Sistem Pengawasan Internal Kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh :

WINDA ALVIONITA LUBIS 122102035

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim...

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pengawasan Internal Kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara”ini dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan tulus dan ikhlas penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yang teristimewa saya persembahkan untuk kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. Kepada ayahanda saya Khairul Bakti Lubis dan Ibunda saya Sutini. Semoga diberikan kesehatan, keharmonisan dan umur yang panjang sehingga bisa melihat langsung penulis sebagai anak mereka satu-satunya sukses dan membanggakan mereka dan keluarga.

2. Bapak prof. Dr. Azhar Maksum,M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fahmi Natigor SE, AK, Macc selaku pembantu Dekan 1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Bapak Drs. Rustam, Msi, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

6. Bapak Iskandar Muda SE, M.Si, Akselaku dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam proses penyelesaian tugas akhir, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Bapak / Ibu Dosen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi perkuliahan.

8. Terima kasih juga kepada teman-teman satu kelompok magang, Atikah Iqwani Lubis, Novika Br Pandia,yang selama magang selalu membantu saya dalam bertukar pikiran tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana penulisan tugas akhir. Kepada sahabat saya Nina Maifika yang selalu ada untuk mensupport saya dan menyemangati saya. Dan banyak lagi teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu disini.

Kepada pihak – pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak bantuan secara langsung maupun tidak langsung penulis sampaikan terima kasih.Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu


(6)

penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.Akhir kata penulis mengucapkan kiranya laporan magang ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Amin yaa Rabbal Alamin ...

Medan, 2015

Winda Alvionita Lubis 122102035


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 3

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Survey/Observasi ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA ... 7

A. Sejarah Ringkas ... 7

B. Struktur Organisasi ... 9

C. Job Description ... 13

D. Jaringan Kegiatan ... 23

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 23


(8)

BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA

UTARA ... 27

A. Pengertian Pengawasan Internal Kas ... 27

B. Tujuan dan Fungsi Pengawasan Internal Kas ... 34

C. Unsur-Unsur Pengawasan Internal Kas ... 38

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara ... 40

E. Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara ... 43

F. Sistem Pengawasan Internal Kaspada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara ... 45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 : Struktur Organisasipada Dinas Kelautan dan


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kendala-kendala perkembangan perekonomian perusahaan yang berhubungan dengan pengawasan harta bendanya, khususnya masalah kas, dimana sebagian besar transaksi yang dilakukan perusahaan / instansi selalu melibatkan kas. Apalagi dengan perkembangan teknologi yang terjadi pada masa sekarang.

Teknologi yang semakin maju mempengaruhi perkembangan pada setiap perusahaan maupun lembaga, baik swasta ataupun pemerintah. Masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan / instansi juga semakin rumit terutama dalam penyajian laporan keuangan.

Setiap perusahaan memerlukan adanya prinsip akuntansi yang baik, terutama dalam hal pengelolaan kas.Kas sangat mempengaruhi transaksi dalam perusahaan.Oleh karena itu penggunaannya harus secara optimal.

Kas merupakan aset perusahaan yang paling lancar (likuid) dari seluruh aktiva yang ada. Dan kas juga merupakan aktiva yang paling harus dijaga. Hal ini disebabkan karena kas sangat mudah dialihkan atau dipindah tangankan karena kas tidak memiliki identitas kepemilikan. Oleh karena itu perusahaan / instansi harus melakukan pengawasan untuk melindungi kas. Ini disebabkan karena setiap transaksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan / instansi selalu berhubungan dengan kas.Apabila pengawasan internal terhadap kas dalam sebuah perusahaan / instansi berjalan dengan efektif maka penyalahgunaan kas dapat diketahui dengan mudah.


(13)

Didalam mencapai tujuannya, perusahaan / instansi selalu menghadapi persoalan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar. Dilihat dari ciri-ciri dan kepentingannya, kas selalu menjadi objek utama yang disalahgunakan, untuk itu diperlukan adanya pengawasan - pengawasan internal yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan dan penyelewengan kas.

Pengawasan dapat diartikan sebagai alat untuk mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas perusahaan / instansi agar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu cara untuk melaksanakan pengawasan adalah dengan menyusun sistem pengawasan internal kas yang memadai dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan pelaksanaannya dalam mengamankan harta suatu perusahaan/ instansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong karyawan untuk selalu mematuhi kebijakan – kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen sehingga kecurangan dan penyalahgunaan kas dapat diminimalisasi atau bahkan dapat dihindari. Dengan kata lain pengawasan internal yang baik didalam suatu perusahaan / instansi dapat menunjang keberhasilan setiap keputusan dan peraturan yang telah ditetapkan serta dapat mendukung keberhasilan operasi suatu perusahaan / instansi.

Pengawasan internal ini membutuhkan setidak-tidaknya pemisahan fungsi dan tugas didalam pengurusan kas, misalnya pemisahan tugas antara penerimaan dan pengeluaran kas.Untuk mencapai pengawasan yang baik ini perlu juga ditunjang dengan sarana-sarana, prosedur-prosedur, dan alat-alat sehingga tujuan akhir perusahaan dapat dengan lebih mudah tercapai.

Dengan landasan pemikiran diatas, maka penulis memilih judul “Sistem Pengawasan Internal Kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara”.


(14)

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul yang diambil maka penulis mengajukan masalah pokok yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini yaitu sejauh mana peran pengawasan internal kas baik secara operasional maupun dari sisi pembukuan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

Adapun perumusan masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Sistem Pengawasan Internal Penerimaan Kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara?

2. Bagaimana Sistem Pengawasan Internal Pengeluaran Kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Tujuan penulisan

a. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan internal penerimaan kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi sumatera Utara.

b. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan internal pengeluaran kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

2. Manfaat penulisan

Adapun manfaat penulisan yang ingin dicapai penulis adalah :

a. Bagi penulis, untuk menambah dan memperluas wawasan penulis mengenai pengawasan internal kas pada masa yang akan datang.


(15)

b. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai masukan yang bermanfaat dalam melaksanakan pengawasan internal kas pada masa yang akan datang.

c. Bagi pembaca, dapat digunakan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan, serta dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey/Observasi

Survey ini dilakukan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara Jalan Sei Batugingging No. 6 Medan. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1

Jadwal Survey/Observasi Tugas Akhir

No Kegiatan Mei 2015 Juni 2015

I II III IV I II III IV 1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2. Pengajuan Judul 3. Permohonan Izin Riset 4. Pengumpulan Proposal

5. Penunjukan Dosen Pembimbing 6. Pengumpulan Data

7. Penyusunan Tugas Akhir 8. Bimbingan Tugas Akhir 9. Penyelesaian Tugas Akhir


(16)

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi yang membuat lebih terarahnya penulisan Tugas Akhir ini penulis membagi luas pembahasan tugas akhir ini dalam empat (4) bab, yang dianggap cukup memadai untuk mengemukakan hal yang dianggap penting dan relevan dengan judul tugas akhir yang dimaksud, dengan tujuan agar penulisan tugas akhir ini dapat lebih terarah dan sistematis. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan beberapa isi dari pendahuluan yang meliputi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, rencana penulisan yang mencakup jadwal survei/observasi dan rencana isi.

BAB II : DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Bab ini juga akan diuraikan tentang beberapa isi yang meliputi sejarah ringkasDinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, struktur organisasi dan personalia, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini dan rencana kegiatan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.


(17)

BAB III : SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab ini penulis mencoba untuk menguraikan mengenai Pengertian pengawasan internal kas, tujuan dan fungsi pengawasan internal kas,unsur-unsur pengawasan internal kas,prosedurpenerimaan dan pengeluaran kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, jenis-jenis penerimaan dan pengeluaran kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, dan sistem pengawasan internal kaspada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumaterqa Utara di masa yang akan datang.


(18)

BAB II

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas

Pada waktu penjajahan Belanda dan Jepang, dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara masih bernama LAND BOW dan sesudah kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 dibentuk jawatan perikanan dimana pada waktu itu jawatan ini terdiri dari seksi-seksi antara lain :

1. Seksi Perikanan Rakyat 2. Seksi Perikanan Darat 3. Seksi Perikanan Laut 4. Seksi Kehutanan

Kemudian berdasarkan peraturan pemerintah No. 49 Tahun 1951 tanggal 27 Juni 1951, tentang penyerahan sebagai urusan pemerintah pusat di bidang perikanan darat kepada pemerintah Provinsi Sumatera Utara, maka dibentuklah jawatan perikanan darat swatantara Sumatera Utara.

Dengan peraturan pemerintah No. 12 Tahun 1957 tanggal 18 Desember 1957, tentang penyerahan sebagian dari urusan pemerintah pusat dalam bidang perikanan laut, kehutanan, karet rakyat kepala daerah dan kemudian dibentuk jawatan perikanan laut swatentara Sumatera Utara berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1956 tentang pembentukan otonomi Provinsi Aceh dan pembentukan Provinsi Sumatera Utara.


(19)

Berdasarkan perda No. 3 Tahun 2001 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara membawahi 3 unit pelaksanaan teknis (UPT) daerah yaitu :

1. UPT - Balai Penangkapan ikan di Belawan 2. UPT - Balai Pembinaan Budidaya Ikan Kerasaan 3. UPT - LPPMHP

Kemudian dengan peraturan Gubernur No. 12 Tahun 2005 tanggal 3 Agustus 2005 Unit Pelaksanaan Teknis bertambah.

Visi, misi, dan tujuan

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dibidang kelautan dan perikanan, organisasi ini mengemban misi yang merupakan arah bagi tujuan dan sasaran yang ingin diwujudkan sehingga dapat memberikanprogram kegiatan yang dilaksanakan. Misi yang ditetapkan untuk mewujudkan visi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara yaitu :

1. Meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan, nelayan, dan masyarakat pesisir.

2. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara efisien dan berkelanjutan.

3. Meningkatkan persediaan bahan pangan sumber protein dan bahan baku industri di dalam negeri serta ekspor.

4. Memantapkan sistem pendukung yang terdiri dari teknologi, permodalan,sarana dan prasarana kelembagaan serta iklim usaha yang kondusif.

5. Peningkatan produksi perikanan budidaya yang dilaksanakan dengan intensifikasi & ekstensifikasi serta penggunaan induk dan benih unggul.


(20)

6. Peningkatan efisiensi kegiatan budidaya perikanan dengan pemanfaatan pakan elternatif berbahan baku lokal dan pemasyarakatan kegiatan peminjaman buatan.

7. Pengendalian intensitas serangan penyakit pada ikan yang dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, monitoring dan vaksinasi.

8. Mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan stock sumberdaya ikan pada perairan umum, dengan menerapkan prinsip berkelanjutan dalam pemanfaatannya.

9. Meningkatkan posisi tawar pembudidaya ikan nelayan, pengolahan dan pemasaran ikan dengan menambah akses pelaku usaha terhadap informasi, kebijakan pemerintah, pemasaran dan permodalan sehingga menjadi usahawan yang mandiri, tangguh serta berdaya secara kelembagaan.

10.Meningkatkan mutu dan kontinuitas pasokan bahan baku ikan dan keragaman olahan ikan dan pembinaan usaha.

11.Mengoptimalkan fungsi fasilitas pemasaran ikan di daerah sebagai pusat pengembangan sentra komuditas unggulan perikanan dan kelautan.

12.Meningkatkan pemahaman dan ketahuan masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana dan cuaca ekstrim.

B. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugasnya, maka diperlukan sistem organisasi dan manajemen yang baik. Faktor koordinasi sangat penting untuk memperoleh hasil kerja yang sangat maksimal dan agar tujuan yang diinginkan dapat


(21)

tercapai tentunya dibutuhkan suatu organisasi, dimana struktur organisasi tersebut disusun secara efektif dan efisien.

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan kegiatan-kegiatan untuk tujuan melalui strategi yang dipilih. Untuk menjamin kelancaran kegiatan di dalam Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, mempertegas atau mempermudah prosedur kerja agar terdapat koordinasi yang efisien dan efektif. Dinas Kelautandan Perikanan Provinsi Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi berbentuk garis dimana wewenang dialirkan dari Kepala Dinas kepada Sekretaris, Kepala Bidang, demikian seterusnya. Susunan struktur organisasi Dinas Kelautan dan Perikan Provinsi Sumatera Utara terdiri dari beberapa unsur, diantaranya : 1. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

2. Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara a. Sub Bagian Program

b. Sub Bagian Umum c. Sub Bagian Keuangan

3. Kepala Bidang Perikanan Budidaya 4. Kepala Bidang Perikanan Tangkap

5. Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian sumber daya Perikanan dan Kelautan.

6. Kepala Bidang Kelautan dan Pengolahan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.


(22)

(23)

C. Job Description

Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara umumnya merupakan panduan beberapa unit organisasi. Adapun deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara menurut bagian yang memang berhubungan dengan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas mempunyai uraian tugas :

a. Menyelenggarakan perumusan, penetapan, pengetahuan dan perikanan pengkoordinasi pelaksanaan kebijakan teknis bidang kelautan dan perikanan meliputi perencanaan, pengendalian, pengawasan perikanan serta pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

b. Menyelesaikan pengkoordinasi dan fasilitas pengendalian dan pengawasan perikanan budidaya, perikanan tangkap, pengawasan pengendalian sumber daya perikanan dan kelautan, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

c. Menyelenggarakan pengkoordinasi pengawasan perikanan budidaya, perikanan tangkap, pengawasan tangkap, pengawasan pengendalian sumber daya perikanan dan kelautan, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

d. Melaksanakan pengendalian sumber daya perikanan tangkap, pengawasan pengendalian sumber daya perikanan dan kelautan, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.


(24)

e. Menyelenggarakan penataan pembinaan dan pengkoordinasian unit pelaksanaan teknis dinas.

2. Kepala Dinas mempunyai Perancangan dan Program Dinas

a. Menyelenggarakan pengkajian dan koordinasi perancangan dan program dinas

b. Menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan.

c. Menyelenggarakan pengelolaan dan administrasi keuangan. d. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja.

e. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan administrasi keuangan f. Menyelenggarakan penyusunan rencana strategis, Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LKPJ dan LPPD Dinas.

g. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan. h. Menyelenggarakan pengelolaan dan pembinaan naskah Dinas,

kearsipan, pertelekomunikasian dan persandian.

i. Menyelenggarakan fasilitas pelayanan umum dan pelayanan minimal. j. Menyelenggarakan pengadaan, pemeliharaan, penataan, pembinaan

dan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan / peralatan kantor.

k. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan, keprotokolan dan hubungan masyarakat.


(25)

l. Menyelenggarakan fasilitas dan peraturan pengamanan kantor.

m. Menyelenggarakan pengkoordinasian laporan, evaluasi, monitoring atas kegiatan bidang-bidang Dinas Pelaksanaan Teknis Dinas.

n. Menyelenggarakan pengkoordinasian dan pembinaan jabatan fungsional.

o. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan.

p. Menyelenggarakan koordinasi dengan Unit Kerja terkait. q. Menyelengggarakan dan mengatur rapat-rapat internal Dinas. r. Menyelenggarakan tugas lain, sesuai dengan tugas fungsional.

s. Menyelenggarakan program, pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi di bidang perikanan.

t. Menyelenggarakan pembangunan perikanan skala provinsi.

u. Menyelenggarakan penyusunan rencana dan pelaksanaan kerjasama Internasional bidang perikanan skala Provinsi.

v. Menyelenggarakan Peningkatan kapasitas kelembagaan dari SDM bidang kelautan dan perikanan.

w. Menyelenggarakan Koordinasi pelaksanaan Penelitian dan pengembangan sumber daya kelautan dan perikanan di wilayah perairan kewenangan Provinsi.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana di maksud pada ayat (1) dan ayat (2), Sekretaris membawahi :


(26)

a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Program

a) Sub Bagian Umum mempunyai uraian tugas :

a. Melaksanakan pengumpulan data/bahan dan referensi untuk kebutuhan pelaksanaan tugas fungsi Kesekretariatan dan penyusunan perencanaan / program kerja kesekretariatan dan sub bagian umum.

b. Pembinaan disiplin dan kedisiplinan pegawai serta mutasi dan pemberhentian pegawai.

c. Melaksanakan penyiapan dan pengusulan penaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, jabatan dan peningkatan kesejahteraan pegawai dan pensiun pegawai, peninjauan masa kerja dan pemberian penghargaan, serta tugas/izin belajar, pendidikan dan pelatihan kepemimpinan/struktural, fungsional dan teknis, melaksanakan teknis, melaksanakan penyusunan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, serta penggandaan naskah dinas.

d. Melakukan administrasi/penata usahaan, penerimaan, pendistribusian, surat-surat, naskah dinas dan arsip, serta melaksanakan urusan keprotokolan dan penyampaian rapat-rapat serta pengelolaan hubungan masyarakat, pelayanan umum dan


(27)

pendokumentasian surat-surat, barang bergerak dan barang tidak bergerak.

e. Melaksanakan susunan rencana kebutuhan sarana dan prasarana pengurusan rumah tangga, pemeliharaan/penawaran lingkungan kantor, kendaraan dan asset lainnya serta keterbiasaan, keindahan, keamanan, layanan kantor, dan pengelolaan perpustakaan dinas. f. Melakukan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan

pertimbangan pengambilan kebijakan serta pengelolaan kepegawaian dan pembinaan kearsipan pada unit pelaksanaan teknis dinas.

g. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja dan instansi terkait. h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugasnya.

b) Sub Bagian Keuangan mempunyai uraian tugas :

a. Melaksanakan pengumpulan data/bahan dan referensi serta penyusunan perencanaan/program untuk kebutuhan pelaksanaan tugas fungsi sekretariat.

b. Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran dan pengadministrasian dan pembukuan keuangan dinas serta penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah.

c. Melaksanakan pembinaan perbendaharaan keuangan serta penyiapan bahan dan pembinaan pengelolaan teknis administrasi serta verifikasi keuangan.


(28)

d. Melaksanakan pembayaran gaji pegawai dan penghasilan tambahan lainnya.

e. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung pada dinas dan unit pelaksana teknis serta pengendalian administrasi perjalanan dinas.

f. Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan pertanggungjawaban keuangan dengan unit kerja terkait. g. Melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan

administrasi keuangan.

h. Melaksanakan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan dan penyampaian bahan atas pengawasan.

i. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugasnya. c) Sub Bagian Program mempunyai uraian tugas :

a. Melaksanakan pengumpulan data/bahan dan referensi serta penyusunan perencanaan program kerja untuk kebutuhan pelaksanaan tugas dan fungsi kesekretariatan.

b. Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan/program kerja sekretariat dan sub bagian program yang meliputi pengembangan kelautan dan perikanan.

c. Melaksanakan penyusunan bahan rencana strategi, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD Dinas.


(29)

d. Melaksanakan penyusunan pengkoordinasian evaluasi dan monitoring.

e. Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan sistem informasi kelautan dan perikanan.

f. Melaksanakan penyusunan pengelolaan data kelautan dan perikanan.

g. Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait. h. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugasnya.

3. Kepala Bidang Perikanan Budidaya mempunyai uraian tugas :

a. Menyelenggarakan kebijakan produk pembenihan perikanan di air tawar, air payau dan air laut.

b. Menyelenggarakan kebijakan mutu/induk ikan.

c. Menyelenggarakan kebijakan, pembangunan dan pengelolaan balai tata ikan air tawar.

d. Menyelenggarakan kebijakan pembinaan tata pemanfaatan air dan tata lahan pembudidayaan ikan.

e. Menyelenggarakan kebijakan pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana pembudidayaan ikan.

f. Menyelenggarakan potensi dab alokasi lagab pembudidayaan ikan. g. Menyelenggarakan teknis perbanyakan dan pengelolaan induk

penjenis, induk dasar, dan benih alam.

h. Menyelenggarakan koordinasi dan melaksanakan teknologi pembudidayaan ikan.


(30)

i. Menyelenggarakan kebijakan keramba jaring apung di perairan umum lintas kabupaten/kota dan wilayah kewenangan provinsi. j. Menyelenggarakan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di

bidang bagian seksi teknologi.

k. Menyelenggarakan teknis pelepasan dan penarikan varietas induk/benih ikan.

l. Menyelenggarakan kebijakan perijinan dan penerbitan izin usaha perikanan di bidang pembudidayaan ikan yang tidak menggunakan tenaga kerja asing di wilayah provinsi.

m. Menyelenggarakan kebijakan pengawasan alat pengangkut unit penyimpanan hasil budidaya ikan.

4. Kepala Bidang Perikanan Tangkap mempunyai uraian tugas :

a. Menyelenggarakan koordinasi kebijakan penetapan lokasi pembangunan pengelolaan perikanan kewenangan provinsi.

b. Menyelenggarakan dukungan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan

c. Menyelenggarakan kebijakan pembangunan kapal perikanan d. Menyelenggarakan pembuatan alat penangkapan ikan

e. Menyelenggarakan kebijakan penggunaan peralatan bantu dan pengendaraan jauh untuk penangkapan ikan.

f. Menyelenggarakan dan koordinasi kebijakan penempatan di perairan laut kewenangan provinsi.


(31)

g. Menyelenggarakan dukungan rekayasa dan pelaksanaan teknologi penangkapan ikan.

5. Kepala Bidang Pengawasan Pengendalian Sumberdaya Perikanan dan Kelautan mempunyai uraian tugas :

a. Menyelenggarakan dan mengkoordinasi pengawasan untuk pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dalam wilayah kewenangan provinsi.

b. Menyelenggarakan pengawasan dan pemanfaatan perlindungan plasma nutfah perikanan.

c. Menyelenggarakan pengawasan pembenihan, pembudidayaan ikan dan sistem pengendalian hama dan penyakit.

d. Menyelenggarakan pembinaan, pemantauan dan mengawasi lembaga sertifikasi ikan.

e. Menyelenggarakan, mengawasi mutu jenis dan induk, pakan, ikan, obat ikan dan bahan lainnya.

f. Menyelenggarakan dan mengkoordinasi penetapan jenis ikan yang dilindungi.

g. Menyelenggarakan, mengkoordinasi, mengeksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan perairan danau, sungai, rawa, dan wilayah perairan lainnya di wilayah provinsi.

h. Menyelenggarakan dan mengkoordinasi kebijaksanaan dalam rangka pengawasan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di wilayah kewenangan provinsi.


(32)

i. Menyelenggarakan pelaksanaan pengawasan pemanfaatan dan perlindungan sumberdaya di pulau-pulau kecil di wilayah kewenangan provinsi.

j. Menyelenggarakan pengawasan Program Manajemen Mutu Terpadu (PMMT) atau Harzard critical point (HACCT) di unit pengelolaan hasil perikanan.

6. Kepala Bidang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mempunyai uraian tugas :

a. Menyelenggarakan kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan ikan di wilayah laut provinsi.

b. Menyelenggarakan dan mengkoordinasi kebijakan penataan ruang dan pemberdayaan masyarakat pesisir laut antar kabupaten/kota dalam wilayah kewenangan provinsi.

c. Menyelenggarakan dan pelaksanaan kebijakan reklamasi pantai dan mitigasi bencana alam di wilayah pesisir dan laut serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM di bidang kelautan dan perikanan. d. Menyelenggarakan penyerasian dan pengharmonisasian

pengelolaan wilayah dan sumberdaya laut kewenangan provinsi. e. Menyelenggarakan dan koordinasi penyusunan zonasi dan tata

ruang serta konversi sumberdaya ikan dan lingkungan sumberdaya ikan kewenangan provinsi.

f. Mengerjakan tugas terkait dengan bidang-bidang. D. Jaringan Kegiatan


(33)

Bidang kegiatan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara adalahmengenai sebagian dari urusan pemerintah pusat dalam bidang perikanan darat, perikanan laut, kehutanan, karet, rakyat, kepala daerah dan jawatan perikanan laut swatentara Sumatera Utara. Dimana segala urusan yangberkaitan dengan kegiatan yang melayani masyarakat,melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa pembinaan, pengawasan, dan pemerhatian kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya, dilakukan sebagai jaringan kegiatan yang kuat di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi sumatera Utara.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuaidengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua begitu juga pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, Instansi terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh Dinas dapat terwujud.Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang tinggi dan disiplin dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan Dinas adalah sebagian dari urusan pemerintah pusat dalam bidang perikanan laut, kehutanan, karet, rakyat, dan kepala daerah.Melakukan berbagai macam kegiatan di daerah perikanan darat dan perikanan laut, melayani masyarakat,


(34)

serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa pembinaan, pengawasan, dan pemerhatian kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya. Dinas juga terus melakukan pembinaan terhadap masyarakat agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang benar-benar memiliki kualitas yang baik.

Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksakan Dinas, seperti perayaan hari-hari besar keagamaan( misalnya: Idul Fitri, Isra’ Mi’raj,Natal, Paskah, Dll) sehingga para pegawai selalu memilki nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalani hidup, serta selalu bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa.

F. Rencana Kegiatan

Setiap perusahaan/instansi pasti memiliki banyak rencana kegiatan yang akan dilaksanakan guna menunjang kinerja pada perusahaan/instansi tersebut. Rencana kegiatan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara antara lain :

1. Meningkatkan pendapatan pembudidaya ikan, nelayan, dan masyarakat pesisir.

2. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara efisien dan berkelanjutan.


(35)

3. Meningkatkan persediaan bahan pangan sumber protein dan bahan baku industri di dalam negeri serta ekspor.

4. Memantapkan sistem pendukung yang terdiri dari teknologi, permodalan,sarana dan prasarana kelembagaan serta iklim usaha yang kondusif.

5. Peningkatan produksi perikanan budidaya yang dilaksanakan dengan intensifikasi & ekstensifikasi serta penggunaan induk dan benih unggul. 6. Peningkatan efisiensi kegiatan budidaya perikanan dengan pemanfaatan

pakan elternatif berbahan baku lokal dan pemasyarakatan kegiatan peminjaman buatan.

7. Pengendalian intensitas serangan penyakit pada ikan yang dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, monitoring dan vaksinasi.

8. Mempertahankan dan meningkatkan ketersediaan stock sumberdaya ikan pada perairan umum, dengan menerapkan prinsip berkelanjutan dalam pemanfaatannya.

9. Meningkatkan posisi tawar pembudidaya ikan nelayan, pengolahan dan pemasaran ikan dengan menambah akses pelaku usaha terhadap informasi, kebijakan pemerintah, pemasaran dan permodalan sehingga menjadi usahawan yang mandiri, tangguh serta berdaya secara kelembagaan.

10. Meningkatkan mutu dan kontinuitas pasokan bahan baku ikan dan keragaman olahan ikan dan pembinaan usaha.


(36)

11. Mengoptimalkan fungsi fasilitas pemasaran ikan di daerah sebagai pusat pengembangan sentra komuditas unggulan perikanan dan kelautan.

12. Meningkatkan pemahaman dan ketahuan masyarakat pesisir dalam menghadapi bencana dan cuaca ekstrim.


(37)

BAB III

SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Penulis telah menguraikan pengawasan internal yang telah ditetapkan oleh perusahaan / intansi dalam hal ini adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara. Dalam bab ini penulis akan menganalisa sekaligus mengevaluasi bagaimana relevansi antara teori yang diterapkan oleh perusahaan / instansi.

A. Pengertian Sistem Pengawasan Internal Kas

Maju mundurnya suatu perusahaan / instansi sangat bergantung pada cara pengelolaan manajemen yang diterapkan. Sedangkan berhasil tidaknya manajemen dalam menjalankan tugasnya akan tercermin dalam laporan keuangan yang disajikan, dalam hal ini pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menyelenggarakan seluruh rencana kegiatan yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik.

Setiap perusahaan / instansi memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa maupun sebagai investasi dalam perusahaan / instansi tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian kas, Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 85) memberikan pengertian sebagai berikut : “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunaka untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”.

Menurut Baridwan (2003 :85) “ kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi”. Dalam neraca kas


(38)

merupakan aktiva yang paling sering berubah. Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas.

Menurut Soemarso, (2004 : 320) “ Kas adalah segala sesuatu , baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.

Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu :

1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.

2. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik.

3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.

Pengelolaan kas dapat dikriteriakan sebagai berikut : 1. Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah. 2. Dapat digunakan setiap saat bila dikehendaki.

3. Penggunaannya secara bebas.

4. Diterima sesuai nilai nominalnya pada saat diuangkan tersebut.

Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro. Setoran kas adalah asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi dan dengan cepat dapat


(39)

dijadikan menjadi kas. Arus kas adalah arus masuk dan merupakan salah satu dari beberapa elemen laporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

1. Neraca.

2. Laporan Realisasi Anggaran 3. Laporan Arus Kas dan

4. Catatan atas Laporan keuangan.

Sebagai sebahagian dari laporan keuangan, laporan arus kas merupakan alat komunikasi artinya bahwa laporan arus kas itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan kas dari suatu perusahaan tersebut. Dengan laporan arus kas para pemakai dapat mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan / instansi, struktur keuangan termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.

Sedangkan Pengawasan berarti : mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana.

“Pengawasan internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalagunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang – undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.”(Warren,2005:289). Sistem ini menciptakan


(40)

pengawasan intern yang cukup terhadap kas, diperolehnya data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong dipenuhinya kebijaksanaan pimpinan.

Sedangkan “Sistem pengawasan intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai.”(Abubakar, 2001:83). Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem yang menjadi alat pengawasan internal merupakan penekanan pada penggunaan, cara-cara dan prosedur-prosedur yang bertujuan untuk :

1. Melindungi harta atau aktiva perusahaan

2. Memeriksa kecermatan dan seberapa jauh kehandalan data akuntansi yang disajikan dapat dipercaya keabsahannya

3. Meningkatkan efisiensi kerja karyawan

4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan Jadi pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.

Pengawasan Internal Kas Meliputi 3 hal : 1. Pengawasan akuntansi

Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan perusahaan dari catatan-catatan keuangan


(41)

yang dapat dipercaya, oleh karena itu disusun sedemikian rupa untuk meyakinkan bahwa :

a. Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau wewenang pimpinan, baik yang bersifat umum maupun khusus.

b. Transaksi-transaksi dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan ikhtisar-ikhtisar keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi atau kriteria lain sesuai dengan tujuan ikhtisar tersebut dan menekankan pertanggungjawaban atas harta kekayaan perusahan / instansi.

c. Penguasaan atas harta perusahaan / instansi diberikan hanya dengan persetujuan atau wewenang pimpinan.

d. Jumlah aktiva / harta kekayaan perusahaan / instansi seperti yang tercantum dalam catatan perusahaan dicocokkan dengan aktiva / harta yang ada pada waktu yang tepat dengan tindakan yang sewajarnya diambil jika terjadi perbedaan.

2. Pengawasan administratif

Pengawasan administratif meliputi (tetapi tidak terbatas pada) rencana serta prosedur dan pencatatan yang berhubungan dengan proses pembuatan keputusan yang membuat pimpinan perusahaan untuk menyetujui atau memberi wewenang atas terjadinya transaksi-transaksi. Pemberian wewenang tersebut merupakan fungsi pimpinan perusahaan yang langsung berhubungan dengan tanggungjawab untuk mencapai titik tolak serta menciptakan pengawasan akuntansi atau transaksi.


(42)

3. Pengawasan penggunaan

Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar penggunaannya. Penggunaan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada.

Menurut Suharli (2006;173), “ kas dan setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat dikonversi menjadi kas dalam jumlah tertentu tanpa harus menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.”

Ciri-ciri sistem pengawasan internal yang baik adalah sebagai berikut : a. Struktur organisasi yang baik.

b. Sistem organisasi dan tanggungjawab yang jelas. c. Sistem akuntansi yang baik.

d. Kebijaksanaan personalia yang baik.

e. Badan atau staf internal auditor yang cakap. f. Dewan komisaris yang kompeten dan cakap.

Kas tidak mempunyai tanda kepemilikan khusus dan mudah dipindahtangankan. Sifat demikian itu mengakibatkan manajemen harus yakin bahwa :

a. Setiap pengeluaran kas telah sesuai dengan tujuan penggunaan yang telah ditetapkan


(43)

c. Tidak ada penyalahgunaan terhadap kas perusahaan

Dari sifat-sifat kas tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aspek perencanaan dan pengawasan internal terhadap kas harus mendapat perhatian yang serius oleh manajemen. Dimana setiap pengawasan internal terhadap kas harus diciptakan untuk melindungi dan mengamankan serta meningkatkan efektifitas dan efesiensi pengguna manajemen.

Secara garis besar pengawasan kas harus diarahkan kepada dua hal, yaitu : administrative dan accounting control sesuai dengan tanggungjawab manajemen terhadap kas yang secara umum terdiri dari : a. Menyediakan kas dalam jumlah yang cukup untuk menjamin

kelancaran operasi perusahaan /instansi. b. Menghindari terjadinya kas yang menganggur.

c. Meningkatkan efisiensi operasi dan mencegah terjadinya kerugian-kerugian sebagai akibat dari adanya tindak penyelewengan kas atau penyalahgunaan wewenang.

Berikut ini diuraikan beberapa hal yang menyebabkan pentingnya pengawasan internal kas, mencakup :

a. Sebagian besar transaksi perusahaan yang terdiri dari uang kas dan transaksi lainnya yang secara tidak langsung mempengaruhi kas, tetapi akan melalui kas juga.

b. Kas merupakan aset yang paling lancar sehingga menjadi sasaran utama untuk melakukan penyelewengan dan manipulasi. perkreditan


(44)

piutang disebabkan oleh pendebetan kas sehingga jika penerimaan kas salah, kemungkinan perkreditan juga akan salah.

c. Pendebetan hutang merupakan lawan dari perkreditan kas sehingga jika salah mendebet hutang berarti salah dalam penerimaan kas.

d. Kesalahan dalam perkiraan kas kemungkinan dikarenakan oleh adanya kesalahan pada perkiraan yang lainnya.

Jadi pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan.

B.Tujuan dan Fungsi Pengawasan Internal Kas 1. Tujuan sistem pengawasan internal kas

Mengingat mayoritas transaksi diperusahaan melibatkan kas, maka pengawasan internal kas sangat diperlukan guna menghindari terjadinya penyelewengan yang dilakukan terhadap kas. Pengawasan internal kas tercakup dalam suatu pengawasan internal kas. Pada dasarnya tujuan pengawasan internal kas adalah :

a. Diperolehnya data / informasi mengenai kas yang sebenarnya.

b. Untuk mencek kecermatan antara dana dari catatan menurut pembukuan dengan saldo kas yang sebenarnya.

c. Untuk mencek pelaksanaan kegiatan / aktivitas mengenai kas sehingga apabila terjadi penyimpangan dari sistem yang diterapkan dapat diambil tindakan koreksi.


(45)

1) Pengawasan terhadap penerimaan kas.

Sumber penerimaan uang kas yang lazim dalam perusahaan berasal dari penjualan tunai, penerimaan kas pelunasan piutang untuk untuk penjualan kredit, dan penerimaan lainnya seperti hasil penjualan investasi sementara atau penjualan aktiva tetap perusahaan.Agar semua hasil penerimaan ini dapat diamankan dan menjadi milik perusahaan maka pengawasan intern yang baik harus diciptakan dan dibina.

2) Pengawasan terhadap pengeluaran kas.

Sama halnya dengan penerimaan kas, pengeluaran kas juga harus dikelola sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kesalahan atau kecurangan dalam pelaksanaannya yang mengakibatkan kerugian perusahaan.Pengeluaran kas biasanya berupa pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan / instansi untuk berbagai macam keperluan, misalnya pembayaran hutang, pembayaran gaji karyawan dan biaya-biaya lainnya.

Adapun tujuan dari sistem pengawasan internal kas adalah sebagai berikut: a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.

Tanggungjawab utama menjaga harta milik perusahaan dan mencegah serta menemukan kesalahan-kesalahan terletak ditangan manajemen, perlu adanya pengawasan internal yang baik agar dapat melimpahkan tanggung jawab secara tepat.


(46)

Sistem akuntansi dan administrasi sangat diperlukan guna menjaga ketelitian data akuntansi yang ada, sistem tersebut dapat berjalan baik dengan mengadakan formulir dan bukti pencatatan sebagai dasar pengawasan. Dengan adanya formulir atau bukti pencatatan yang tersedia, akan dapat diketahui apakah pencatatan itu dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada atau tidak.

c. Mewujudkan efisiensikerja.

Untuk dapat mewujudkan efisiensi kerja, perlu dirancang suatu sistem dan prosedur operasional tiap-tiap bagian operasi perusahaan / instansi, sehingga pelaksanaan operasi perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan tertib.

d. Membentuk dan menjagakebijaksanaan manajemen.

Dengan adanya formulir-formulir, bukti pencatatan dan prosedur yang telah ditetapkan serta adanya pemisahan tanggungjawab yang jelas, diharapkan dapat membantu serta menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.

2. Fungsi pengawasan internal kas

Fungsi pengawasan internal kas secara umum antara lain ialah untuk menjamin terselenggaranya pencatatan kas yang akurat, tersimpannya kas dengan aman dan adanya pengeluaran kas yang dilakukan dan disahkan oleh personil dan yang berwenang dan dengan jumlah yang benar. Ciri-ciri dasar dari sebuah pengawasan internal kas adalah sebagai berikut:


(47)

a. Secara khusus menetapkan tanggung jawab pengelolaan penerimaan kas.

b. Pemisahaan pengelolaan dan pencatatan penerimaan kas. c. Mendepositokan seluruh kas yang diterima setiap hari. d. Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas. e. Pemeriksaan intern dalam interval waktu yang tak terduga.

Terdapat tujuh macam fungsi struktur pengawasan internal kas secara rinci yang harus terpenuhi untuk mencegah setiap kesalahan yang mungkin terjadi di dalam pencatatan. Struktur pengawasan internal kas tersebut harus memberikan kepastian pada :

a. Setiap transaksi yang dicatat adalah sah (valid)

Struktur pengendalian internal kas tidak dapat memberikan transaksi fiktif, dan yang sebenarnya tidak terjadi di dalam catatan akuntansi lainnya.

b. Setiap transaksi diotorisasi dengan tepat.

c. Dalam hal ini, jika suatu transaksi tidak diotorisasi, maka dapat mengakibatkan otorisasi yang curang.

d. Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dan hal ini dilakukan guna mencegah hilangnya setiap transaksi dari catatan.

e. Setiap transaksi harus dinilai dengan cepat dan tepat.

Pengendalian yang memadai harus disertai dengan prosedur untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan dan pencatatan transaksi pada berbagai langkah-langkah proses pencatatan.


(48)

f. Transaksi yang terjadi harus diklasifikasikan dengan tepat.

Pengklasifikasian perkiraan yang tepat sesuai dengan kode perkiraan klien harus dicatat dalam jurnal.

g. Transaksi yang terjadi dicatat pada waktu yang tepat.

h. Setiap transaksi dimasukkan dengan tepat kedalam catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar.

C. Unsur-unsur Pengawasan Internal Kas

Adapun unsur-unsur yang menjadi syarat pengawasan internal adalah sebagai berikut :

1. Suatu rencana organisasi harus memiliki pemisahan fungsi secara tepat. Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggungjawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggungjawab fungsional dalam organisasi harus dipisahkan berdasarkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.

2. Sistem pemberian wewenang dan prosedur pencatatan yang layak untuk melaksanakan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta, hutang, dan pendapatan serta biaya.

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk menghasilkan data keuangan yang tepat. Klasifikasi data keuangan dapat dilakukan


(49)

dalam rekening-rekening buku besar. Susunan rekening yang baik harus dapat memenuhi hal-hal sebagai berikut :

a. Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan dengan ekonomis, meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan teliti semua harta, hutang, pendapatan, harga pokok dan biaya-biaya yang harus dirinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen didalam melakukan operasi. b. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat dalam

setiap rekening, memberi batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, pendapatan, dan biaya-biaya.

3. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan didalam menjalankan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi.

Adapun cara-cara yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah :

Penggunaan formulir bernomor urut cetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

a. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh suatu organisasi tanpa ada campur tangan dari organisasi lainnya. b. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak

c. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengawasan internal kas.


(50)

Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu sistem pengendalian internal. Apabila sudah disusun struktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik, tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa dipastikan bahwa sistem pengawasan tidak akan berhasil dengan baik.

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara

1. Prosedur penerimaan kas

Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara meliputi serangkaian proses pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas serta pertanggungjawaban kembali, proses ini dapat dilakukan secara manual ataupun menggunakan sistem terkomputerisasi.

Adapun prosedur yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara secara lebih rinci meliputi :

1. Dengan nama retribusi :Pemakaian Kekayaan Daerah, Tempat Pelelangan Ikan, Penjualan Produksi Usaha Daerah dan Izin Usaha Perikanan, dipungut retribusi.

2. Objek retribusi :Pemakaian Kekayaan Daerah, Tempat Pelelangan Ikan, Penjualan Produksi Usaha Daerah dan Izin Usaha Perikanan dipungut retribusi di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.


(51)

3. Subjek retribusi : Pemakaian Kekayaan Daerah, Tempat Pelelangan Ikan, Penjualan Produksi Usaha Daerah dan Izin Usaha Perikanan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan/menikmati pelayanan atas pemakaian kekayaan daerah.

4. Wajib Retribusi wajib mengisi Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah (SPdORD)

5. Surat Pendaftaran Objek Retribusi Daerah (SPdORD), harus di isi dengan jelas, benar dan lengkap serta di tanda tangani oleh wajib retribusi atau kuasanya.

6. Bentuk, isi, serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD di atur Lebih lanjut dengan keputusan Instansi Pengelola sesuai dengan Peraturan Perundang – Undangan.

7. Retribusi terutang ditetapkan dengan menerbitkan dengan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

8. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terutang akan dikeluarkan SKRDKBT.

9. Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dan SKRDKBT, diatur lebih lanjut dengan keputusan instansi pengelola sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

2. Prosedur pengeluaran kas

Prosedur pengeluaran kas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara meliputi serangkaian proses baik manual maupun


(52)

terkomputerisasi mulai pencatatan, penggolongan, peringkasan, transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara.

Adapun prosedur pengeluaran kas secara rinci yang dilaksanakan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara meliputi: 1. Retribusi : Pemakaian Kekayaan Daerah, Tempat Pelelangan Ikan,

Penjualan Produksi Usaha Daerah dan Izin Usaha Perikanan, dikenakan pada wajib Retribusi.

2. Pemungutan Retribusi dilaksanakan oleh petugas pemungut instansi pengelola.

3. Pembayaran Retribusi dilakukan oleh wajib Retribusi dengan menggunakan surat setoran Retribusi Daerah (SSRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

4. Wajib Retribusi harus membayar tunai nilai jasa pelayanan atas pemakaian kekayaan daerah secara langsung.

5. Wajib Retribusi disetorkan seluruhnya ke Kas Daerah 1 x 24 jam. 6. Pembagian Penerimaan Hasil Retribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

adalahSebagai Berikut :

a. Untuk Provinsi Sebesar 65 % ( Enam Puluh Lima Persen ) b. Untuk pemerintah Kab/Kota35 % ( Tiga Puluh Lima Persen )

7. Pengelokasian Penerimaan Provinsi Sebagaimana dimaksud Huruf a tersebut diatas,dengan perincian sebagai berikut :


(53)

a. Dana Pembangunan 30% b. Pembinaan dan Pengawasan 5%

c. Biaya Operasional 15%

d. Perawatan Tempat Pelelangan Ikan ( TPI ) 10%

e. Kesejahteraan Nelayan 5%

8. Pengalokasikan Penerima Kab/Kota Sebagaimana dimaksud Huruf b,dengan perincian Sebagai berikut :

a. Dana Pembangunan 30%

b. Pembinaan dan Pengawasan 5%

E. Jenis-jenis Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara

1. Jenis - jenis penerimaan kas

Penerimaan kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara bersumber dari :

a. Retribusi Kekayaan daerah yang dikelola oleh UPT LPPMHP Medan b. Retribusi Jasa Penjualan Produksi Usaha Daerah yang dikelola oleh

UPT Budidaya Ikan Kerasaan

c. Retribusi Tempat Pelelangan Ikan yang dikelola oleh UPT.PPP Tanjung Balai Asahan

d. Retribusi Izin Usaha Perikanan yang dikelola oleh Bidang Perikanan Tangkap.


(54)

2. Jenis-jenis pengeluaran kas

Pengeluaran kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara secara umum mencakup :

a. Belanja pegawai

Belanja pegawai terdiri dari : a) Biaya penelitian.

b) Pengabdian kepada masyarakat.

c) Pembinaan dan pelayanan kesejahteraan masyarakat. d) Pembinaan kerumahtanggaan dan Lingkungan Nelayan. b. Belanja barang

Belanja barang terdiri dari : a) Bahan.

b) Inventaris.

c) Langganan daya dan Jasa, seperti rekening listrik dan telepon. d) Penyelenggaraan, mencakup :

a. Undangan rapat dan kunjungan. b. Seminar dan workshop.

c. Penyelenggaraan kegiatan ilmiah,dies natalis, dan penataran. c. Belanja pemeliharaan

Belanja pemeliharaan terdiri dari : a) Pemeliharaan perabot/ inventaris. b) Pemeliharaan kendaraan operasional.

c) Pemeliharaan investasi dan peralatan/perabot penunjang. d) Pemeliharaan gedung, Instalasi air dan listrik.


(55)

d. Belanja perjalanan

Belanja perjalanan terdiri dari :

a) Perjalanan dinas tugas Kadis dan Pegawai.

b) Bantuan perjalanan bagi pegawai dan administrasi.

F. Sistem Pengawasan Internal Kas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara

1. Sistem pengawasan internalpenerimaan kas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara

Untuk mengawasi prosedur penerimaan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara maka pihak manajemen menerapkan hal-hal berikut :

a. Tanggung jawab dalam setiap penanganan kas dilakukan secara tegas dan pasti.

b. Pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat segera setiap adanya pemasukan kas.

c. Memeriksa keabsahan penerimaan kas, Misalnya berapa jumlah yang diterima dan siapa yang menerima.

d. Fungsi penerimaan kas dibedakan dengan fungsi pembukuan, keduanya dijabat oleh orang yang berbeda.

e. Saldo kas yang ada selalu diperiksa oleh yang berwenang setiap periodenya.


(56)

f. Untuk membuktikan kebenaran buku kas, Bukti bukti pendukung tetap disimpan oleh bagian keuangan.

g. Dinas hanya menyimpan sejumlah kas yang cukup untuk kebutuhan Dinas sehari-hari dan selebihnya disimpan di Bank.

2. Sistem pengawasan internalpengeluaran kas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara

Sistem pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a. Dinas menetapkan bagian-bagian tertentu yang berwenang untuk menandatangani kwitansi, cek dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah tertentu.

b. Penandatanganan cek dan alat pembayaran lainnya dilakukan oleh sekurang-kurangnya oleh 2 bagian.

c. Semua kwitansi yang akan dibayar umumnya mempunyai nomor urut. d. Fungsi pengeluaran kas dan pembukuan dilakukan oleh orang yang

berbeda.

e. Bagian keuangan membuat laporan pengeluaran setiap bulannya.

f. Bagian Keuangan akan mengeluarkan dana setelah terlebih dahulu memeriksa bukti pendukungnya dan telah memenuhi syarat pembayaran.

g. Setelah pembayaran dilakukan, semua dokumen pendukung diberi tanda lunas dan diberi tanggalsesuai kapan transaksi tersebut terjadi.


(57)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengawasan sistem internal kas padaDinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Di dalam kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara semua saling berkaitan dengan yang lainnya.

2. Perlu kerja sama yang optimal dan bermanfaat dalam usaha pencapaian tujuan.

3. Struktur organisasi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi sumatera Utara dinilai sudah cukup baik karena dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan pembagian tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan pengawasan internal kas yang dilakukan. 4. Pengawasan internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi

aktiva dari penyalagunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang – undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.

5. Jenis pengawasan internal kas meliputi 3 hal ,yaitu : a. Pengawasan Akuntansi

b. Pengawasan Administratif c. Pengawasan Penggunaan


(58)

6. Sistem pengawasan internal penerimaan kas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab dalam setiap penanganan kas dilakukan secara tegas dan pasti.

b. Pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat segera setiap adanya pemasukan kas.

c. Memeriksa keabsahan penerimaan kas, Misalnya berapa jumlah yang diterima dan siapa yang menerima.

d. Fungsi penerimaan kas dibedakan dengan fungsi pembukuan, keduanyadijabat oleh orang yang berbeda.

e. Saldo kas yang ada selalu diperiksa oleh yang berwenang setiap periodenya.

f. Untuk membuktikan kebenaran buku kas, Bukti bukti pendukung tetap disimpan oleh bagian keuangan.

g. Dinas hanya menyimpan sejumlah kas yang cukup untuk kebutuhan kantor sehari – hari dan selebihnya disimpan di Bank.

7. Sistem pengawasan internal pengeluaran kas yang dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : a. Dinas menetapkan bagian – bagian tertentu yang berwenang untuk

menandatangani kwitansi, cek dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah tertentu.

b. Penandatanganan cek dan alat pembayaran lainnya dilakukan oleh sekurang- kurangnya oleh 2 bagian.


(59)

c. Semua kwitansi yang akan dibayar umumnya mempunyai nomor urut.

d. Fungsi pengeluaran kas dan pembukuan dilakukan oleh orang yang berbeda.

e. Bagian keuangan membuat laporan pengeluaran setiap bulannya. f. Bagian Keuangan akan mengeluarkan dana setelah terlebih dahulu

memeriksa bukti pendukungnya dan telah memenuhi syarat pembayaran.

g. Setelah pembayaran dilakukan, semua dokumen pendukung diberi tanda lunas dan diberi tanggalsesuai kapan transaksi tersebut terjadi. 8. Prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas pada Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Sumatera Utara sudah cukup baik dengan adanya bukti-bukti yang dilaporkan & disimpan oleh pihak yang berwenang serta telah dilakukan pencatatan langsung dari penerimaan dan pengeluaran kas.

B. Saran

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki antara lain :

1. Sistem pengawasan yang diterapkan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara hendaknya dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan terus -menerus, agar terus berkembang kemajuan di instansi ini.


(60)

2. Meneliti catatan potongan harga dan membandingkan rincian cek yang tertulis pada duplikat bukti setoran yang disahkan bank dengan besarnya cek yang dicatat pada penerimaan kas, mencek kebenaran ayat jurnal penerimaan kas, melakukan konfirmasi piutang,memisahkan tugas penerimaan kas dan tugas penerimaan surat – surat masuk serta cek yang diterima. .

3. Untuk menghindari terjadinya kecurangan dan penyelewengan kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara sebaiknya semua kwitansi yang telah dibayar, dicatat dalam suatu daftar menurut waktu pengeluarannya dan diparaf oleh si penerima kwitansi tersebut dan disesuaikan dengan tanggal dan nama pada kwitansi agar sesuai dengan yang tercatat dalam buku kas.

4. Jika memungkinkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara berulang agar prosedur penerimaan dan pengeluaran kas di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara jelas dan lebih lanjut adanya pemeriksaan oleh auditor internal.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Erwin, 2001, Jurnal Ekonomi, Pertimbangan Intern Dalam Mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan Kecil, Edisi April, BPFE USU; Medan. Baridwan, Zaki, 2003.Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Badan Penerbit

FE-UGM; Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Sistem Pengawasan Manajemen ( Management Control System), Pustaka Quantum;Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002.Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat;Jakarta.

Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia;Jakarta.

Soemarso S, R, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar , Salemba Empat ; Jakarta Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Perdagangan, edisi

pertama, Graha Ilmu;Yogyakarta.

Smith Jay M. and Skousen, K. Fred, 1992. Intermediate Accounting, Terjemahan Nugroho Widjayanto, Edisi Kedelapan, Erlangga; Jakarta. Warren, Carl S, James M. Reeve dan Philip E. Fess, 2005. Accounting, Salemba


(62)

(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa terhadap sistem pengawasan sistem internal kas padaDinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Di dalam kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara semua saling berkaitan dengan yang lainnya.

2. Perlu kerja sama yang optimal dan bermanfaat dalam usaha pencapaian tujuan.

3. Struktur organisasi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi sumatera Utara dinilai sudah cukup baik karena dapat menunjang terbentuknya kesatuan perintah yang terarah dan pembagian tugas, fungsi, wewenang serta tanggung jawab yang jelas. Hal ini sangat membantu dalam pelaksanaan pengawasan internal kas yang dilakukan. 4. Pengawasan internal merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi

aktiva dari penyalagunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang – undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.

5. Jenis pengawasan internal kas meliputi 3 hal ,yaitu : a. Pengawasan Akuntansi

b. Pengawasan Administratif c. Pengawasan Penggunaan


(2)

6. Sistem pengawasan internal penerimaan kas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab dalam setiap penanganan kas dilakukan secara tegas dan pasti.

b. Pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat segera setiap adanya pemasukan kas.

c. Memeriksa keabsahan penerimaan kas, Misalnya berapa jumlah yang diterima dan siapa yang menerima.

d. Fungsi penerimaan kas dibedakan dengan fungsi pembukuan, keduanyadijabat oleh orang yang berbeda.

e. Saldo kas yang ada selalu diperiksa oleh yang berwenang setiap periodenya.

f. Untuk membuktikan kebenaran buku kas, Bukti bukti pendukung tetap disimpan oleh bagian keuangan.

g. Dinas hanya menyimpan sejumlah kas yang cukup untuk kebutuhan kantor sehari – hari dan selebihnya disimpan di Bank.

7. Sistem pengawasan internal pengeluaran kas yang dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : a. Dinas menetapkan bagian – bagian tertentu yang berwenang untuk

menandatangani kwitansi, cek dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah tertentu.

b. Penandatanganan cek dan alat pembayaran lainnya dilakukan oleh sekurang- kurangnya oleh 2 bagian.


(3)

c. Semua kwitansi yang akan dibayar umumnya mempunyai nomor urut.

d. Fungsi pengeluaran kas dan pembukuan dilakukan oleh orang yang berbeda.

e. Bagian keuangan membuat laporan pengeluaran setiap bulannya. f. Bagian Keuangan akan mengeluarkan dana setelah terlebih dahulu

memeriksa bukti pendukungnya dan telah memenuhi syarat pembayaran.

g. Setelah pembayaran dilakukan, semua dokumen pendukung diberi tanda lunas dan diberi tanggalsesuai kapan transaksi tersebut terjadi. 8. Prosedur penerimaan kas dan pengeluaran kas pada Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Sumatera Utara sudah cukup baik dengan adanya bukti-bukti yang dilaporkan & disimpan oleh pihak yang berwenang serta telah dilakukan pencatatan langsung dari penerimaan dan pengeluaran kas.

B. Saran

Untuk menambah manfaat penulisan tugas akhir ini, maka penulis memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki antara lain :

1. Sistem pengawasan yang diterapkan di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara hendaknya dapat dipertahankan dan dapat ditingkatkan terus -menerus, agar terus berkembang kemajuan di instansi ini.


(4)

2. Meneliti catatan potongan harga dan membandingkan rincian cek yang tertulis pada duplikat bukti setoran yang disahkan bank dengan besarnya cek yang dicatat pada penerimaan kas, mencek kebenaran ayat jurnal penerimaan kas, melakukan konfirmasi piutang,memisahkan tugas penerimaan kas dan tugas penerimaan surat – surat masuk serta cek yang diterima. .

3. Untuk menghindari terjadinya kecurangan dan penyelewengan kas pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara sebaiknya semua kwitansi yang telah dibayar, dicatat dalam suatu daftar menurut waktu pengeluarannya dan diparaf oleh si penerima kwitansi tersebut dan disesuaikan dengan tanggal dan nama pada kwitansi agar sesuai dengan yang tercatat dalam buku kas.

4. Jika memungkinkan sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara berulang agar prosedur penerimaan dan pengeluaran kas di Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara jelas dan lebih lanjut adanya pemeriksaan oleh auditor internal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Erwin, 2001, Jurnal Ekonomi, Pertimbangan Intern Dalam Mengaudit Laporan Keuangan Perusahaan Kecil, Edisi April, BPFE USU; Medan. Baridwan, Zaki, 2003.Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, Badan Penerbit

FE-UGM; Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001. Sistem Pengawasan Manajemen ( Management Control System), Pustaka Quantum;Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002.Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat;Jakarta.

Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia;Jakarta.

Soemarso S, R, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar , Salemba Empat ; Jakarta Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Perdagangan, edisi

pertama, Graha Ilmu;Yogyakarta.

Smith Jay M. and Skousen, K. Fred, 1992. Intermediate Accounting, Terjemahan Nugroho Widjayanto, Edisi Kedelapan, Erlangga; Jakarta. Warren, Carl S, James M. Reeve dan Philip E. Fess, 2005. Accounting, Salemba


(6)