Hasil Pengujian Komposisi Kimia

37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengujian Komposisi Kimia

Pengujian komposisi kimia ini menggunakan arc-spark spektrometer untuk mengetahui komposisi unsur sampel uji. Teknik pengujian ini sangat sederhana dan mudah dilakukan serta bersifat tidak merusak. Berikut adalah data hasil pengujian sampel baja SPC baik yang terdapat pin hole maupun yang tidak terdapat pin hole untuk kemudian dibandingkan dengan standar JIS G 3141. Tabel 4.1. Perbandingan Komposisi Sampel Uji dengan Standar JIS G 3141. Berdasarkan tabel 4.1, terdapat enam unsur utama yang menyusun pada kedua sampel baja SPC, yakni unsur Fe besi, C karbon, Si silika, Mn mangan, S Sulfur dan P posfor. Keenam unsur yang diketahui tersebut tentunya memberikan pengaruh terhadap sifat mekanik di kedua sampel tersebut. NO Unsur Nilai Kandungan Unsur berat Sampel uji Non- Pin Hole Sampel uji yang terdapat Pin Hole Standar JIS G 3141 untuk baja SPC 1 Fe 99,498 99.624 - 2 C - 0.009 ≤ 0.12 3 Si 0.2154 0.004 - 4 Mn - 0.123 ≤ 0.50 5 S 0.001 0.0509 ≤ 0.05 6 P - 0.009 ≤ 0.04 38 Berdasarkan tabel 4.1, juga diketahui bahwa sampel yang tidak terdapat pin hole memiliki unsur-unsur yang masih sesuai dengan standar JIS G 3141 diantaranya nilai sulfur sebesar 0.001 dengan standar acuan sebesar ≤ 0.05 . Sedangkan unsur lainnya seperti karbon, silika, dan posfor masih sesuai standar JIS G 3141 , Namun hasil yang berbeda didapatkan pada sampel yang terdapat pin hole yakni memiliki unsur silikon yang lebih rendah 0.004 dibandingkan dengan sampel yang non-pin hole sebesar 0,2154. Hal ini jelas akan mempengaruhi sifat ketahanan korosi dari sampel uji, selain itu unsur silikon juga dapat meningkatkan kekuatan bahan tanpa menurunkan nilai keuletannya. Unsur ini juga berfungsi sebagai deoksidasi. Dengan semakin meningkatnya unsur silikon, permukaan sampel uji akan lebih sulit terkikis dibandingkan dengan sampel yang memilki unsur silikon yang lebih rendah, sehingga kemungkinan terjadinya cacat berupa pin hole juga semakin rendah [11]. Dari tabel 4.1, juga diketahui bahwa sampel yang terdapat pin hole memiliki unsur sulfur yang lebih tinggi yaitu sebesar 0.0509 dibandingkan dengan sampel yang non pin hole yang hanya sebesar 0.0001. Tingginya unsur sulfur ini dapat memicu kegetasan seperti yang terjadi pada sampel yang terdapat pin hole [11]. Selain itu unsur sulfur yang tinggi juga dapat menyulitkan pada saat proses pemesinan dan pengerolan panas sehingga biasanya kadar sulfur dibuat serendah-rendahnya, maksimal biasanya ≤ 0,05[9]. Unsur ini juga memicu pembesaranpengkasaran butiran yang berujung pada kemungkinan terjadinya cacat berupa pin hole semakin besar. 39

4.2. Hasil Pengujian XRD X-Ray Diffraction