41
Biaya perolehan aset tetap yang diperbaiki, dibeli, atau dikonstruksi sebagai penggantian diatur mengikuti
kebijakan akuntansi “Aset tetap” ini. 4.
Dibangun sendiri Aset Tetap yang dibangun sendiri dicatat sebagai Pekerjaan Dalam
Pelaksanaan PDP ketika aset tersebut masih dalam tahap pembangunanpengerjaan
.
Pekerjaan Dalam Pelaksanaan merupakan biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan pembangunan aset tetap. Pekerjaan
Dalam Pelaksanaan dinyatakan sebesar biaya perolehan yang dapat diatribusikan secara langsung dan biaya
overhead
dengan proses pembangunankonstruksi aset yang bersangkutan. Biaya
perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman selama masa pembangunan dari pinjaman yang digunakan untuk pembangunan
dan beban penyusutan aset tetap yang digunakan dalam pekerjaan pembangunan. Biaya perolehan suatu aset yang dikonstruksi
sendiri ditentukan dengan menggunakan prinsip yang sama sebagaimana aset yang diperoleh bukan dengan konstruksi sendiri.
Jika Perusahaan membuat aset serupa untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, biaya perolehan aset biasanya sama dengan biaya
konstruksi aset untuk dijual.
D. Metode Penyusutan Aset tetap
Menurut Soemasrso 2005:24 penyusutan depresiasi adalah pengakuan
42
adanya penurunan nilai aset tetap berwujud. Menurut Suradi 2009:241 penyusutan adalah proses pengalokassian menjadi biaya dari harga perolehan
suatu aset tetap selama masa manfaatnya dalam suatu cara yang rasional dan sistematis
depreciation is the process of allocating to expense the cost of plant assets suer its useful service life in rational and systematic maner.
Beberapa konsep terkait dengan penyusutan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia 2004 dalam PSAK No.16, antara lain:
1. Penyusutan atau depresiasi adalah alokasi sistematik jumlah yang
dapat disusustkan dari suatu aset tetap sepanjang masa manfaatnya.
2. Jumlah yang didapat disusutkan
depreciable amount
adalah biaya perolehan suatu aset tetap atau jumlah lain yang disubstitusikan
untuk biaya perolehan dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya.
3. Masa manfaat adalah :
a. Periode suatu aset diharapkan dapat digunakan oleh
perusahaan. b.
Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset oleh perusahaan
4. Nilai sisa adalah jumlah netto yang diharapkan dapat diperoleh
pada akhir masa manfaat suatu aset tetap setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan.
5. Nilai wajar adalah suatu jumlah, untuk itu suatau aset mungkin
ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang
43
memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar arm’s length transaction
6. Jumlah tercatat
carrying amount
adlah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu aset setalah dikurangi akumulasi penyusutan.
7. Jumlah yang dapat diperoleh kembali
recovable amount
adalah jumlah yang diharapkan dapat diperoleh kembali dari penggunaan
suatu aset tetap dimasa yang akan datang, termasuk nilai sisanya atas pelepasan aset.
Ada beberapa metode yang akan digunakan untuk menetukan besarnya penyusutan setiap periode. Berikut ini akan disajikan beberapa metode
penyusutan yang dapat digunakan oleh perusahaan. 1.
Metode garis lurus
Straight Line Method
Menurut metode garis lurus, bahwa beban penyusutan aset tetap adalah sama setiap periode sepanjang masa manfaat aset
tetap. Adapun rumus untuk menentukan besarnya beban penyusutan per tahun adalah :
Penyusutan per tahun
Sebagai contoh pada tanggal 2 Januari 2010 PT. Astuti Wamena
dibeli sebuah
kendaraaan dengan
harga Rp.22.000.000 dengan estimasi nilai sisa Rp.1.000.000 dan
estimasi masa manfaat kendaraan selama 5 tahun. Berapa penyusutan per tahun ?
44
Jawab : Penyusutan per tahun =
2. Metode Saldo Menurun Ganda
Double Declining Balance Method
Menurut metode saldo menurun ganda , bahwa penyusutan aset tetap semakin menurun dari waktu ke waktu. Hal ini
didasarkan pada asumsi bahwa semakin lama produktivitas aset tetap akan semakin menurun.
Dengan menggunkaan contoh yang sama pada PT. Surmen maka persentase penyusutan pada metode saldo menurun
ganda adalah 40 yaitu dua kali tarif garis lurus sebesar 20 x 2 harg perolehan sebesar Rp 22.000.000,- dan nilai sisa
sebesar Rp 1.000.000,- maka besar beban penyusutan ditahun pertama adalah
Beban penyusutan= Harga perolehan x persentase penyusutan = 22.000.000 x 40
= 8.800.000 3.
Metode Jumlah Angka Tahun
Sum of The Year Digit Method
Menurut metode jumlah angka tahun , bahwa beban penyusutan akan semakin menurun dari waktu ke waktu . hal
ini didasari pada asumsi bahwa kemampuan aset tetap dalam menghasilkan pendapatan semakin menurun. Dengan demikian
beban penyusutan akan tinggi pada awal pemakaian aset tetap dan akan semakin menurun pada tahun-tahun berikutnya.
45
Jumlah angka tahun dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah angka tahun N Sebagai contoh dengan menggunakan data yang sama pada
PT. Surti Wamena yaitu harga perolehan sebesar Rp.22.000.000,-
dan memeiliki
nilai sisa
sebesar Rp.1.000.000,- dan masa manfaat 5 tahun maka penyusutan
beban pada tahun pertama dapat dihitung dengan cara: Jumlah angka tahun = 5
Beban peny. tahun I = HP-Nilai sisa x pecahan angka tahun = 22.000.000-1.000.000 x 515
= 7.000.000 4.
Metode Unit Produksi Metode unit produksi ini didasarkan pada kapasitas produk
yang dihasilkan oleh aset tetap yang bersangkutan. Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk unit
produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian. Sebagai contoh aset tetap kendaraan yang dibeli oleh
PT.Surti Wamena diestimasi mampu digunakan sejauh 400.000 km. Pada tahun pertama digunakan sejauh 50.000 km,
maka perhitungan beban penyusutan adalah: Beban peny.per tahun =
=
46
=52,5 Beban peny.per tahun= Rp.52,5 x 50.000 km= 2.625.000
Tabel 111.1 Hasil Perbandingan Keempat Metode Penyusutan
Tahun Metode Penyusutan dalam Rp
Garis lurus Saldo Menurun
Angka Tahun Unit Produksi
2010 4.200.000
8.800.000 7.000.000
2.625.000 2011
4.200.000 5.280.000
5.600.000 7.875.000
2012 4.200.000
3.168.000 4.200.000
5.250.000 2013
4.200.000 1.900.800
2.800.000 3.937.500
2014 4.200.000
1.851.200 1.400.000
131.2500
Jumlah 21.000.000
21.000.000 21.000.000
21.000.000
Dengan demikian kesimpulan perbandingan keempat metode penyusutan aset tetap adalah :
1. Metode garis lurus menghasilkan jumlah penyusutan yang sama sampai
akhir masa manfaat aset tetap. 2.
Metode saldo menurun ganda menghasilkan jumlah beban penyusutan yang lebih tinggi pada tahun pertama pemakaian aset dan semakin
menurun ditahun berikutnya 3.
Metode angka tahun menghasilkan jumlah beban penyusutan tinggi pada awal pemakian aset tetap dan semakin menurun pada tahun berikutnya
sampai estimasi masa manfaat selesai. 4.
Metode unit produksi menghasilkan jumlah beban penyusutan yang relatif
47
tergantung pada kapasitas produksi atau berapa jam aset beroperasi. Menurut PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Penyusutan adalah
alokasi sistematis jumlah tersusutkan dari aset selama umur manfaatnya
.
Metode penyusutan yang diterapkan pada PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara adalah metode garis lurus sesuai dengan estimasi masa
manfaat dari setiap jenis aset tetap yang dimiliki perusahaan. Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset adalah jumlah tercatatnya dikurangi dengan
nilai residu aset yang bersangkutan. Kebijakan metode penyusutan maupun masa manfaat ditentukan pihak
manajemen Perusahaan. Penentuan metode penyusutan maupun masa manfaat tersebut membutuhkan pertimbangan berdasarkan pengalaman
Perusahaan terhadap aset yang serupa.
E. Penggantian Aset Tetap