TNI dalam hal ini terutama TNI Angkatan Laut dan Kepolisian Republik Indonesia yang bertugas di wilayah hukum Resort Pelabuhan Belawan.
Pelabuhan sebagai daerah kegiatan ekonomi maka sektor Bea dan Cukai merupakansuatu instansi dari pemerintah yang sangat vital peranannya dalam
kelancaran arus lalu-lintas ekspor dan impor barang di pelabuhan. Adapun tujuan pemerintah dalammengadakan pengawasan adalah untuk menambah pendapatan
atau devisa negara; sebagai alat untuk proteksimelindungi produk-produk dalam negeri; dan sebagai alat pengawasan agar tidak semua barang dapat keluar masuk
dengan bebas di pasaran Indonesia atau daerah pabean dengan kata lain mencegah terjadinya penyelundupan. Maka dari itu tiap-tiap instansi pemerintah yang ada di
pelabuhan saling berkoordinasi untuk untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyelundupan barang dan lain-lain, maka untuk keluar
masuknya barang melalui suatu pelabuhan harus dilengkapi dengan dokumen- dokumen yang sah clearance melalui kerjasama antara Bea dan Cukai
denganinstansi lain di pelabuhan. Untuk mengelola, memelihara, menjaga keamanan dan kelancaran arus lalu lintas barang yang masuk maupun keluar
daerah pabean dengan maksud untuk mencegah tindakan pelanggaran hukum merugikan negara.
C. Kendala atau Hambatan yang dihadapi Bea Cukai dalam Pengawasan
dan Pelayanan yang terkait dengan Kelancaran Lalu Lintas Barang Ekspor dan Impor Di Pelabuhan Belawan
Berbicara mengenai menjalankanmekanisme prosedur kepabeanan, maka terkadang ditemukan adanya hambatan-hambatan atau kendala-kendala
yang timbul. Hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang biasanya dijumpai antara lain:
1.
Kendala Internal
a. Ketersediaan SDM yang berkualitas, profesional dan berintegritas,
kualitas Sumber Daya Manusia yang belum memadai pada jajaran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dapat menghambat kelancaran
arus dokumen dan barang di pelabuhan;
b. Ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki DJBC untuk
menunjang kinerjapetugas seperti Pos Pabean, Kantor
Pabean,Kendaraan Patroli baik kapal maupun kendaraan lainnya yang masih sangat terbatas untuk mengawasi keluar masuknya
barang ekspor dan impor di seluruh daerah pabean yakni seluruh wilayah darat dan laut Republik Indonesia;Belum adanya TPFT
Tempat Pemeriksaan Fisik Terpaduuntuk mempercepat proses pemeriksaan kontainer. Belum tersedianya fasilitas perangkat
pemindai Hi-Co Scan dan Gamma Raydi Pelabuhan Belawan seperti yang tersedia di Pelabuhan Tanjung Priok, alat
pemindaiscanner tersebut memudahkan petugas Bea Cukai dalam memeriksa dan mengawasi barang ekspor-impor secara efektif dan
efisien tanpa harus membuka dan menutup kontainer secara manual. Ketiadaan Hi-Co Scan dan Gamma Ray tersebut
mengakibatkan bertumpuknya kontainer yang digolongkan jalur merah yang menunggu untuk diperiksa keseluruhan secara manual
yang berimplikasi pada lamanya waktu penanganan lead timedan waktu tunggu dwelling time di Pelabuhan Belawan;
c. Jaringan Sistem Aplikasi TIK sebagai jaringan untuk
mempermudah pelayanan kepabeanan yang kadangkala mengalami gangguan berupa kerusakan dan ditanggulangi dengan perbaikan
atau maintenance, akibatnya pelayanan kepabeanan terhenti sementara dan apabila kerusakan jaringan lebih dari empat jam
dilakukan pelayanan serta proses secara manual, kendala tersebut dapat mempengaruhi terganggunya kinerja DJBC sehingga dapat
menghambat kelancaran arus barang di pelabuhan.
116
2. Kendala Eksternal
a. Kendala sarana dan prasarana dari Fasilitator Pelabuhan
BICTPelindo dan lain-lain yaitu ketersediaan tempat Sandar sarana pengangkut yakni kapal di dermaga yang kurang memadai,
peralatan yang berhubungan dengan proses lalu-lintas barang ekspor dan impor seperti alat-alat yang sering rusak serta kurang
memadai yang mengakibatkan kapal seringkali mengantri panjang di tengah laut untuk sandar di Pelabuhan Belawan, karena antrian
tersebut maka petugas Bea dan Cukai terhambat untuk mengawasi dan melayani mekanisme keluar masuknya barang ekspor impor di
Pelabuhan Belawan.Kondisipelayanan di Pelabuhan Belawan masih ditemukan berbagai permasalahan seperti waktu tunggu
kapal untuk sandar di dermaga yang cukuplama, antrian kapal dapat mencapai rata-rata 15 lima belas hari karena kurang luasnya
116
Wawancara pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan Pada Tanggal 13 Maret 2015.
dermaga dan jumlah peralatan sehinggawaktu pemeriksaan dokumen dan fisik barangmenjadi lambat;
b. Kinerja bongkar muat di Pelabuhan Belawan yang masih di bawah
standar dan menyebabkan terhambatnya kelancaran arus barang ekspor dan impor dan biaya yang tinggi yang harus ditanggung
eksportir maupun importir.
117
c. Kendala dari pengguna jasa itu sendiri, contohnya importir dan
eksportir yang tidak atau belum memenuhi kewajibannya atas kelengkapan dokumen dan atau pungutan negara atas bea masuk,
pajak dalam rangka impor dan ataupun ekspor sehingga mengakibatkan tertahannya barang mereka di tempat penimbunan
sementara di pelabuhanyang pada muaranya barang-barang tersebut menumpuk terlalu banyak danmenghambat petugas Bea dan Cukai
dalam melakukan tugasnya.
118
d. Kendala cuaca buruk seperti angin kencang, badai dan lain-lain
yang menyebabkan terhambatnya pengawasan dan pelayanan pabean akibat crane serta alat laiannya yang tidak berfungsi karena
dampak cuaca buruk tersebut.
119
e. Kendala gangguan keamanan dari para penyelundup yang
barangnya ditegah pihak petugas Bea Cukai pada beberapa kasus penegahan, mereka kerap meneror kantor pabean dan meneror
petugas dengan aksi-aksi kekerasan dan memprovokasi masyarakat untuk berkolaborasi dengan masyarakat sekitar yang juga memiliki
barang selundupan yang ditegah dengan melakukan aksi unjuk rasa yang berujung pada pengerusakan kantor pabean dan fasilitas-
fasilitas Bea dan Cukai lainnya yang bertujuan untuk mengganggu kinerja petugas dalam rangka penegakkan hukum kepabeanan dan
cukai. Kejadian tersebut kerap menimpa petugas di kawasan pabean Pelabuhan Teluk Nibung di Kota Tanjung Balai Asahan.
Dalam hal apabila kantor pabean dan fasilitas dinas daripada Bea dan Cukai telah dirusak maka pelayanan bea dan cukai akan
terhambat karena tidak fokusnya kinerja petugas sehingga dapat menghambat proses kepabeanan dan kelancaran arus barang.
120
117
http:www.majalahdermaga.co.idpost35rekomendasi__perbaikan_pelayanan_publik _di_pelabuhan_laut_utama__terkait_upaya__percepatan_dwelling_time, diakses pada tanggal 20
Maret 2015.
118
Wawancara pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan Pada Tanggal 13 Maret 2015.
119
Forum tanya-jawab dengan Menejer Operasional Belawan International Container Terminal Pelindo I dalam Studi Lapangan Departemen Hukum Perdata Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara ke Pelabuhan Belawan pada 7 April 2015.
120
Wawancara pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan Pada Tanggal 13 Maret 2015.
Keterbatasan yang dihadapi aparat Bea dan Cukai pada sektor pengawasan sangat besar mengingat tugas dan wewenangnya yang cukup berat dan begitu
panjangnya garis pantai yang harus diawasi serta begitu banyaknya pelabuhan- pelabuhan tikus yang rawan akan penyelundupan dan perdagangan gelap yang
tersebar disepanjang garis pantai Indonesia tentulah tak sebanding dengan jumlah personel dan armada patroli Bea Cukai sendiri, seperti kapal patroli laut maupun
kendaraan patroli darat maka bea cukai harus bekerja sama dengan instansi pemerintahan lainnya yang terkait dengan kewenangan dan kepentingan di sekitar
kawasan Pabean seperti unsur-unsur daripada Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan, Kementerian Perhubungan dan lain
sebagainya. Keterbatasan pada sektor pelayanan terkait dengan Sumber Daya Manusia
yang dimiliki oleh DJBC, sistem aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terkadang kurang up to date mengeluarkan informasi berupa ketentuan baru
mengenai ekspor impor dan juga sistem aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut cukup rentan pada gangguan kerusakan jaringan, kurangnya
pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat pelaku bisnis ekspor dan impor terhadap ketentuan-ketentuan kepabeanan dan cukai terutama terhadap peraturan
baru yang mengakibatkan tertahannya barang mereka, serta masih kurang memadainya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh instansi pengelola jasa
pelabuhan yang mengakibatkan antrian kapal dan menumpuknya kontainer yang akan periksa oleh petugas Bea Cukai yang kemudian diproses sampai pada
pengeluaran barang tersebut dari pelabuhan.
BAB V PENUTUP