Penelitian yang Relevan KAJIAN TEORI
42 mempengaruhi pendidikan luar biasa dewasa ini adalah pendidikan
inklusif, akuntabilitas dan aksesibilitas pembelajaran, dukungan perilaku yang positif, serta kolaborasi. Apapun bentuk layanan
pendidikan dan dimanapun layanan pendidikan itu diberikan kepada anak berkebutuhan pendidikan khusus, pemerintah seyogyanya
menyediakan berbagai alternatif layanan pendidikan sebagai pilihan.
4. Penelitian oleh Muslimah yang berjudul “Manajemen Kurikulum Pendidikan Keterampilan bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Tunarungu di SLB Maarif Muntilan”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis manajemen kurikulum
pendidikan keterampilan bagi anak berkebutuhan khusus tunarungu di SLB Ma’arif Muntilan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa a Perencanaan kurikulum pendidikan keterampilan dimulai dari identifikasi kebutuhan, perumusan tujuan
kurikulum, perumusan isi kurikulum dan penentuan evaluasi b Pengorganisasian kurikulum pendidikan keterampilan meliputi
pengorganisasian sumber daya manusia dan sarana prasarana, pengaturan materi pelajaran serta pengaturan waktu c Pelaksanaan
kurikulum pendidikan keterampilan dimulai dengan pembuatan silabus, program tahunan, program semesteran dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi pelaksanaan pembelajaran d Evaluasi terhadap kurikulum
43 pendidikan keterampilan bagi anak berkebutuhan khusus meliputi
tujuan, fungsi dan bentuk atau cara evaluasi. 5. Penelitian oleh N. Praptiningrum dari Universitas Negeri
Yogyakarta yang berjudul “Fenomena Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Hasil penelitian ini
adalah tentang kajian kebijakan pendidikan inklusif yang berlandaskan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, pasal 4 ayat 1 yang mendorong terwujudnya pendidikan inklusi. Dari penelitian ini ditemukan
kenyataan di lapangan bahwa dalam karakteristik anak berkebutuhan kshusu yang diterima belum sesuai dengan kebijakan
undang-undang. Berdasarkan kenyataan lapangan tersebut penyelenggaraan pendidikan inklusi masih menjadi fenomena.
Pendidikan inklusif masih perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pelaksanaan agar ke depan pelayanan pendidikan bagi anak-
anak berkebutuhan khusus dapat berjalan dengan maksimal sesuai dengan kondisi dan dapat menghormati realitas keberagaman dalam
kehidupan masyarakat.
Berdasarkan kelima hasil penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh
penulis, yaitu pada kebijakan dan keterampilan. Akan tetapi dari kelima penelitian tersebut tidak ada yang benar-benar sama dengan masalah
yang akan diteliti. Untuk hasil penelitian yang pertama dan kedua,
44 persamaannya terletak pada keterampilan yang ditekankan bagi siswa
tunagrahita. Pada penelitian ketiga, keempat dan kelima, persamaannya terletak pada telaah kebijakan yang bersumber pada landasan peraturan
yang menngatur kebijakan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada cakupan kebijakan program vokasional yang peneliti lakukan di SLB
Pembina sebagai SLB Percontohan terbaik di Indonesia dengan telaah landasan kebijakan pada Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi Dikdasmen bagi anak berkebutuhan khusus.
Dari pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan dan persamaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil
penelitian-penelitian yang sudah dilakukan. Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Kebijakan Program Keterampilan bagi Tunagrahita
dengan Sistem Rombongan belajar di SLB Pembina Yogyakarta” dapat dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari
penelitian–penelitian yang sebelumnya.