Pandangan Kristen Terhadap Keluarga Bercerai

“ di tempat tinggal saya masyarakat menerima saya sebagai janda cerai, memang pada awalnya saya masih agak malu dan kurang percaya diri bergabung dengan mereka, tetapi akhirnya mereka menerimanya koc, seperti tidak ada batas. Malahan saya aktif dalam kegiatan yang ada dalam lingkungan saya. Masyarakat sudah dapat menerima janda sebagai bagian dari mereka dan masyarakat sudah maju pemikirannya.” Hal yang sama juga dikatakan informan saya ibu S.PPr,35 tahun “ pada awalnya kedengarannya sangat risih ditelinga, tapi saya mendekatkan diri dengan mayarakat sekitar, bercerita-certa sehingga mereka tahu permasalahannya dan saya sangat dekat dengan masyarakat sekitar saya mereka memperlakukan saya seperti anak mereka sendiri dan yah…….semakin akrab ” Opini mayarakat sekarang yang sudah tidak menganggap jelek status janda dan penerimaan masyarkat terhadap janda merupakan salah satu factor keberanian perempuan untuk bercerai. Dan perkembangan zaman yang semakin modern yang dapat membawa perubahan kepada perempuan untuk semakin berani untuk bertindak.

4.5 Pandangan Kristen Terhadap Keluarga Bercerai

Menurut hukum Kristen, perkawinan adalah persekutuan hidup antara pria dan wanita atas dasar ikatan cinta kasih yang total dengan persetujuan bebas dari keduanya yang tidak dapat ditarik kembali. Perkawinan dalam agama Kristen juga merupakan perbuatan yang bukan saja merupakan perikatan cinta antara suami dan isteri, tetapi juga harus mencerminkan sifat Tuhan yang penuh kasih dan kesetiaaan yang tidak dapat diceraikan. Seperti tertulis dalam Matius 19:6 yang mengatakan bahwa “apa yang telah dipersatukan oleh Tuhan tidak dapat dipisahkan oleh manusia selain kematian”. Dalam Alkitab juga tertulis nasehat untuk pasangan suami-isteri Universitas Sumatera Utara yang telah melasngsungkan perkawinan yaitu dalam Efesus 5:22,25 “hai isteri, tunduklah pada suami seperti kepada Tuhan…..Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat”. Artinya bahwa seorang isteri harus menghormati suaminya sebagai kepala rumah tangga, dan sebaliknya sisuami juga harus mengasihi isterinya dan menghormatinya sebgai ibu rumah tangga dan juga sebagai pendamping hidupnya. Dalam alkitab juga tertulis dalam 1 Korintus 7:27 mengatakan “……..janganlah engkau mengusahakan perceraian” Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa semua informan saya adalah murni keluarga tersebut adalah beragama Kristen. Kasus-kasus yang terjadi dalam keluarga yang bercerai secara global membuat keluarga Batak Toba Kristen termasuk didalamnya sebagai pelaku perceraian. Tindakan yang dilakukan keluarga yang telah memutuskan untuk bercerai merupakan putusan yang menurut mereka adalah jalan yang terbaik dalam mengakhiri sebuah hubungan yang tidak bahagia dan tidak harmonis tanpa melihat ajaran agama yang dianutnya yang melarang untuk tidak melakukan perceraian. “apabila engkau menaati maksud dari hukum ke-7jangan berzina itu, janganlah engkau berbicara tentang kemungkinan perceraian dan tentang kejadian itu, kejadian ini, dimana perceraian itu dapat di luluskan , tetapi berbicaralah tentang perceraian itu sebagai sesuatu yang tak akan di perbolehkan. Janganlah engkau mencari dan menunjukkan bahwa pada kejadian ini atau kejadian itu, perceraian itu diperbolehkan , tetapi berdoalah engkau tetap setia sampai mati” Dari hal diatas bahwa perceraian sangatlah tidak dibenarkan, jika ada perselisihan dalam rumah tangga Kristen, haruslah didoakan dan dicari jalan yang terbaik. Janganlah merancang perceraian.karena perceraian itu tidak dibenarkan oleh Tuhan. Universitas Sumatera Utara Fenomena yang terjadi dalam masyarakat bahwa semakin banyak keluarga Kristen yang melakukan perceraian, baik itu bercerai secara hukum dan bercerai secara adat seolah-olah agama itu adalah hanya sebagai identitas. Setiap orang Kristen pasti tahu bahwa perceraian tidak dapat di lakukan dalam agama Kristen dan Agama Kristen tidak menginjinkan adanya perceraian. Berikut adalah pernyataan dari bapak St.R.S Lk, 60 tahun mengenai terjadinya perceraian sekarang ini dalam keluarga Kristen “ ….. Sebagai seorang penatua sebuah gereja saya sangat menyesalkan kalau saat ini terjadi fenomena perceraian telah terjadi di kalangan Batak Kristen,sudah pasti Batak melarang perceraian karena hal itu aib catatan jelek untuk kelangsungan hidup selanjutnya dalam adat Batak bagi yang menginginkan perceraian harus mengganti semua biaya pesta apalagi menurut keKristenan hal itu adalah pemberontakan akan amanah Tuhan Yesus. Matius 19:6 Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.Jadi janji pernikahan sebagai sesuatu yang permanen yang tidak bisa dicabut lagi kecuali oleh kematian. lihat saja isi janji harus setia kepada pernikahan dalam suka maupun duka, sehat atau sakit, sampai maut memisahkan. Tugas gereja dari Tuhan adalah untuk melayani pernikahan dan bukan perceraian ” Hal yang sama juga dikatakan oleh bapak Pdt W.S Lk,50 tahun yang mengatakan “……dalam agama Kristen tidak ada kata perceraian, keluarga yang telah melakukan perceraian itu terlalu cepat untuk mengambil keputusan, sangat di sesalkan dengan perbuatan yang langsung mengambil keputusan untuk bercerai, tanpa melihat ajaran. Kalau aku melihat…., mereka tidak takut lagi akan Tuhan” Keputusan yang terlalu dini dilakukan untuk melakukan tindakan perceraian adalah menjadikan agama itu atau gereja tersebut kehilangan salah satu fungsinya, yaitu melayani umatnya yang sedang dalam permasalahan. Terjadinya perceraian Universitas Sumatera Utara dalam keluarga Kristen tidak terlepas dari kurangnya perhatian pendeta sebagai kepala jemaat dalam melihat umatnya. Berikut adalah hasil wawancara saya dengan bapak Pdt.W.S Lk,50 tahun “…..menurut saya terjadinya hal tersebut karena pendeta kurang dalam melakukan bimbingan konseling terhadap jemaatnya, sehingga jemaatnya terlalu cepat dalam mengambil keputusan untuk bercerai” Hal yang serup juga dikatakan informan saya bapak Pdt.P.S Lk, 45 tahun mengatakan “ pandangan saya: tentu saja sangat-sangat tidak setuju. bukan hanya dari pandangan saya sebagai Pdt. bahkan sebagai seorang Kristen bisaa sekalipun.kenapa hal terjadi ???karena mereka tidak memahami arti dari Pemberkatan Pernikahan yang telah diterimanya. tidak menyadari dan belum menerima kenyataan bahwa istrisuami tersebu merupakan jodoh yang telah ditentukan Allah. Sehingga mereka dengan cepat mengambil sebuah keputusan yang salah, tanpa meminta konseling dengan para penggembalaPendeta” Perceraian sudah sangat jelas tidak dapat dilakukan dalam agama Kristen, tetapi masih banyak keluarga-keluarga Kristen yang memutuskan untuk bercerai. Gereja tidak bisa berbuat ketika keluarga tersebut telah melakukan perceraian, sanksi dari gereja apabila ada yang melakukan peceraian adalah dengan memberikan pengajaran Berikut pernyataan dari bapak Pdt.W.SLk,50 tahun “ gereja memberikan penggembalaan buat keluarga yang bercerai, dan juga RPPRuhut Parmahion dam Paminsangon” dalam bahasa Indonesia adalah “Hukum Penggembalaan dan Siasat” Dan juga bapak Pdt.M. P Lk, 48 tahun “Sebagai seorang pendeta dan teolog saya bukan hanya wajib taat kepada azas ini tetapi juga setuju. Bagi saya perceraian itu tetap adalah sebuah tindakan yang buruk. Selain mengorbankan anak-anak yang tidak pernah meminta dilahirkan dan tidak pernah dapat memilih orangtuanya, perceraian sangat merusak makna pernikahan sebagai lambang perjanjian kasih setia Kristus kepada umatNya” Universitas Sumatera Utara Kurangnya bimbingan konseling dari gereja sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga dan akan menimbulkan permasalahan atau konflik keluarga yang berujung pada perceraian. Sebelum pernikahan dilakukan ada yang namanya kursus pra nikah selama 6 bulan. Kursus pranikah yang dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diingikan dalam keluarga. Konflik dalam keluarga itu adalah hal yang wajar dalam keluarga, tetapi kalau konflik itu berakhir dalam perceaian itu adalah hal yang tidak wajar dan sangat bertentangan dengan ajaran agama Kristen. Perceraian dalam agama Kristen tidak akan pernah bisa dilakukan. Seorang suami yang telah menceraikan isterinya akan di keluarkan dari gereja dan di beri RPP kepadanya. Begitu juga dengan isteri yang telah menceraikan suamianya, dia akan dikeluarkan dari gereja, karena si suami atau isteri sudah melanggar yang namanya ajaran agama. Apabila kedua belah pihak yang menginginkan perceraian itu dilakukan maka suami dan isteri tersebut akan dikeluarkan dari anggota gereja, mereka akan diberi RPP Ruhut Parmahanion dan Paminsangon dari gereja. Itulah sanksi tegas yang diberikan gereja kepada keluarga yang telah bercerai, gereja melayani pernikahan bukan untuk perceraian. Itulah bukti bahwa agama Kristen tidak pernah memeberikan ijin untuk melakukan perceraian. Universitas Sumatera Utara

4.6. Pandangan Masyarakat Batak Toba Terhadap Keluarga Yang Bercerai