kelompok penderita dengan jumlah terbanyak non –sianotik, 43.1; sianotik, 42.4, diikuti oleh kelompok umur 13 bulan – 5 tahun non-sianotik, 29.1;
sianotik, 27.7, kelompok umur 6 – 10 tahun non-sianotik, 17.2; sianotik, 17.2, kelompok umur 10 tahun ke atas non-sianotik, 6..8; sianotik, 6.9,
dan kelompok umur 0 – 1 bulan non-sianotik, 3.9; sianotik, 5.8. Salah satu penyebab penting morbiditas dan mortalitas anak dengan PJB
kritis adalah instabilitas hemodinamik yang terjadi antara kelahiran dan tindakan pembedahan atau intervensi transkateter. Schultz, et al. 2008
Dengan berkembangnya tindakan operatif dan intervensi serta perkembangan teknologi medis, angka harapan hidup anak dengan PJB telah
meningkat secara dramatis selama beberapa dekade terakhir dan tetap berlangsung hingga saat ini. Sampai saat ini di Medan data-data mengenai kasus PJB belum
tersedia sehingga penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian di RSUP H. Adam Malik. Diharapkan dengan penelitian ini akan diketahui karakteristik dari
PJB yang ada di RSUP H. Adam Malik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, dapat dirumuskan suatu masalah dalam penulisan penelitian ini, yaitu:
“Bagaimanakah karakteristik penderita Penyakit Jantung Bawaan pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui karakteristik penderita Penyakit Jantung Bawaan pada anak tahun 2007 – 2009 di RSUP H.
Adam Malik Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi penderita PJB pada anak tahun 2007 –
2009 di RSUP H. Adam Malik berdasarkan umur.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui distribusi penderita PJB pada anak tahun 2007 –
2009 di RSUP H. Adam Malik berdasarkan jenis kelamin. 3.
Untuk mengetahui distribusi penderita PJB pada anak tahun 2007 – 2009 di RSUP H. Adam Malik berdasarkan jenis PJB yang diderita.
4. Untuk mengetahui distribusi penderita PJB pada anak tahun 2007 –
2009 di RSUP H. Adam Malik berdasarkan gejala. 5.
Untuk mengetahui distribusi penderita PJB pada anak tahun 2007 – 2009 di RSUP H. Adam Malik berdasarkan dilakukannya tindakan
pembedahan atau tidak. 6.
Untuk mengetahui distribusi penderita PJB pada anak tahun 2007 – 2009 di RSUP H. Adam Malik berdasarkan nilai hemoglobin Hb.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan pengetahuan peneliti dalam bidang kesehatan anak,
terutama topik Penyakit Jantung Bawaan. 2.
Meningkatkan pengetahuan para pembaca Karya Tulis Ilmiah ini tentang definisi dan jenis-jenis Penyakit Jantung Bawaan.
3. Meningkatkan pengetahuan para pembaca Karya Tulis Ilmiah ini
tentang frekuensi dan distribusi Penyakit Jantung Bawaan pada anak di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2007 – 2009 sesuai umur, jenis
kelamin, jenis PJB, gejala, dan penatalaksanaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sirkulasi Janin dan Perubahan Setelah Lahir
Tali pusat berisi satu vena dan dua arteri. Vena ini menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin. Sebaliknya, kedua arteri menjadi pembuluh balik
yang menyalurkan darah ke arah plasenta untuk dibersihkan dari sisa metabolisme.
Setelah melewati dinding abdomen, pembuluh vena umbilikalis mengarah ke atas menuju hati, membagi menjadi 2, yaitu sinus porta ke kanan, yang
memasok darah ke hati, duktus venosus yang berdiameter lebih besar dan akan bergabung dengan vena kava inferior masuk ke atrium kanan. Darah yang masuk
ke jantung kanan ini mempunyai kadar oksigen yang sama seperti arteri, meski bercampur sedikit dengan darah dari vena kava.
Darah ini akan langsung mengalir melalui foramen ovale pada septum, masuk ke atrium kiri dan selanjutnya melalui ventrikel kiri akan menuju aorta dan
seluruh tubuh. Adanya krista dividens sebagai pembatas pada vena kava memungkinkan sebagian besar darah bersih dari duktus venosus langsung akan
mengalir ke arah foramen ovale. Sebaliknya, sebagian kecil akan mengalir ke arah ventrikel kanan.
Darah dari ventrikel kanan akan mengalir ke arah paru, tetapi sebagian besar dari jantung kanan melalui arteri pulmonalis akan dialirkan ke aorta melalui
suatu pembuluh duktus arteriosus karena paru belum berkembang. Darah tersebut akan bergabung di aorta desending, bercampur dengan darah bersih yang akan
dialirkan ke seluruh tubuh. Darah balik akan melalui arteri hipogastrika, keluar melalui dinding abdomen sebagai arteri umbilikalis.
Setelah bayi lahir, semua pembuluh umbilikalis, duktus venosus, dan duktus arteriosus akan mengerut. Pada saat lahir, akan terjadi perubahan sirkulasi,
dimana terjadi pengembangan paru dan penyempitan tali pusat. Akibat peningkatan tekanan oksigen pada sirkulasi paru dan vena pulmonalis, duktus
Universitas Sumatera Utara