56 secara pasti dan sitematis. Sedangkan triangulasi adalah pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi yaitu teknik pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi dengan menggunakan sumber adalah memeriksa keabsahan suatu kebenaran
informasi melalui sumber yang berbeda. Triangulasi data dilakukan dengan cara mengecek apakah data yang diberikan oleh para pengambil
kebijakan benar-benar valid dan kredibel melalui para pelaksana kebijakan, yaitu para guru di SLB Pembina Yogyakarta, Komite Siswa
dan orang tua wali siswa yang dalam hal ini terlibat secara langsung dalam pembelajaran di sekolah, serta para siswa dan alumni
tunagrahita baik yang masih magang maupun yang sudah bekerja sebagai obyek kebijakan yang telah mendapatkan pelatihan kerja sesuai
dengan bidang kejuruan masing-masing untuk memperkuat data. Selain melakukan triangulasi data, selanjutnya peneliti
melakukan perpanjangan keikutsertaan, pemeriksaan teman sejawat melalui diskusi, dan melakukan auditing, seperti yang dikatakan Lexi
Moleong 1994: 175-183. Hal ini sekali lagi dilakukan peneliti untuk
menguji keabsahan data yang telah didapat agar valid dan reliabel.
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SLB Negeri Pembina merupakan sekolah yang menyelenggarakan pendidikan meliputi jenjang Taman Kanak-
Kanak Luar Biasa TKLB, Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB, Sekolah Menengah Luar Biasa SMPLB, Sekolah Menengah Atas
atau Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa SMALBSMKLB, Kelas Khusus day care dan Kelas Autis Gotong Royong. Selain itu
juga memberikan layanan khusus bagi alumni atau pendidikanlatihan lanjutan setelah anak tamat SMALBSMKLB
berupa: pendalaman latihan keterampilan, magang kerja, membentuk kelompok kerja, serta penyaluran dan pendampingan kerja
pendidikan setelah sekolah. SLB Negeri Pembina merupakan lembaga pendidikan yang
pada awalnya menyelenggarakan pendidikan untuk anak-anak yang mengalami cacat mental, baik yang mampu didik maupun mampu
latih. SLB Negeri Pembina didirikan melalui keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 051O1083
tentang organisasi dan tata kerja sekolah luar biasa Pembina Tingkat Propinsi dengan nama SLB-C Pembina Tingkat Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Dalam perkembangannya, sejalan dengan berlakunya Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang
58 Pemerintahan Daerah dan Undang-undang No. 25 tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, SLB Negeri Pembina Yogyakarta menjadi
Kewenangan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SLB Negeri Pembina menyelenggarakan pendidikan meliputi
jenjang TKLB, SDLB, SMPLB, SMALBSMKLB, Kelas Khusus day care dan Kelas Autis Gotong Royong. Selain itu juga
memberikan layanan khusus bagi alumni atau pendidikanlatihan lanjutan setelah anak tamat SMALBSMKLB berupa: Pendalaman
latihan keterampilan, magang kerja, membentuk kelompok kerja, serta penyaluran dan pendampingan kerja.
SLB Negeri Pembina merupakan lembaga pendidikan yang pada awalnya menyelenggarakan pendidikan untuk anak-anak yang
mengalami cacat mental, baik yang mampu didik maupun mampu latih. SLB Negeri Pembina didirikan melalui keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 051O1083 tentang organisasi dan tata kerja sekolah luar biasa Pembina Tingkat
Propinsi dengan nama SLB-C Pembina Tingkat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam perkembangannya, sejalan dengan berlakunya Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan