92
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:
1 Jawa Timur memiliki nilai indeks distribusi sebesar 3,42 1. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa distribusi daging di Jawa Timur dari daerah produsen ke daerah konsumen di Jawa Timur sudah merata. Indeks distribusi daging sapi
tersebut juga menunjukkan bahwa Jawa Timur sudah dapat memenuhi kebutuhan konsumsi daging di Jawa Timur. Namun demikian, indeks distribusi
belum bisa menunjukkan kemampuan Jawa Timur untuk melakukan Swasembada Daging Sapi pada tahun 2014. Hal ini dikarenakan data produksi
yang diperoleh merupakan gabungan antara produksi sapi lokal dan produksi sapi impor. Daerah-daerah atau kabupaten-kabupaten di Jawa Timur yang
menjadi produsen karena memiliki kelebihan produksi surplus produksi daging sapi antara lain meliputi Kabupaten Tulungagung, Kabupaten
Lumajang, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang,
Kabupaten Ngawi, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Pamekasan, Kota Kediri, Kota
Blitar, Kota Malang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Surabaya dan Kota Batu. Sedangkan daerah lain merupakan daerah konsumen.
2 Jawa Timur masih memiliki indeks sapi siap potong yang rendah yaitu hanya
sebesar 0,55 atau di bawah 0,62. Berdasarkan nilai tersebut diindikasikan bahwa populasi sapi siap potong Jawa Timur belum mampu mendukung
keberhasilan Program Swasembada Daging Sapi di Jawa Timur. Dengan kata lain, stok sapi siap potong Jawa Timur dikatakan masih rendah.
3 Nilai indeks sapi yang dipotong di Jawa Timur adalah sebesar 0,114 0,31.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa jumlah sapi yang dipotong di Jawa Timur belum mampu mendukung keberhasilan Swasembada Daging Sapi di Jawa
Timur. Indeks sapi yang dipotong juga menunjukkan produktivitas dari kinerja
92
93
peternakan sapi potong di Jawa Timur yang masih rendah. Indeks sapi yang dipotong tersebut sangat berbanding terbalik dengan hasil indeks distribusi
daging sapi di Jawa Timur yang lebih dari angka indeks 0,31. Hal ini menunjukkan bahwa produksi daging sapi di Jawa Timur sebagian besar
didukung oleh sapi impor bukan sapi lokal. Adapun kabupatenkota yang menujukkan kelebihan jumlah sapi yang dipotong jika dibandingkan dengan
populasi sapi yang ada anatara lain adalah Kabupaten Sidoarjo, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Malang, Kota Pasuruan Kota Mojokerto, Kota Madiun dan
Kota Surabaya. 4
Faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan peternak dalam menjual ternak sapinya antara lain adalah jumlah sapi yang dimiliki oleh
peternak dan tingkat pendidikan peternak, pengetahuan pemilik tentang umur
sapi siap potong, dan alasan harga jual sedangkan faktor lain seperti lama beternak, tujuan beternak serta kegunaan sapi bagi peternak tidak berpengaruh
terhadap pengambilan keputusan peternak untuk menjual atau tidak menjual sapinya.
5 Perkembangan impor sapi di Jawa Timur dan Indonesia memiliki trend yang
negatif atau memiliki kecenderungan yang menurun dari tahun 2013-2018. Penurunan perkembangan impor sapi tersebut akan berdampak positif terhadap
keberhasilan Program Swasembada Daging Sapi 2014 di Jawa Timur maupun di Indonesia.
6.2 Saran