dengan harapan. Sedangkan ketegangan peran muncul saat seseorang merasa, atau dibuat merasa, tidak adekuat atau tidak sesuai untuk menjalani suatu peran.
Ini biasanya terkait dengan stereotipe peran berdasarkan jenis kelamin. Selain itu individu juga dapat mengalami ketidakjelasan peran, yakni ketika ia mendapat
peran yang kaburdan tidak sesuai perilaku yang diharapkan. Ketidaksesuaian peran dapat terjadi ketika individu berada dalam peralihan, dan mengubah nilai
serta sikapnya. Peran berlebih terjadi ketika individu mengalami banyak peran dalam kehidupannya Mubarak, 2007.
e. Identitas diri self identity
Identitas diri adalah kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari pengamatan dan penilaian, sebagai sintetis semua aspek konsep diri sebagai suatu
kesatuan yang utuh Stuart Sudeen, 1998. Identitas mencakup konsisitensi seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai keadaan serta menyiratkan
perbedaan atau keunikan dibandingkan dengan orang lain. Pembentukan identitas sangat diperlukan demi hubungan yang intim karena identitas seseorang
dinyatakan dalam hubungan dengan orang lain Hidayat, 2006.
2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Konsep diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a.
Tingkat perkembangan dan kematangan Dukungan mental, pertumbuhan, dan perlakuan terhadap anak akan
mempengaruhi konsep diri mereka. Seiring perkembangannya, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri individu akan mengalami perubahan. Sebagai contoh,
Universitas Sumatera Utara
bayi membutuhkan lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang, sedangkan anak membutuhkan kebebasan untuk belajar dan menggali hal-hal
baru. b.
Keluarga dan budaya Individu cenderung mengadopsi berbagai nilai yang terkait dengan konsep
diri dari orang-orang terdekat dengan dirinya. Dalm konteks ini, anak-anak banyak mendapat pengaruh nilai dari budaya dan keluarga tempat ia tinggal.
Selanjutnya perasaan akan diri sense of life mereka akan banyak dipengaruhi oleh teman sebayanya. Sense of self ini akan terganggu saat anak harus
membedakan harapan orang tua, budaya, dan harapan teman sebaya. c.
Faktor eksternal dan intenal Kekuatan dan perkembangan individu sangat berpengaruh terhadap konsep
diri mereka. Pada dasarnya, individu memiliki dua sumber kekuatan, yakni sumber ekternal meliputi dukungan masyarakat yang ditunjang dengan kekuatan
ekonomi yang memadai. Sedangkan sumber internal meliputi kepercayaan diri dan nilai-nilai yang dimiliki.
d. Pengalaman
Ada kecendrungan bahwa konsep diri yang tinggi berasal dari pengalaman masa lalu yang sukses. Demikian pula sebaliknya, riwayat kegagalan masa lalu
akan membuat konsep diri rendah. Sebagai contoh, individu yang mengalamai kegagalan cenderung memandang diri mereka sebagai orang yang gagal.
Sedangkan individu yang pernah mengecap kesuksesan akan mengalami konsep diri yang lebih positif.
Universitas Sumatera Utara
e. Penyakit
Kondisi sakit juga dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. Seorang remaja yang mengalami fraktur mungkin akan menganggap dirinya kurang
menarik, dan akan mempengaruhi caranya dalam bertindak dan menilai diri sendiri.
f. Stresor
Stresor dapat memperkuat konsep diri seseorang apabila ia mampu mangatasinya dengan sukses. Di sisi lain, stresor juga dapat menyebabkan respons
maladaptif, seperti menarik diri, ansietas, bahkan penyalahgunaan zat. Mekanisme koping yang gagal dapat menyebabkan seseorang merasa cemas, menarik diri,
depresi, mudah tersinggung, rasa bersalah, dan marah, dan hal ini akan mempengaruhi konsep diri mereka Mubarak 2007.
2.3.4 Rentang Respon Konsep Diri