Spektorkopi Emisi Atom Atomic Emission Spectroscopy

13 B. Proses mesin dies one stroke • Dengan trimming : blank- draw-forming-trimming • Tanpa trimming : blank+draw+forming-trimming Kondisi yang tidak memenuhi standar dalam pembuatan komponen ini adalah body mengalami penyok, keriput, bergaris, berlubang pin hole, berkarat, pecah, bram dan bergelombang.

2.5. Spektorkopi Emisi Atom Atomic Emission Spectroscopy

Spektorkopi emisi atom atau Atomic Emission Spectroscopy AES adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk analisa logam secara kualitatif maupun kuantitatif yang didasarkan pada pemancaran atau emisi sinar dengan panjang gelombang yang karakteristik untuk unsur yang dianalisa. Sumber dari pengeksitasi dari Atomic Emission Spectroscopy bisa didapat dari nyala api gas atau busur listrik. Sumber eksitasi dari nyala gas biasanya disebut ICP Inductively Couple Plasma sedangkan sumber eksitasi dari busur listrik biasa disebut “ARC” atau “SPARK”, sedangkan alat detector sinarnya adalah Tabung Penggandaan Foton atau “Photo Multiplier Tube PMT”. Prinsip dasar dari analisa Atomic Emission Spectrometer AES ini yaitu : Apabila atom suatu unsur ditempatkan dalam suatu sumber energi kalor sumber pengeksitasi, maka elektron di orbital paling luar atom tersebut yang tadinya dalam keadaan dasar atau ‘ground state’ akan tereksitasi ke tingkat-tingkat energi elektron yang lebih tinggi. Karena keadaan tereksitasi itu merupakan keadaan yang sangat tidak stabil maka elektron yang tereksitasi itu secepatnya akan kembali ke tingkat energi semula yaitu kekeadaan dasarnya ground state [5]. 14 Pada waktu atom yang tereksitasi itu kembali ketingkat energi lebih rendah yang semula, maka kelebihan energi yang dimilikinya sewaktu masih dalam keadaan tereksitasi akan ‘dibuang’ keluar berupa ‘emisi sinar’ dengan panjang gelombang yang karakteristik bagi unsur yang bersangkutan. Dahulu untuk alat Atomic Emission spectrometri digunakan prisma sebagai alat pendispersi sinar dalam monokromatornya. Sekarang banyak digunakan kisi difraksi yang biasanya berbentuk cekung, kisi difraksi ini biasanya ditempatkan pada suatu system susunan yang disebut ‘Lingkaran Rowland’ Rowland Circle. Lingkaran Rowland = lingkaran panjang radiusnya jari-jarinya = ½ X radius kisi difraksi yang cekung. Dengan kisi difraksi ini, sinar yang akan didifraksikan oleh kisi difraksi tersebut akan difokuskan tepat pada bagian lain lingkaran tersebut. Jadi apabila alat detektor ditempatkan tepat pada lingkaran Rowland tersebut, maka sinar yang didifraksikan akan difokuskan tepat pada alat detector tersebut, hal ini secara skematik ditunjukan seperti gambar berikut : Gambar 2.10. Lingkaran Rowland 15 Detektor yang digunakan dapat berupa film foto atau tabung penggandaan foton Photo Multiplier tube PMT. Karena sinar yang didifraksikan itu tadinya melalui celah masuk sinar yang bentuknya persegi panjang tipis, seperti garis, maka gambar foto yang diperoleh adalah garis-garis hitam pada film foto apabila detektornya film foto. Bila film foto digunakan sebagai detector sinar, maka antara kisi difraksi dan detektor tersebut tidak ada celah keluar sinar. Akibatnya semua garis emisi dari cuplikan yang didifraksikan dengan berbagai sudut difraksi oleh kisi difraksi akan tergambar pada film foto berupa garis garis hitam. Setiap garis hitam pada film foto tersebut mewakili suatu nilai panjang gelombang sinar yang telah dipancarkan oleh suatu atom logam dalam cuplikan. Nilai panjang gelombang suatu garis hitam dapat ditentukan berdasarkan kalibrasi terhadap suatu skala panjang gelombang yang sudah diketahui nilainya. Letak suatu garis hitam, yang berasal dari suatu logam, pada film foto, menentukan nilai panjang gelombang yang khas bagi logam yang bersangkutan. Suatu logam tertentu dapat menghasilkan banyak sekali garis hitam pada film foto, dengan Intensitas yang berbeda. 16

2.6. XRD X-Ray Diffraction