Pada Stick Pada Bucket

35 69 ° 2790.7922 W. Bucket A W. Stick Fp. Stick B F. Stick 462.4778 991.0319 Pada kondisi ini maka akan berlaku persamaan sebagai berikut. ∑MA = O dengan arah searah jarum jam cw W.Bucket x 125.66- F p Bucket x 193.04 = 0 Maka: F P = 04 . 193 66 . 125 . x Bucket W = kg x 04 . 193 66 . 125 1700 = 1107.09 kg. Sehingga yang dialami oleh silinder bucket. F P Bucket = 61 cos Fp , dari proyeksi gaya terhadap posisi silinder bucket F P Bucket = 61 cos 09 . 1107 F P Bucket = 2283.56 kg Sehingga gaya yang bekerja pada silinder Bucket 2283.56 kg.

b. Pada Stick

Gambar 3.6. Pembebanan gaya yang harus dipenuhi oleh silinder Stick Bucket dalam keadaan diam Setelah dilakukan perhitungan diperoleh pembebanan yang dialami Silinder Stick dapat dilihat pada grafik 3.2. Universitas Sumatera Utara 36 Dimana: W.Bucket = Berat bucket yang terdistribusi pada titik berat = 1700.73 kg W. Stick = Berat stick yang terpusat pada titik beratnya. = 999 kg. F. stick = Gaya silinder kg. = 69 cos .stick Fp Sudut 69 didapat dari proyeksi gaya terhadap posisi silinder stick. Fp.stick = Proyeksi gaya Silinder Stick kg, Pada kondisi ini, maka akan berlaku persamaan sebagai berikut: ∑MB = 0 dengan arah searah jarum jam cw F P.stick x 462.47 - W .stick x 991,03 - W Bucket x 1790,79 = 0 F p Stick = 47 , 462 90 , 2790 03 , 991 x Wbucket x Wstick + F p Stick = 47 , 462 90 , 2790 73 , 1700 03 , 991 999 x x + F p Stick = 12403,87 kg. Gaya Silinder Stick F stick F stick = 69 cos .stcik Fps = 69 cos 87 , 12403 = 34612,12 kg. Dengan cara yang sama, berikut ini merupakan data hasil perhitungan beban yang dialami oleh silinder stick dengan memutar 10 lengan boom terhadap pin boom. Universitas Sumatera Utara 37 W. Stick 5566.5468 7366.3071 W. Bucket 1140.0693 1701.8993 W. Boom Fs. Boom Fp. Boom C Tabel 3.1: Data jarak dan pembebanan yang dialami oleh silinder Stick Sudut Gerak Jarak W.Bucket –B mm Jarak W.Stick-B mm Jarak Gaya Slinder Stcick- B mm SudutProyeksi Slinder Stick Beban Silinder Stick kg 2790,79 991,03 462,47 69 34612,12 10 2595,07 958,62 426,15 79 66055,34 20 2296,98 897,09 376,87 89 730199,96 30 1935,23 808,31 316,15 81 82876,61 40 1510,88 694,95 245,82 71 40782,29 50 1036,83 560,49 168,01 61 28523,21 60 527,47 408,98 85,11 51 24376,76 70 1,74 245,06 492,29 49 748,80 80 534,75 73,69 88,85 59 3347,69

c. Pada Boom

Gambar3.7. Kondisi Pembebanan Yang dialami Silinder Boom Setelah dilakukan perhitungan diperoleh pembebanan yang dialami Silinder Boom dapat dilihat pada grafik 3.3. ∑MC=0 dengan arah searah jarum jam cw -W.bucket x 7366,3 - W.stick x 5566,5 - W.boom x 1710,89 + Fp.Boom x 1140,069 =0 Fp.Boom = 069 , 1140 89 , 1710 . 5 , 5566 . 3 , 7366 . x Boom W x stick W x bucket W + + Dimana W.Boom = Berat Boom = 2030 kg Fp. Boom = Proyeksi gaya silinder Boom kg Universitas Sumatera Utara 38 Fs. Boom = Gaya silinder Boom kg Sehingga; Fp.Boom = 069 , 1140 89 , 1710 2030 5 , 5566 999 3 , 7366 70 , 1700 x x x + + Fp. Boom = 18642,16 kg Sehinnga gaya yang bekerja pada Silinder Boom Fs.Boom = 17 cos .Boom Fp = 17 cos 16 , 18642 = 19493,96 kg. sudut 17 di dapat dari proyeksi gaya terhadap posisi silinder boom Tabel 3.2 merupakan data perhitungan beban yang diperoleh dengan cara menggekkan boom setiap10 . Pada lampiran 16 akan terlihat pergerakan dari mekanisme gerak exc-bachoe, sehingga untuk penggerakan boom tiap10 akan menghasilkan pembebanan maksimum yang tertera pada table berikut ini, Tabel 3.2: Data Jarak dan pembebanan yang dialami oleh silinder Boom. Sudut Gerak Jarak W.Bucket –C mm Jarak W.Stick-C mm Jarak W.Boom-C mm Sudut Proyeksi Slinder Boom Jarak Gaya SlinderBoom-C mm Beban Silinder Boom kg 7366,30 5566,55 1701,89 17 1140,06 19493,96 10 7565,48 5939,03 1950,48 26 1393.81 17989,37 20 7531,17 6131,30 2139,98 35 16051.11 17698,97 30 7263,73 6136,85 2264,45 45 1767,59 18575,89 40 6771,38 5955,43 2319,44 55 1875,81 20946,07 50 6071,02 5594,50 2305,37 66 1975,45 27138,38 60 5181,49 5062,82 2220,66 78 1921,75 48806,31 70 2950,52 3558,78 1852,93 88 1735,25 416204,20 80 4130,66 4377,29 2068,13 74 1854,61 24525,55 Untuk lebih memudahkan dalam melihat variasi beban maka hasil pembebanan tiap silinder akan terlihat pada grafik berikut yang akan disajikan secara terpisah pada tiap silinder. Universitas Sumatera Utara 39 Beban Vs Sudut Gerak Silinder Bucket 500 1000 1500 2000 2500 20 40 60 80 100 Sudut Gerak B a b a n S il in d e r B u c k e t Beban Vs Sudut Gerak Elemen Silinder Stick 200000 400000 600000 800000 20 40 60 80 100 Sudut Gerak B e b a n S il in d e r S ti c k Grafik 3.1: Pembebanan yang dialami Silinder Bucket Pembebenan yang dialami oleh silinder Bucket adalah konstan hal ini disebabkan hanya 1 gaya saja yang harus dilayani oleh silinder Bucket, jadi perubahan posisi yang terjadi tidak menyebabkan variasi beban saat pengangkutan beban penuh. Universitas Sumatera Utara 40 Beban Vs Sudut Gerak Elemen Silinder Boom 100000 200000 300000 400000 500000 20 40 60 80 100 Sudut Gerak B e b a n S il in d e r B o o m Grafik 3.2: Pembebanan yang dialami Silinder Stick Grafik diatas menunjukkan bahwa pada sudut putaran 20 beban mencapai nilai max, hal ini disebabkan oleh sudut proyeksi antara proyeksi gaya silinder boom dengan gaya silinder boom membentuk sudut 89 . Grafik 3.3: Pembebanan yang dialami Silinder Boom. Grafik diatas menunjukkan bahwa pada sudut putaran 70 beban mencapai nilai max, hal ini disebabkan oleh sudut proyeksi antara proyeksi gaya silinder boom dengan gaya silinder boom membentuk sudut 88 . Dari grafik diatas maka dapat disimpulkan bahwa: Beban maximal untuk: a. Silinder Stick : 730199,96 kg b. Silinder Bucket : 2283,56 kg c. Silinder Boom : 416204,20 kg Universitas Sumatera Utara 41

3.2.2. Analisa beban yang harus dipenuhi oleh komponen hidraulik pada kondisi menggali.

Kondisi pembebanan yang dialami masing-masing silinder pada saat penggalian dianggap akan mengalami pembebanan yang besar hal ini disebabkan oleh tingkat kekerasan tanah yang berbeda yang akan mempengaruhi kerja dan pembebanan oleh masing-masing silinder. Analisa dilakukan pada silinder Bucket dan Stick karena dianggap kedua silinder ini yang akan melakukan pengerjaan penggalian. Gambar3.8: Posisi Exc-Bochoe pada saat dilakukan penggalian.

a. Pada Bucket

Universitas Sumatera Utara 42 Dari gambar 3.9, dapat dilihat posisi Bucket pada saat pengerukan yang akan mengalami pembebanan yang besar. Untuk menghitung beban yang dialami Bucket, dapat dengan persamaan berikut. Gambar 3.9. kondisi Bucket pada saat pengerukan. Beban yang dialami oleh silinder Bucket dapat dicari dengan persaamaan berikut ini: ∑MA = 0 dengan arah jarum jam cw Universitas Sumatera Utara 43 Fp.Tanah x 1258,47 + W.bucket x 13195 – Fps bucket x 201,3 = 0 Fs.bucket = 3 , 201 03 , 151 . 7 , 1257 . x bucket Wp x tnah Fp + Dimana: F Tanah = gaya tahan tanah = 4,5 ton = 4500 kg lit3 Fp.tanah = proyeksi gaya tanah kg = F.Tanah x cos 59 W Bucket = berat bucket kosong = 675 kg Fps Bucket = Proyeksi gaya silinder Bucket kg Fs Bucket = Gaya yang dialami silinder Bucket kg = Fps Bucket cos 45 Fps.Bucket = 3 , 201 03 , 151 . 7 , 1257 59 cos . x bucket Wp x x tnah Fp + Fps.Bucket = 3 , 201 03 , 151 675 7 , 1257 59 cos 4500 x x x + Fps.Bucket = 14986,98 kg Maka beban yang dialami oleh silinder Bucket FsBucket = 45 cos .Bucket Fps = 45 cos 98 , 14986 = 21194,8 kg. Universitas Sumatera Utara 44

b. Pada Stick