Faktor lain yang membuat masyarakat tidak memprotes terhadap kehadiran siaran televisi swasta ini dilatar belakangi oleh siaran yang
ditayangkannya adalah bernilai pasar. Siaran TVRI tergolong sebagai siaran bernuansa nasional dan ditentukan oleh pemerintah tanpa ada campur tangan
pihak lain, sedangkan televisi swasta yang ada di Indonesia memberikan siaran sesuai dengan orientasi sosial kebutuhan sosial seperti misalnya Rajawali Citra
Televisi Indonesia RCTI, Surya Citra Televisi SCTV, Televisi Pendidikan Indonesia TPI dan Andalas Televisi AN-TEVE.
3.2.1 Rajawali Citra Televisi Indonesia RCTI
Hasil dari kebijakan pemerintah dalam memberikan peluang terhadap pengusaha deregulasi pertelevisian atau swastanisasi dalam membuka Televisi
swasta di Indonesia diakhir tahun 1980-1990, maka muncullah Televisi swasta yang memberikan keuntungan pada berbagai pihak.
Selain membuka peluang kerja yang besar, maka pertelevisian semakin melengkapi masyarakat akan kebutuhan siaran. Sebagai alternative pertama hadir
adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia yaitu tahun 1988 dan ditetapkan sebagai tayangan resmi masyarakat pada tahun 1989. RCTI ditunjukan sebagai tayangan
yang ikut serta dalam pencerdasan bangsa melalui tayangan yang menghibur sekaligus mendidik.
Pemancar RCTI sama sekali berbeda dengan TVRI yang masih disubsidi oleh pemerintah dalam proses tayangannya. Pendanaan yang paling diandalkan
oleh pemancar ini adalah hidup dari tayangan periklanan, dengan persentase
Universitas Sumatera Utara
tayangan iklan keseluruhan mencapai 20, hal inilah yang menyebabkan Televisi ini lebih bersifat ekonomis.
26
Kepemilikan saham pada pemancar RCTI adalah kerja sama antara PT Bimantara Citra sebanyak 69,82 dan sisanya dimiliki oleh Rajawali Wira Bakti
Utama dengan porsi 30,18. Dana ini dialokasikan pada pembangunan pemancar sejak tahun 1987 yang berjumlah 30 stasiun pemancar di Indonesia, dan dari
perhitungan yang dilakukan oleh Rajawali Citra Televisi Indonesia bahwa tahun 1990an siaran RCTI sudah disaksikan oleh penduduk Indonesia dengan jumlah 45
juta pemirsa di seluruh Nusantara. Dana pertama untuk pembangunan pemancar siaran RCTI mencapai dana
120 miliar Rupiah dan pada tahun 1990 modal RCTI sudah mencapai 140 miliar, dan dalam satu tahun yaitu tahun 1990an RCTI sudah mampu mengambil
keuntungan sebesar 100 milyar Rupiah. Keuntungan ini didapat dari periklanan yang sangat mahal. Dimana tarif iklan 18.30-20.30 dalam 30 detik telah mencapai
9-13 juta Rupiah, sedangkan dalam satu hari periklanan yang ditayangkan melalui RCTI sangat besar.
27
Sebagai Televisi swasta, maka RCTI masih melakukan hubungan dengan Televisi Republik Indonesia TVRI sebagai siaran Pemerintah, yaitu dengan
Sebagai media televisi swasta, maka manajemen pada perusahaan ini sama sekali tidak dipengaruhi oleh pemerintah. Hubungannya dengan pemerintah
adalah sebagai mitra yang sama-sama membangun menuju masyarakat yang informatif. Tayangan yang dipancarkan melalui pemancar RCTI selalu diseleksi
dengan kultur budaya yang ada di Indonesia.
26
Ibid., hlm. 39
27
Ibid., hlm. 58
Universitas Sumatera Utara
malakukan siaran bergabung dengan lama tayangan mencapai 20 dari keseluruhan siaran. Hal inilah yang membuat televisi swasta harus membayar
pajak kepada Televisi Republik Indonesia TVRI sebagai televisi pemerintah.
3.2.2 Surya Citra Televisi Indonesia SCTV