kondisi alam Kondisi Geografis Sumatera Utara

Daerah Sumatera Utara terbagi menjadi dua propinsi, yang masing-masing berdiri sendiri. Hal ini ditetapkan pada UU No. 26 Tahun 1956, pada tanggal 7 desember 1956, setelah DPRD dan juga masyarakat Aceh meminta supaya Daerah Aceh bediri sendiri menjadi propinsi yang lepas dari Sumatera Utara. 12 11 Ibid., hlm. 314-315 12 Ibid., hlm. 341 Daerah propinsi Sumatera Utara dan juga Aceh, merupakan daerah yang menjadi daerah layanan dari siaran Stasiun TVRI Medan. Dibeberapa daerah ini pihak dari TVRI membangun beberapa siaran relaynya untuk menerima siaran yang dipancarkan langsung dari Pemancar Transmisi yang ada di Medan.

2.1.2 kondisi alam

Sumatera Utara yang letaknya dekat dengan garis singgung khatulistiwa, maka sangat terasa sifat Equatorial. Dimana curah hujan sangat besar di daerah ini. Dengan demikian kondisi yang dominan adalah musim penghujan. Sedangkan Peta musim hujan di Sumatera Utara tidak sama di daerah masing-masing. Daerah Karo, Simalungun dan juga Langkat, merupakan daerah kaya akan hujan, apabila dibandingkan dengan daerah Danau Toba yang hujannya cenderung sedikit. Perubahan tentang musim hujan di Sumatera Utara belum terdapat perubahan. Dimana musim kemarau didaerah ini relative sedikit, apabila dibandingkan dengan musim hujan di atas 100 mm minimal dibagian pantai barat, dan kadang- kadang melebihi 200 mm. Apabila curah hujan sudah mencapai tingkat 200 mm, maka akan terjadi musim hujan yang berkepanjangan. Hal ini sering terjadi di daerah dataran rendah. Universitas Sumatera Utara Maka, daerah Sumatera Utara tergolong daerah yang mudah ditumbuhi tanaman. Dengan kondisi alam yang banyak musim hujan, dan didukung dengan daratan yang luas, sangat memungkinkan masyarakat untuk bertani dan juga membuka lahan perkebunan. Berlatarbelakang wilayah Indonesia secara keseluruhan diapit oleh dua benua dan juga dua musim. Pada musim panas angin bertiup dari Australia melalui nusantara yang terjadi pada bulan-bulan april sampai oktober, sedangkan pada musim panas di selatan yaitu dari bulan Oktober sampai April, maka yang terjadi adalah musim penghujan. Daerah Sumatera Utara pada kususnya dilalui oleh angin musim tersebut. Sedangkan angin yang datang dari India dan Afrika juga memberikan pengaruh terhadap kekuatan angin yang terjadi di daerah Sumatera Utara, oleh sebab itu. Angin lokal yang terjadi di wilayah ini adalah angin yang berhembus dari laut dan juga darat, angin lembah dan juga angin pegunungan. Sedangkan kecepatan angin, di Sumatera Utara, tidak sama dengan di masing-masing daerah. Untuk daerah Medan dan sekitarnya, kecepatan angin adalah 1,3 meter perdetik, dan untuk april mencapai 1,4 meter dalam satu detik. Sedangkan Naga Huta, dan sekitarnya, kecepatan angin adalah 2,2 meter dalam satu detik. Bulan Juli, kecepatan angin mencapai 2,7 meter dalam satu detik. Dan Saribu Dolok, kecepatan angin mencapai 2,4 meter dalam satu detik, sedangkan dalam bulan Agutus kecepatan angin adalah 2,7 meter dalam satu detik. Sumatera Utara yang diapit dengan dua laut, menyebabkan perubahan temperatur suhu yang tidak tetap. Untuk suhu yang tergolong paling kecil berkisar Universitas Sumatera Utara antara 7° derajat celcius. Suhu ini terjadi sekitar pantai. Pada daerah pegunungan, berkisar antara 10° derajat celcius.

2.1.3 Demografi