BAB III SISTEM PENGAWASAN INTERNAL KAS PADA DINAS KELAUTAN
DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA
Penulis telah menguraikan pengawasan internal yang telah ditetapkan oleh perusahaan intansi dalam hal ini adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Sumatera Utara. Dalam bab ini penulis akan menganalisa sekaligus mengevaluasi bagaimana relevansi antara teori yang diterapkan oleh perusahaan instansi.
A. Pengertian Sistem Pengawasan Internal Kas
Maju mundurnya suatu perusahaan instansi sangat bergantung pada cara pengelolaan manajemen yang diterapkan. Sedangkan berhasil tidaknya
manajemen dalam menjalankan tugasnya akan tercermin dalam laporan keuangan yang disajikan, dalam hal ini pengawasan merupakan salah satu
fungsi manajemen untuk menyelenggarakan seluruh rencana kegiatan yang telah ditetapkan agar dapat berjalan dengan baik.
Setiap perusahaan instansi memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa
maupun sebagai investasi dalam perusahaan instansi tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai pengertian kas, Standar Akuntansi Keuangan 2002 : 85
memberikan pengertian sebagai berikut : “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunaka untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”.
Menurut Baridwan 2003 :85 “ kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi”. Dalam neraca kas
26
merupakan aktiva yang paling sering berubah. Hampir dalam setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas.
Menurut Soemarso, 2004 : 320 “ Kas adalah segala sesuatu , baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan
diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”. Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting
dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua transaksi
usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu : 1.
Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan. 2.
Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan
beragam tanpa tanda pemilik. 3.
Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.
Pengelolaan kas dapat dikriteriakan sebagai berikut : 1.
Diakui secara umum sebagai alat pembayaran yang sah. 2.
Dapat digunakan setiap saat bila dikehendaki. 3.
Penggunaannya secara bebas. 4.
Diterima sesuai nilai nominalnya pada saat diuangkan tersebut. Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk
rekening giro. Setoran kas adalah asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi dan dengan cepat dapat
dijadikan menjadi kas. Arus kas adalah arus masuk dan merupakan salah satu dari beberapa elemen laporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1.
Neraca. 2.
Laporan Realisasi Anggaran 3.
Laporan Arus Kas dan 4.
Catatan atas Laporan keuangan. Sebagai sebahagian dari laporan keuangan, laporan arus kas
merupakan alat komunikasi artinya bahwa laporan arus kas itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan kas dari suatu perusahaan
tersebut. Dengan laporan arus kas para pemakai dapat mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan instansi, struktur keuangan
termasuk likuiditas dan solvabilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan
dan peluang. Sedangkan Pengawasan berarti : mendeterminasi apa yang telah
dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai
dengan rencana-rencana. “Pengawasan internal merupakan kebijakan dan prosedur yang
melindungi aktiva dari penyalagunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, memastikan bahwa perundang – undangan serta peraturan dipatuhi
sebagaimana mestinya.”Warren,2005:289.
Sistem ini menciptakan
pengawasan intern yang cukup terhadap kas, diperolehnya data akuntansi yang tepat dan dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha serta mendorong
dipenuhinya kebijaksanaan pimpinan. Sedangkan “Sistem pengawasan intern suatu organisasi terdiri dari
kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai.”Abubakar, 2001:83. Dari
defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem yang menjadi alat pengawasan internal merupakan penekanan pada penggunaan, cara-cara dan
prosedur-prosedur yang bertujuan untuk : 1.
Melindungi harta atau aktiva perusahaan 2.
Memeriksa kecermatan dan seberapa jauh kehandalan data akuntansi yang disajikan dapat dipercaya keabsahannya
3. Meningkatkan efisiensi kerja karyawan
4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan perusahaan yang telah ditetapkan
Jadi pada dasarnya, pengawasan internal kas bertujuan untuk melindungi harta perusahaan, dan berusaha sedapat mungkin menghindari
penyelewengan dan penyalahgunaan harta perusahaan. Pengawasan Internal Kas Meliputi 3 hal :
1. Pengawasan akuntansi
Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan
pengamanan harta kekayaan perusahaan dari catatan-catatan keuangan