Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Distribusi sampel berdasarkan nilai Hb dan jenis PJB Sianotik yang diderita dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.9 Distribusi nilai Hb dan jenis PJB sianotik yang diderita Menurut Tabel 5.9 diketahui bahwa TF merupakan jenis PJB Sianotik dengan jumlah sampel terbanyak yang memiliki nilai Hb dalam kelompok nilai Hb 8,01 – 13 grdL, 13,01 – 18 grdL, 18,01 – 23 grdL dengan jumlah sampel secara berturut-turut adalah 9 60, 9 81,8, dan 6 sampel 54,5. Kombinasi PJB Sianotik merupakan jenis PJB dengan jumlah sampel terbanyak dalam kelompok nilai Hb 3 – 8 grdL, yaitu sebanyak 1 sampel 100.

5.2 Pembahasan

Berdasarkan penelitian kami, anak penderita PJB dengan jenis kelamin perempuan didapati sebanyak 75 orang 57,3 dan anak penderita PJB dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 56 orang 42,7. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Shah, et al 2008 dimana didapati jenis kelamin pasien yang menderita PJB adalah laki-laki 60,7. Hasil penelitian kami mendapatkan rata-rata umur pasien anak dengan PJB adalah 39,2 bulan 2 hari – 14 tahun 3 bulan. Kelompok umur dengan jumlah sampel penderita PJB yang terbanyak adalah kelompok umur 0 – 24 bulan dengan jumlah sampel 73 orang 55,7. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Tank, Malik, dan Joshi 2004 di Mumbai Center India yang menunjukkan bahwa anak penderita PJB lebih banyak ditemui pada tahun pertama Nilai Hb AT TF VKJKG Kombinasi Sianotik Total n n n n 3 – 8 1 100 1 8,01 – 13 9 60 6 40 15 13,01 – 18 1 9,1 9 81,8 1 9,1 11 18,01 – 23 6 54,5 1 9,1 4 36,4 11 Total 1 24 1 12 38 Universitas Sumatera Utara kehidupan 50,34. Distribusi penderita PJB pada anak lebih dominan pada tahun-tahun pertama kehidupan menunjukkan bahwa penegakkan diagnosis PJB dilakukan lebih awal early diagnosis. Hal ini menandakan bahwa sistem rujukan dalam penanganan kasus menjadi lebih baik. Jenis PJB terbagi menjadi dua kategori, yaitu PJB Asianotik dan PJB Sianotik. Pada penelitian ini didapati jumlah sampel yang menderita PJB Asianotik adalah 79 sampel 60,3 dengan jenis yang paling banyak ditemui adalah DSV, yaitu sebanyak 36 sampel 27,5. Jumlah sampel PJB Sianotik adalah 26 sampel 19,8 dengan TF sebagai jenis yang paling banyak dijumpai, yaitu sebanyak 24 sampel 18,3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kapoor dan Gupta 2008 didapati 79 dari 281 sampel menderita PJB Asianotik dengan VSD sebagai jenis PJB Asianotik yang paling banyak ditemui 21,3 dan 21 sampel menderita PJB Sianotik dengan TF sebagai jenis yang paling banyak ditemui 4,6. Jumlah sampel yang menjalani tindakan operatif dalam penelitian ini adalah 26 sampel 19,8. Penelitian yang dilakukan oleh Chang, Chen, dan Klitzner 2000 di Kalifornia tahun 1995 – 1996 menunjukkan bahwa terdapat 1819 tindakan operatif terhadap kasus PJB pada anak. Hal ini menunjukkan rendahnya tingkat pelaksanaan tindakan operatif terhadap kasus PJB pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan. Dari hasil penelitian ini, didapati gejala yang paling banyak ditemui adalah sesak nafas, yaitu diderita oleh 102 sampel 77,9, diikuti gejala cepat lelah yang diderita 58 sampel 44,3, dan sianosis yang diderita sebanyak 50 sampel 38,2. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Tank, Malik, dan Joshi 2004, dimana gejala sesak nafas diderita oleh 110 sampel penelitiannya 74,83. Menurut studi yang dilakukan Swan dan Hillis 2000 dalam Green 2004, gejala yang paling sering terjadi pada anak yang menderita PJB adalah sesak nafas dan palpitasi. Distribusi nilai Hb sampel anak penderita PJB dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori PJB Asianotik dan PJB Sianotik. Kelompok nilai Hb 8,01 – 13 grdl memiliki sampel yang paling banyak pada kategori PJB Universitas Sumatera Utara Asianotik, yaitu sebanyak 63 sampel 67,7 dengan rata-rata adalah 11,87 grdL. Kategori PJB Sianotik memiliki sampel terbanyak dengan nilai Hb juga dalam kelompok 8,01 – 13 grdL sebanyak 15 sampel 39,6 dengan rata-rata 13,9 grdL. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aydin et al 2007 menunjukkan rata-rata nilai Hb anak penderita PJB Asianotik dan PJB Sianotik secara berurutan adalah 12,03 ± 0,82 grL dan 13,87 ± 1,28 grL. Hasil penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa nilai Hb antara PJB Asianotik dan PJB Sianotik memiliki perbedaan yang signifikan p 0,001. Hal ini disebabkan oleh PJB Sianotik memiliki kadar saturasi oksigen yang lebih rendah dan kenaikan nilai Hb merupakan hasil kompensasi tubuh terhadap kondisi tersebut. Nilai Hb yang meningkat menandakan tingkat keparahan penyakit dan kebutuhan pasien untuk dilakukan tindakan operatif. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Jenis kelamin anak yang paling banyak menderita PJB adalah perempuan 57,3. 2. Distribusi proporsi anak yang menderita PJB terbesar berdasarkan kelompok umur adalah kelompok umur 0 – 24 bulan 55,7. 3. Jenis PJB yang paling banyak ditemui adalah DSV 27,5. 4. Tingkat tindakan operatif terhadap kasus PJB pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan adalah sebesar 19,85. 5. Gejala yang paling sering dijumpai pada anak yang menderita PJB adalah sesak nafas 77,9. 6. Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai Hb anak dengan PJB Asianotik dan anak dengan PJB Sianotik dimana nilai Hb anak dengan PJB Sianotik lebih rendah daripada anak dengan PJB Asianotik.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian tersebut, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Diharapkan penegakan diagnosis PJB pada anak dapat dilakukan lebih dini sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan lebih awal. 2. Diharapkan agar evaluasi pada anak dengan gejala sesak nafas dapat dilakukan lebih rinci, karena dari hasil penelitian diperoleh gejala terbanyak dari PJB adalah sesak napas, sehingga tidak terjadi kesalahan diagnosis. 3. Tingkat tindakan operatif terhadap kasus PJB pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan masih rendah. Diharapkan hal ini dapat lebih ditingkatkan agar kasus PJB tersebut dapat ditangani dengan baik. Universitas Sumatera Utara