dibedakan dari orang lain yang merupakan karakteristik seorang individu.
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran interpretasi adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian-penyandian balik decoding
dalam proses komunikasi Mulyana, 2007 : 170. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat,
tidak mungkin kita berkomunikasi efektif. Persepsilah yang menetukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat
kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya, semakin cenderung membentuk
kelompok budaya atau kelompok identitas Mulyana, 2007 : 180.
2.4.3 Proses Persepsi
Persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis
lainnya adalah pengenalan, penalaran, perasaan, tanggapan. Seperti dinyatakan dalam bagan berikut ini :
Penalaran
Rangsangan Persepsi Pengenalan
Tanggapan Perasaan
Sumber : Sobur, 2003 : 447 Gambar 4. Variabel Psikologis Diantara Rangsangan dan Tanggapan
Dari bagan di atas, digambarkan bahwa persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Bahkan diperlukan bagi orang yang paling
sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara menahan dampak dari rangsangan.
Secara singkat persepsi dapat didefinisikan sebagai cara manusia menangkap rangsangan. Kognisi adalah cara manusia memberi arti terhadap
rangsangan. Penalaran adalah proses sewaktu rangsangan dihubungkan dengan rangsangan lainnya pada tingkat pembentukan psikologi. Perasaan adalah
konotasi emosional yang dihasilkan oleh rangsangan baik sendiri atau bersama – sama dengan rangsangan lain pada tingkat kognitif atau konseptual.
Dari segi psikologis dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Oleh sebab itu untuk mengubah tingkah laku
seseorang harus dimulai dengan mengubah persepsinya. Dalam persepsi terdapat tiga komponen utama Sobur, 2003 : 446 :
1. Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari
luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2.
Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada
kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi
sederhana.
3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah
laku sebagai reaksi. Persepsi adalah sumber pengetahuan kita tentang dunia, kita ingin
mengenali dunia dan lingkungan yang mengenalinya. Pengetahuan adalah kekuasaan. Tanpa pengetahuan kita tidak dapat bertindak secara efektif. Persepsi
adalah sumber utama dari pengetahuan itu. Dari definisi yang dikemukakan oleh Pareek dalam Sobur, 2003 : 451 yaitu “persepsi adalah proses menerima,
menyeleksi, mengorganisir, mengartikan, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra dan data”, tercakup beberapa segi atau proses yang
selanjutnya dijelaskan sebagai berikut : 1.
Proses menerima rangsangan Proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data
dari berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indra. Kita melihat sesuatu, mendengar, mencium, merasakan, atau
menyentuhnya, sehingga kita memperlajari segi – segi lain dari sesuatu itu. Dalam hal ini para warga masyarakat ataupun pimpinan desa
menerima stimulus dari pemberian ADD di wilayah kecamatan Stabat 2.
Proses menyeleksi rangsangan Setelah rangsangan diterima atau data diseleksi. Tidaklah mungkin
untuk memperhatikan semua rangsangan yang telah diterima. Demi menghemat perhatian yang digunakan, rangsangan – rangsangan itu
disaring dan diseleksi untuk proses yang lebih lanjut. Para warga masyarakat dan pimpinan desa menyeleksi rangsangan yang diberikan
kepada mereka yakni mengenai ADD di kecamatan Stabat Kabupaten Langkat.
3. Proses pengorganisasian
Rangsangan yang diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. Ada tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan,
yakni pengelompokkan berbagai rangsangan yang diterima dikelompokkan dalam suatu bentuk, bentuk timbul dan latar dalam
melihat rangsangan atau gejala, ada kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan
gejala atau rangsangan yang lain berada di latar belakang, kemantapan persepsi ada suatu kecenderungan untuk menstabilkan persepsi, dan
perubahan-perubahan konteks tidak mempengaruhinya. Pengorganisasian persepsi para warga masyarakat dan pimpinan desa
menyeleksi rangsangan yang diberikan kepada mereka yakni mengenai ADD di kecamatan Stabat Kabupaten Langkat.
4. Proses penafsiran
Setelah rangsangan atau data diterima dan diatur, si penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara, Dikatakan bahwa telah
terjadi persepsi setelah data itu ditafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima.
Informasi yang diterima berupa pemberian ADD di wilayah kecamatan Stabat Kabupaten Langkat.
5. Proses pengecekan
Setelah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses ini
terlalu cepat dan orang mungkin tidak menyadarinya. Proses ini didapat setelah terdapat penafsiran dari pihak warga masyarakat dan
pimpinan desa kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. 6.
Proses reaksi Tahap terakhir dari proses perseptual adalah bertindak sehubungan
dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang bertindak sehubungan dengan persepsinya. Reaksi yang
diharapkan adalah reaksi positif mengenai ADD dari warga masyarakat dan pimpinan desa kecamatan Stabat Kabupaten Langkat.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Langkat merupakan salah satu daerah yang
berada di Sumatera Utara. Secara geografis Kabupaten Langkat berada pada 3° 14’– 4° 13’ Lintang Utara, 97°52’ – 98° 45’ Bujur Timur dan 4 – 105 m dari
permukaan laut. Kabupaten Langkat menempati area seluas ± 6.263,29Km² 626.329 Ha yang terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan.
Area Kabupaten Langkat di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tamiang dan Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Karo, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara Tanah Alas, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan di Kabupaten Langkat, luas daerah terbesar adalah kecamatan Batang Serangan dengan luas 934,90 km2 atau 14,93
persen diikuti kecamatan Bahorok dengan luas 884,79 km2 atau 14,13 persen. Sedangkan luas daerah terkecil adalah kecamatan Binjai dengan luas 49,55 km2
atau 0,79 persen dari total luas wilayah Kabupaten Langkat. Stabat
adalah pusat pemerintahan dari Kabupaten Langkat
. Sebelumnya ibukota Kabupaten Langkat berkedudukan di Kotamadya Binjai, namun sejak
tahun 1982 dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1982 kedudukannya dipindahkan ke Stabat. Kecamatan ini merupakan kota terbesar