Pengukuran Kesejahteraan Petani Potensi Pertanian

15 sudah maju pengeluaran untuk mendapatkan barang dan jasa seperti memperoleh pendidikan, perawatan kesehatan, olahraga dan rekreasi merupakan bagian terbesar dari pengeluaran rumah tangga.

2.2 Pengukuran Kesejahteraan Petani

Tingkat kesejahteraan petani dapat diukur melalui : 1. Pendapatan penghasilan yang timbul ketika petani melakukan aktivitas penjualan barang-barang hasil produksi di pasar. Dengan meningkatnya pendapatan tersebut maka akan meningkatkan standar kehidupan petani karena dengan meningkatnya pendapatan maka akan meningkatkan konsumsi. Kemudian menurut Sajogyo 1980 untuk mengukur tingkat kemiskinan didasarkan pada jumlah pendapatan per kapita per tahun yang disetarakan nilai tukar beras, yaitu : 1 Kelompok paling miskin : bila pendapatannya 240 kg per kapitatahun. 2 Kelompok miskin sekali : bila pendapatannya 240 kg - 380 kg per kapitatahun. 3 Kelompok miskin : bila pendapatannya 380 kg - 480 kg per kapitatahun. 4 Kelompok cukup : bila pendapatannya 480 kg per kapitatahun. 2. Kesehatan Untuk menganalisis kesehatan dan standar hidup rumah tangga ada empat jenis indikator yang digunakan, yang meliputi status gizi, status penyakit, ketersediaan pelayanan kemiskinan, dan penggunaan layanan-layanan kesehatan tersebut. 16 3. Pendidikan Untuk menganalisis pendidikan, pada umumnya terdapat tiga jenis indikator yang digunakan yang meliputi, tingkat pendidikan anggota rumah tangga, ketersediaan palayanan pendidikan, dan penggunaan layanan pendidikan tersebut. 4. Lahan Pertanian Lahan pertanian merupakan faktor penting bagi petani dalam bercocok tanam. Namun, jika dilihat dari segi modal, petani kita umumnya berada pada golongan masyarakat kelas menengah kebawah. hal ini menyebabkan untuk mendapatkan lahan tersebut bukanlah hal yang mudah. Tidak semua petani memiliki lahan pertanian yang cukup luas untuk melakukan kegiatan pertanian. Untuk sebagian petani mereka harus menyewa lahan, agar bisa melakukan kegiatan pertanian. Hal ini tentu akan menambah beban biaya cost, dengan meningkatnya beban biaya tentu akan mengurangi kesejahteraan petani.

2.3 Potensi Pertanian

Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya tinggal di pedesaan umumnya bermata pecaharian sebagai petani. Dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional semakin nyata. Selama periode 2010-2014, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB mencapai 10,26 dengan pertumbuhan sekitar 3,90. Pada tahun2014 sektor pertanian menyerap sekitar 35,76 juta atau skitar 30,2 dari total tenaga kerja. Investasi di sektor pertanian primer baik Penanaman Modal Dalam Negeri 17 PMDN maupun Penanaman Modal Asing PMA mengalami pertumbuhan rata- rata sebesar 4,2 dan 18,6 per tahun. Nilai tukar petani NTP meningkat sangat pesat. Pada tahun 2013 NTP sempat menurun, namun NTP melonjak dari sebesar 101,78 pada tahun 2010 menjadi 106,52 pada tahun 2014. Tingkat pendapatan petani untuk pertanian dalam arti luas maupun pertanian sempit menunjukkan peningkatan yang diindikasikan oleh pertumbuhan yang positif masing-masing sebesar 5,64 dan 6,20tahun selama kurun waktu 2010-2014. Pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin di pedesaan yang sebagian besar bergerka di sektor pertanian menurun dengan laju sebesar 3,69tahun atau menurun dari sekitar 19,93 juta pada taun 2010 menjadi 17,14 juta pada tahun 2014. Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian SIPP 2015-2045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan 2015-2019 akan mengacu pada paradigma Pertanian Untuk Pembangunan agriculture for Development yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata kelola pembangunan. Hal ini berarti sektor pertanian tidak hanya bertindak sebagai penyedia pangan bagi masyarakat namun juga memiliki peran yang luas dan multifungsi. Dalam hal ini sektor pertanian memiliki fungsi strategis untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingungan dan sosial kemiskinan, keadilan, dan lain-lain serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata agrowisata. 18 2.4 Pengertian Pendapatan, kesehatan, dan pendidikan 2.4.1 Pengertian Pendapatan