Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari Al- Bersifat supra rasional di atas jangkauan akal artinya ibadah bentuk ini

kepada Allah SWT sebagai Tuhan dan Zat tempat ia kembali. 10 Ibadah yang dituntut Islam bukan saja sebagai jalan untuk pengabdian semata, akan tetapi mengabdikan diri kepada Allah SWT bisa dijadikan sebagai metodologi psikoterapi yang mampu merawat dan mengobati fenomena-fenomena gangguan psikosis, neurosis, stress depresi dan gangguan mental lainnya. Dengan kata lain, ibadah yang menjadi amalan individu, bukanlah bertujuan mengagungkan Allah semata, tetapi ibadah lebih kepada peningkatan atas nilai-nilai spiritualitas, yaitu dengan memberikan latihan rohani yang kontitunitas. Ibadah adalah upaya mewujudkan ketenangan, kedamaian, kebahagiaan, dan kesehatan mental.Semua agama, termasuk agama penyembah berhala sekalipun, terdapat berbagai macam ibadah yang beraneka ragam bentuk, syarat dan tujuan-tujuannya.Islam menjadikan ibadah sebagai sarana untuk mensucikan jiwa dari segala dosa dan kejahatan.

D. Macam-macam ibadah

Praktek ibadah sangatlah beragam, tergantung dari sudut mana kita meninjaunya,kalau penulis perhatikanjenis ibadah,maka penulis dapat mengklasifikasikannya dalam beberapa bagian, yang dilihat dari beberapa sudut pandang. Ditinjau dari jenisnya, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua jenis, dengan bentuk dan sifat yang berbeda antara satu dengan lainnya 11

1. Ibadah Mahdloh

Ibadah mahdloh atau ibadah khusus ialah ibadah yang telah ditetapkan Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-perinciannya. Adapun jenis ibadah yang termasuk ibadah mahdloh adalah: wudhu, tayammum, mandi hadats, shalat, shiyam Puasa , haji, umrah. Ibadah bentuk ini memiliki 4 prinsip:

a. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari Al-

Qur’an maupun Al-Sunnah, jadi merupakan otoritas wahyu, dan keberadaannya 10 Ibid,hal 74 11 Muhammad Alim, Pendidikan agama islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2006, Hal. 144. tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika. Seperti Firman Allah SWT:     ...... “…dirikanlah Shalat dan tunaikanlah zakat… . Q.S. An-Nissa: 77                “ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, Q.S. Al- Baqaah: 183 b. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw. Salah satu tujuan diutusnya rasul oleh Allah SWT adalah untuk memberikan contoh, 12 hal tersebut sekaligus dijelaskan oleh Rasulullah SAW. “ Kerjakanlah shalat sebagaimana kamu melihatku melakukannya.” 13            .... “Dan apa saja yang dibawakan Rasul kepada kamu maka ambillah, dan apa yang dilarang, maka tinggalkanlah”…Q.S. Al-Hasyr : 7.

c. Bersifat supra rasional di atas jangkauan akal artinya ibadah bentuk ini

bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal, melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri’. Shalat, adzan, tilawatul Quran, dan ibadah mahdhah lainnya, keabsahannnya 12 Ibid, hal 145 13 Imam Abi Abdillah Muhammad bin ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari Al Ju”fi, Shahih Al-Bukhari, no hadis 595. bukan ditentukan oleh mengerti atau tidak, melainkan ditentukan apakah sesuai dengan ketentuan syari’at, atau tidak. Atas dasar ini, maka ditetapkan oleh syarat dan rukun yang ketat.

d. Azasnya “taat”, yang dituntut dari seorang hamba dalam melaksanakan ibadah