Indikator Kesejahteraan Petani Berdasarkan Tingkat Pendapatan Indikator Kesejahteraan Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan Indikator Kesejahteraan Petani Berdasarkan Tingkat Kesehatan Keluarga

38 dengan jumlah tanggungan dalam keluarga sebanyak 5 orang hanya ada 7 orang atau 7. Maka dapat di simpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki jumlah tanggungan yang tidak terlalu besar yakni berkisar antara 1-3 orang yaitu 74 orang.

4.3 Indikator Kesejahteraan Petani

Tingkat kesejahteraan petani di Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat dipengaruhi oleh 4 buah indikator yang terdiri dari, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan kepemilikan lahan pertanian. Data indikator kesejahteraan petani di Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat diperoleh berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan data tentang indikator kesejahteraan petani di Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat dalam bentuk tabulasi berikut ini.

4.3.1 Indikator Kesejahteraan Petani Berdasarkan Tingkat Pendapatan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 tresponden diperoleh data indikator kesejahteraan berdasarkan tingkat pendapatan perbulan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Data indikator Tingkat Pendapatan 39 No Pendapatan per tahun Jumlah Responden Presentase 1 Paling miskin 2.400.000 3 3 2 Miskin sekali 2.400.000-3.800.000 5 5 3 Miskin 3.800.000-4.800.000 2 2 4 Cukup 4.800.000 90 90 Total 100 100 Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pada umumnya responden berada pada tingkat kesejahteraannya pada kategori cukup yakni dengan pendapatan per tahun berada di atas Rp 4,800.000 yaitu sebanyak 90 responden atau 90. Standar ukur dalam menentukan tingkat kemiskinan yakni dengan menggunakan perhitungan pendapatan per kapita masyrakat per tahun di setarakan dengan nilai tukar beras. Beras adalah makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia. Bagi masyarakat pedesaan selama memiliki beras maka mereka bisa memnuhi kebutuhan pangan untuk melangsungkan hidup.

4.3.2 Indikator Kesejahteraan Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan petani berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 orang responden diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 4.5 Data Indikator Tingkat Pendidikan No Pendidikan Jumlah Responden Presentase 1 Rendah 0-9 tahun 68 68 40 2 Sedang 12 tahun 30 30 3 Tinggi 12 tahun 2 2 Total 100 100 Berdasarkan tabel 4.5 di atas terlihat bahwa pada umumnya tingkat pendidikan petani masih rendah, hal ini dapat dilihat dengan banyaknya jumlah petani yang hanya menjalani masa pendidikan selama 9 tahun, yakni sebanyak 68 responden atau 68. Kemudian untuk pendidikan 12 tahun sebanyak 30 responden atau 30. Sedangkan untuk Pendidikan tinggi hanya sebesar 2 responden atau 2.

4.3.3 Indikator Kesejahteraan Petani Berdasarkan Tingkat Kesehatan Keluarga

Kondisi kesehatan petani berdasarkan hasil penelitian terhadap 100 responden diperoleh data sebagai berikut ini : Tabel 4.6 Data Indikator Tingkat Kesehatan No Frekuensi Berobat Per tahun Jumlah Responden Presentase 1 1 kali 17 17 2 2 kali 28 28 3 3 kali 31 2 4 4 kali 11 11 5 5 kali 12 12 6 6 kali 1 1 41 Total 100 100 Dari tabel 4.7 di atas memperlihatkan bahwa pada umumnya tingkat kesehatan keluarga petani di Kecamatan Babalan sudah cukup baik, sebanyak 66 responden atau sebanyak 66 dari total 100 responden hanya berobat 1-3 kali ke rumah sakit dalam setiap tahunnya. Untuk kondisi kesehatan petani di Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat meskipun berobat ke rumah sakit, namun hanya mengalami penyakit kategori ringan. Petani biasanya menderita flu, dan demam karena bekerja di sawah saat panas terik dan hujan. Karena kegiatan pertanian bersifat kerja fisik jadi untuk lebih jauhnya mungkin kelelahan fisik dan sakit kuning atau liver, namun hal ini jarang di temui.

4.3.4 Indikator Kesejahteraan Petani Berdasarkan Kepemilikan Lahan Pertanian