kepada Pemohon II berupa 5 gram emas dan seperangkat alat sholat. Saksi juga tidak mengetahui mengapa pernikahan antara Pemohon I dan
Pemohon II pada akhirnya tidak tercatat di Kantor Urusan Agama KUA.
C. Pertimbangan Hukum
Menimbang, bahwa alasan yang dikemukakan Para Pemohon sebagaimana dalam permohonannya tersebut menyatakan bahwa Pemohon I dengan Pemohon II
pada tanggal 22 Agustus 2004 telah melangsungkan pernikahan, pernikahan tersebut dilangsungkan secara agama Islam dengan memakai wali ayah kandung, dengan
disaksikan oleh saksi-saksi, berijab qabul dan maskawinnya berupa emas seberat 5 lima gram dan juga seperangkat alat sholat, akan tetapi akta nikah dari KUA tidak
keluar sebab pernikahan tersebut tidak tercatat di KUA tersebut walaupun dilangsungkan di hadapan Penghulu KUA, oleh karena itu untuk kepentingan
pengurusan administrasi di tempat Pemohon bekerja, mohon kepada Majelis Hakim agar Menetapkan bahwa perkawinan antara Pemohon I dengan Pemohon II adalah
SAH. Menimbang, bahwa perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nikah
yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah, akan tetapi untuk perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan perkawinan menurut
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 dapat diajukan permohonan Itsbat Nikah, oleh karena itu permohonan pemohon tersebut dapat diperiksa.
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, bahwa perkawinan itu sah apabila dilakukan menurut hukum masing-
masing agamanya dan kepercayaannya itu. Menimbang, bahwa perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan,
yaitu akad yang sangat kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah, dan sahnya perkawinan dalam Islam
apabila terpenuhi syarat dan rukunnya. Menimbang, bahwa dari keterangan Pemohon I dan Pemohon II diatas, yang
dikuatkan oleh bukti-bukti surat dan keterangan 2 dua orang saksi dapat disimpulkan bahwa: Telah terjadi perkawinan menurut hukum agama Islam antara
Pemohon I dan Pemohon II. Pelaksanaan pernikahan tersebut telah memenuhi syarat dan rukun nikah, dengan wali ayah kandung. Pernikahan tersebut dilaksanakan
dirumahnya Penghulu salah seorang Ustadz di wilayah Gambir Kota Jakarta. Bahwa persyaratan untuk terdaftarnya sebuah perkawinan di Kantor Urusan Agama telah
dipenuhi oleh Pemohon I dan Pemohon II yang dibuat pada tanggal 24 Agustus 2004, sesuai ketentuan Pasal 8 ayat 1 huruf c PMA No. 2 Tahun 1990 Model N.1, N.2,
dan N. 4. Bahwa setelah sekian lama akta nikah ditunggu oleh Pemohon I dan Pemohon II ternyata karena Satu dan lain hal akta nikah dari KUA tidak keluar dan
persyaratan tersebut tertahan di rumah yang mengurus pendaftaran dan tidak sampai ke penghulu, kemudian pihak KUA menyarankan agar perkawinan Pemohon I dan
Pemohon II dimohonkan ke Pengadilan Agama Jakarta Pusat untuk diitsbatkan.
Menimbang, bahwa ternyata perkawinan Pemohon I dan Pemohon II tidak tercatat di Kantor Urusan Agama, sedangkan Pemohon memerlukannya untuk
memenuhi administrasi kepegawaian di kantornya selain untuk pegangan dan untuk kepentingan lainnya, maka sesuai dengan penjelasan dari ketentuan pasal 49 ayat 2
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan pasal 7 ayat 3 huruf e Kompilasi Hukum Islam,
maka permohonan Pemohon tersebut patut dikabulkan dengan menetapkan bahwa perkawinan Pemohon I dan Pemohon II yang dilangsungkan pada tanggal 22 Agustus
2004 adalah sah. Mengingat, pasal-pasal di atas dan peraturan perundang-undangan serta hukum syara yang berkaitan dengan perkara ini maka:
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon I dan Pemohon II.
2. Menetapkan perkawinan antara Pemohon I dan Pemohon II yang
dilangsungkan di wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan Gambir Kota Jakarta pada tanggal 22 Agustus 2004 adalah sah.
3. Membebankan biaya perkara sebesar Rp. 161.000,- seratus enam puluh
satu ribu rupiah kepada Pemohon. Demikian penetapan ini dijatuhkan dalam sidang permusyawaratan Majelis
Hakim pada hari Kamis tanggal 31 Desember 2009, bertepatan dengan tanggal 14 Muharram 1431 H. Oleh kami Drs. H. Uyun Kamiluddin, SH.,MH., yang ditunjuk
oleh Ketua Pengadilan Agama Jakarta Pusat Sebagai Hakim Ketua, Drs. H. Achmadi, SH., dan Dra. Hj. Nuroniah, SH,. M.H,. masing-masing sebagai Hakim Anggota,
puyusan mana pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri Drs. H. Kamaluddin, SH., MH., sebagai Panitera Pengganti serta
dihadiri oleh Pemohon I dan Pemohon II.
D. Analisa Hukum