87
01
A B
1 1
1
Analisa Percepatan
-Percepatan pada titik A A
A
A
A
= A
A t
A
A n
dan A
A
= A
B2
A
AB n
A
AB2 t
Dimana A
A
= percepatan dititik a A
A t
= percepatan tangensial dititik A arahnya siku-siku O
2
A A
A n
= percepatan normal dititik A arahnya sejajar O
2
A menuju O
2
1 2
AO V
A
A n
A
= =
85 ,
1932 490
2
= 124,2 mms
2
A
B
= percepatan pada titik B 165 mms
2
arahnya sejajar AB
A
AB2 n
= kecepatan relative normal titik A terhadap titik B arahnya sejajar AB dan menuju B
= AB
V
B A
2
= 2000
190
2
= 18,05 mms
2
A
AB2 t
= kecepatan relatif tangensial titik A terhadap titik B arahnya siku- siku AB
Dengan menggunakan metode analisa vector maka percepatan yang terjadi, dapat dilihat pada vector diagram yang terjadi diagram dengan skala 1:10 sehingga didapat:
A
A
= 47 x 10 = 470 mms A
A t
= 46 x 10 = 460 mms A
AB t
= 43,3 x10 = 433 mms
c. Mekanisme Elemen Batang yang Digerakkan oleh Silinder Aktuator Bucket
Universitas Sumatera Utara
88 Gambar 3.20. Mekansime elemen batang Bucket pada Exc-backboe
Keterangan Gambar 9.
Rumah Ikat V
B
= 0,231ms 10.
Batang Piston A
B
= 0,165 ms 11.
Silinder batang 2 = 1,7 m
12. Batang Stick
O = Engsel A = Pin Boom
B = Silinder Stick dan Piston Mekanisme ini terdiri atas :
4 Elemen bidang :
a. 1 Rumah Ikat
b. 1 Batang Bucket
c. 1 Silinder Piston
d. 1 Piston.
4 Sambungan:
a. 2 engsel O
b. 1 pin Stick A
c. 1 silinder dan piston B
Mekanisme diatas memeiliki derajat kebebasan x x = 3 L-1-
∑ 3-f
i
dimana: x = Derajat kebebasan mekanisme
L = jumlah batang f
i
= derajat kebebasan sambung
Universitas Sumatera Utara
89 maka:
x = 3 L-1- ∑ 3-f
i
x = 3L-1-[3-1 + 3-1+ 3-1] x = 34-1 - [8]
x = 9-8 x = 1,
dapat disimpimpulkan bahwa mekanisme diatas, dapat dianalisa dengan 1 masukan x =1
Analisa Kecepatan, -
Kecepatan pada titik a Va V
A
= V
B
V
AB
Dimana V
A
= kecepatan dititik A arahnya siku-siku AO
2
V
B
= kecepatan dititik B2 231 mms, arahnya sejajar AO
1
menuju A V
AB
= kecepatan relatif titik A terhadap titik B arahnya siku-siku AO
1
Dengan menggunakan metode analisa Vektor maka kecepatan yang terjadi, pada analisa Vektor ini Vektor diagram yang terjadi digambarkan dengan skaa 1:10
terlihat pada diagram Vektor kecepatan berikut ini, V
A
= 34 x10 = 340 mms V
AB2
= 25 x10 = 250 mms
A O
V
A 2
=
α
ϖ =
33 ,
201 340
= 1,68 rads ccw
Analisa Percepatan - Percepatan pada titik A A
A
Universitas Sumatera Utara
90 A
A
= A
A t
A
A n
dan A
A
= A
B2
A
AB2 n
A
AB2 t
Dimana A
A
= percepatan dititik a A
A t
= percepatan tangensial dititik A arahnya siku-siku O
2
A A
A n
= percepatan normal dititik A arahnya sejajar O
2
A menuju O
2
2 2
AO V
A
A n
A
= =
3 ,
201 340
2
= 574,26 mms
2
A
B
= percepatan pada titik B 61,25mms
2
arahnya sejajar AB
2
A
AB2 n
= kecepatan relative normal titik A terhadap titik B arahnya sejajar AB
2
dan menuju B
2
=
2 2
2
AB V
B A
= 1700
250
2
= 36,7 mms
2
A
AB2 t
= kecepatan relatif tangensial titik A terhadap titik B arahnya siku- siku AB
Dengan menggunakan metode analisa vector maka percepatan yang terjadi, dapat dilihat pada vector diagram yang terjadi diagram dengan skala 1:10 sehingga didapat|
: A
A
= 92 x 10 = 920 mms A
A t
= 72 x 10 = 720 mms A
AB t
= 92 x10 = 920mms
Universitas Sumatera Utara
91
d0 d1
l
p t
BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN HIDRAULIK
4.1. Silinder
Perancangan silinder akan memperhatikan setiap pembebanan yang terjadi pada silinder, sehingga analisa untuk merancang akan dilakukan beberapa analisa, sebagai
berikut adalah: o
Analisa Tegangan Cincin Hoop Stress, pada dinding silinder o
Analisa Buckling, pada batang piston rod
4.1.1. Analisa Tegangan Cincin.
Analisa perancangan silinder ini berkaitan langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh fluida, arah tekanan yng ditimbulkan oleh fluida yang kesegala arah
akan merupakan factor kajian dalam perancangan ini. Kondisi dari silinder tersebut akan digambarkan seperti berikut ini.
Gambar 4.1. Tekanan yang terjadi pada permukaan dalam silinder
Universitas Sumatera Utara