Komputer menjadi suatu teknologi penting dalam masyarakat karena banyak digunakan dalam kegiatan bisnis, di sekolah dan dirumah. Banyak materi
pembelajaran yang dapat disampaikan melalui komputer, jika peserta didik memiliki kemampuan menggunakan komputer. Materi tersebut terkait dengan
tujuan pendidikan, oleh karena itu harus disajikan ukuran dalam kurikulum di sekolah dasar dan sekolah menengah. Dengan demikian materi pendidikan agama
dapat dikaitan dengan penggunaan teknologi media berbasis komputer.
33
Dalam penyajian pembelajaran berbagai program aplikasi telah tersedia yang dapat digunakan sebagai bahan presentasi, seperti Microsoft PowerPoint,
Macromedia Flash dan lain sebagainya. Microsoft PowerPoint 2007 merupakan program aplikasi presentasi yang sangat popular dan paling banyak digunakan
saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik untuk pembelajaran disekolah-sekolah, presentasi produk, meeting, seminar dan sebagainya. Microsoft
PowerPoint 2007 menjadi pilihan yang tepat bagi para pemula dalam menggunakan komputer sebagai media pembelajaran, sebab Microsoft
PowerPoint 2007 mempunyai kemudahan dalam mempelajarinya. Ia tidak sesulit dan serumit aplikasi yang lainnya dalam segi pembuatan bahan pembelajaran
hingga penyajian sebagai media presentasi. Salah satu aspek media yang diunggulkan mampu meningkatkan hasil
pembelajaran adalah bersifat multimedia, yaitu gabungan dari berbagai unsur media teks, gambar, animasi, dan video. Adapun kelebihan multimedia sebagai
bahan presentasi dapat dilihat dari pemaparan sebagai berikut: a.
Keterbatasan memori jangka pendek working memory menjadi pertimbangan utama ketika mendesain pengajaran dengan menggunakan
teknik pengajaran model ganda, dimana kapasitas kognitif yang efektif dalam memori jangka pendek bisa ditingkatkan bila digunakan audio dan
visual. Penggunaan animasi dalam multimedia akan menstimulasi sensor visual dan audio.
34
33
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001, Cet. I, h. 236.
34
Sutrisno, Pengantar Pembelajaran Inovatif, Jakarta: Gaung Persada, 2011, h. 47-48.
b. Menurut teori “Quantum Learning” peserta didik memiliki modalitas
belajar yang berbeda yang dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu: visual, auditif dan kinestitik. Dengan multimedia modalitas belajar siswa dapat
diatasi.
35
c. Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik
atau distilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery akan meningkatkan retensi siswa dalam
mengingat materi-materi pelajaran. d.
Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah.
36
Program PowerPoint merupakan salah satu software yang dirancang khusus untuk mempu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam
pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpanan data data storage.
Powerpoint dapat digunakan melalui beberapa tipe penggunaan: a.
Personal Presentation: Pada umumnya powerpoint digunakan untuk presentasi dalam klasikal learning. Seperti kuliah, training, seminar,
workshop, dll. Pada penyajian ini PowerPoint sebagai alat bantu bagi instrukturguru untuk presentasi menyampaikan materi dengan bantuan
media PowerPoint. Dalam hal ini kontrol pembelajaran terletak pada guruinstruktur.
b. Stand Alone: Pada pola penyajian ini, PowerPoint dapat dirancang
khusus untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif, meskipun kadar interaktifnya tidak terlalu tinggi namun PowerPoint mampu
menampilkan feedback yang sudah diprogram. c.
Web Based: Pada pola ini PowerPoint dapat diformat menjadi file web html sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat
35
Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta: Gaung Persada, 2011, h. 186.
36
Yudhi Munadi, Op.Cit., h. 150.
ditampilkan internet. Hal ini ditunjang dengan adanya fasilitas dari PowerPoint untuk mempublish hasil pekerjaan anda menjadi web.
37
Dalam pembuatan PowerPoint sebagai bahan presentasi dapat dilakukan dengan mudah, yaitu secara mudah dapat dilakukan dengan membuka program
aplikasi PowerPoint, kemudian menulit teks presentasi yang dikehendaki lalu mewarnai teks, membuat animasi teks, memberi background pada tampilan slide,
memasukkan gambar dan video dengan teknik insert, membuat hyperlink pada media presentasi serta mengevaluasi program media presentasi. Adapun untuk
estitikanya setiap slide harus memperhatikan kesesuaian materi dengan gambar, audio serta video. Warna teks dengan background juga harus memberikan
kenyaman bagi mata, jangan sampai teks tidak terlihat karena backgroundnya. Teks dalam tiap-tiap slide juga harus dirancang agar tidak terlalu banyak dan
memenuhi lembar slide, inti teks yang dipersingkat lebih mudah diterima dan ingat. Oleh sebab itu pembuatan materi pembelajaran dengan media PowerPoint
harus memperhatikan segi kemanfaatan serta keefesiannya, agar media ini menjadi menarik dan tidak membosankan. Seperti contoh dibawah ini:
Gambar 2.1 Slide Persentasi Pembelajaran
37
Rayandra Asyhar, Op. Cit., h. 186.
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa Pendidikan adalah “Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan; proses, perbuatan, cara mendidik”.
38
Sedangkan menurut UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioal Pasal 1:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
39
Untuk mempermudah pembahasan mengenai Pendidikan Agama Islam, terlebih dahulu peneliti akan mengemukakan pengertian tentang Pendidikan pada
umumnya. Untuk lebih jauh memahami tentang definisi Pendidikan, maka peneliti akan mengangkat beberapa pendapat para ahli tentang Pendidikan, yang dapat
diuraikan sebagai berikut; M. Alisuf Sabri yang berjudul Ilmu Pendidikan:
“Pendidikan yaitu suatu ilmu yang memberikan uraian yang lengkap, sistematis, dan metodis tentang
masalah-masalah yang ada kaitannya dengan proses pendidikan. ”.
40
Adapun pengertian lain dari pendidikan menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya yang
berjudul Ilmu Teoritis dan Praktis mengatakan bahwa “Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin
perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah ked ewasaan”.
41
Dari definisi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan adalah suatu proses atau usaha penumpukan pengetahuan dan
38
Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Indah Jaya, Adipratama, Anggota IKAPI, 2009, h. 157.
39
Weinata Sairin, Himpunan Peraturan di Bidang Pendidikan, Bandung: Yrama Widya, 2013, h. 2.
40
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, Cet.I, h. 1.
41
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993, Cet. VI, h. 11.
keterampilan untuk mewujudkan segenap potensi yang ada dalam diri seseorang yang dilakukan dengan sengaja dan terencana, yang dilaksanakan oleh orang
dewasa pendidik untuk merubah sikap dan tata laku anak-anak terdidik, dari tahap maupun prosesnya baik secara jasmani maupun rohani agar tercipta manusia
yang sempurna. Bicara tentang pendidikan, cangkupannya sangat luas sekali. Dalam hal ini peneliti bermaksud untuk membahas mengenai Pendidikan Agama
Islam. Agar mendapatkan gambaran tentang Pendidikan Agama Islam, berikut ini beberapa pendapat tentang definisi Pendidikan Agama Islam, yaitu:
Pendidikan agama Islam adalah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu-ilmu agama islam
sehi ngga ia mampu mengamalkan syari’at islam secara benar sesuai dengan
pengetahuan agama.
42
Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pendidikan Islam, mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan
dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai
pandangan hidup Way of Life.
43
Sedangkan menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pendidikan Agama Islam mengatakan bahwa: “Pendidikan Agama Islam adalah
Upaya sadar dan terencana menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama Islam
dari sumber utamanya kitab suci al- Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.”
44
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah Pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai ajaran Islam dan dilakukan
dengan sadar untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang maksimal dan menyiapkan anak didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
42
Akmal Hawi, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama, Palembang: IAIN Raden Fatah Press,2008, Cet. II, h. 118.
43
Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. VIII, h. 86.
44
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005, Cet. IV, h. 21.
mengimani, bertaqwa, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-
Qur’an dan al-Hadits, agar tidak menguasai ilmu pengetahuan agama saja akan tetapi seluruh aspek kepribadiannya dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam ini dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
siswa menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia yang mencakup etika, budi pekerti, atau
moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. 2.
Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah sesuatu yang diharapkan tercapai
setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai dilaksanakan. Tujuan pengajaran agama Islam itu harus mengandung bahan pelajaran yang bersifat menumbuhkan
dan memperkuat iman, membekali dan memperkaya ilmu agama, membina keterampilan beramal, menuntun dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak
lahir sebagai manusia secara utuh, menumbuhkan dan menumpuk rasa sosial dan sifat-sifat terpuji, dan pemberian pengetahuan dan keterampilan yang dapat
diamalkan dan dikembangkan dalam berbagai lapangan pekerjaan untuk mencari nafkah.
45
Menurut Ramayulis dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pendidikan Agama Islam: “Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt
serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”
46
Sedangkan menurut Mahmud Yunus dalam bukunya yang berjudul Metodik Khusus Pendidikan Agama, yaitu “Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah
mendidik anak supaya menjadi orang Muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan berakhhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang anggota
45
Zakiah Daradjat, dkk., Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, h. 79.
46
Ramayulis, op.cit., h. 22.
masyarakat yang sanggup hiduo diatas kaki sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesame umat manusia
”.
47
Dari uraian yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai tujuan Pendidikan Agama Islam, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari Pendidikan
Agama Islam itu ialah untuk membentuk manusia yang berkepribadian muslim, yakni manusia yang berakhlak dan berbudi luhur sesuai dengan tuntutan agama
Islam, yang taqwa dengan sebenar-benar taqwa kepada Allah swt untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dalam pelaksanaannya tujuan tersebut dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu: Pertama, tujuan operasional. Yaitu suatu tujuan yang dicapai menurut
program yang telah ditentukan dalam kurikulum. Kedua, tujuan fungsional. Tujuan yang telah dicapai dalam arti kegunaannya, baik dari aspek teoritis
maupun aspek praktis, meskipun kurikulum secara operasional belum tercapai.
48
Adapun tujuan akhir Pendidikan Agama Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi
kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan akhirat.
49
3. Landasan Pendidikan Agama Islam
Landasan pendidikan agama Islam dengan segala variabel bersumber pada tiga sumber, yaitu 1 al-
Qur’an, as-sunnah dan ijtihad. al-Qur’an adalah Firman Allah swt berupa wahyu yang disampaikan oleh jibril kepada Nabi Muhammad
saw. as-sunnah adalah perkataan, perbuatan, atau pengkuan Muhammad Rasulullah saw. Ijtihad adalah suatu kreativitas pikiran, perenungan, penalaran,
dan penelitian dari para pakar.
50
Pondasi dan dasar pendidikan Islam adalah sumber ajaran yang jadi rujukan pokok dari segala persoalan pendidikan Islam.
51
Jadi ketiga sumber tersebut menjadi pondasi Pendidikan Agama Islam, jika pondasi tersebut tidak dipatuhi maka PAI akan melencing dan tertolak.
47
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama. Jakarta: PT. Hidayah Karya Agung, 1983. Cet. XII, h. 13.
48
Ibid., h. 43.
49
Muzazin Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. 40.
50
Irpan Abd. Gafar dan Muhammad Jamil B, Op.cit., h. 76.
51
Sanusi Uwes, Op.Cit., h. 6.
4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam sebagai ilmu, mempunyai ruang lingkup yang sangat luas, karena didalamnya terdapat banyak pihak yang terlibat, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Adapun Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Menurut Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama
Islam yaitu “Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, antara lain: Hubungan manusia dengan Allah swt,
Hubungan manusia dengan sesama manusia, Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
”
52
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi lima unsur pokok, yaiu : al-
Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak, dan Tarikh
53
yang hal ini tercakup dalam materi-materi yang akan diajarkan oleh peserta didik sesuai
dengan jenjangnya. 5.
Kaitannya Media Berbasis Komputer dengan Pendidikan Agama Islam Hasil teknologi telah sejak lama dimanfaatkan dalam pendidikan, penemuan
kertas, mesin cetak, radio, film, komputer, dll. Banyak yang diharapkan dari alat- alat teknologi pendidikan untuk membatu mengatasi berbagai masalah
pendidikan, misalnya untuk membantu pelajar menguasai pengetahuan yang sangat pesat berkembang sehingga disebut ekplorasi pengetahuan dengan lebih
efektif dan lebih efisien. Alat-alat teknologi dapat mengubah peranan guru, namun peranan guru
tidak dapat ditiadakan dan akan selalu diperlukan. Mengawinkan “teknologi” dengan “pendidikan” dapat mengejutkan profesi guru, sebab teknologi
diasosiasikan sebagai “mesin” yang dapat menimbulkan bahaya “dehumanisasi” pendidikan, yaitu pendidikan yang “mechanical” yang serba mesin, yang
menghilangkan unsur manusiawi yang selalu terdapat dalam interaksi sosial antara guru dan murid, murid dengan murid. Pengalaman dengan alat teknologi
52
Ramayulis, Metodologi…Op.cit., h. 22.
53
Ramayulis, Metodologi…Ibid., h.23.
membuktikan bahwa dalam proses belajar belajar guru tetap memegang peranan yang sangat penting tidak didominasi oleh teknologi.
54
Pemanfaatan komputer sangat membantu sekali bila dijadikan media pembelajaran, komputer atau CAI Computer Assisted Intruction sebagai alat
pelajaran mempunyai sejumlah keuntungan yaitu: a.
Komputer dapat membantu peserta didik dan guru dalam pelajaran, karena komputer itu sabar, cermat, mempunyai ingatan yang sempurna.
b. CAI banyak memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan segera
seperti membuat hitungan atau memproduksi grafik, gambaran dan memberikan bermacam-macam informasi.
c. CAI dan mengajar guru dapat saling melengkapi. Bila komputer tidak
dapat menjawab pertannyaan peserta didik, dengan sendiri guru akan menjawabnya.
d. Komputer dapat juga menilai hasil setiap peserta didik dengan segera.
55
Dengan menggunakan media dalam pembelajaran pendidikan agama Islam maka akan lebih efisien dan efektif yang menghasilkan belajar bermanfaat dan
bertujuan bagi peserta didik. Perkembangan yang terjadi adalah untuk fokus dalam usaha meningkatkan efektifitas pembelajaran. Adapun manfaatnya
teknologi terhadap proses pembelajaran adalah: a.
Mempercepat proses pembelajaran Peserta didik mampu menghadapi perubahan yang cepat, satu-satunya
cara adalah “belajar secara cepat”. Dengan adanya perubahan yang cepat accelerated change itu perlu diimbangi dengan kecepatan di dalam belajar
accelerated learning. Kecepatan belajar dapat dilakukan antara lain dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut:
1 Belajar bagaimana belajar learning how to learn
2 Memahami dengan baik teknik belajar sendiri natural learning style
3 Memiliki kemampuan dan keterampilan dalam memanfaatkan
teknologi informasi 4
Mengkaji informasi lebih cepat, memahaminya dan diingat dengan baik.
54
Nasution, Op. cit., h. 100.
55
Ibid., h. 110.
b. Meningkatkan kualitas pembelajaran
Dengan diadakannya media berbasis komputer dapat mempercepat proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik student centred. Pengalaman belajar membuat kecakapan hidup yang perlu
dikuasai peserta didik. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
56
Pembelajaran berbasis komputer mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
jenis perangkat
lunak lain
untuk pembelajaran
yang mengakomodasikan keragaman karakteristik peserta didik. Keuntungan
yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer adalah: 1
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah secara individual
2 Menyediakan presentasi yang menarik dengan animasi
3 Menyediakan pemilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam
4 Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar
5 Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan
baik 6
Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan
7 Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang
disajikan mudah dipahami oleh siswa 8
Siswa mendapatkan pengalaman yang bersifat konkret, retensi siswa meningkat.
57
56
Bambang, Wasrita, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 203.
57
Made, Wena, Op.cit., h. 204.
Materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang sudah dijadikan acuan dalam pembelajaran dapat menggunakan Microsoft Office Powerpoint