Analisa Kinematika Mekanisme elemen Batang digerakkan oleh silinder actuator Boom

80 B A A 2 1 02 1 Q Boom = 0,0177 m 3 s Khusus untuk kapasitas silinder boom terdiri dua piston yang terdapat di sebalah kanan dan sebelah kiri Boom. Dari ketiga piston tersebut diperoleh bahwa aliran fluida hidrulik yang paling besar adalah piston Boom. Jadi total kapasitas aliran fluida hidraulik Q Total adalah: Q Total = Q Bucket + Q Stik + 2 Q Boom = 0,00083 m 3 s + 0,0113 m 3 s + 2 0,0177m 3 s Q Total = 0,01567 m 3 s

3.4. Analisa Kinematika

a. Mekanisme elemen Batang digerakkan oleh silinder actuator Boom

Universitas Sumatera Utara 81 Gambar3.18. Mekanisme Elemen Batang pada Exc-Bachoe, digerakkan oleh silinder boom Keterangan Gambar 1. Rumah Ikat V B = 0,1566 ms 2. Batang Piston A B = 0,156 ms 3. Silinder batang 2 = 1,3 m 4. Batang Boom O = Engsel A = Pin Bucket B = Silinder Boom dan Piston Mekanisme ini terdiri atas :  4 Elemen bidang : a. 1 Rumah Ikat b. 1 Batang Boom dianggap Boom, Bucket, Stick diam c. 1 Silinder Piston d. 1 Piston.  4 Sambungan: a. 2 engsel O b. 1 pin Boom A c. 1 silinder dan piston B Mekanisme diatas memeiliki derajat kebebasan x x = 3 L-1- ∑ 3-f i dimana: x = Derajat kebebasan mekanisme L = jumlah batang Universitas Sumatera Utara 82 f i = derajat kebebasan sambung maka: x = 3 L-1- ∑ 3-f i x = 3L-1-[3-1 + 3-1+ 3-1] x = 34-1 - [8] x = 9-8 x = 1, dapat disimpimpulkan bahwa mekanisme diatas, dapat dianalisa dengan 1 masukan x =1 Analisa Kecepatan, - Kecepatan pada titik a Va V A = V B2 I V AB2 Dimana V A = kecepatan dititik A arahnya siku-siku AO 1 V B2 = kecepatan dititik B2 1566 mms, arahnya sejajar AO2 menuju O2 V AB2 = kecepatan relatif titik A terhadap titik B arahnya siku-siku AB 2 Dengan menggunakan metode analisa Vektor maka kecepatan yang terjadi, pada analisa Vektor ini Vektor diagram yang terjadi digambarkan dengan skaa 1:10 terlihat pada diagram Vektor kecepatan berikut ini, Universitas Sumatera Utara 83 Gambar 3.13. Grafik Vektor kecepatan degan skala 1:10 V A = 49 x10 = 490 mms V AB2 = 46 x10 = 460 mms 1 AO V A A = ϖ = 85 , 1932 490 = 0,25 rads ccw Analisa Percepatan -Percepatan pada titik A A A A A = A A t  A A n dan A A = A B2  A AB n  A AB2 t Dimana A A = percepatan dititik a A A t = percepatan tangensial dititik A arahnya siku-siku O 1 A A A n = percepatan normal dititik A arahnya sejajar O 1 A menuju O 1 1 2 AO V A A n A = = 85 , 1932 490 2 = 124,2 mms 2 A B2 = percepatan pada titik B 156 mms 2 arahnya sejajar AB A AB2 n = kecepatan relative normal titik A terhadap titik B arahnya sejajar AB 2 dan menuju B 2 Universitas Sumatera Utara 84 492.30 1 02 4 A 2 01 B 3 = AB V B A 2 2 = 130 460 2 = 162,76 mms 2 A AB2 t = kecepatan relatif tangensial titik A terhadap titik B 2 arahnya siku- siku AB 2 dengan menggunakan metode analisa vector maka percepatan yang terjadi, dapat dilihat pada vector diagram yang terjadi diagram dengan skala 1:10 sehingga didapat| : A A = 47 x 10 = 470 mms A A t = 46 x 10 = 460 mms A AB t = 43,3 x10 = 433 mms Gambar 3.14. Grafik Vektor percepatan dengan skala 1:10

b. Mekanisme Elemen Batang yang Digerakkan oleh Silinder Aktuator Stick