Uji Multikolineritas Heteroskedastisitas Autokorelasi

31 menunjukkan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. �.7 Pengujian Asumsi Klasik

3.7.1 Uji Multikolineritas

Multikolineritas ialah suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang erat antara variabel independen dalam suatu persamaan regresi. Uji multikolineritas digunakan untuk melihat apakah dalam suatu persamaan regresi terdapat hubungan korelasi antara variabel independen bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak ada korelasi diantara variabel bebas. Multikolineritas dilihat dari nilai variabel VIF variance inflation factor dengan nilai tolerance 10. Pengambilan keputusan dalam multikolineritas 1. nilai VIF10, atau nilai tolerance 0,10 maka terjadi multikolineritas. 2. nilai VIF10, atau nilai tolerance 0,10 maka tidak terdapat multikolineritas.

3.7.2 Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dariresidual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika hasilnya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Suatu model regeresi dikatakan baik apabila tidak terjadi heteroskedastisitas, melainkan homoskedastisitas. 32 Heteroskedastisitas di deteksi dengan menggunakan analisis grafik. Dimana analisis grafik, dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya. Dasar pengambilan keputusan, Jika terdapat pola tertentu , seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu, bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindisikan telah terjadi heteroskedastisitas. Namun jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.3 Autokorelasi

Autokorelasi terjadi karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lain. Dalam model regresi linier tidak boleh terjadi autokorelasi. Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi pada model regresi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson DW. 1. dWdL maka terdapat autokorelasi positif 2. dWdU tidak terdapat autokorelasi positif 3. dLdWdU maka pengujian tidak menyakinkan atau tidak terdapat kesimpulan yang pasti. 4. 4-dWdL maka terdapat autokorelasi negatif 5. 4-dWdU maka tidak terdapat autokorelasi negatif 6. dL4-dWdU maka tidak terdapat kesimpulan yang pasti. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

Kecamatan Babalan merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, dengan letak geografis 04 ° 04’30”- 03° 58’ 13” lintang utara dan 98 ° 27’ 02”- 98° 17’ 00” bujur timur dengan tinggi wilayah 0-5 meter dari permukaan laut. Batas wilayah Kecamatan Babalan ialah sebagai berikut : 1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gebang 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sei Lepan 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Gebang dan Sei Lepan 4. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Malaka Luas wilayah Kecamatan Babalan ialah sebesar 101,80 km 2 terbagi atas empat Desa dan empat Kelurahan, yakni : 1. Desa Teluk Meku 2. Kelurahan Pelawi Utara 3. Desa Pelawi Selatan 4. Kelurahan Brandan Barat 5. Keluarahan Brandan Timur Baru 6. Kelurahan Brandan Timur Baru