Jaringan Kegiatan Kinerja Kegiatan Terkini

3. Meningkatkan persediaan bahan pangan sumber protein dan bahan baku industri di dalam negeri serta ekspor. 4. Memantapkan sistem pendukung yang terdiri dari teknologi, permodalan,sarana dan prasarana kelembagaan serta iklim usaha yang kondusif. 5. Peningkatan produksi perikanan budidaya yang dilaksanakan dengan intensifikasi ekstensifikasi serta penggunaan induk dan benih unggul. 6. Peningkatan efisiensi kegiatan budidaya perikanan dengan pemanfaatan pakan elternatif berbahan baku lokal dan pemasyarakatan kegiatan peminjaman buatan. 7. Pengendalian intensitas serangan penyakit pada ikan yang dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, monitoring dan vaksinasi. 8. Mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan stock sumberdaya ikan pada perairan umum, dengan menerapkan prinsip berkelanjutan dalam pemanfaatannya. 9. Meningkatkan posisi tawar pembudidaya ikan nelayan, pengolahan dan pemasaran ikan dengan menambah akses pelaku usaha terhadap informasi, kebijakan pemerintah, pemasaran dan permodalan sehingga menjadi usahawan yang mandiri, tangguh serta berdaya secara kelembagaan. 10. Meningkatkan mutu dan kontinuitas pasokan bahan baku ikan dan keragaman olahan ikan dan pembinaan usaha. 11. Mengoptimalkan fungsi fasilitas pemasaran ikan di daerah sebagai pusat pengembangan sentra komuditas unggulan perikanan dan kelautan. 12. Meningkatkan pemahaman dan ketahuan masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana dan cuaca ekstrim.

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA DINAS KELAUTAN

DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA Penulis telah menguraikan pengawasan internal yang telah ditetapkan oleh perusahaan intansi dalam hal ini adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara. Dalam bab ini penulis akan menganalisa sekaligus mengevaluasi bagaimana relevansi antara teori yang diterapkan oleh perusahaan instansi.

A. Pengertian Sistem Pengawasan Internal Kas

Maju mundurnya suatu perusahaan instansi sangat bergantung pada cara pengelolaan manajemen yang diterapkan. Sedangkan berhasil tidaknya manajemen dalam menjalankan tugasnya akan tercermin dalam laporan keuangan yang disajikan, dalam hal ini pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menyelenggarakan seluruh rencana kegiatan yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik. Setiap perusahaan instansi memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan instansi tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian kas, Standar Akuntansi Keuangan 2002 : 85 memberikan pengertian sebagai berikut : “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunaka untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”. Menurut Baridwan 2003 :85 “ kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi”. Dalam neraca kas 26