Makna Perkawinan Menurut Agama Kristen

adat Batak Toba itu, baik itu anak laki-laki maupun boru diwajibkan untuk menikah, karena satu pihak saja tidak ada maka adat itu tidak terlaksana” Dalihan Na Tolu juga berfungsi untuk menyelesaikan dan bereperan untuk mengusahakan perdamaian apabila terjadi perelisihan dianatara suami isteri , diantara yang bersaudara dan juga dalam hal upacara perkawinan.

4.3.2 Makna Perkawinan Menurut Agama Kristen

Pada umumnya menurut hukum agama, perkawinan adalah perbuatan yang suci yaitu “ suatu ikatan antara dua pihak dalam memenuhi perintah dan anjuran Tuhan Yang Maha Esa, agar kehidupan berkeluarga dan berumah tangga serta berkerabat tetangga berjalan dengan baik sesuai dengan ajaran agama masing- masing “. Perkawinan dilihat dari sudut keagamaan adalah suatu”perikatan jasmani dan rohani yang membawa akibat hukum terhadap agama yang dianut kedua calon mempelai beserta keluarga kerabatnya”. Perkawinan dalam arti ‘ikatan jasmani dan rohani’ berarti suatu ikatan untuk mewujudkan kehidupan yang selamat bukan saja didunia tetapi juga di akhirat, bukan saja lahiriah tetapi juga bathiniah, bukan saja gerak langkah yang sama dalam karya tetapi juga gerak langkah yang sama dalam berdoa, sehingga kehidupan dalam berumah tangga itu rukun dan damai, dikarenakan suami dan isteri serta anggota dalam keluarga berjalan seiring bersama pada arah dan tujuan yang sama. Jika perjalanan hidup berumah tangga sejak semula sudah berbeda arah kerohanian walaupun dalam masanya terancam kehancuran oleh karenanya rumah tangga yang baik hendaknya sejak semula sudah dalam satu bahtera hidup yang lahir dan batin. Universitas Sumatera Utara Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal, dan perceraian bukanlah dikehendaki dalam suatu perkawinan, demikian juga halnya di dalam adat Batak Toba dan agama, bahwa perkawinan itu sangat diharapkan untuk membentuk keluarga yang damai dan bahagia, sebab bila kita mengikuti upacara perkawinan baik yang dilakukan menurut agama maupun adat dan kepada penatua- penatua adat diberikan kesempatan waktu untuk memberikan wejangan atau nasehat- nasehat kepada mempelai yang mana nasehat-nasehat tersebut selalu menganjurkan agar kedua mempelai dalam perkawinan hidup rukun dan damai dan janganlah selalu sampai berpisah sebelum perkawinan tersebut dipisahkan oleh Tuhan, maka dapatlah kita buktikan kelangsungan dan kerukunan hidup dari suatu perkawinan bukan hanya di kehendaki mempelai dan keluarganya saja akan tetapi juga masyarkat Djaren saragih 1980, Hukum perkawinan adat Batak, Sekedar memilih pasangan yang tepat tidaklah cukup untuk memiliki kehidupan perkawinan yang bahagia, lebih dari itu pasangan perlu memohon rahmat persatuan dari Tuhan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk memohon rahmat ini. Pertama, mereka harus membangun hubungan mereka dalam suatu cara yang layak untuk menerima rahmat Allah, dan bukannya mendatangkan kemalangan bagi diri mereka sendiri, sehingga perkawinan, sumber kebahagiaan yang murni, tidak menjadi sumber bagi sejumlah masalah yang dibuat oleh pasangan itu sendiri. “Perkawinan dapat menjadi sebuah pengungsian”, tapi itu juga dapat menjadi kapal karam, bukan karena kodratnya, tetapi karena tangan-tangan yang menyalah gunakannya St.Yohanes Krisostomus, 2009 http:www.syarikat.orgarticlelaporan- utama-perkawinanmenurut-agama-dan-pandangan-umum. Universitas Sumatera Utara Orang yang mematuhi peraturan dalam perkawinan akan menemukan dalam rumah dan isterinya, ketenangan dan penghiburan dari semua masalah yang ditemuinya di tempat lain. Sebaliknya mereka yang menikah secara sembarangan dan ceroboh, bahkan jika dia berhasil dalam urusan-urusan duniawinya, akan menemukan kekesalan dan tekanan di dalam rumahnya sendiri. Berikut adalah hasil wawancara dengan informan Pdt.P.S Lk, 45 tahun mengemukakan perkawinan Kristen itu adalah “menyatukan dua hati dalam nama Tuhan ...untuk mengarungi hidup baru dalam susah dan senang dalam sehat dan sakit.sampe maut memisahkan.....” Hal serupa dikatakan informan M.S Lk,35 tahun “Perkawinan mempunyai tiga tujuan yaitu: kesejahteraan suami-isteri, kelahiran anak, dan pendidikan anak berdasarkan ajaran agama” Maka menurut agama Kristen bahwa tujuan perkawinan itu adalah untuk membentuk suatu persekutuan hidup yang kekal antara pria dan wanita berdasarkan cinta kasih. Perkawinan juga bertujuan untuk meneruskan keturunan dimana tertulis” beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukkan lah itu”. Tuhan menyuruh manusia untuk berpasangan dan mendapatkan keturunan, supaya dapat memenuhi isi bumi dan menaklukkannya Universitas Sumatera Utara

4.4 Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi Sebuah Keluarga Memutuskan Untuk Bercerai