Dalam Rangka Impor PDRI, karena uraian barang danatau rincian nilai pabean tidak jelas.
Untuk dapat melakukan persetujuan tersebut importir mengajukan permohonan kepada Kepala Kantor Pabean; atau Kepala Bidang
Pelayanan Fasilitas Pabean dan Cukai atau pejabat yang ditunjuknya.
12. Fasilitas Pemberitahuan Pendahuluan Prenotification
Pengertian fasilitas prenotification adalah pengajuan Pemberitahuan Impor Barang PIB sebelum pihak pengangkut menyerahkan inward
manifest dengan ketentuan: a.
Bagi importir MITA Prioritas tanpa harus mengajukan permohonan;Dalam hal ini Importir MITA Prioritas wajib
menyampaikan rekapitulasi PIB dalam bentuk softcopykepada client coordinator, paling lambat tanggal 10
bulan berikutnya.
b. Bagi importir lainnya, fasilitas prenotification dapat
dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan Kepala Kantor Pabean atau Pejabat yang ditunjuk.
102
13. Pemberitahuan Impor Barang Berkala
Pemberitahuan Impor Barang berkala dapat diberikan kepada importir yang mengimpor barang dalam frekuensi impor yang tinggi serta
perlunya digunakan saluran pipa atau jaringan transmisi atau yang lainnya yang berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal dapat diberikan
kemudahan PIB berkala.
Demikianlah uraian mengenai beberapa fasilitas kemudahan dalam pelayanan Ekspor dan Impor yang disediakan dan dapat dipergunakan oleh
Eksportir maupun eksportir untuk kemudahan kegiatannya dalam melaksanakan kewajibannya pada prosedur dan mekanisme kepabeanan
dan cukai.
103
B. Pengawasan dan Koordinasi Bea Cukai denganInstansi Pemerintah
Lainnya Yang Terkait Untuk Menunjang Kelancaran Lalu Lintas Ekspor Impor Di Pelabuhan Belawan
Pengawasan pabean adalah salah satu cara untuk mencegah dan mendeteksi adanya pelanggaran. Pelabuhan menjadi tempat dimana kapal
102
Fasilitas Kepabeanan Suatu Upaya Pemberian Kemudahan Dan Insentif Fiskal Bagi Industri dan Perdagangan, http:www.bppk.depkeu.go.idwebbcimagesstoriesfile2011artike
http:www.bppk.depkeu.go.idwebbcimagesstoriesfile2011artikelFASILITAS20KEPABEA NAN_SUATU20UPAYA20PEMBERIAN20KEMUDAHAN20DAN20INSENTIF20
FISKAL20BAGI20INDUSTRI20DAN20PERDAGANGAN.pdf. Diakses pada tanggal 15 April 2015.
103
Ahmad Dimyati Widyaswara Pusdiklat Bea Cukai, Op.Cit hal. 80-81.
laut berlabuh, tempat menaikkanmenurunkan penumpang serta memuatmembongkar barang, baik yang akan berangkatdikirim secara
antar pulau atau ke luar negeri ataupun tibaditerima secara antar pulau atau dari luar negeri. Pelabuhan juga merupakan tempat asaltujuan barang
dimana perdagangan dari dan ke suatu tempat didalam suatu negara atau dari dan ke suatu tempat antar negara yang telah melakukan transaksi
perdagangan secara internasional. Karena vitalnya fungsi Pelabuhan tersebut maka untuk mengamankan kepentingan negara pelabuhan harus
senantiasa diawasi oleh setiap instansi pemangku kepentingan yang ada di pelabuhan terutama dalam penulisan ini ialah pengawasan dan koordinasi
kepabeanan yang dilakukan oleh petugas Bea dan Cukai bersama instansi pemerintah lainnya yang terkait terhadap kegiatan memasukan dan
mengeluarkan barang dari dan menuju pelabuhan serta perairan disekitar pelabuhan di dalam daerah pabean.
Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Belawan sebagai unit Instansi Pabean di Pelabuhan Belawan yang merupakan objek
studi penulis, sebelum mengkaji lebih dalam mengenai pihak-pihak yang terkait kegiatan ekspor dan impor di Pelabuhan Belawan, terlebih dahulu
penulis akan membahas mengenai latar belakang sejarah Pelabuhan Belawan. Pelabuhan Belawan merupakan salah Pelabuhan bertaraf
Internasional terbesar di Indonesia, setelah Pelabuhan Tanjung Priok di Ibukota Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Pelabuhan
Belawan merupakan Pelabuhan terbesar di Pulau Sumatera yang terletak
diantara muara sungai Belawan dan Sungai Deli yang mengalir ke lautdi Selat Malaka.
Kegiatan Ekspor dan Impor di Pelabuhan Belawan sudah terjadi semenjak kedudukan Pemerintah Kolonial Belanda mencengkramkan
kekuasaannya di Nusantara, khususnya di Pulau Sumatera, Pelabuhan milik Kesultanan Deli yang terletak di Labuan Deli sekarang merupakan
cikal bakal adanya Kota serta Pelabuhan Belawan, dikarenakankian padatnya kalur perdagangan di Bandar Labuan Deli dan alur SungaiDeli
yang semakin menyempit maka pemerintah kolonial mengeluarkan kebijakan pengembangan kawasan pelabuhan menuju kearah Belawan
Lama yang pada waktu itu lebih dikenal dengan Pelabuhan Gudang Merah. Pada tahun 1890, Pelabuhan Belawan diperluas dengan dengan
dibukanya bagian baru di wilayah paling ujung dibangun dermaga untuk para pedagang Pribumi dan Cina, sedangkan pelabuhan lama digunakan
untuk pelayaran asing. Setelah selesai dibangun dermaga tempat sandar kapal yang dikenal dengan Pelabuhan Ujung Baru Belawan dan
difungsikan pada abad ke-20 atau tepatnya tahun 1920. Sedangkan Bandar Labuhan Deli mulai tak berfungsi akibat dari tingkat sedimentasi dan
penyempitan alur Sungai Deli.
104
Setelah kemerdekaan Indonesia, pelabuhan Belawan dikelola oleh PT. Pelabuhan Indonesia I Persero, saat ini menjadi salah satu pelabuhan
terpenting di Selat Malaka selain Port Klang di Malaysia dan Pelabuhan di Singapura. Pelabuhan Belawan yang memiliki luas sekitar 12.072 Hektare
terdiri atas beberapa pelabuhan yakni Pelabuhan Belawan Lama, Ujung Baru, Citra, BICT, Konvensional Gabion dan Terminal Penumpang yang
akan dipindah dari Ujung Baru ke Pelabuhan Gudang Arang di Belawan Lama.
Untuk menunjang kegiatan Pelabuhan Belawan maka kolonial
Belanda membangun pemukiman yang membentuk kota serta membangun jalur Kereta Api menuju Pelabuhan Belawan, jalur Kereta Api tersebut
terutama digunakan untuk menunjang percepatan pengangkutan hasil bumi keluar Pulau Sumatera disamping pengangkutan penumpang.
105
Kegiatan Ekonomi terutama kegiatan perdagangan antar pulau yang menghubungkan Kota Medan dan Pulau Sumatera dengan Kota-kota
104
http:www.metrosiantar.com2013070666453melihat-perkembangan-pelabuhan- belawan.
105
Ibid.
serta Pulau-pulau lain di Indonesia, kegiatan perdagangan internasional yakni perdagangan ekspor dan impor yang menghubungkan Indonesia
dengan luar negeri, khususnya negeri-negeri dalam kawasan ASEAN. Penting untuk diketahui beberapa instansi pemerintah yang terkait
dengan kegiatan di pelabuhan laut, yakni: 1.
Syahbandar Syahbandar adalah pejabat pemerintah di pelabuhan yang memiliki
kewenangan tertinggi untuk melaksanakan
port clearance yaitupemeriksaan surat-surat kapalsurat layak laut dan memberikan
panduan keluar masuk pelabuhan.
106
Didalam melakukan pengawasan pelaksanaan dalam upaya mewujudkan keselamatan, keamanan, dan ketertiban bongkar muat barang
dan naik turun penumpang, tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak antara lain, bea cukai, imigrasi, karantina hewan dan karantina tumbuhan,
dan instansi pemerintah pengelola pelabuhan. Syahbandar juga bekerja sama dengan intansi-intansi yang
terkait.Syahbandar merupakan Adiministrator Pelabuhan Adpel, yang sekarang berganti nama menjadi KSOP Kantor Syahbandar dan Otoritas
Pelabuhan yang merupakan instansi yang menyelenggarakaan fasilitas pelayanan keselamatan pelayaran didalam daerah pelabuhan dengan tujuan
untuk memperlancar lalu-lintas angkutan laut dan bongkarmuat orang, barang maupun hewan di dalam wilayah kepelabuhanan, serta
mengkoordinir kegiatan instansi terkait yang ada di wilayah pelabuhan.
106
Tim Penyusun Modul Pusdiklat Bea dan Cukai. Modul Perdagangan Internasional, Pelayaran dan Kepelabuhanan.Kementerian Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan Dan
Pelatihan Keuangan Pusdiklat Bea dan Cukai2014.Jakarta hal.48.
Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan adalah instansi penegak hukum yang melaksanakan port clearance yakni pemeriksaan
surat-surat kapalsurat layak laut dan memberikan panduan keluar-masuk pelabuhan secara tertib dan terawasi sehingga keselamatan pelayaran dapat
terjamin. 2.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DJBC Merupakan instansi penegak hukum dibidang Kepabeanan dan
Cukai dengan jalan melaksanakan pengawasan dan pemungutan bea masuk dan pungutan negara lainnya serta memberikan pelayanan terhadap
kegiatan impor dan ekspor serta melakukam koordinasi dengan instansi terkait lainnya.
107
Imigrasi adalah instansi penegak hukum ke-imigrasian terutama yang berkaitan dengan keluar-masuknya orang termasuk pula ABK dari
dan ke luar negeri pribumiasing melalui wilayah pelabuhan bersangkutan.
3. Direktorat Jenderal Imigrasi
108
5. Keamanan dan Ketertiban KP3 dan Kesatuan Pengamanan Laut dan
Pantai KPLP 4.
Dinas Karantina Karantina adalah instansi penegak hukum dibidang Kesehatan
baik manusia, binatang maupun tumbuh-tumbuhan yang masuk dan keluar Indonesia melalui wilayah pelabuhan bersangkutan, dan hasil
pemeriksaan yang dilakukannya diterbitkan Health Certificate dan Health Clearance.
107
Ibid.
108
Ibid.
KP3 merupakan instansi penegak hukum setingkat Polres yang berada dibawah naungan Kepolisian KP3, dan Kesatuan Pengamanan
Laut dan Pantai dibawah Kementerian Perhubungan KPLP yang tugasnya menjaga keamanan dan ketertiban di sekitar wilayah pelabuhan.
Secara internasional instansi pemerintah yang dikenal memiliki kewenangan khusus dalam pengawasan dan pelayanan terhadap keluar
serta masuknya orang dan barang dari dan keluar negeri, disebut dengan CIQ Custom Immigration Quarantine yaitu Bea Cukai, Imigrasi,
Karantina. Bagi para penumpang pada terminalinternasional yang masuk ke
daerah pabean Indonesia dalam rangka kegiatan wisata atau perjalanan dari luar negeri dipastikan melalui proses pemeriksaan petugas Bea dan
Cukai, Imigrasi dan Karantina yang dikenal dengan sebutan CIQ Custom, Immigration, Quarantine. Quarantine atau Karantina yaitu instansi
pemerintah yang bertugas mengatur, mengawasi dan mengamankan lalu- lintas keluar masuknya manusia, barang-barang dan mahluk hidup lainnya
demi tegaknya kewibawaan dan kedaulatan pemerintah pada suatu negara. Proses pemeriksaan dokumen perjalanan document clearance dari
instansi Imigrasi wajib dilaksanakan karena merupakan sesuatu hal yang sangat penting bagi negara yang akan ditinggalkan atau negara yang akan
dikunjungi maupun negara yang dilalui oleh penumpang bersangkutan.CIQ sesuai dengan kewenangannya masing-masing dapat
memberikan clearance atau tidak terhadap lalu-lintas orang atau barang sesuai kewenangannya masing-masing. Karantina sebagai intansi teknis
mengunggah peraturan terkait dengan regulasi ekspor dan impor tumbuhan dan hewan pada portal INSW kemudian pihak Bea dan Cukai melakukan
penegakan peraturan karantina tersebut dan apabila terdapat bahwa belum dipenuhinya peraturan tersebut oleh pemilik barang maka Bea Cukai
berhak untuk tidak mengizinkan barang tersebut keluar dari kawasan pabean memberikan SPPB Surat Persetujuan Pengeluaran Barang.
Terkait kegiatan importasi maupun eksportasi ada keterkaitan dengan pihak Perusahaan Swasta, Perusahaan Badan Usaha Milik Negara
BUMNbaik sebagai Pelaku Ekspor dan Impor maupun fasilitator jasa pelabuhan. Pihak perusahaan Swasta ataupun BUMN yang turut terlibat
langsung didalam ekspor impor yaitu: 1.
Importir Importir adalah orang atau badan hukum yang melakukan kegiatan
memasukan barang dari luar daerah pabean kedalam daerah pabean. Dalam arti kata, importir merupakan setiap orang atau perusahaan yang
melakukan kegiatan memasukan barang dari luar negeri kedalam negeri. 2.
Eksportir Eksportir, adalah orang atau badan hukum yang melakukan
kegiatan mengeluarkan barang dari dalam daerah pabean menuju ke luar daerah pabean, yakni maksudnya orang atau perusahaan yang melakukan
kegiatan mengeluarkan barang dari dalam negeri menuju ke luar negeri. 3.
PPJK Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan PPJK ialah singkatan dari Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan
yaitu Perusahaan Jasa untuk pengurusan dokumen Kepabeanan dan
muatan Agen Pelayaranpergudangan yang akan dimuat atau diterima oleh pengirimpenerima barang dari pelanggannya;
109
4. Freight Forwarder
Perusahaan Jasa Pengurusan muatan dan umumnya dilakukan dari pintu ke pintu, termasuk semua kegiatan yang diperlukan bagi
terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui transportasi darat, laut dan udara.
110
5. Agen Pelayaran Shipping Agency
Agen Pelayaran adalah sebuah Perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran atau perkapalan, pengertian Perusahaan Perkapalan terdapat
dalam Pasal 323 sampai 340f Kitab Undang-undang Hukum Dagang, yang terdiri dari 24 pasal. Perusahaan Pelayaran Rederij adalah suatu badan
yang menjalankan perusahaan dengan cara mengoperasikan kapal atau usaha lain yang erat hubungannya dengan kapal. Jadi dapat disimpulkan
bahwa perusahaan pelayaran yaitu usaha pelayaran berupa penyelenggaraan angkutan orang dan barang dengan mempergunakan
kapal, usaha keagenan kapal dan usaha penunjang kegiatan pelayaran lainnya.
6. PT. Pelabuhan Indonesia IPersero
PT. Pelabuhan Indonesia I Persero atau sering disingkat dengan Pelindo adalah Badan Usaha Milik Negara yang memiliki hak kepemilikan
dan penguasaan lahan di Pelabuhan Belawan dan pelabuhan-pelabuhan
109
Tim Penyusun Modul Pusdiklat Bea dan Cukai. Modul Perdagangan Internasional, Pelayaran dan Kepelabuhanan, hal. 49.
110
Ibid.
kecil lainnya terutama di area Pulau Sumatera bagian utara dan timur. Antara lain Pelabuhan Teluk Nibung di Tanjung Balai Asahan, Pelabuhan
Dumai, di Propinsi Riau, Pelabuhan Sibolga dan lain-lain.
111
7. Pengusaha TPS Tempat Penimbunan Sementara
Pelindo sebagai instansi pemerintah pengelola pelabuhan yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara BUMN memiliki keterkaitan
dengan pihak-pihak lainnya yang berkepentingan serta instansi pemerintah di pelabuhan terutama mengenai ekspor dan impor yang ditugaskan pada
instansi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Pengusaha TPS adalah perusahaan yang mengusahakan Terminal Peti Kemas di Pelabuhan, Perusahaan ini bergerak dibidang jasa tempat
penimbunan peti kemas sementara sebelum diperiksa petugas Bea dan Cukai dan kemudian keluarkan dari pelabuhan. Di Pelabuhan Belawan
terdapat beberapa perusahaan TPS milik swasta lainnya namun perusahaan TPS terbesar yang merupakan pemilikanPT.Pelindo yakni BICT Belawan
International Container Terminal. Berkaitan dengan menghadapi kemajuan perdagangan
internasional, BICT telah menambah panjang dermaga 700 meter untuk mendorong peningkatan handling petikemas dari 1,2 juta Teus menjadi 2
juta Teus pertahun. Kualitas pelayanan di BICT dalam kecepatan dan ketepatan pelayanan bongkar muat petikemas ekspor impor di terminal
internasional telah mendapat apresiasi dari perusahaan pelayaran internasional.
Penambahan fasilitas dan peralatan serta peningkatan kinerja wujud komitmen Pelindo I dalam menyediakan infrastruktur terbaik bagi
pelanggan dan terus memastikan BICT sebagai bagian integral dalam mendukung pertumbuhan perdagangan di Indonesia bagian barat
khususnya Sumatera. Untuk standarisasi sistem, BICT pada akhir tahun lalu telah memperoleh sertifikasi ISO 14001:2004 dari Lembaga
111
Forum tanya-jawab dengan Menejer Operasional PT.Pelindo I dalam Studi Lapangan Departemen Hukum Perdata Program Kekhususan Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara ke Pelabuhan Belawan pada 7 April 2015.
Internasional PT SUV Nord Indonesia. Sertifikat ini merupakan komitmen Pelindo I untuk menjalankan bisnis kepelabuhanan secara
bertanggungjawab, aman dan berkelanjutan serta memperhatikan aspek lingkungan. Selainitu, BICT sudah compliance dengan peraturan
keamanan Internasional Ship and Port Facility Security ISPS Code.
112
8. Perusahaan Bongkar Muat PBM
Perusahaan Bongkar Muat atau PBM yaitu perusahaan yang beroperasi di pelabuhan di Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Perhubungan KM.14 Tahun 2002. Kegiatan perusahaan bongkar muat tersebut meliputi membongkar dan memuat barang dari kapal,
pergudangan dan penumpukan. Keefektifan kinerja perusahaan bongkar muat ini berdampak pada kelancaran arus lalu lintas barang ekspor impor
maupun barang antar pulau di pelabuhan.
113
9. Bank
Bank merupakan perusahaan pendukung terciptanya transaksi perdagangan internasional, namun Bank yang dimaksud disini ialah Bank-
bank yang masuk dalam kategori Bank Devisa, yang melakukan pelayanan pemberian jasa pembayaran, perkreditan, jaminan dan transaksi keuangan
lainnya yang berkaitan dengan kegiatan ekspor dan impor, baik transaksi antara eksportir dan importir, pembayaran jasa-jasa perkapalan dan
kepelabuhanan juga berperan dalam pelayanan pembayaran kewajiban pabean dan cukai.
Koordinasi Bea Cukai dalam pengawasan lalu-lintas barang ekspor dan impor dengan pihak instansi pemerintah lainnya yang ada di
Pelabuhan Belawan sesuai dengan wawancara penulis dengan Pejabat di instansi Bea dan Cukai serta pengamatan langsung atau observasi penulis
di lapangan, sangat baik karena masing-masing instansi menjalankan
112
http:bict.inaport1.co.idindex.php?mn=newsid=109. Diakses pada tanggal 1 April 2015.
113
Tim Penyusun Modul Pusdiklat Bea dan Cukai. Modul Perdagangan Internasional, Pelayaran dan Kepelabuhanan. Op.Cit hal. 49.
fungsinya sendiri-sendiri dan tidak terjadi tumpang tindih kepentingan antara satu sama lain.
Terhadap barang barang yang dilarang maupun dibatasi atau biasa disebut dengan barang lartas, bea cukai sebagai pemegang amanat
melaksanakan tugas didukung oleh sistem yang ada. Contoh : terhadap barang tertentu berdasarkan regulasi dari pihak karantina hewan maupun
tumbuhan adalah barang yang dibatasi, maka pihak karantina mengunggahperaturannya
melalui portal INSWyang sebelumnya memberikan pemberitahuan pada Menteri Keuangan sehingga terhadap
barang dengan jenis yang dimaksud tersebut tidak dapat diimpor kecuali dengan perizinanpemeriksaan dari karantina terlebih dahulu sampai
mendapat persetujuan clearance karantina sehingga barangnya dapat dikeluarkan, jika tidak mendapatkan clearance maka barangnya tidak
dapat dikeluarkan dari Pelabuhan Belawan.Hal mengenai barang Lartas ini tertera pada Pasal 53 ayat 3 dan ayat 4 Undang-undang No. 17 Tahun
2006 Tenang Kepabeanan yakni : Semua barang yang dilarang atau dibatasi yang tidak memenuhi syarat untuk diimpor atau diekspor jika
telah diberitahukan dengan pemberitahuan pabean, atas permintaan importir atau eksportir: a. Dibatalkan ekspornya; b. Diekspor kembali; c.
Dimusnahkan di bawah pengawasan pejabat bea dan cukai kecuali terhadap barang yang dimaksud ditetapkan lain berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pada ayat 4 disebutkan bahwa barang yang dilarang atau dibatasi untuk diimpor atau diekspor yang tidak
diberitahukan atau diberitahukan secara tidak benar dinyatakan sebagai
barang yang dikuasai negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 68, kecuali ditetapkan lain berdasarkan undang-undang ini.
Koordinasi Bea Cukai dengan Syahbandar sebagai Administrator Pelabuhan Belawan untuk meningkatkan pengawasan ekspor maupun
impor yaitu terkait dengan : 1. Pelaksanaan Koordinasi ketika pihak Bea Cukai hendak
melakukan pemeriksaan kepada sarana pengangkut kapal yang berada di perairan Belawan.
2. Pelaksanaan koordinasi pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran terkait dengan kegiatan bongkar muat
barang berbahaya, barang khusus, limbah bahan berbahaya dan beracun B3, ketertiban embarkasi dan debarkasi penumpang,
pembangunan fasillitas pelabuhan, pengerukan dan reklamasi pelabuhan untuk membantu melancarkan lalu-lintas barang.
3. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan dengan saling bersinergi untuk pelaksanaan pengawasan dan
penegakan hukum sesuai dengan tugas dan wewenang serta tanggung jawab instansi bea cukai dibidang pengawasan dan
pelayanan kepabeanan dan cukai dan instansi kesyahbandaran dibidang keselamatan pelayaran dan kepelabuhanan.
Terkait dengan instansi pemerintah ada keterkaitan antara lain Bea Cukai kepada Pelindo atau anak perusahaannya yaitu BICT Belawan International
Container Terminal di terminal kontainer sebagai instansi pemerintah pengelola pelabuhan yang terkait mekanisme pengawasan dan pelayananbarang impor,
koordinasi antara petugas Bea Cukai dengan pihakpengelola Pelabuhan Belawan PT.Pelabuhan Indonesia Pelindo I antara lain:
1. Pihak Pelindo dalam hal ini BICT Mempersiapkan barangkontainer agar siap diperiksa segera oleh petugas
pemeriksa fisik Bea dan Cukai sehingga dapat memperlancar arus barang impor.
2. Pihak Pelindo dalam hal ini BICT juga memfasilitasi posko pengeluaran dan pemasukan barang untuk
pemeriksaandokumen maupun pemeriksaan fisik petugas pintu Bea dan Cukai yang ditempatkan di gate pelabuhan terhadap
barang yang akan masuk maupun keluar kawasan pabean sehingga dapat memperlancar arus barang ekspor maupun
impor di Pelabuhan Belawan.
114
Untuk mendukung kemudahan dan kelancaran proses bongkar muat dan pemeriksaan Bea Cukai, saat ini di BICT telah dilengkapi Terminal Internasional
luas area 23.118 m2 khusus sebagai areal behandle pemeriksan petikemas impor
114
Wawancara pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan pada 13 Maret 2015.
yang bertujuan untuk mendukung kegiatan pemeriksaan Bea Cukai dan kinerja bongkar muat BICT.
Koordinasi Bea dan Cukai dengan Karantina ialah ketika pada saat pemeriksaan terdapat temuan bahwa barang yang diimpor tersebut harus terlebih
dahulu dilakukan pemeriksaan oleh pihak karantina baik karantina hewan maupun tumbuhan maka petugas bea dan cukai berkoordinasi dengan pihak karantina
untuk turut memeriksa dan menindak lanjuti barang yang bersangkutan sampai diterbitkannya clearance dari pihak karantina tersebut, sehingga barang tersebut
diizinkan untuk diangkut keluar kawasan pabean, dalam hal ini Pelabuhan Belawan.
115
Instansi yang terkait dengan keamanan di Pelabuhan Belawan yakni; KPLP Kementerian Perhubungan KPLPKesatuan Pengamanan Laut dan Pantai,
Sedangkan koordinasi Bea Cukai dengan instansi lain terkait dengan penindakan apabila terjadi dugaan adanya ancaman keamanan ataupun tindak
pidana lainnya terhadap penegakkan hukum kepabeanan dan cukai yang dirasa perlu untuk meminta back-updukungan personil dari instansi lainnya, maka Bea
Dan Cukai dapat melakukan koordinasi dengan instansi keamanan di Pelabuhan. Sesuai pada pasal 76 ayat 1 dan 2 UU 17 Tahun 2006 yang berbunyi:
1 Dalam melaksakan tugas pejabat Bea Cukai dapat meminta bantuan Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional
Indonesia danatau instansi lainnya. 2 disebutkan bahwa atas pemintaan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 Kepolisan Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia danatau instansi lainnya berkewajiban untuk
memenuhinya.
115
Wawancara pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan pada 13 Maret 2015.
TNI dalam hal ini terutama TNI Angkatan Laut dan Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas di wilayah hukum Resort Pelabuhan Belawan.
Pelabuhan sebagai daerah kegiatan ekonomi maka sektor Bea dan Cukai merupakansuatu instansi dari pemerintah yang sangat vital peranannya dalam
kelancaran arus lalu-lintas ekspor dan impor barang di pelabuhan. Adapun tujuan pemerintah dalammengadakan pengawasan adalah untuk menambah pendapatan
atau devisa negara; sebagai alat untuk proteksimelindungi produk-produk dalam negeri; dan sebagai alat pengawasan agar tidak semua barang dapat keluar masuk
dengan bebas di pasaran Indonesia atau daerah pabean dengan kata lain mencegah terjadinya penyelundupan. Maka dari itu tiap-tiap instansi pemerintah yang ada di
pelabuhan saling berkoordinasi untuk untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyelundupan barang dan lain-lain, maka untuk keluar
masuknya barang melalui suatu pelabuhan harus dilengkapi dengan dokumen- dokumen yang sah clearance melalui kerjasama antara Bea dan Cukai
denganinstansi lain di pelabuhan. Untuk mengelola, memelihara, menjaga keamanan dan kelancaran arus lalu lintas barang yang masuk maupun keluar
daerah pabean dengan maksud untuk mencegah tindakan pelanggaran hukum merugikan negara.
C. Kendala atau Hambatan yang dihadapi Bea Cukai dalam Pengawasan