Klasifikasi Lapangan Usaha Perhitungan Pendapatan PDRB

c. Output ikutan yaitu output yang terjadi bersama-sama atau tidak dapat dihindarkan dengan output utamanya. 2. Biaya antara. Biaya antara adalah barang-barang dan jasa yang tidak tahan lama yang digunakan dalam proses produksi. 3. Nilai tambah Nilai tambah bruto adalah selisih antara nilai output dan biaya antara. Jadi pada dasarnya PDRB adalah total seluruh nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh sektor kegiatan ekonomi yang ada disuatu wilayah atau daerah.

2.2 Klasifikasi Lapangan Usaha

PDRB adalah penjumlahan dari seluruh nilai tambah bruto yang dihasilkan seluruh sektor kegiatan atau lapangan usaha. PDRB ini menurut lapangan usaha terdiri dari Sembilan sektor, yaitu : 1. Sektor Pertanian. 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian 3. Sektor Industri Pengolahan 4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Sektor Bangunan 6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Sektor Pegangkutan dan Komunikasi Universitas Sumatera Utara 8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 9. Sektor Jasa-Jasa

2.3 Perhitungan Pendapatan PDRB

2.3.1 Perhitungan atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam periode tertentu, biasanya satu tahun yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari selisih antara output dengan biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku yaitu menggambarkan volume produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga dari masing-masing kegiatan sub sektor dan sektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian output dilakukan sebagai berikut : 1. Untuk sektor primer produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian. Pertama kali dicari kuantum produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu digunakan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. 2. Untuk sektor sekunder yang terdiri dari industri, listrik, gas, dan air bersih, dan sektor bangunan perhitungannya sama dengan Universitas Sumatera Utara sektor primer. Data yang diperlukan adalah data kuantum produksi yang dihasilkan, serta harga produsen masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor yang bersangkutan. 3. Untuk sektor jasa secara umum produksinya seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, Bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan dan jasa perusahaan dan pemerintah, dan jasa-jasa perorangan, sosial, dan masyarakat. Untuk perhitungan kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing- masing kegiatannya, sektor dan subsektor.

2.3.2 Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan

Penghitungan atas harga konstan yaitu sama dengan atas dasar harga berlaku, tetapi penilainnya dilakukan dengan harga suatu tahun tertentu. NTB atas dasar harga konstan ini, hanya menggambarkan perubahan volume atau kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar konstan berguna untuk melihat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral, juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu kabupaten dan kota di propinsi dari tahun ke tahun. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya dikenal empat cara perhitungan nilai tambah atas dasar harga konstan, yaitu sebagai berikut : 1. Revaluasi Revaluasi dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-masing tahun dengan tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya nilai tambah atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan. 2. Ekstrapolasi. Yaitu nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. 3. Deflasi. Yaitu nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan Indeks Harga Konsumen IHK, Indeks Harga Perdagangan Besar IHPB dan sebagainya, tergantung mana yang lebih cocok. 4. Deflasi Berganda. Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antara, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.4 Pengertian Peramalan