Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Sejarah Ringkas

3 Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang dirumuskan oleh penulis dalam tugas akhir yang berjudul “ Sistem Pengendalian Internal Atas Aset Tetap pada PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang jelaskan diatas maka penulis merumuskan masalah dalam tugas akhir ini adalah “Apakah pengendalian internal pada PT.PLN Persero sudah efektif?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan utama peneliti melakukan penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas sistem pengendalian internal aset tetap PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. Manfaat dari penelitian adalah : 1. Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan penulis mengenai sistem pengendalian internal aset tetap, serta dapat membuat peneliti lebih memahami teori-teori dengan secara langsung mempelajari tentang sistem pengendalian ase tetap. 2. Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan bisa bermanfaat kedepannya bagi peneliti selanjutnya di kemudian hari yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal atas aset tetap. 3. Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi PT.PLN Persero Wilayah Sumatera dalam mengambil kebijakan atau pengambilan keputusan terkait sistem pengendalian internal aset tetap pada masa yang 4 akan datang dengan melihat laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh Peneliti.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal SurveiObservasi

Penelitian ini dilakukan pada PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara yang beralamat di Jl.KL.Yos sudarso No.284 Medan. Tabel 1.1 Jadwal surveiObservasi dan Penulisan Laporan Tugass Akhir No. Kegiatan Juni Juli I II III IV I II III IV 1. Pengesahan Tugas Akhir 2. Pengajuan Judul 3. Permohonan Izin Riset 4. Penunjukan Dosen Pembimbing 5. Pengumpulan Data 6. Penyusunan Tugas Akhir 7. Bimbingan Tugas Akhir 8. Penyelesaian Tugass Akhir 5

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri darai empat bab, dimana setiap bab saling berkaitan, Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta rencana penulisan yang terdiri dari jadwal surveiobservasi dan rencana isi. BAB II PT.PLN PERSERO WILAYAH SUMATERA UTARA. Dalam bab ini akan membahas tentang sejarah ringkas,struktur organisasi, Job describtion , jaringan usaha, kinerja usaha terkini dan rencana usaha. BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS ASET TETAP PADA PT.PLN PERSERO WILAYAH SUMATERA UTARA. Bab ini akan membahas tentang segala hal sehubungan dengan judul tugas akhir. Pembahasan mengenai 6 pengertian aset tetap, penggolongan aset tetap,cara perolehan aset tetap, metode penyusutan aset tetap, penggantian aset tetap, dan sistem pengendalian internal atas aset tetap. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas tentang kesimpulan yang merupakan inti dari pembahasan penulis dan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi kemajuan PT.PLN Persero wilayah sumatera utara. 7 BAB II PT.PLN PERSERO WILAYAH SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas

Sejarah keberadaan PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara berawal dari dimulainya usaha kelistrikan di Sumatera Utara pada tahun 1923, yakni ketika perusahaan swasta belanda bernama NV NIGEM OGEM membangun sentral listrik di tanah pertapakan yang saat ini menjadi lokasi kantor PLN Cabang Medan di Jl. Listrik No. 12 Medan. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan pada tahun 1924, di Tebing Tinggi tahun 1927, di Sibolga oleh NV ANIWM Berastagi dan Tarutung tahun 1929, di Tanjung Balai tahun 1931, di Labuhan Bilik tahun 1936 dan Tanjung Tiram pada tahun 1937. Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, bergeraklah aksi karyawan perusahaan listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang diambil alih itu kemudian diserahkan kepada Pemerintah RI yakni kepada Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu maka dengan Penetapan Pemerintah No.1 SD45 ditetapkanlah tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Dalam suasana hubungan antara Indonesia dan Belanda yang makin memburuk, maka pada tanggal 3 Oktober 1953 terbitlah Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 8 1945. Setelah aksi ambil alih itu maka sejak tahun 1955 berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara yang meliputi daerah Sumatera Timur dan Tapanuli yang berpusat di Medan. Pada bulan Maret 1958 dibentuk Penguasa Perusahaan-Perusahaan Listrik dan Gas P3LG yang merupakan gabungan antara pengusahaan listrik dan pengusahaan gas. Dalam perjalanannya, pada tahun 1959 P3LG berubah menjadi Direktorat Djenderal PLN DDPLN. Pada tanggal 1 Januari 1961 dibentuklah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara BPU –PLN yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No. 16120 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan pun berubah. Perusahaan listrik di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau diubah namanya menjadi PLN Eksploitasi. Pada tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan melalui Peraturan Menteri PUT No. 9 PRT64 dan kemudian dibentuklah 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara PLN yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara PGN yang mengelola gas. Kemudian dengan terbitnya Peraturan Menteri No. 1PRT65 ditetapkanlah pembagian daerah kerja PLN secara nasional menjadi 15 Kesatuan daerah Eksploitasi, dimana PLN Sumatera Utara ditetapkan menjadi PLN Eksploitasi I. Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan Surat Keputusan Direksi PLN No. KPTS 009DIRPLN1966 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, dan Pematang Siantar yang berkedudukan di Tebing Tinggi. Peraturan 9 Pemerintah No. 18 tahun 1972 mengubah bentuk perusahaan menjadi Perusahaan Umum PERUM yang isinya mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab yuntuk membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam Surat Keputusan Menteri PUTL No. 01PRT73 menetapkan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara. Menyusul kemudian terbit Peraturan Menteri PUTL No. 013PRT75 yang mengubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah, dimana PLN Eksploitasi II berubah namanya menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Dengan berlakunya undang-undang No. 15 tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan, Perusahaan Umum PERUM Listrik Negara ditetapkan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan PKUK. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas usaha penyediaan tenaga listrik, maka pada tanggal 16 Juni 1994 terbitlah Peraturan Pemerintah No.231994 yang isinya menetapkan status PLN yang berubah dari Perusahaan Umum PERUM Listrik Negara dialihkan bentuknya menjadi Perusahaan Perseroan PERSERO. Sejak status perusahaan berubah, perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat. Hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi- indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa mendatang serta sebagai 10 upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 078.K023DIR1996 tanggal 8 Agustus 1996, dibentuklah organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN Persero Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PT PLN Persero Wilayah II, maka fungsi – fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola oleh PT PLN Persero Wilayah II berpisah tanggung jawab pengelolaannya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN Persero Wilayah II berkonsentrasi pada bidang distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun 2003 PT PLN Persero Wilayah II berubah namanya menjadi PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara. Wilayah Kerja PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara meliputi keseluruhan wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan luas 71.680,68 km2 yang terdiri atas 25 Kabupaten dan 8 Kota dengan 417 kecamatan dan 5.856 desakelurahan dimana sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera dan sebagian kecil berada di Pulau Nias. Berikut ini akan dijelaskan visi dan misi PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara.  Visi PT.PLN Persero wilayah sumatera utara Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.  Misi PT.PLN Persero wilayah sumatera utara 11 a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait. b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.  Moto PT.PLN Persero wilayah sumatera utara Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik Electricity for a Better Life  Tata Nilai Perusahaan PT.PLN Persero wilayah sumatera utara Tata nilai PT PLN Persero Wilayah Sumatera Utara berpedoman pada Tata Nilai Perusahaan yang ditetapkan oleh PLN Pusat yaitu meliputi sikap- sikap Saling percaya,memiliki Integritas, Peduli dan Pembelajar SIPP yang dituangkan dalam Pedoman PerilakuCode of Conduct COC.  Logo Perusahaan Gambar II.1. Logo PT.PLN Persero Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan adalah sesuai dengan yang tercantum di dalam Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No.: 03DIR76 Tanggal 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara. Makna logo adalah sebagai berikut: 12 1. Bidang Persegi Panjang Vertikal Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,melambangkan bahwa PT. PLN Persero merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini. 2. Petir atau Kilat Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengertikan kerja cepat dan tepatpara insan PT. PLN persero dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya. warna merah yang melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan jaman. 3. Tiga Gelombang Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN Persero guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan 13 konstan sesuatu yang tetap seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya

B. Struktur Organisasi