Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed Revisi V. Jakarta: PT. Rieka Cipta

Moeljono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Korporasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Ndraha, Taliziduhu. 2003. Budaya Organisasi, Edisi 2. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sedermayanti. 2004. Pengembanagan Kepribadian Pegawai. Bandung: Mandar Maju.

Siagian, P. Sondang. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Sinamo, Jansen H. 2002. Etos Kerja 21: Etos Kerja Profesional di Era Digital Global, Edisi 1. Jakarta: Institut Darma Mahardika.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Sinunga, Muchdarsyah. 2001. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sulistiyani, Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Graha Ilmu

Supartono, 2004. Ilmu Budaya Dasar. Bogor: Ghalia Indonesia.

Triguno, 2004. Budaya Kerja: menciptakan Lingkungan yang Kondusif untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja, Edisi 6. Jakarta: PT. Golden Terayon Press.


(2)

Tika, Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasai dan Peningkatan Kerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wignjosoebroto, Sritomo.2008.ERGONOMI, Studi Gerak dan Waktu, Edisi 1.Surabaya: Guna Widya.

Wibowo, Prof. Dr. SE. M. Phil. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Yudoyono, Bambang, 2002. Otonomi Daerah: Desentralisasi dan Pengembangan SDM Aparatur Pemda dan Anggota DPRD, Edisi 3. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Internet

http://organisasi.org/arti-defenisi-pengertian-budaya-kerja-dan-tujuan-manfaat-penerapannya-pada lingkungan-sekitar

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0401/15/opi01.html

http://www.deptan.go.id/setjen/ortala/berita/17pasang_nilai_dasar.pdf http://berharapsuci.wordpress.com/2011/05/11/hubungan-budaya-organisasi-dengan-produktivitas-kerja-karyawan-oleh-sinta-mulia

http://id.wikipedia.org/wiki/pegawai negeri# pegawai negeri sipil

http://www.infogue.com/viewstory/2011/08/16/produktivitas_kerja_/?url=http://ade-johan.blogspot.com/2011/03/what-is-employee-productivity_15.html


(3)

BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

3.1 Latar Belakang dan Sejarah Pembentukan

Bidang penataan kota dan bangunan pada awalnya merupakan bagian dari pekerjaan umum. Pengawasan bangunan dan planologi (perencanaan wilayah dan kota) sampai dengan tahun 1950 dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Pada tahun 1950, dinas pekerjaan umum dipisah menjadi 2 (dua) dinas, yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pengawasan Bangunan.

Pada tahun 1963, Dinas Pengawasan Bangunan dimekarkan menjadi 2 (dua) Dinas; yaitu Dinas Pengawasan Bangunan-Bangunan dan Dinas Planologi. Dalam hal ini, Dinas Planologi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya KDH Tingkat II Medan tangggal 22 Juni 1963 terhitung mulai Juli 1963.

Pada tahun 1978 dibentuk Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II Medan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Medan No. 10 tahun 1978 tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II Medan. Penyempurnaan terhadap organisasi Dinas Tata Kota dilakukan pada tahun 1987 yang diatur dalam Peraturan Daerah Kotamadya dati II Medan No. 1 tahun 1987 tentang Susunan organisasi Tata kerja Dinas Tata Kota Kotamadya Dati II Medan. Adapun susunan organisasi dan tata kerja Dinas bangunan-Bangunan Kotamadya Dati II Medan diatur dalam perda No. 13 Tahun 1987.


(4)

Pada tahun 2001, berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 tahun 2001tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-dinas Daerah Dilingkungan Pemerintahan Kota Medan; dibentuk Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan yang merupakan penggabungan kembali fungsi pengawasan Bangun-Bangunan dan penataan ruang kota dalam satu dinas; sebagaimana sebelum tahun 1963. Penggabungan Dinas Tata Kota dengan sebagian Dinas Bangun-bangunan dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan perizinan dan penataan ruang serta penataan bangunan oleh Pemerintah Kota Medan.

Pada tahun 2009 awal dibentuknya Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan sebagai pengganti dinas Tata Kota dan Tata Bangunan akibat penyesuaian terhadap kebijakan PP 41 yang mengatur struktur Organisasi dan Tata Laksana Pemerintah Daerah. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan adalah unsure pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang tata ruang dan tata bangunan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

3.2 Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.


(5)

Dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang tata ruang dan tata bangunan berdasarkan asas otomoni dan tugas pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudkan di atas, Dinas menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan tata bangunan;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata ruang dan tata bangunan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang tata ruang dan tata bangunan; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekretariat menyelenggarakan fungsi:


(6)

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas;

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaiaan, keuangan, dan kerumah tanggaan Dinas;

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketata laksanaan;

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas;

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepada Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

(1) Sub bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi umum;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:


(7)

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum;

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumah tanggaan Dinas;

d. Pengelolaan administrasi kepegawaiaan;

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalasanaan, dan kepegawaian;

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;

g. Penyiapan bahan motoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi:


(8)

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan;

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan pengusulan dan verifikasi;

d. Penyiapan bahan/ pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan;

e. Penyusunan laporan keuangan Dinas;

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

(1) Sub Bagian Penyusuna Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi:


(9)

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan Program Dinas;

c. Penyiapan bahan penyusuna rencana dan program Dinas;

d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan Dinas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pengukuran dan Pemetaan

Bidang Pengukuran dan Pemetaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(1) Bidang Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengukuran dan Pemetaan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengukuran dan Pemetaan;


(10)

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem;

c. Pengumpulan dan pengolahan data yang berhubungan dengan bidang tugas pengukuran dan pemetaan ;

d. Penyelenggaraan kegiatan pengukuran pemetaan dan fotogrametri rencana kota;

e. Penyelenggaraan kegiatan dibidang pengukuran tanah dan ketinggian bangunan untuk rencana pengembangan data tata ruang kota;

f. Penyelenggaraan pemeliharaan/perawatan dan pembaruan peta dasar, foto udara, dan dokumentasi lapangan, serta penerapan GIS dalam pemetaan;

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pengukuran dan pemetaan;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Pengukuran

Seksi Pengukuran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengukuran dan Pemetaan.

(1) Seksi Pengukuran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang pengukuran dan pemetaan lingkup pengukuran;


(11)

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengukuran menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengukuran;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengukuran;

c. Pelaksanaan pengukuran untuk bahan penetapan rencana kota dan untuk menerapkan ketinggian (feil);

d. Pelaksanaan pengukuran tanah untuk menentukan letak tanah sesuai permohonan untuk mendapatkan Keterangan Rencana Peruntukan (KPR) dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB);

e. Penyiapan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Pemetaan

Seksi Pemetaan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengukuran dan Pemetaan..

(1) Seksi Pemetaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang pengukuran dan pemetaan lingkup pemetaan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pemetaan menyelenggarakan fungsi:


(12)

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemetaan;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemetaan;

c. Pembuatan peta-peta ikhtisar dan memetakan hasil pengukuran yang telah dibuat oleh Seksi Pengukuran;

d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Pengembangan Data dan Sistem

Seksi Pengembangan Data dan Sistem dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengukuran dan Pemetaan.

(1) Seksi Pengembangan Data dan Sistem mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang pengukuran dan pemetaan lingkup pemetaan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengembangan Data dan Sistem menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Data dan Sistem;


(13)

c. Pelaksanaan pemetaan fotografis dan memetakan hasil evaluasi yang telah terwujud di lapangan;

d. Pelaksanaan pemeliharaan/perawatan dan pembaharuan peta dasar dan foto udara yang dikembangkan dengan pola GIS;

e. Pelaksanaan pengumpulan/penghimpunan data dan informasi untuk penyusunan dan evaluasi rencana tata ruang kota serta kebijaksanaan teknis penataan ruang kota dan bangunan;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Tata Ruang

Bidang Tata Ruang dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(1) Bidang Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup penelitian rencana tata ruang dan tata letak, evaluasi dan pengembangan rencana tata ruang;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Tata Ruang menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengukuran dan Pemetaan;


(14)

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengukuran, pemetaan, pengembangan data dan sistem;

c. Pelaksanaan pengendalian rencana tata tata ruang kota dan kebijaksanaan teknispenataan ruang dan bangunan melalui mekanisme advis plan;

d. Pelaksanaan penelitian terhadap lokasi permohonan Keterangan Rencana Peruntukan (KPR) dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) agar sesuai dengan rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan dan bangunan;

e. Perencanaan dan penelitian kelayakan site plan (tata letak) pada permohonan IMB agar sesuai dengan rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan teknis penataan ruang dan bangunan;

f. Perencanaan kebutuhan fasilitas social dan umum pada suatu kawasan atau lingkungan;

g. Penyusunan advis plan;

h. Penyusunan perencanaan penelitian/ survey dalam rangka perumusan, penyusunan, evaluasi/revisi dan pengembangan rencana tata ruang kota, kawasan strategis, dan kebijaksanaan teknis penataan ruang kota dan bangunan yang telah ditetapkan;

i. Penyusunan dan penyebarluasan ketentuan-ketentuan norma, standar, pedoman dan manual bagi pelaksanaan penataan ruang di daerah dengan mempedomani ketentuan yang berlaku;


(15)

j. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang tata ruang;

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang

Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Tata Ruang.

(1) Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Tata Ruang lingkup penelitian rencana tata ruang;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penelitian rencana tata ruang;

c. Pelaksanaan penelitian/ survey terhadap lokasi permohonan Keterangan Rencana Peruntukan (KPR) dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang meliputi peruntukan tanah, rencana jalan, garis sempadan bangunan, ketinggian bangunan, koefisiensi dasar bangunan (KDB) dan kebutuhan fasilitas parker, serta ketentuan-ketentuan dalam rencana tata ruang kota dan ketentuan lainnya;


(16)

d. Penyusunan plot setiap advis plan yang telah diproses pada peta kerja rencana tata ruang kota;

e. Pemberian saran terhadap pemohon perijinan yang memerlukan kajian kelayakan;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Rencana Tata letak

Seksi Rencana Tata Letak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Tata Ruang.

(1) Seksi Rencana Tata Letak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Tata Ruang lingkup rencana tata letak;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Rencana Tata Letak menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Rencana Tata Letak;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup rencana tata letak;

c. Perencanaan dan penggambaran site plan (tata letak) permohonan IMB maupun advis plan (Keterangan Rencana Peruntukan/KPR) sesuai dengan hasil penelitian Seksi Penelitian Rencana Ruang ataupun hasil evaluasiSeksi Evaluasidan Pengembangan Rencana tata Ruang ;


(17)

d. Perhitungan retribusi terkait ijin pemanfaatan ruang dan merencanakan fasilitas social dan umum pada suatu kawasan atau lingkungan;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang

Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Tata Ruang.

(1) Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Tata Ruang lingkup evaluasi dan pengembangan rencana tata ruang;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Evaluasi dan Pengembangna Rencana Tata Ruang;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup evaluasi dan pengembangan rencana tata ruang;


(18)

c. Penyapan dan penyusunan perencanaan penelitian/ survey dalam rangka perumusan, evaluasi/revisi dan pengembangna rencana tata ruang kota;

d. Penyiapan plot advis plan yang telah dievaluasi pada peta kerja rencana tata ruang dan kebijaksanaan teknis penataan ruang kota dan bangunan;

e. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana tata ruang kota kawasan strategis dan tata lingkungan, serta mempersiapkan dan menyebarluaskan norma, standar, pedoman, dan manual lingkup penataan ruang;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Tata Bangunan

Bidang Tata Bangunan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(1) Bidang Tata Bangunan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup perancanga, konstruksi, dan konservasi bangunan dan kawasan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Tata Bangunan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Tata Bangunan;


(19)

c. Pelaksanaan proses penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) ;

d. Penelitian setiap permohonan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) menyangkut disain dan konstruksi bangunan sesuai advis plan;

e. Pemberian bimbingan kepada masyarakat menyangkut disain arsitektur, easilitas bangunan dan konstruksi bangunan;

f. Pengawasan, memfasilitasi, dan membina upaya-upaya pelestarian dan konservasi bangunan, kawasan dan lingkungan kota serta memberikan usulan-usulan peningkatan pelestarian bangunan/kawasan;

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang tata bangunan;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksis Perancangan Bangunan

Seksi Perancangan Bangunan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Tata Bangunan.

(1) Seksi Perancangn Bangunan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Tata Bangunan lingkup Perancangan Bangunan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Perancangan Bangunan menyelenggarakan fungsi:


(20)

b. Penyusunan bahan pedoman dan standar disain serta fasilitas dan prasarana bangunan/ kelompok bangunan;

c. Pelaksanaan proses penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai dengan ketentuan;

d. Penelitian setiap permohonan Ijin Mendirikan Banguna (IMB) menyangkut disain arsitektur dan perhitungan retribusi;

e. Pemberian bimbingan dan saran kepada masyrakat menyangkut disain arsitektur dan fasilitas bangunan/kelompok bangunan;

f. Penyiapan bahan mentoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanan tugas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Konstruksi Bangunan

Seksi Konstruksi Bangunan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Tata Bangunan.

(1) Seksi Konstruksi Bangunan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Tata Bangunan lingkup konstruksi Bangunan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Konstruksi Bangunan menyelenggarakan fungsi:


(21)

b. Penyiapan penyusunan standar penilaian dan pemeriksaan gambar konstruksi bangunan sesuai standard an ketentuan yang berlaku;

c. Penelitian setiap permohonan Ijin Mendirikan Banguna (IMB) menyangkut konstruksi bangunan;

d. Pemberian bimbingan dan saran kepada masyrakat menyangkut konstruksi bangunan;

e. Penyiapan bahan mentoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Konservasi Bangunan dan Kawasan

Seksi Konservasi Bangunan dan kawasan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Tata Bangunan.

(1) Seksi Konservasi Bangunan dan Kawasan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Tata Bangunan lingkup Konservasi Bangunan dan Kawasan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Konservasi Bangunan dan Kawasan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Konservasi Bangunan dan kawasan;


(22)

b. Pelaksanaan penelitian dan perencanaan serta penyusunan ketentuan-ketentuan teknis konservasi terhadap bangunan dan kawasan yang perlu diletarikan maupun direvitalisasi;

c. Pengawasan, memfasilitasi, dan pembinaan upaya-upaya pelestarian dan konservasi bangunan, kawasan, dan lingkungan kota;

d. Penyiapan bahan mentoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanan tugas;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

(1) Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengawasan, penyuluhan, dan pengaduan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengendalian Pemanfaatan;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengawasan, penyluhan dan pengaduan;


(23)

c. Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan agar tidak menyimpang dari IMB dan atau tanpa IMB;

d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait untuk penindakan/penertiban terhadap bangunan yang menyimpang dan tanpa IMB;

e. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan/ sosialisasi kepada masyarakat yang berkenaan dengan kebijakan bidang rencana tata ruang kota serta menggali dan meningkatkan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pembanguan kota;

f. Penerimaan/proses pengaduan dan keberatan masyarakat sesuai dengan peraturandan ketentuan yang berlaku;

g. Pelaksanaan proses hukum terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan yang menyimpang dari IMB dan atau tanpa IMB dengan berpedoman kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk diajukan ke pengadilan;

h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pengendalian pemanfaatan ruang;

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(24)

Seksi Pengawasan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

(1) Seksi Pengawasan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Lingkup Pengawasan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengawasan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengawasan;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup tata bangunan;

c. Pelaksanaan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan agar tidak menyimpang dari IMB;

d. Penelitian, menganalisa dan mengevaluasi bangunan yang menyimpang dari SIMB dan tanpa SIMB;

e. Pembuatan laporan dan perintah stop secara tertulis tentang pelaksanaan pembangunan yang tidak memiliki SIMB dan yang menyimpang dari SIMB;

f. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait untuk penindakan/ penertiban terhadap bangunan yang menyimpang dan tanpa IMB;


(25)

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Penyuluhan

Seksi Penyuluhan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

(1) Seksi Penyuluhan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Lingkup Penyuluhan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Penyuluhan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penyuluhan;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup penyuluhan;

c. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan bimbingan teknis kepada masyarakat menyangkut penerapan rencana tata ruang kota dan kebijaksanaan penataan ruang kota dan bangunan;

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(26)

Seksi Pengaduan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

(1) Seksi Pengaduan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Lingkup Pengaduan;

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengaduan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengaduan;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pengaduan;

c. Penerimaan, penelitian, dan proses pengaduan dan keberatan masyarakat dalam bidang bangunan dan pemanfaatan ruang sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku;

d. Pelaksanaan proses hokum terhadap pelaksanaan pekerjaan mendirikan bangunan yang menyimpang dari IMB dan atau tanpa IMB sesuai ketentuan peraturan perundang-undangn yang berlaku dengan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk diajukan ke pengadilan;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(27)

Visi Dinas TataKota dan Tata bangunan Kota Medan sekarang Dinas Tata Ruang dan Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan tahun 2006-2010 adalah:

“Penataan Kota Yang Berkualitas, Transparan dan

Berkesinambungan

menuju

Terwujudnya

Medan

Kota

Metropolitan Yang Modern, Madani dan Religius”

Penjelasan dari Visi tersebut di atas adalah sebagai berikut:

Berkualitas: Pelaksanaan visi dilakukan untuk hasil terbaik (prima) yakni pelaksanaan penataan ruang dan bangunan serta fungsi pelayanan tang bermutu, cepat, mudah, murah dan memuaskan. Rencana tata ruang yang dimiliki oleh Kota Medan adalah rencana yang lengkap materi dan up to date serta dapat mengarahkan Kota medan menjadi Kota Metropolitan yang berwawasan lingkungan.

Transparan: kebijaksanaan penataan ruang dan penataan bangunan dapat diketahui oleh semua pihak yang memerlukannya disertai dengan sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat, dan proses perizinan memiliki suatu prosedur tetap pelayanan yang dapat diketahui oleh masyarakat.

Transparan juga memiliki makna proses perencanaan kota dan penataan bangunan dilakukan dengan mengikutsertakan


(28)

partisipasi aktif masyarakat sejak tahap perencanaan sampai tahap monitoring dan evaluasi.

Berkesinambungan: setiap kebijaksanaan disusun dengan saling berkaitan dan selaras serta dilakukan secara terus menerus dan konsisten serta mencakup kesinambungan berbagai sector pembangunan.

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan, sesuai dengan mandat yang diberikan kepada organisasi (berpedoman kepada TUPOKSI), agar tujuan organisasi tercapai dan visi yang telah ditetapkan berhasil diwujudkan. Dengan adanya Misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dapat mengenal Dinas dan mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan diperoleh di masa yang akan datang.

Misi Dinas ini adalah:

1. Merumuskan, mengembangkan dan mengevaluasi Rencana dan Kebijaksanaan Penataan Kota dan Penataan Bangunan Secara Berkelanjutan dengan Melibatkan Stakeholder/Shareholder,

2. Mengembangkan Kelembagaan, Sumber Daya Manusia Aparatur dan Program Kerja yang Berkelanjutan,

3. Memberi Pelayanan yang Prima,

4. Mengendalikan Kebijaksanaan Penataan Kota dan Penataan Bangunan melalui Pengawasan, dan Pembinaan dan Penindakan yang Efektif.


(29)

Pengertian yang terkandung dalam 4 (empat) misi tersebut antara lain:

1. Menyusun rencana tata ruang yang lengkap (rencana umum, detail dan teknis) dan berkualitas secara berkelanjutan, sehingga mampu menjadi pedoman pengendalian dan pembangunan kota. Perkembangan Kota Medan yang dinamis harus diantisipasi dengna evaluasi dan penyempurnaan/ revisi secara berkelanjutan. Upaya tersebut akan dilakukan dan melibatkan berbagai stakeholder/shareholder menuju kea rah Good Governance.

Stakeholders yang dimaksud adalah pihak masyarakat baik tokoh-tokoh masyarakat individual (adat, agama, pendidikan, bisnis dan industriawan) maupun pihak lembaga Swadaya Masyarakat, pihak narasumber (pakar, konsultan, dosen), pihak pemerintah seperti pengambilan keputusan (walikota) dan instansi pemerintahan serta pihak swasta baik pihak penganbilan keputusan serta kadin, BUMN juga perusahaan swasta maupun pihak pelaksana serta pemborong dan teknis.

Alasan-alasan perlunya dilakukan pemberdayaan masyarakat di bidang tata kota dan tata bangunan ini adalah:

a. Kondisi lingkungan dipengaruhi oleh interaksi berbagai sumber daya alam dan aktivasi manusia.

b. Setiap orang dipengaruhi oleh dampak pembangunan baik positif maupun negatif sehingga diperlukan input yang konstruktif dengan mendengarkan suara masyarakat.


(30)

c. Mengurangi beban pemerintah kota dalam mengatasi masalah lingkungan seperti masalah limbah domestic dan sampah kota, transportasi, kemacetan, energy, lapangan rekreasi, pejalan kaki dan jalur sepeda aman.

d. Diperlukan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pembangunan agar sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.

e. Adanya kewajiban meningkatkan peran serta masyarakat dalam penataan ruang dan kewajiban transparansi rencana tata ruang.

f. Berpartisipasi dalam proses pembangunan berarti masyarakat, swasta dan pemerintah mempunyai tanggung jawab bersama dalam meminimalisasi dampak negatif yang mempengaruhi kehidupan mereka dan memaksimalkan dampak positif.

2. Peningkatan kinerja akan dilakukan melalui pengembangan kelembagaan melalui reorganisasi, penyederhanaan birokrasi serta peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan, rekruitment, dan pembinaan.

3. Pelayanan prima melalui penyederhanaan birokrasi dan pelayanan yang mudah/ sederhana, singkat/cepat dan memuaskan dalam pelaksanaan pelayanan perizinan, pemberian advice planning serta pelayanan lainnya.

Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran dari misi dan merupakan suatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu 1 (satu)


(31)

sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan. Karakteristik tujuan dapat diartikan sebafai berikut:

a. Idealistik yaitu mengandung nilai-nilai keluhuran dan keingin kuat untuk menjadi baik dan berhasil.

b. Jangkauan yaitu ke depan dicapai dalam waktu 5 tahun atau lebih sebagaimana yang ditetapkan oleh suatu organisasi.

c. Abstrak yaitu belum dapat dilihat secara kualitas karena pencapai tujuan dapat berlangsung secara berkesinambungan.

Berdasarkan uraian di atas, maka Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan menetapkan tujuan sebagai berikut:

Tujuan untuk Misi 1:

1.1. Tersedianya rencana tata ruang dan tata bangunan yang berkualitas dan berkesinambungan.

1.2. Tersedianya rumusan kebijaksanaan tata ruang kota dan tata bangunan.

Tujuan untuk Misi 2:

2.1. Meningkatkan produktivitas organisasi dan kualitas sumber daya manusia.


(32)

3.1.Meningkatnya pendapatan asli daerah sector retribusi

Tujuan untuk Misi 4:

4.1.Terwujudnya penerapan/pengendalian rencana tata ruang kota

4.2.Meningkatnya peran serta masyarakat dalam penataan kota.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut di atas ditetapkan sasaran yang akan dicapai yang menjadi fokus penetapan program, sebagai berikut:

1. Untuk mewujudkan penataan kota dan penataan bangunan yang berkelanjutan bagi Kota Medan, sasaran yang akan dicapai adalah:

1.1.1. Tersedianya rumusan kebijaksanaan tata ruang kota dan tata bangunan.

1.1.2. Terlaksananya evaluasi dan revisi rencana tata ruang kota dan kebijakan penataan ruang kota dan penataan bangunan.

1.1.3. Pengembangan Sistem Informasi Geoerafi dan sistem data kearsipan.

1.2.1. Terselenggaranya penelitian dan kegiatan penataan kota melalui pembebasan tanah.

1.2.2. Terselenggaranya penelitian dan kegiatan penataan bangunan.

1.2.3. Terselenggaranya upaya revitalisasi dan konservasi bangunan/lingkungan.

2. Untuk mewujudkan tujuan meningkatkan produktivitas organisasi dan kualitas dumber daya manusia, sasaran yang ingin dicapai:


(33)

2.1.1. Meningkatnya fasilitas dan sarana kantor untuk kemudahan pelayanan.

2.1.2. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia Pegawai.

3. Untuk mewujudkan tujuan meningkatnya pendapatan asli daerah sektor retribusi dalam rangka misi peningkatan pelayanan prima, sasaran yang ingin dicapai:

3.1.1. Meningkatnya PAD dari pelayanan IMB dan Peruntukan Penggunaan Tanah

4. Untuk mewujudkan tujuan penerapan/pengendalian rencana tata ruang kota dan peningkatan peran serta masyarakat dalam penataan kota, sasaran yang akan dicapai:

4.1.1. Peningkatan pengawasan/penertiban dan penindakan bangunan.

4.2.1. Terlaksanya sosialisasi

4.2.2. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penataan kota.

3.4 Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan

Adapun susunan organisasi di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan adalah sebagai berikut:

a. Kepala Dinas


(34)

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Penyusunan Program

c. Bidang Pengukuran dan Pemetaan, membawahkan: 1. Seksi Pengukuran

2. Seksi Pemetaan

3. Seksi Pengembangan Data dan Sistem d. Bidang Tata Ruang, membawahkan:

1. Seksi Penelitian Rencana Tata Ruang 2. Seksi Rencana Tata Letak

3. Seksi Evaluasi dan Pengembangan Rencana Tata Ruang e. Bidang Tata Bangunan, membawahkan:

1. Seksi Perancangan Bangunan 2. Seksi Konstruksi Bangunan

3. Seksi Konservasi Bangunan dan Kawasan

f. Bidang Pengendalian Pemanfaatan Ruang, membawahkan: 1. Seksi Pengawasan

2. Seksi Penyuluhan 3. Seksi Pengaduan


(35)

(36)

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada Bab ini penulis akan menyajikan data-data hasil penelitian berupa data primer yang telah diperoleh peneliti dilapangan. Data primer ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner penelitian kepada 100 responden di kantor Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Penyajian data ini terdiri dari identitas responden dan variable penelitian.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dari data yang diperoleh dari kuisioner tersebut, dibawah ini disajikan data dalam table-tabel distribusi yang kemudian didistribusikan sebagai berikut:

4.1.Identitas Responden

Responden pegawai dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil yang Bekerja di Dinas Tata Ruang dan tata Bangunan Kota Medan yaitu sebanyak 100 orang. Berikut ini akan disajikan data identitas responden pegawai berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir, lama bekerja.

4.1.1. Data Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dalam mendistribusikan identitas responden berdasarkan jenis kelamin, peneliti mengelompokkannya ke dalam dua kelas yaitu kelas laki-laki dan kelas perempuan. Disini kita dapat melihat bagaimana klasifikasi antara pegawai yang berjenis kelamin laki-laki dan yang berjenis kelamin Perempuan pada Dinas Tata


(37)

Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Keterangan Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 72 72

Perempuan 28 28

Jumlah 100 100,00

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari table diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden pegawai di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan adalah pria yaitu sebanyak 72 orang (72%) sedangkan pegawai wanita berjumlah 28 orang (28%).

Disini terlihat jelas bahwa kesetaraan gender belum merata di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan ini. Bahkan keberadaan pegawai wanita yang ada tidak lebih dari setengah pegawai pria.

4.1.2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Disini kita dapat melihat bagaimana variasi tingkat usia pegawai pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, dimana peneliti mengelompokkannya ke dalam 5 kelas dengan rentang usia antara 20 -51 tahun.


(38)

Tabel 4.2 Distribusi Reponden Berdasarkan Usia

Keterangan frekuensi Persentase (%)

≤ 20 tahun 0 0

21 – 30 tahun 16 16

31 – 40 tahun 57 57

41 – 50 tahun 22 22

≥ 51 tahun 5 5

Jumlah 100 100,00

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas pegawai yang bekerja pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan yang menjadi responden pada penelitian ini berusia antara 31 – 40 tahun dengan jumlah 57 orang (57%) dan yang berusia 41 – 50 tahun berada di urutan ke- 2, sedangkan minoritas responden yang berusia ≥ 51 tahun berjumlah 5 orang (5%).

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat usia pegawai yang ada di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan ini masih tergolong produktif.

4.1.3. Distribusi Responden Berdasarkan jenjang Pendidikan Terakhir Disini kita dapat melihat bagaimana variasi jenjang pendidikan yang ditempuh oleh pegawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Dengan mengklasifikasikan ke dalam 6 kelas yaitu pegawai dengan jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, Diploma I,II,III,,IV dan pegawai dengan jenjang Sarjana (baik S1 dan S2). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.


(39)

Tabel 4.3

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

SD – SMP/Sederajat 0 0

SMA/ Sederajat 13 13

Diploma I,II,III,IV 22 22

Sarjana (S-1) 55 55

Lainnya (S-2) 10 10

Jumlah 100 100,00

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa mayoritas responden memiliki jenjang pendidikan terakhir Sarjan yaitu sebanyak 55 orang (55%), dan responden yang memiliki jenjang pendidikan terakhir Diploma sebanyak 22 orang (22%) berada di urutan ke-2. Sedangkan minoritas responden yang tingkat pendidikannya S2 yaitu sebanyak 10 orang (10%) serta disusul SMA yaitu sebanyak 13 orang (13%).

Dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan para pegawai di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan sudah cukup tinggi. Dan seperti kita ketahui bahwa hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebab didukung oleh sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas.


(40)

4.1.4. Distribusi Responden Berdasarkan Lama bekerja

Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk melihat lama bekerja pegawai pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Dengan mengklasifikasikan ke dalam lima kelas, yaitu pegawai dengna masa kerja 10 sampai 41 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4

Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

≤ 10 tahun 39 39

11 – 20 tahun 37 37

21 – 30 tahun 20 20

31 – 40 tahun 4 4

≥ 41 tahun 0 0

Jumlah 100 100,00

Sumber : Penelitian Lapangan 2012

Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa mayoritas responden yang lama bekerjanya ≤ 10 tahun sebanyak 39 orang (39%), dan responden yang sudah bekerja selama 11 – 20 tahun sebanyak 37 orang (37%) berada di urutan ke-2. Sedangkan yang minoritas adalah pegawai yang lama bekerjanya 31 – 40 tahun sebanyak 4 orang (4%).

Lama masa kerja merupakan nilai tambahan bagi para pegawai dikarenakan bahwa mereka mempunyai pengalaman kerja yang banyak dan lebih baik. Memang, tidak semua pegawai yang memiliki masa kerja yang lama itu yang terbaik.


(41)

Terkadang pegawai yang terlalu lama berada di organisasi tersebut mungkin produktivitasnya sudah menurun, dikarenakan usia yang sudah berlanjut. Untuk itu diperlukan juga regenerasi pegawai yang lebih muda, yang bersemangat dan memiliki kemauan untuk memajukan organisasi tersebut. Sehingga keberlangsungan organisasi tersebut selalu berjalan dengan baik.

4.2.Deskripsi Data Variabel Penelitian

4.2.1. Jawaban Responden Tentang Budaya Organisasi (Variabel X)

Untuk mengukur variable budaya organisasi digunakan 10 indikator yang kemudian diubah menjadi 18 pertanyaan. Pada setiap pertanyaan terdapat 5 pilihan jawaban, dimana responden diharuskan memilih satu pilihan jawaban yang disediakan.

Berikut ini disajikan data jawaban responden terhadap keseluruhan pertanyaan mengenai Budaya Organisasi (variable X) berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan:


(42)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Para Pegawai Merasa Bebas Berinisiatif Sendiri

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Bebas 2 2

Bebas 72 72

Cukup Bebas 28 28

Kurang Bebas 0 0

Tidak Bebas 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Inisiatif individu ialah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat. Dengan diberinya kebebasan tersebut, organisasi memberikan setiap individu untuk berkreasi dalam pelaksanaan tugas. Dengan adanya kebebasan, organisasi mendorong pegawai untuk meningkatkan produktivitasnya dalam bekerja.

Berdasarkan pada tabel diatas diketahui bahwa jawaban dari responden tentang apakah para pegawai merasa bebas untuk berinisiatif sendiri adalah bebas. Hal itu dapat dilihat dengan jawaban responden yang telah menjawab bebas sebanyak 72 orang (72%).


(43)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Menyelesaikan Masalah Yang Timbul, Apakah Menunggu Perintah Dari Atasan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Tidak Pernah 7 7

Jarang 58 58

Kadang – kadang 30 30

Sering 4 4

Selalu 1 1

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari tabel diatas terlihat jelas bahwa para pegawai tidak perlu menunggu perintah dari atasan untuk menyelesaikan masalah yang timbul. Hal tersebut menunjukkan kebebasan dalam berinisiatif yang mereka milliki. Para pegawai langsung berinisiatif sendiri untuk menangani masalah yang timbul sejauh masalah tersebut dapat diselesaikan tanpa melibatkan atasan.

Hal tersebut terllihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “jarang” sebanyak 58 orang atau 58%, “kadang-kadang” sebanyak 30 orang atau 30%, tidak pernah sebanyak 7 orang atau 7%, dan diikuti “sering” dan “selalu” sebanyak 4 dan 1 orang.


(44)

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Tentang Diberinya Kesempatan Untuk Melakukan Pekerjaan Yang Tingkat Kesulitannya Tinggi

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Selalu 17 17

Sering 26 26

Kadang – kadang 50 50

Jarang 1 1

Tidak pernah 6 6

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk melakukan pekerjaan yang tingkat kesulitannya tinggi. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “kadang-kadang” 50 orang (50%) serta “sering” sebanyak 26 orang (26%).


(45)

Distribusi Jawaban Responden Tentang Jika Timbul Masalah, Apakah Atasan Memberikan Bantuan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Selalu 46 46

Sering 19 19

Kadang – kadang 30 30

Jarang 1 1

Tidak Pernah 4 4

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa pihak atasan mau memberikan bantuan kepada para pegawai jika timbul masalah. Dengan adanya perhatian yang diberikan atasan terhadap bawahan dalam hal pekerjaan meningkatkan kinerja mereka dalam hal ini produktivitas kerja mereka akan meningkat. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 46 orang (46%) dan dan “sering” sebanyak 16 orang (16%).


(46)

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pedoman Kerja Instansi (TUPOKSI)

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Jelas 31 31

Jelas 56 56

Ragu-ragu 13 13

Kurang Jelas 0 0

Tidak Jelas 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa pedoman kerja sudah dirumuskan dan jelas adanya. Dengan adanya pedoman kerja, pegawai bisa memahami tugas dan fungsinya dalam organisasi. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai sebab, masing-masing pegawai sudah mengerti apa tugas pokok dan fungsinya dalam organisasi tersebut. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “jelas” sebanyak 56 orang (56%).


(47)

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Tentang Memahami Sasaran dan Harapan Yang Terdapat Dalam TUPOKSI

keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Memahami 11 11

Memahami 81 81

Ragu – ragu 8 8

Kurang memahami 0 0

Tidak memahami 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa responden memahami sasaran dan harapan yang terdapat dalam TUPOKSI. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “memahami” sebanyak 81 orang atau 81%, sebanyak 11 orang atau 11% menyatakan “sangat memahami”, serta sebanyak 8 orang atau 8% menyatakan “ragu-ragu”. Sedangkan kurang memahami dan tidak memahami 0.

Kemampuan pegawai untuk memahami dan mengerti apa sasaran dan harapan yang terdapat dalam tugas pokok dan fungsi dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai, sebab pegawai tidak perlu mencari tau apa yang harus dilakukan dan itu bisa menghabiskan waktu tanpa menghasilkan sesuatu, sebaliknya jika pegawai sudah mengerti dan memahami bengna baik maka mereka akan melakukan apa yang sudah ditugaskan kepada mereka dengna segera. Hal ini dapat menghemat waktu yang disediakan serta hasil yang diinginkan tercapai dengan tepat waktu.


(48)

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Tentang Instansi Mampu Menyatukan Unit-Unit Yang Ada Untuk Bekerja Sama

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat mampu 4 4

Mampu 61 61

Cukup Mampu 34 34

Kurang mampu 1 1

Tidak mampu 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Tabel diatas menunjukkan bahwa instansi ini mampu menyatukan unit-unit kerja yang ada untuk bekerja sama. Suatu pekerjaan jika dikerjakan bersama maka hasil yang dicapai akan efektif dan efisien. Jadi, dengan adanya kerjasama organisasi mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “mampu” sebanyak 61 orang (61%).


(49)

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden Tentang Organisasi Bersikap Adil Kepada Setiap Unit Kerja

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat adil 10 10

Adil 46 46

Cukup adil 44 44

Kurang adil 0 0

Tidak adil 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2012

Ketidak adilan dapat menyebabkan ketimpangan dalam suatu organisasi. Sebab setiap individu yang ada di dalamnya akan merasa diabaikan. Jika terjadi hal tersebut maka produktivitas kerja pegawai akan menurun, sebab mereka akan bekerja dengan tidak sepenuh hati. Untuk itu diperlukan keadilan terhadap setiap unit kerja yang ada sehingga produktivitas kerja pegawai akan tetap terjaga. Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa responden menyatakan bahwa instansi ini bersikap adil terhadap setiap unit kerja yang ada. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “adil” sebanyak 46 orang (46%).


(50)

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengaruh Bantuan Dan Dukungan Dari Atasan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat berpengaruh 14 14

Berpengaruh 71 71

Cukup berpengaruh 15 15

Kurang berpengaruh 0 0

Tidak berpengaruh 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa bantuan dan dukungan dari atasan itu berpengaruh terhadap prestasi kinerja para pegawai. Seperti yang kita ketahui bahwa yang diperlukan oleh suatu organisasi adalah kinerja pegawainya yang baik dan memuaskan. Untuk itu organisasi yang baik selalu berusaha meningkatkan kinerja pegawainya dengan beragam cara, untuk kepentingan organisasi itu juga. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “berpengaruh” sebanyak 71 orang (71%).


(51)

Tabel 4.15

Distribusi Jawaban Responden Tentang Apakah Instansi Telah Merumuskan Aturan-Aturan Tertulis Untuk Mengawasi Mengendalikan Pegawai

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sudah dan Sangat jelas 12 12

Sudah dan Jelas 50 50

Sudah dan Cukup jelas 38 38

Sudah Tapi Kurang jelas 0 0

Sudah Tapi Tidak jelas 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2012

Aturan dibuat untuk mengontrol dan mengendalikan pegawai dalam bertindak dan bersikap dengan baik di dalam organisasi. Dengan adanya aturan diharapkan pegawai dapat menghormati dan menjalankan dengan baik. Tabel diatas menunjukkan bahwa aturan-aturan untuk mengndalikan dan mengawasi pegawai sudah ditetapkan dan jelas. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sudah dan jelas” sebanyak 50 orang (50%).


(52)

Tabel 4.16

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kesadaran Akan Bagian dari Instansi

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Menyadari 21 21

Menyadari 49 49

Cukup Menyadari 29 29

Kurang Menyadari 1 1

Tidak Menyadari 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa setiap pegawai yang ada di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan menyadari akan dirinya adalah bagian dari instansi tersebut. Dengan adanya rasa menyadari diri sebagai bagian dari suatu organisasi, pegawai akan memberikan tanggung jawab yang besar terhadap organisasi tersebut. Jika rasa tanggung jawab sudah tumbuh dalam diri masing-masing pegawai maka hasil kerjanya akan bagus. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab menyadari sebanyak 49 orang (49%).


(53)

Tabel 4.17

Distribusi Jawaban Responden Tentang Sering Terjadi Konflik

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Tidak pernah 42 42

Jarang 43 43

Kadang – kadang 15 15

Sering 0 0

Selalu 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2012

Konflik dapat menyebabkan hubugan antar individu di suatu organisasi renggang. Jika hal itu dibiarkan maka pola komunikasi yang terjadi akan buruk. Jika pola komunikasi buruk maka hal itu dapat mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Sebisa mungkin konflik harus dihindari tetap jika tidak dapat dihindari diperlukan manajemen konflik yang baik oleh pihak atasan. Sehingga konflik dalam artian negatif dapat diolah menjadi sumber daya yang bersifat positif. Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa di instansi ini jarang terjadi konflik. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab jarang sebanyak 43 orang (43%) dan tidak pernah sebanyak 42 orang (42%).


(54)

Tabel 4.18

Distribusi Jawaban Responden Tentang Berupaya Mencari Solusi Jika Terjadi Konflik

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Selalu 48 48

Sering 48 48

Kadang-Kadang 4 4

Jarang 0 0

Tidak Pernah 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa instansi tersebut selalu berusaha mencari solusi terhadap konflik yang terjadi. Sebab, jika konflik dibiarkan berlarut-larut tanpa ada tindakan yang memastikan konflik tersebut selesai bisa menimbulkan ketegangan dalam lingkungan kerja. Jika lingkungan tegang dan tidak kondusif maka produktivitas organisasi akan menurun. Untuk itu diharapkan dalam setiap organisasi untuk dapat mengelola konflik menjadi suatu sumber daya yang menguntungkan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” dan “sering” masing-masing sebanyak 48 orang (48%). Serta “kadang-kadang” sebanyak 4 orang atau 4%.


(55)

Tabel 4.19

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pendapat Yang Berbeda Dengan Atasan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 10 10

Tidak Setuju 74 74

Ragu-Ragu 14 14

Setuju 2 2

Sangat Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Jika perbedaan pendapat dengan atasan berbahaya maka situasi dalam organisasi akan tidak kondusif. Sebab pegawai harus menuruti apa yang diperintahkan atasan. Dan jika hanya pendapat atasan yang berlaku akan terjadi penyalahan wewenang. Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai tidak setuju jika pendapat yang berbeda dengan atasan itu sangat berbahaya. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden menjawab “tidak setuju” sebanyak 74 orang (74%).


(56)

Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Hubungan komunikasi Formal Mendorong Jalannya Pekerjaan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tidak Setuju 0 0

Tidak Setuju 35 35

Ragu-Ragu 58 58

Setuju 7 7

Sangat Setuju 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa komunikasi formal tidak selalu berhasil dalam pelaksanaan tugas, hal itu dikarenakan para pegawai merasa lingkungan tempat mereka bekerja sangat kaku dengan adanya prosedur-prosedur yang membatasi ruang gerak mereka. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “ragu-ragu” terhadap pertanyaan tentang “apakah komunikasi formal mendukung jalannya pekerjaan?” sebanyak 58 orang (58%).


(57)

Tabel 4.21

Distribusi Jawaban Responden Tentang Komunikasi Informal di Instansi

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Selalu 60 60

Sering 31 31

Kadang – kadang 9 9

Jarang 0 0

Tidak pernah 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa komunikasi informal yang terjadi di instansi tersebut selalu terjadi. Dan dari pengamatan penulis hal tersebut dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam bekerja, mungkin hal itu dikarenakan para pegawai merasa iklim dalam organisasi itu tidak kaku dengan mengunakan komunikasi informal. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 60 orang (60%).


(58)

Tabel 4.22

Distribusi Jawaban Responden Tentang Sosialisai Kebijakan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Selalu 70 70

Sering 30 30

Kadang-Kadang 0 0

Jarang 0 0

Tidak Pernah 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Tabel diatas menunjukkan bahwa Instansi ini selalu mensosialisasikan kebijakan yang diambil kepada para pegawai, sehingga tercipta komunikasi yang baik antara pegawai sehingga pegawai dapat mempersiapkan dan menyesuaikan diri terhadap kebijakan tersebut. Kesiapan pegawai terhadap kebijakan tersebut dapat meningkatkan mutu pelayanan yang baik kepada kostumer (masyarakat). Terlihat dari jawaban responden, yang menjawab “selalu” sebanyak 70 orang (70%).


(59)

Tabel 4.23

Distribusi Jawaban Responden Tentang Perhatian Terhadap Saran dan Kritik

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Selalu 26 26

Sering 57 57

Kadang-Kadang 17 17

Jarang 0 0

Tidak Pernah 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan memperhatikan saran dan kritik dari para pegawai sebagai bahan masukan bagi instansi tersebut untuk menjadi lebih baik lagi. Terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sering” sebanyak 57 orang (57%).


(60)

4.2.2. Jawaban Responden Tentang Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil

Tabel 4.28

Distribusi Jawaban Responden Tentang Keterampilan dan Keahlian yang Dimiliki Sesuai Dengan Bidang Pekerjaan Saat Ini

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Sesuai 15 15

Sesuai 70 70

Ragu-ragu 13 13

Kurang Sesuai 2 2

Tidak Sesuai 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa hasil keterampilan dan keahlian yang dimiliki sesuai dengan bidang pekerjaan saat ini. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab sesuai sebanyak 70 orang atau 70%, serta yang menjawab sangat sesuai sebanyak 15 orang atau 15%. Dan sebanyak 13 orang atau 13% menyatakan ragu-ragu, serta sebanyak 2 orang atau 2% menyatakan kurang sesuai.


(61)

Tabel 4.29

Distribusi Jawaban Responden Tentang Berusaha Untuk Menigkatkan Hasil Yang Ingin Di Capai

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Selalu 63 63

Sering 25 25

Kadang – kadang 12 12

Jarang 0 0

Tidak pernah 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa para pegawai selalu berusaha meningkatkan hasil yang ingin di capai. Hal itu penting untuk peningkatan kemampuan pegawai. Terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 63 orang (63%).

Tabel 4.30

Distribusi Jawaban Responden tentang meningkatkan Kemampuan/ Keterampilan yang Dimiliki

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Selalu 50 50

Sering 44 44

Kadang – kadang 6 6

Jarang 0 0

Tidak pernah 0 0


(62)

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa para pegawai senantiasa selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki. Sehingga hasil kerja yang mereka hasilkan dapat memuaskan semua pihak. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “selalu” sebanyak 50 orang atau 50%, sebanyak 44 orang atau 44% menyatakan “sering”, serta “kadan -kadang” sebanyak 6 orang atau 6%.

Tabel 4.31

Distribusi Jawaban Responden Tentang Merasa Senang Terhadap Pekerjaan Yang Dibebankan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Senang 3 3

Senang 51 51

Biasa Saja 44 44

Kurang Senang 2 2

Tidak Senang Sama Sekali 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa para pegawai memiliki rasa senang terhadap pekerjaan yang di bebankan kepada mereka. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “senang” sebanyak 51 orang (51%), serta sebanyak 44 orang atau 44% menyatakan “biasa saja”. Dalam artian mereka sudah terbiasa dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Selain itu sebanyak 3 orang atau 3% menyatakan “sangat senang” dan sebanyak 2 orang atau 2% menyatakan “kurang senang”.


(63)

Tabel 4.32

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kemampuam Mencapai Sasaran yang Telah Ditetapkan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat mampu 14 14

Mampu 51 51

Kadang – kadang 32 32

Kurang mampu 3 3

Tidak mampu 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa para pegawai mampu mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kemampuan tersebut memberikan garansi kepada organisasi karena memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.

Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “mampu” dalam pertanyaan mengenai kemampuan mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebanyak 51 orang atau 51%, serta sebanyak 32 orang atau 32% menyatakan “kadang-kadang”. Selain itu ada 14 orang atau 14% menyatakan “sangat mampu”. Serta sebanyak 3 orang menyatakan “kurang mampu” atau 3%.


(64)

Tabel 4.33

Distribusi Jawaban Responden Tentang Mengeluh Saat Diberikan Tugas Yang Sulit Dari Atasan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Tidak Pernah 20 20

Jarang 43 43

Kadang – kadang 37 37

Sering 0 0

Selalu 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Semangat adalah satu modal penting yang harus dimiliki setiap orang terutama pegawai. Sebab dengan adanya rasa semangat dalam mengerjakan tugas hasilnya akan jauh lebih baik. Hal itulah yang diperlukan oleh organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa para pegawai bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diemban. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “jarang mengeluh” dalam mengerjakan tugas sebanyak 47 orang atau 47%. Serta 37 orang atau 37% menyatakan “kadang-kadang” dan sebanyak 20 orang atau 20% menyatakan “tidak pernah”.


(65)

Tabel 4.34

Distribusi Jawaban Responden Tentang Memperbaiki Kesalahan atas Kerja Yang Dilakukan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Selalu 25 25

Sering 60 60

Kadang – kadang 14 14

Jarang 1 1

Tidak pernah 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa para pegawai senantiasa memperbaiki kesalahan atas kerja yang dilakukan. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sering” sebanyak 60 orang (60%). Serta sebanyak 25 orang menyatakan “selalu”, serta sebanyak 14 orang atau 14% menyatakan “kadang-kadang”.

Tabel 4.35

Distribusi Jawaban Responden Tentang Hasil Kerja Yang Didapat

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Jauh diatas standar kerja 0 0

Sesuai standar kerja 91 91

Ragu – ragu 9 9

Kurang sesuai dengan standar keja 0 0

Dibawah standar kerja 0 0


(66)

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa hasil pekerjaan responden sesuai dengan standar. Hal itu menunjukkan bahwa kualitas pegawai tersebut sangat baik. Dan memang organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk kemajuan organisasi tersebut. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sesuai dengan standar” sebanyak 93 orang atau 93%, serta sebanyak 8 orang atau 8% menyatakan “ragu-ragu”.

Tabel 4.36

Distribusi Jawaban Responden Tentang Hasil Pekerjaan Memuaskan Semua Pihak

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Selalu 12 12

Sering 63 63

Kadang – kadang 25 25

Jarang 0 0

Tidak pernah 0 0

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa hasil pekerjaan responden dapat memuaskan semua pihak. Hal itu terlihat dari jawaban mayoritas responden yang menjawab “sering” sebanyak 63 orang atau 63%, sebanyak 25 orang atau 25% menyatakan “kadang-kadang” serta sebanyak 12 orang atau 12% menyatakan “selalu”. Hal itu menunjukkan kualitas yang dimiliki pegawai sangat baik.


(67)

Tabel 4.37

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pernah Mendapa Pujian/ Penghargaan Atas Kualitas Kerja Yang Memuaskan

Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Sering 5 5

Sering 40 40

Kadang – kadang 47 47

Jarang 4 4

Tidak pernah 4 4

Jumlah 100 100

Sumber: Penelitian Lapangan 2012

Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai hanya “kadang-kadang” mendapatkan pujian dari atasan atas kerja yang memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa penghargaan itu masih perlu diperhatikan dalam instansi ini. Penghargaan memang sangat diperlukan untuk mendorong prestasi pegawai. Sebab dengan adanya penghargaan pegawai akan merasa senang dalam menjalankan tugasnya.

Tabel 4.38

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pekerjaan Yang telah Selesai Diulang Kembali

Keterangan Ferkuensi Presentasi (%)

Tidak pernah 22 22

Jarang sekali 58 58

Kadang - kadang 20 20

Sering 0 0

Selalu 0 0

Jumlah 100 100


(68)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan yang telah sesesai lalu diulang kembali dikarenakan hasilnya tidak memuaskan jarang sekali terjadi dan bahkan tidak pernah. Terlihat dari data di atas bahwa mayoritas responden menjawab jarang sekali sebanyak 58 responden atau 58%. Hal ini menunjukkan bahwa para pegawai yang ada di Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan memiliki produktivitas kerja yang sangat baik.

4.3. Rekapitulasi Data

Setelah menguraikan seluruh data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pembahasan data. Interpretasi data untuk masing-masing variable penelitian dilakukan dengan membuat rekapitulasi data dari variable X (Budaya Organisasi) dan variable Y (Produktivitas Kerja Pegawai)

4.3.1. Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel X (Budaya Organisasi)

Variable X (variable bebas) dalam penelitian ini adalah budaya organisasi. Terdapat 10 indikator untuk mengukur budaya organisasi yang semuanya diubah kedalam bentuk pertanyaan sebanyak 18 butur. Setelah menganalisa data yang didapat dari penelitian, maka diperoleh skor tertinggi 85 dan skor terendah 60. Untuk menentukan kategori jawaban responden masing-masing variable, apakah tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Maka terlebih dahulu ditentukan kelas intervalnya dengan rumus. (Sugiono, 2005:212)


(69)

� =skor tertinggi – � �ℎ interval

� = −

I = 5 (dibulatkan)

Dengan demikian jawaban responden untuk masing-masing variable, dapat dikategorikan:

a. Skor untuk kategori sangat kuat = 81 - 85 b. Skor untuk kategori kuat = 76 - 80 c. Skor untuk kategori sedang = 71 - 75 d. Skor untuk kategori rendah = 66 - 70 e. Skor untuk kategori sangat rendah = 60 - 65

Untuk mengetahui apakah budaya organisasi pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan berada pada kategori yang mana, dapat dilihat dari distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden seluruhnya dalam tabel berikut ini.


(70)

Tabel 4.39

Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel Budaya Organisasi/Variabel Bebas (X)

No Variabel X Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 81 - 85 Sangat kuat 5 5

2 76 - 80 Kuat 45 45

3 71 - 75 Sedang 15 15

4 66 - 70 Rendah 26 26

5 61 - 65 Sangat rendah 9 9

Jumlah 100 100

Sumber: Kuisioner Penelitian 2012

Berdasarkan tabel klasifikasi data di atas dapat diketahui bahwa jawaban responden pada kategori sangat kuat yaitu sebanyak 5 orang (5%), dan kategori tinggi sebanyak 45 orang (45%), sedangkan untuk kategori sedang sebanyak 15 orang (15%), dan kategori rendah sebanyak 26 orang (26), serta kategori sangat rendah sebanyak 9 orang (9%). Jika kategori jawaban sangat kuat (5) dijumlahkan dengan kategori jawaban kuat (45) serta jawaban kategori sedang (15) maka hasil yang didapat sebanyak 65 orang atau 65%. Sehingga dapat dikatakan bahwa budaya organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan berada pada kategori kuat.


(71)

4.3.2. Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel Y (Produktivitas Kerja Pegawai)

Variable Y dalam penelitian ini adalah produktivitas kerja pegawai. Produktivitas kerja pegawai adalah kemampuan pegawai untuk menghasilkan barang atau jasa yang dilandasi kualitas dan sikap mental pegawai agar tujuan organisasi tercapai. Terdapat 5 indikator untuk mengukur kinerja pegawai yang kesemuanya diubah ke dalam bentuk pertanyaan sebanyak 12 butir. Setelah menganalisa data yang diperoleh dari penelitian, dapat dilihat skor tertinggi adalah 52 dan terendah adalah 38, maka untuk menentukan jarak interval variable Y adalah sebagai berikut:

� = −

I = 2.8 = 3 (dibulatkan)

Dengan demikian jawaban responden untuk masing-masing variable, dapat dikategorikan:

a. Skor untuk kategori sangat kuat = 50 - 52 b. Skor untuk kategori kuat = 47 - 49 c. Skor untuk kategori sedang = 44 - 46 d. Skor untuk kategori rendah = 41- 43 e. Skor untuk kategori sangat rendah = 38 - 40

Untuk mengetahui apakah produktivitas kerja pegawai Dinas Tata Ruang dan Tata bangunan Kota Medan berada pada kategori mana, dapat dilihat dari distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden seluruhnya dalam tabel berikut.


(72)

Tabel 4.40

Distribusi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel Produktivitas Kerja Pegawai /Variabel Terikat (Y)

No Variabel Y Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 50 - 52 Sangat kuat 6 6

2 47 - 49 Kuat 44 44

3 44 - 46 Sedang 20 20

4 41 – 43 Rendah 25 25

5 38 – 40 Sangat Rendah 5 5

Jumlah 100 100

Sumber : Penelitian 2012

Berdasarkan tabel klasifikasi data di atas dapat diketahui bahwa jawaban responden pada kategori sangat kuat yaitu sebanyak 6 orang (6%), dan kategori kuat sebanyak 44 orang (44%), sedangkan untuk kategori sedang sebanyak 20 orang (20%), kategori rendah sebanyak 25 orang (25), dan kategori sangat rendah sebanyak 5 orang (5%). Jika kategori jawaban sangat kuat (6) dijumlahkan denga n kategori jawaban kuat (44) serta jawaban kategori sedang (20) maka hasil yang didapat sebanyak 70 orang atau 70%. Sehingga dapat dikatakan bahwa produktivitas kerja pegawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan berada pada kategori kuat.


(73)

BAB V ANALISA DATA

Setelah data yang diperoleh dari lapangan dikumpulkan, baik data primer maupun data sekunder, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa setiap data yang dapat disajikan serta menganalisa setiap permasalahan yang ada, guna menjawab setiap rumusan masalah yang telah dipaparkan serta menyimpulkan kebenaran dari hipotesa penelitian ini, yaitu keberadaan hubungan antara variabel budaya organisasi (X) dengan variabel produktivitas kerja pegawai negeri sipil (Y).

5.1. Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksterna dan integrasi internal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi akan dikatakan baik jika memiliki budaya organisasi yang baik pula untuk mendukungnya.

Berdasarkan hasil rekapitulasi jawaban responden, diketahui bahwa budaya organisasi pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan berada pada kategori kuat, hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi tersebut telah diterapkan dengan baik oleh pegawai Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Adapun nilai-nilai dasar budaya organisasi tersebut meliputi: inisiatif individu, toleransi terhadap tindak beresiko, pengarahan, integrasi, dukungan manajemen (atasan), kontrol, identitas, toleransi terhadap konflik serta pola


(1)

3.4. Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan .... 63 BAB IV PENYAJIAN DATA

4.1. Identitas Responden ... 66 4.2. Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 71 4.2.1. Jawaban Responden Tentang Budaya Organisasi (Variabel X) ... 71 4.2.2. Jawaban Responden Tentang Produktivitas Kerja Pegawai

(Variabel Y) ... 84

4.3. Rekapitulasi Data………..92

4.3.1. Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel X (Budaya Organisasi) ... .92 4.3.2. Rekapitulasi Frekuensi Klasifikasi Jawaban Responden Untuk Variabel Y (Produktivitas Kerja Pegwaia)... 94

BAB V ANALISIS DATA

5.1. Budaya Organisasi ... 101 5.2. Produktivitas Kerja Pegawai ... 102 5.3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai ... 104 BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan ... 108 6.2. Saran ... 109 DAFTAR PUSTAKA


(2)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1: Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 2. Tabel 4.2: Distribusi Responden Berdasarkan Usia

3. Tabel 4.3: Distribusi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir

4. Tabel 4.4: Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja

5. Tabel 4.5: Distribusi jawaban responden tentang kebebasan pegawai untuk berinisiatif sendiri

6. Tabel 4.6: Distribusi jawaban responden mengenai apakah pegawai menunggu perintah dari atasan jika timbul masalah

7. Tabel 4.7 : Distribusi jawaban responden tentang diberikannya kesempatan mengerjakan pekerjaan tang tingkat kesulitannya tinggi

8. Tabel 4.8: Distribusi jawaban responden tentang apakah atasan memberikan bantuan jika timbul masalah

9. Tabel 4.9: Distribusi jawaban responden tentang tupoksi

10.Tabel 4.10: Distribusi jawaban responden mengenai pemahaman pegawai terhadap sasaran dan harapan yang terdapat dalam tupoksi

11.Tabel 4.11: Distribusi jawaban responden tentang kemampuan instansi menyatukan unit-unit kerja untuk bekerja sama

12.Tabel 4.12: Distribusi jawaban responden tentang apakah organisasi bersikap adil terhadap setiap unit kerja

13.Tabel 4.13: Distribusi jawaban responden mengenai pengaruh bantuan dan dukungan dari atasan

14.Tabel 4.14: Distribusi jawaban responden tentang aturan-aturan tertulis 15.Tabel 4.15: Distribusi jawaban responden tentang kesadaran akan bagian

dari instansi

16.Tabel 4.16: Distribusi jawaban responden tentang sering terjadi konflik 17.Tabel 4.17: Distribusi jawaban responden tentang berupaya mencari

solusi jika terjadi konflik

18.Tabel 4.18: Distribusi jawaban responden tentang pendapat yang berbeda dengan atasan


(3)

19.Tabel 4.19: Distribusi jawaban responden tentang hubungan komunikasi formal

20.Tabel 4.20: Distribusi jawaban responden tentang komunikasi informal 21.Tabel 4.21: Distribusi jawaban responden tentang sosialisasi kebijakan 22.Tabel 4.22: Distribusi jawaban responden tentang perhatian terhadap

kritik dan saran

23.Tabel 4.23: Distribusi jawaban responden tentang keahlian dan keterampilan yang dimiliki pegawai apakah sesuai

24.Tabel 4.24: Distribusi jawaban responden tentang berusaha untuk meningkatkan hasil yang ingin dicapai

25.Tabel 4.25: Distribusi jawaban responden tentang meningkatkan kemampuan/keterampilan yang dimiliki

26.Tabel 4.26: Distribusi jawaban responden tentang merasa senang terhadap pekerjaan yang dibebankan

27.Table 4.27: Distribusi jawaban responden tentang kemampuan mencapai sasaran yang telah ditetapkan

28.Tabel 4.28: Distribusi jawaban responden tentang mengeluh saat diberikan tugas yang sulit dari atasan

29.Tabel 4.29: Distribusi jawaban responden tentang memperbaiki kesalahan atas kerja yang dilakukan

30.Tabel 4.30: Distribusi Jawaban Responden tentang hasil kerja yang didapat

31.Table 4.31: Distribusi jawaban responden tentang hasil pekerjaan memuaskan semua pihak

32.Table 4.32: Distribusi jawaban responden tentang pernah menerima pujian/penghargaan atas kualitas kerja yang memuaskan

33.Table 4.32: Distribusi jawaban responden tentang pekerjaan yang telah selesai lalu dikembalikan karena kurang memuaskan

34.Tabel 5.1: Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden

mengenai Budaya Organisasi pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan


(4)

35.Tabel 5.2: Distribusi frekuensi klasifikasi jawaban responden

mengenai Produktivitas Kerja Pegawai pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan


(5)

ABSTRAK

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan

Nama : Ema Yusnita Purba NIM : 100921033

P. Studi : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembimbing : Drs. Robinson Sembiring, M.Si

Sumber daya manusia adalah aset yang sangat berharga dan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan suatu organisasi baik organisasi swasta maupun organisasi pemerintahan. Sumber daya manusia yang diharapkan adalah sumber daya manusia yang memiliki kepribadian yang baik. Salah satu ukuran keberhasilan kinerja individu, tim atau organisasi terletak pada produktivitasnya. Apabila produktivitasnya tinggi atau bertambah dinyatakan berhasil, namun apabila lebih rendah dari standar atau menurun dikatakan tidak atau kurang sukses.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai Pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik untuk membantumenganalisa datanya. Adapun metode korelasional adalah metode yang meneliti hubungan antara variabel-variabel yang ada. Selanjutnya data yang ada diolah dengan menggunakan koefisien korelasi product moment, yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel. Kemudian dilakukan uji determinasi untuk mengetahui seberapa besar (persentase) pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa budaya organisasi pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan berada pada kategori tinggi. Begitu juga dengan produktivitas kerja pegawainya berada pada kategori tinggi. Hal ini dilihat dari persentasi jawaban dari responden. Adapun pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan berdasarkan perhitungan korelasi product moment adalah sebesar 0,772. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa adanya hubungan yang positif antara budaya organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai negeri pada Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan. Kemudian dari hasil perhitungan koefisien determinan diperoleh bahwa besarnya pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada Puskesmas Helvetia adalah


(6)

59,596% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.