seorang muslim pun berhak mengeluarkan suatu hukum dalam suatu perkara yang hukumnya telah dikeluarkan Allah dan Rasul-Nya. Menyimpang dari hukum
Allah dan Rasul-Nya adalah kebalikan dari iman dan lawan baginya.
9
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab samawi yang diturunkan paling terakhir oleh Allah swt, kepada Nabi Muhammad saw 571-632, sebagai penyempurnaan dan
pelengkap dari kitab-kitab yang diturunkan Allah swt. Dengan jumlah ayat-Nya sebanyak 6236 ayat, ayat-ayat tentang hukum hanya sedikit. Soal-soal kehidupan
kemasyarakatan hanya berjumlah 228 ayat atau 3 ½ persen. Abdul Wahab Khallaf
10
merangkumnya sebagai berikut: a.
ayat-ayat mengenai
soal sosial-kemasyarakatan:
pembentukan keluarga,perkawinan, perceraian, hak waris dan sebagainya sebanyak 70
ayat. b.
ayat-ayat menegenai sosial-ekonomi: perdaganganperekonomian, jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, gadai, perseroan, kontrak dan
sebagainya sebanyak 70 ayat. c.
ayat-ayat mengenai masalah yuridis, soal kriminal sebanyak 30 ayat.
9
Ibid. h. 74
10
Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, al-Qahirah: Dar al-Qolam, 1978, Cet. VIII. h. 73.
d. ayat-ayat mengenai masalah yuridis: soal pengadilan, sumpah,
perjanjian, persaksian dalam upaya menegakkan keadilan dan penegakkan hak-hak asasi manusia sebanyak 13 ayat.
e. ayat-ayat mengenai soal politik dalam negeri, perundang-undangan,
konstitusi, soal kenegaraan sebanyak 10 ayat. f.
ayat-ayat mengenai soal politik luar negeri: mengenai hubungan kedaulatan Islam dan bukan Islam sebanyak 25 ayat.
g. ayat-ayat mengenai soal ekonomi: hubungan kaya dan miskin sebanyak
10 ayat. Fazlurrahman menjelaskan : Semangat dari dasar al-qur’an adalah
semangat moral, dari mana ia menekankan monotheisme serta keadilan sosial. Hukum moral adalah abadi. Manusia tidak dapat membuat atau memusnahkan
hukum moral, tetapi ia harus menyerahkan diri kepadanya. Penyerahan ini dinamakan Islam dan Implementasinya pengabdian kepada Allah atau yang
biasa disebut ibadah. Karena penekanan morallah hingga Al-qur’an tampak bagi banyak orang terutama sebagai Tuhan Keadilan. Tetapi hukum moral dan nilai-
nilai spritual, untuk bisa dilaksanakan haruslah diketahui.
11
Al-qur’an merupakan sumber hukum yang melahirkan hukum-hukum kemanusiaan, bagi umat Islam fundamental mereka tidak perlu mengambil
ideologi lain untuk mengambil hukum. Tetapi kaum demokrat menurut mereka
11
Fazlurrahman, Islam, alih bahasa ahsin Mohammad, Bandung: Pustaka Bandung, 1984, Cet. I, h. 34.
Islam membolehkan mereka untuk mengambil jalan ijtihad terhadap persoalan- pesoalan yang tidak menyangkut ibadah mahdah.
Al-Banna dengan teori Syumuliyahnya menyatakan bahwa Islam telah sempurna tanpa harus mengambil konsep Barat sebagai sandaran. Al-maududi
sependapat dengan Al-Banna bahwa Islam telah lengkap, sebagai agam terakhir yang melengkapi ajaran Yahudi-Kristen. Rasyid Ridla meskipun dalam beberapa
hal berbeda dengan Al-Banna tetapi ia setuju bahwa Islam mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Mu’tazilah memandang bahwa Tuhan memberikan daya kepada manusia untuk berbuat dan mengatur persoalan. Manusia bebas untuk
menentukan masalahnya, dan bukan berarti lari dari wahyu Tuhan. Tuhan memberikan akal sebagai kekuatan yang harus dipakai untuk digunakan
sepenuhnya bagi kepentingan manusia.
2. As-Sunnah