Sejarah Berdirinya Stasiun Televisi Republik Indonesia TVRI Medan

BAB IV STASIUN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA TVRI MEDAN Dalam perjalanannya media informasi selalu mengalami perkembangan, seperti yang dijelaskan sebelumnya, sebab sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat luas. Buta informasi maka kita akan kehilangan segalanya dan tidak bisa mengikuti zaman sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Urutan dari pemberitaan bisa digolongkan unik dan menarik, yaitu mulai dari pemberitaan hanya dengan tulisan dan kadang bergambar yaitu surat kabar, sampai kepada radio yang hanya suara dan akhirnya sampai ke Televisi yang menyaksikan informasi secara life Hidup. Seiring dengan perkembangan medianya, maka masyarakat juga semakin mudah mendapatkan informasi. Kelompok masyarakat hanya tinggal menunggu dan duduk di kursi pada pagi hari maka surat kabar, suara radio dan siaran televisi yang terlihat hidup akan menjelaskan apa yang sedang terjadi di luar sana. Perkembangan televisi juga terus meningkat dari satu siaran yaitu TVRI menjadi beberapa siaran yang ditambah oleh kelompok televisi swasta lainnya. Bahkan televisi sampai ke berbagai daerah yang tergolong pelosok seperti yang dilakukan Stasiun TVRI Medan sejak tahun 1970.

4.1 Sejarah Berdirinya Stasiun Televisi Republik Indonesia TVRI Medan

Pada tahun 1967, Kolonel Wahid Lubis mencoba menghidupkan televisi di Medan, yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh masyarakat di kota Medan. Hasil yang diperoleh Wahid Lubis dari percobaan yang dilakukannya adalah Universitas Sumatera Utara bahwa di Medan siaran-siaran luar negeri dapat diterima yaitu siaran yang dipancarkan dari Bangkok dan siaran dari Malaysia. Dengan tertangkapnya siaran yang dipancarkan oleh negara tetangga ke Medan, maka Wahid Lubis mendirikan beberapa tempat untuk menonton siaran yang ditayangkan langsung dari luar negeri. Melihat masyarakat yang sangat gemar dengan menonton maka Wahid Lubis merencanakan akan memprakarsai pendirian pemancar Televisi di Medan. 29 Bersama dengan sejumlah pejabat daerah yang bergerak dalam media massa Wahid Lubis merencanakan akan membentuk kepanitiaan yang bertugas dalam pendirian pemancar Televisi di Medan, dan hal ini terwujud dengan dibentuknya “Yayasan Pembangunan TV Sumatera Utara” sejak tanggal 27 Juni 1967. Mereka yang tergabung kedalam kepanitiaan ini merupakan gabungan dari berbagai unsur pemerintahan. 30 Program yang masih terlaksana oleh panitia sampai 6 Januari 1969 adalah berhasil mendapatkan pinjaman dari Pemerintah Daerah Sumatera Utara Pemda Sumut sebanyak U 20.000. Panitia bekerja secara cepat, tanpa menunggu waktu Setelah melakukan pertemuan, maka kepanitiaannyapun tersusun yang mempercayakan kepada Kolonel CHB. Wahid Lubis sebagai Ketua, Kolonel CHB Ridwan Hutagalung sebagai sekretaris dan Letkol CHB Hoesin sebagai bendahara. Pekerjaan yang pertama yang akan dilakukan oleh panitia ini adalah pencarian dana guna untuk pembangunan stasiun pemancar. 29 Wawancara dengan Wahid Lubis, Medan, 28 September 2007. 30 Labmuddin Mane, Layar Kaca di Sumatera Utara, Medan: Panitia Ulang Tahun Stasiun TVRI Medan ke XX, 1990. hlm. 19 Universitas Sumatera Utara yaitu pengalokasian dana tersebut untuk pembelian satu unit peralatan pemancar dengan kekuatan 75 watt dari perusahaan elektronik asal Jepang. 31 31 Wawancara dengan Drs. Irwan Effendy, Medan, 16 Oktober 2007. Pelengkapan pertama yang dibeli oleh perusahaan ini adalah peralatan studio sederhana. Pembelian pertama panitia hanya mendapatkan peralatan Studio tanpa modal untuk pemasangan, maka untuk itu panitia mencari donatur lain untuk mendapatkan modal guna mendirikan bangunan-bangunan dan untuk biaya pemasangan peralatan stasiun pemancar televisi tersebut. Akibat lobi yang dilakukan oleh panitia terhadap pihak swasta yang ada di Sumatera Utara, maka P.N. Pertamina terbuka memberikan sumbangannya kepada panitia yang direncanakan sebagai modal dalam pembangunan gedung-gedung penyiaran. Maka dalam waktu beberapa bulan pekerjaan mendirikan bangunan tergolong lancar, hal ini tidak bisa lepas dari dana yang cukup dari P.N. Pertamina. Pembangunan ternyata membutuhkan banyak pelengkapan, baik pemancar, gedung, dan peralatan diesel lainnya. Setelah mencukupi beberapa bagian dari peralatan pemancar, maka panitia mengalami kesulitan dalam pencarian dana untuk selanjutnya, maka panitia berhenti sejenak, untuk memikirkan sumber-sumber dana yang dapat digali. Menindak lanjuti dari pembangunan penyiaran TV di Sumatera Utara, yang sempat terhenti beberapa bulan, maka gubernur Sumatera Utara mengeluarkan surat keputusan No. 337XIVGSU tanggal 10 April 1970, dengan mengganti nama menjadi proyek pembangunan TVRI Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Raja Inal Siregar selaku Gubernur Sumatera Utara menunjuk Brigjen. TNI Leo Lapulisa sebagai pimpinan proyek pembangunan Stasiun TVRI Medan, yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Militer IIBukit Barisan. Dalam waktu dekat pimpinan proyek segera melaksanakan program kontrak terhadap peralatan TV dari Jepang yang bernama Toyo Menka LTD dari Tokyo, Jepang. Pemerintah melakukan kerjasama dengan perusahaan untuk melaksanakan training pemakaian peralatan yang dilakukan langsung di perusahaan ternama Toyo Menka LTD Jepang. Disini Raja Inal Siregar selaku Gubernur Sumatera Utara memberangkatkan beberapa utusan dari instansi yang ada di Sumatera Utara yaitu 1. Senior Engineers dari Jakarta selama 3 bulan yaitu - JPH Simanjuntak - Suryanto - Ronald Kasakeyan 2. Senior Engineer dari PN. Pertamina Sumatera Utara - Ir. Kundrad 3 Yunior Engineer selama 2 bulan, yang berangkat sejak tanggal 22 April 1970. - Letnan. CBH Munaf Yus Hubdam – II - Letnan CBH Ishak Sulaiman dari Kowilhan-I - Amirullah dari PN. Pertamina Unit I Medan 4. Kelompok Trainers - Kol. CBH Wahid Lubis - Let. Kol CBH Amir Hosein Universitas Sumatera Utara - Mayor CBH Sularno - Drs Panjaitan dari pemerintahan daerah Sumatera Utara - Ir Gunarno dari ElnusaPertamina dan - Ir. Sembiring dari TVRI Pusat. 32 32 Dikutip dari Arsip Stasiun TVRI Medan. Pengiriman sejumlah operator dan yang akan mengelola Stasiun TVRI Medan berjalan lancar. Para engineer yang diberangkatkan ternyata bisa menguasai secara cepat program pelayanan dan cara kerja pemancar Televisi. Sebagai siaran percobaan maka tanggal 11 November 1970, On-Air di studio TVRI dilakukan yang pertama kalinya. Sebagai peresmian dari pembukaan Stasiun TVRI Medan maka panitia memberikan kesempatan langsung kepada Presiden RI bersama dengan Ibu Negara Ibu Tien Soeharto yang melakukan pengguntingan pita sebagai tanda dimulainya operasi dari Stasiun TVRI Medan. Guna menguji ketahanan alat-alat yang baru dibeli dari perusahaan Jepang tersebut, maka selama 45 hari peralatan pemancar ini dioperasikan dengan acara pemutaran Film yaitu dimulai sejak tanggal 11 November sampai 27 Desember 1970. program ini berjalan baik tanpa ada kerusakan pada peralatan yang baru ini, maka untuk selanjutnya acara di TVRI disesuaikan dengan jadwal penyiaran. Stasiun TVRI Medan menjadi pemancar yang ketiga di Indonesia setelah Jakarta Pusat dan Surabaya. Hal ini membuktikan bahwa pembanguanan informasi di Sumatera Utara dapat digolongkan sebagai daerah yang cukup maju dalam perkembangan mass media. Universitas Sumatera Utara Siaran yang akan ditayangkan dalam TVRI disesuaikan dengan kebijakan pemerintah, hal ini membuktikan bahwa pemancar Televisi Republik Indonesia adalah Media elektronik milik pemerintah.

4.2 Struktur Organisasi dan Pengelolaan Stasiun TVRI Medan