BAB II DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA
A. Sejarah Ringkas
Pada waktu penjajahan Belanda dan Jepang, dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara masih bernama LAND BOW dan sesudah
kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 dibentuk jawatan perikanan dimana pada waktu itu jawatan ini terdiri dari seksi-seksi antara
lain : 1.
Seksi Perikanan Rakyat 2.
Seksi Perikanan Darat 3.
Seksi Perikanan Laut 4.
Seksi Kehutanan Kemudian berdasarkan peraturan pemerintah No. 49 Tahun 1951
tanggal 27 Juni 1951, tentang penyerahan sebagai urusan pemerintah pusat di bidang perikanan darat kepada pemerintah Provinsi Sumatera Utara, maka
dibentuklah jawatan perikanan darat swatantara Sumatera Utara. Dengan peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1957 tanggal 18
Desember 1957, tentang penyerahan sebagian dari urusan pemerintah pusat dalam bidang perikanan laut, kehutanan, karet rakyat kepala daerah dan
kemudian dibentuk jawatan perikanan laut swatentara Sumatera Utara berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1956 tentang pembentukan
otonomi Provinsi Aceh dan pembentukan Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan perda No. 3 Tahun 2001 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara membawahi 3 unit pelaksanaan teknis UPT daerah
yaitu : 1.
UPT - Balai Penangkapan ikan di Belawan 2.
UPT - Balai Pembinaan Budidaya Ikan Kerasaan 3.
UPT - LPPMHP Kemudian dengan peraturan Gubernur No. 12 Tahun 2005 tanggal 3
Agustus 2005 Unit Pelaksanaan Teknis bertambah.
Visi, misi, dan tujuan
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dibidang kelautan dan perikanan, organisasi ini mengemban misi yang merupakan arah bagi tujuan
dan sasaran yang ingin diwujudkan sehingga dapat memberikanprogram kegiatan yang dilaksanakan. Misi yang ditetapkan untuk mewujudkan visi
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara yaitu : 1.
Meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan, nelayan, dan masyarakat pesisir.
2. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara
efisien dan berkelanjutan. 3.
Meningkatkan persediaan bahan pangan sumber protein dan bahan baku industri di dalam negeri serta ekspor.
4. Memantapkan sistem pendukung yang terdiri dari teknologi,
permodalan,sarana dan prasarana kelembagaan serta iklim usaha yang kondusif.
5. Peningkatan produksi perikanan budidaya yang dilaksanakan dengan
intensifikasi ekstensifikasi serta penggunaan induk dan benih unggul.