleh peneliti, karena itu data yang ditampilkan dalam bentuk data pribadi subjek.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek sebanyak 89 orang pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani hemodialisis di Klinik Spesialis Ginjal dan Hipertensi Rasyida
Medan. Tabel 4 menunjukkan subjek penelitian yang dibagi berdasarkan jenis
kelamin. Pada penelitian ini terdapat 59 orang subjek laki-laki 66,3 dan 30 orang subjek perempuan 33,7.
Tabel 4. Distribusi dan Frekuensi Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi f
Persentase Laki-laki
59 66,3
Perempuan 30
33,7 Total
89 100
Tabel 5 menunjukkan usia subjek penelitian yang dibagi menjadi dua kelompok usia, yaitu kelompok usia 30-59 tahun dan usia lansia
≥ 60 tahun. Subjek dengan usia 30-59 tahun sebanyak 49 orang 55,1 dan usia
≥ 60 tahun sebanyak 40 orang 44,9.
Tabel 5. Distribusi dan Frekuensi Pasien Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi f
Persentase 30-59 tahun
49 55,1
≥ 60 tahun 40
44,9
Universitas Sumatera Utara