Penentuan Daerah Penelitian Metode Penelitian Metode Pengambilan Contoh

44

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan daerah penelitian didasarkan pada metode disengaja purposive method. Daerah penelitian ditetapkan secara regional yaitu pada provinsi Jawa Timur. Pemilihan Jawa Timur sebagai daerah penelitian didasarkan pertimbangan bahwa Jawa Timur berdasarkan hasil sensus PSPK Pendataan Sapi Potong Sapi Perah dan Kerbau 2011 merupakan daerah atau provinsi dengan populasi sapi yang tertinggi di Indonesia.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitis. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran maupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian dengan desain deskriptif adalah mempelajari aspek 5W-1H What, Who, When, Where, Why, dan How atau aspek apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana suatu topik permasalahan. Metode deskriptif bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik suatu fenomena. Penelitian deskriptif tidak perlu melakukan kesimpulan yang terlalu jauh atas data yang ada. Tujuan dari metode ini lebih kepada pengumpulan data dan penguraiannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan Umar, 2000. Penelitian analitis ditujukan untuk menguji hipotesa- hipotesa dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan- hubungan Nazir, 2009.

3.3 Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode multistage random sampling. Menurut Gulo 2004, penarikan sampel dengan cara ini biasanya dilakukan pada populasi yang anggotanya tersebar pada wilayah yang luas, misalnya skala provinsi atau kabupaten. Tahap pertama yang dilakukan adalah pemilihan kabupaten sampel 44 45 secara purposif. Pada tahap pertama tersebut, peneliti memilih Kabupaten Jember sebagai kabupaten sampel. Hal ini dikarenakan Kabupaten Jember merupakan kabupaten yang memiliki populasi sapi potong terbesar kedua setelah Kabupaten Sumenep yaitu dengan jumlah populasi sebesar 324.230 ekor. Tahap kedua adalah memilih secara purposif kecamatan sampel dari kabupaten sampel. Peneliti memilih Kecamatan Wuluhan sebagai kecamatan sampel. Hal ini dikarenakan Kecamatan Wuluhan merupakan salah satu kecamatan yang mimiliki populasi sapi potong terbesar di Kabupaten Jember. Tahap ketiga adalah pemilihan desa sampel secara purposif. Pada tahap ini, peneliti memilih Desa Wuluhan, Desa Glundengan dan Desa Tamansari sebagai desa sampel. Tahap keempat adalah pemilihan sampel peternak secara purposif. Peneliti memilih dari masing-masing desa sebanyak 15 peternak rakyat. Peternak yang dipilih sebagai sampel merupakan peternak rakyat yang memiliki 1-4 ekor sapi dengan status kepemilikan sendiri bukan gaduh yaitu sistem bagi hasil antara pemilik sapi dengan pemelihara. Adapun pengambilan sampel secara multistage random sampling dapat dilihat pada bagan di bawah ini: Jawa Timur 38 KabupatenKota Kabupaten Jember 31 Kecamatan Desa wuluhan Kecamatan Wuluhan 7 Desa Desa Glundengan Desa tamansari Purposive method Stage 1 Purposive method Stage 3 Stage 2 15 peternak 15 peternak 15 peternak Purposive method Stage 4 Gambar 3.1 Bagan Pengambilan Contoh dengan Metode Multistage random Sampling Purposive method 46

3.4 Metode Pengumpulan Data