manusia. Ibadah yang semacam itu, tidak ada kesan dan tidak ada buahnya pada tabiat dan akhlak orang yang mengerjaknnya.
1. Pengaruh Individu
Ibadah bagi Seorang Muslim sangatlah berpengaruh, baik di dunia maupun diakhirat. Untuk memperjelas keterangan di atas, berikut ini penulis akan sampaikan
beberapa poin penting yang menunjukkan besarnya pengaruh positif ibadah dan amal shaleh yang dilaksanakan seorang muslim dalam hidupnya.
a. Membentuk kehidupan dan akhlak seorang muslim dengan corak rabbani, dan
menjadikannya berorientasi kepada Allah SWT dalam segala hal yang dilakukannya, ia melaksanakannya dengan niat seorang abid yang khusus, dan
denga jiwa ruh seorang hamba yang tekun dan tenggelam dalam ibadah, hal ini mendorongnya untuk memperbanyak amalan-amalan
yang bermanfaat, mengerjakan kreativitas yang baik dan segala sesuatu yang memudahkan baginya.
Serta menjalankan kehidupan secara optimal. Hal ini dapat menambahkan depositonya yang berupa amal kebaikan dan taqorrub di sisi Allah Azza wa
jalla.
20
Ibadah juga mengajarkan manusia untuk mengihsankan amal pekerjaan duniawinya,
meningkatkan kualitas
dan menekuninya,
selama ia
mempersembahkan amal ibadah itu hanya kepada Allah, demi mengharapkan ridho dan kebaikan Allah SWT.
b. Memberikan kepada seorang muslim kesatuan orientasi dan kesatuan tujuan
dalam semua aspek kehidupan. ia ridho kepada Allah SWT dalam setiap apa yang dilakukan dan yang ditinggalkannya serta menghadap berorientasi kepada
Rabbnya dengan segenap amal usaha, duniawi dan ukhrowi, tidak ada sikap dikotomi, dilematika dan dualisme dalam keperibadian dan hidupnya.
21
c. Kebahagiaan dan kesenangan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat
Allah Ta’ala berfirman,
20
Yusuf Al-Qardawy, penganter kajian Islam, Jakarta,pustaka Al-Kautsar,1997 hal, 100,
21
ibid, hal 101
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh ibadah, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik di dunia, dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka di akhirat dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan” Q.S. An- Nahl: 97. Para ulama salaf menafsirkan makna “kehidupan yang baik di dunia” dalam
ayat di atas dengan tafsiran “kebahagiaan hidup” atau “rezki yang halal dan baik” dan kebaikan-kebaikan lainnya yang mencakup semua kesenangan hidup yang hakiki.
Sebagaimana orang yang berpaling dari petunjuk Allah dan tidak mengisi hidupnya dengan beribadah kepada-
Nya, maka Allah Ta’ala akan menjadikan hidupnyasengsara di dun
ia dan akhirat. Allah Ta’ala berfirman :
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta” Q.S. Thaaha: 124 d.
Kemudahan semua urusan dan jalan keluar solusi dari semua masalah dan kesulitan yang dihadapi.
Allah SWT berfirman :
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan keluar dalam semua masalah yang dihadapinya, dan memberinya
rezki dari arah yang tidak disangka- sangkanya” Q.S. Ath-Thalaaq:2-3.
Ketakwaan yang sempurna kepada Allah tidak mungkin dicapai kecuali dengan menegakkan semua amal ibadah yang wajib dan sunnah, serta menjauhi semua
perbuatan yang diharamkan dan dibenci oleh Allah Ta’ala. Dalam ayat yang lain Allah berfirman :
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam semua urusannya” Q.S. Ath-Thalaaq:4.
Allah akan meringankan dan memudahkan semua urusannya, serta menjadikan
baginya jalan keluar dan solusi yang segera menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
e. Penjagaan dan taufik dari Allah Ta’ala.
Apabila kita menunaikan hak-hak Allah dengan selalu beribadah kepada-Nya, serta menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka Allah akan
selalu bersama kita dengan selalu memberi pertolongan dan taufik-Nya kepadamu.
f. Kemanisan dan kelezatan iman, yang merupakan tanda kesempurnaan iman
Sesorang akan merasaklan manis dan lezatnya iman apaila ia ridho Allah sebagai Tuhannya, islam sebagai agamanya dan Nabi Muhammad SAW sebagai
Rasullnya. Karena dengan keridhoannya itu ia akan ikhlas melaksanakan ibadah dan amalan-amalan yang telah diperintahkan oleh Allah dan asul-Nya, tanpa ada rasa
berat dan rasa terpaksa. Sifat inilah yang dicontohkan oleh para sahabat Rasulullah SAW, yang semua itu
mereka capai dengan taufik dari Allah SWT, karena ketekunan dan semangat mereka dalam menjalankan ibadah dan ketaatan k
epada Allah Ta’ala. Allah SWT berfirman:
“Tetapi Allah menjadikan kamu sekalian wahai para sahabat cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu
benci kepada kekafiran, kefasikan dan perbuatan maksiat.Mereka itulah orang-orang
yang mengikuti jalan yang lurus.” QS al-Hujuraat:7. g.
Keteguhan iman dan ketegaran dalam berpegang teguh dengan agama Allah Allah Ta’ala berfirman,
“ Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan Ucapan yang teguh, dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang
zalim dan memperbuat apa yang D ia kehendaki.”Q.S. Ibrahim: 2
Fungsi ibadah mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka dengan taufik dari Allah Ta’ala orang yang beriman tidak akan mau berpaling dari keimanannya, karena
mereka merasakan manisan dan nikmatan iman.Walaupun cobaan dan penderitaan datang
silih berganti,
bahkan semua
cobaan tersebut
menjadi ringan
baginya. Gambaran inilah yang terjadi pada para sahabat Rasulullah shallallahu „alaihi
wa sallam dalam keteguhan mereka sewaktu mempertahankan keimanan mereka menghadapi permusuhan dan penindasan dari orang-orang kafir Quraisy, di masa
awal Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam mendakwahkan Islam.
2. Pengaruh Sosial