Islam membolehkan mereka untuk mengambil jalan ijtihad terhadap persoalan- pesoalan yang tidak menyangkut ibadah mahdah.
Al-Banna dengan teori Syumuliyahnya menyatakan bahwa Islam telah sempurna tanpa harus mengambil konsep Barat sebagai sandaran. Al-maududi
sependapat dengan Al-Banna bahwa Islam telah lengkap, sebagai agam terakhir yang melengkapi ajaran Yahudi-Kristen. Rasyid Ridla meskipun dalam beberapa
hal berbeda dengan Al-Banna tetapi ia setuju bahwa Islam mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat.
Mu’tazilah memandang bahwa Tuhan memberikan daya kepada manusia untuk berbuat dan mengatur persoalan. Manusia bebas untuk
menentukan masalahnya, dan bukan berarti lari dari wahyu Tuhan. Tuhan memberikan akal sebagai kekuatan yang harus dipakai untuk digunakan
sepenuhnya bagi kepentingan manusia.
2. As-Sunnah
As-Sunnah adalah sumber kedua konstitusi Islam. “Kata sunnah” secara literatur harfiah bermakna cara dan kebiasaan hidup. Secara teknis sunnah dapat
didefinisikan dengan segala perkataan Nabi Muhammad saw, dan tindakan- tindakan atau perbuatan pribadi beliau, dan tindakan orang lain yang dengan
bijaksana beliau setujui. Sunnah merupakan cara Rasulullah saw, menerjemahkan ideologi Islam
yang terdapat dalam cahaya tuntunan Al-Qur’an ke dalam bentuk praktik,
mengembangkan kedalam suatu susunan sosial yang positif dan akhirnya meningkat menjadi sebuah negara Islam penuh.
12
Beberapa hadis mengenai berbagai masalah konstitusi: a.
Ketaatan kepada Allah adalah yang tertinggi dan tidak ada ketaatan kepada yang lain yang dapat melanggar ketaatan kepada Allah ini.
J D? K Dﺹ M 4 ? MD? ? M=D3 =ﺡ ? Mﺏ ? ? ﺏ ?
NO 7? K ; ﻡ - DQ= ;? R 9 S D
=ﺡ
5
Artinya; “Dari Sa’ad binUbaidah dari Abi Abdul Rahman as-Sulami dari Ali dari Nabi saw, bersabda Tidaklah ada ketaatan kepada makhluk, jika di
dalamnya melibatkan ketidaktaatan kepada Allah Ajja Wajala.” HR. Ahmad.
b. ketaatan kepada Allah hanya dapat dilakukan melalui ketaatan kepada
Rasulullah saw.
ﻡ S D J D? K Dﺹ K T J4? K , ﺏ ?
G R - M4? R K
Q
Artinya; “Barang siapa mengikuti aku maka telah mengikuti Allah dan Rasulullah saw”. HR. al-Bukhori,.
c. Orang yang memegang kekuasaan harus ditaati.
J D? K Dﺹ K S =? ﺏ ? +- ﻥ ? CO Mﺏ ﺏ K ? ? = D? D
V ; =ﺏ ﻡW T 9 X Yﺡ = - ;? Z +=3 D3= 2
; =ﺏ ;? R9 += .- ; =ﺏ ﻡ [ 34
12
Shalahuddin Hamid. HAM dalm Perspektif Islam, Jakarta, Amisco, 1994, Cet.I h. 80.
5
Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Musnad Ahmad, al-Maktabah al- Syamilah: Mauqiu’ Islam, 2006, Juz. III. H. 47.
Muhammad bin Ismail al-Bukhori, Shohih Bukhori, al-Maktabah Al-Syamilah: Mauqiu’ Islam, 2006, Juz. x. h. 114.
Artinya; “seorang muslim harus mendengarkan dan mematuhi penguasa baik dia menyetujui maupun membenci apa yang telah diperintahkan, asal dia
tidak diperintah untuk melakukan dosa. Jika diperintahkan melakukan dosa, maka dia harus tidak mendengarkan atau mentaatinya”. HR. an-
Nasaî.
d. Urusan-urusan pemerintahan tidak boleh diserahkan kepada mereka yang menginginkannya.
S ﻡ Mﺏ ? 9 K ﻥ
J D? \ ﺡ ﺡ J ﺡ N= ] ﻥ D3ﻡ
Artinya; “Dari Abi Musa berkata: Demi Allah kami tidak menugaskan urusan- urusan pemerintahan kepada siapapun yang mendambakannya atau
yang serakah terhadapnya”. HR.Muslimi.
e. Dewan permusyawaratan
V N
=O ﻡ 2 O
6 4? 7ﻥ =D3= ﻡ _
ﻥ ﺏ4 ﻥ Nﺏ ﻡ
` J D? ﻥ a0 b V
D3ﻡ
:
Artinya; “jika datang kepada mereka suatu masalah, mereka mengumpulkan para ahli dari kaum muslim. Kemudian mereka saling bermusyawarah dan
mengambil yang benar dari rangkaian pendapat mereka. Bahkan, para ahli tadi mengajak dan menganjurkan kaum muslimin untuk berpegang
kepada pendapat yang benar tadi”. HR. Muslim.
f. Tanggung jawab kolektif.
T J4? K , =? ﺏ K ? ?
ADX S D J D? K Dﺹ K J ? ? W3ﻡ ADX G
Q
c
Ahmad bin Suaib bin Ali bin Baher bin Sinan, Sunan an-Nasaî, al-Maktabah al- Syamilah: Mauqiu’ Islam, 2006, Juz. xiii. h. 115.
Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an Naisaburi, Shoheh Muslim, al- Maktabah al-Syamilah: Mauqiu’ Islam, 2006, Juz. IX. h. 344.
:
ibid, h. 345.
c
Muhammad bin Ismail al-Bukhori, Shohih Bukhori, al-Maktabah al-Syamilah: Mauqiu’ Islam, 2006, Juz. xvi. h. 187.
Artinya;“Dari Sayidina Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah telah bersabda, Tiap-tiap dari kalian adalah pemimpin dan semuanya
bertanggung jawab terhadap yang dipimpin”. HR. al-Bukhori.
g. Pengadilan yang independen dan tidak memihak Berikan hukuman yang adil baik kepada keluarga yang jauh maupun
yang dekat, dan janganlah takut akan cemooh orang demi pelaksanaan batas- batas yang telah digariskan oleh Allah.
T D? ? b
dDO V MD? S D J D? K Dﺹ K
bﻥ - 9 ﻡ e= =X 9 ﻡ +=3ﺕ ﺡ =4 ﺏ g ﺕ .- T =Q 2 b ﺕ b V eD- V
]ﻡ h h ﺏ =ﺡ
I
Artinya; “Dari Ali, Rasulullah saw bersabda,” Jika ada dua orang membawa perselisihan mereka kehadapanmu untuk kamu putuskan, janganlah
dulu kamu mengadakan pengadilan itu kecuali telah kamu adakan pemeriksaan secara seksama terhadap keduanya”. HR. Ahmad, Abu
Dauwud, dan Tirmidzi.
h. Tidak ada kewarganegaraan ekstra-teritorial.
? X =
i ﺏ D3ﻡ NX ﻡ [ ﺏ ﻥ K S K ? ﺏ O
]ﻡ h h ﺏ
j
Artinya; “Dari Zarib bin Abdillah telah bersabda Rasulullah Aku Nabi sebagai kepala negara tidak bertanggung jawab terhadap seorang muslim yang
hidup diantara orang-orang musyrik.” HR. Abu Daud dan Tirmidzi.
I
Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal, Musnad Ahmad, al- Maktabah al-Syamilah; Mauqiu’ Islam, 2006, Juz. II. h. 436.
j
Muhammad bin Ali bin Muhammad ash-Syaukan, Nailul athor, Mesir: Syirkah Iqomah al-Dîn, 2000, Juz. V. h. 265.
Masih banyak hadits lain yang berhubungan dengan berbagai masalah konstitusi, dimana lebih lanjut Rasulullah sendiri telah mendirikan sebuah negara
Islam. Aparat negara dan berbagai organnya yang berada di bawah kepemimpinan Rasulullah saw, merupakan As-Sunnah.
3. Ijma’